Ass.Wr.Wb.

Tiada kata mesra dan yg akan membahagiakan seorang
wanita kecuali kata2 "terimakasih sayang..",..atas
apa2 yg telah dilakukannya pada seorang pria.

Tiada kata yg sgt didambakan oleh seorang pria dr
seorang wanita,..kecuali kata2 "sayang,..aku kagum
padamu.."

Tiada kata yg sgt diharapkan oleh dua orang yg saling
berkasih sayang,.kecuali kata2 "Aku mencintaimu,..spi
kapanpun..dan apapun yg terjadi terhadap dirimu,.."

Seorang wanita yg shalehah yg diharapkannya dr
suaminya,..tidak lain dan tidak bukan hanyalah
keridhaan dari pasangannya.Cinta..kasih
sayang,..perhatian,..kepengertian,penghargaan atas
jerih payahnya mengurus rumahtangga,..mendidik
anak2,..dan tetek bengek lainnya..dan kemanjaan
darinya.

Sebagaimana seorang lelaki mengharapkan
perhatian,..kasih sayang,..dan kemanjaan, kelemah
lembutan,pelayanan,.kepercayaan dari pasangannya,tidak
selalu mencurigainya,..krn kecurigaan membuat
pertengkaran yg takkan pernah habis2nya,..malah akan
membawa bencana bagi rumah tangga,..cepat tua bagi
sang istri,..dan kekesalan bagi sang suami.Dimana ia
letih mencari nafkah,..dgn keringat yg selalu mengucur
di tubuhnya.

kalau ingin hidup itu aman damai dan sentosa,..bahagia
lahir dan bathin,..dunia akhirat,..jalani saja hidup
ini apa adanya,..banyak beribadah,..dan lakukan semua
pekerjaan baik itu ikhlas,..lillahi ta'ala semata.

Manusia yg tingkat kecintaannya pada sang Khalik sdh
cukup tinggi,..maka apapun problema yg
dihadapinya,..akan terasa ringan.Hubungan sesama
manusia dpt terjalin dgn baik,tak punya rasa
dendam,..iri,..hasad,etc..etc....suka menolong sesama
insan yg sama2 berkelana di permukaan bumi nan fana
ini,..semua berlandaskan krn mencari keridhaan Allah
semata.

Sangat sulit menerapkan sesuatu yg baik itu,..kecuali
dgn pengalaman hidup dan kebiasaan baik yg selalu
dilakukan sepanjang masa.Perbuatan baik,..yg tak kan
pernah pudar di telan masa,..tak kekang dan tak lapuk
dek sengatan matahari,ataupun hujan deras.

Wassalam.Rahima.

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:
> 
> 
> Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta
> By M. Fauzil Adzim
> 
> Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah
> sejenak. Lihatlah istri Anda yang sedang terbaring
> letih menemani bayi Anda. Tataplah wajahnya yang
> masih
> dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian
> ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirah
> barang sekejap, Kalau saja tak ada air wudhu yang
> niembasahi wajah itu setiap hari, barangkali
> sisa-sisa
> kecantikannya sudah tak ada lagi.
> 
> Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat
> Anda sudah bisa merasakan betapa segar udara pagi,
> Tubuh letih istri Anda barangkali belum benar benar
> menemukan kesegarannya. Sementara anak-anak sebentar
> lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan
> telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya
> dengan pipis tak habis-habis. Baru berganti pakaian,
> sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri Anda
> pula yang harus mencucinya.
> 
> Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan
> tenang
> dia? Masihkah Anda memimpikan tentang seorang yang
> akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya
> seperti kisah dari negeri dongeng sementara di saat
> yang sama Anda menuntut dia untuk menjadi istri yang
> penuh perhatian, santun dalam bicara, lulus dalam
> memilih kata serta tulus dalam menjalani tugasnya
> sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang
> sesungguhnya bukan kewajiban istri tetapi dianggap
> sebagai kewajibannya.
> 
> Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan
> tentang seorang perempuan yang sempurna, yang selalu
> berlaku halus dan lembut? Tentu saja saya tidak
> tengah
> mengajak Anda membiarkan istri kita membentak
> anak-anak dengan mata rnembelalak. Tidak. Saya hanya
> ingin mengajak Anda melihat bahwa tatkala tubuhnya
> amat letih, sementara kita tak pernah menyapa
> jiwanya,
> maka amat wajar kalau ia tidak sabar. begitu pula
> manakala matanya yang mengantuk tak kunjung
> memperoleh
> kesempatan untuk tidur nyenyak sejenak, maka
> ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat itulah
> jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita
> rnenjerit karena cubitannva yanq bikin sakit.
> 
> Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang
> tak
> boleh bermanja-manja secara kekanak-kanakan, apalagi
> sampai cengeng. Tetapi istri shalihah tetaplah
> manusia
> yang membutuhkan penerimaan. Ia juga
> butuh diakui, meski tak pernah meminta kepada Anda.
> Sementara gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada,
> butuh telinga yang mau mendengar. Kalau kegelisahan
> jiwanya tak perna menemukan muaranya berupa
> kesediaan
> untuk mendengar, atau ia tak pernah Anda akui
> keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan
> siapa-siapa kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba
> meledak. Jangankan istri kita yang suaminya tidak
> terlalu istimewa, istri Nabi pun pernah mengalami
> situasi-situasi yang penuh ledakan, meski yang
> membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi Saw. tak
> mau mendengar melainkan semata karena dibakar api
> kecemburuan. Ketika itu, Nabi Saw. hanya diam
> menghadapi 'Aisyah yang sedang cemburu seraya
> memintanya untuk mengganti mangkok yang dipecahkan.
> 
> Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita.
> Ketika kita menginginkan ibu anak-anak kita selalu
> lembut dalam mengasuh, maka bukan hanya nasehat yang
> perlu kita berikan. Ada yang lain. Ada kehangatan
> yang
> perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin,
> apalagi
> beku, dalam menghadapi anak-anak setiap hari, Ada
> penerimaan yang perlu kita tunjukkan agar anak-anak
> itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk
> memperoleh kedamaian, cinta dan kasih-sayang. Ada
> ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan
> dan
> pikirannya, agar ia masih tetap memiliki energi
> untuk
> tersenyum kepada anak-anak kita. Sepenat apa pun ia.
> 
> Ada lagi yang lain: pengakuan. Meski ia tidak pernah
> menuntut, tetapi mestikah kita menunggu sampai
> mukanya
> berkerut-kerut. Karenanya, marilah kita kembali ke
> bagian awal tulisan ini. Ketika perjalanan waktu
> telah
> melewati tengah malam, pandanglah istri Anda yang
> terbaring letih itu. lalu pikirkankah sejenak, tak
> adakah yang bisa kita lakukan sekedar Untuk menqucap
> terima kasih atau menyatakan sayang? Bisa dengan
> kata
> yang berbunga-bunga, bisa tanpa kata. Dan sungguh,
> lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya.
> Tubuh
> yang letih itu, alangkah bersemangatnya jika disaat
> bangun nanti ada secangkir minuman hangat yang
> diseduh
> dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta.
> Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka,
> "Ada
> secangkir minuman hangat untuk istriku. Perlukah aku
> hantarkan untuk itu?"
> 
> Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa Anda
> lakukan. Mungkin sekedar membantunya menyiapkan
> sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin juga dengan
> tindakan-tindakan lain, asal tak salah niat kita.
> Kalau kita terlibat dengan pekerjaan di dapur,
> rnemandikan anak, atau menyuapi si mungil sebelum
> mengantarkannya ke TK, itu bukan karena
> gender-friendly; tetapi semata karena mencari ridha
> Allah. Sebab selain niat ikhlas karena Allah, tak
> ada
> artinya apa yang kila lakukan. Kita tidak akan
> mendapati amal-amal kita saat berjumpa dengan Allah
> di
> yaumil-kiyamah. Alaakullihal, apa yang ingin Anda
> lakukan, terserah Anda. Yang jelas, ada pengakuan
> untuknya, baik lewat ucapan terima kasih atau
> tindakan
> yang menunjukkan bahwa dialah yang terkasih. Semoga
> dengan kerelaan kita untuk menyatakan terima-kasih,
> tak ada airmata duka yang menetes dari kedua
> kelopaknya.  Semoga dengan kesediaan kita untuk
> membuka telinga baginya, tak ada lagi istri yang
> berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karena
> merasa tak didengar.
> 
> Dan semoga pula dengan perhatian yang kita berikan
> kepadanya, kelak istri kita akan berkata tentang
> kita
> sebagaimana Bunda 'Aisyah radhiyallahu anha berucap
> tentang suaminya, Rasulullah Saw., "Ah,
> semua perilakunya menakjubkan bagiku."
> 
> Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang
> terbaring
> letih, sesudah engkau perhatikan gurat-gurat penat
> di
> wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak untuk
> meneruskan
> istirahnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa
> mengusik tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut
> untuknya.
> 
> Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang
> dan
> cinta yang tak lekang oleh perubahan, Semoga engkau
> termasuk laki-laki yang mulia, sebab tidak
> memuliakan
> wanita kecuali laki-laki yang mulia.
> 
> Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu.
> Marilah kita ingat kembali ketika Rasulullah Saw.
> berpesan tentang istri kita. "Wahai manusia,
> sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian
> sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka.
> Ketahuilah,"kata Rasulullah Saw.
> 
> melanjutkan, 'kalian mengambil wanita itu sebagai
> amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan
> mereka dengan kitab Allah. Takutlah kepada Allah
> dalam
> mengurus istri kalian. Aku wasiatkan atas
> kalian untuk selalu berbuat baik. " Kita telah
> mengambil istri kita sebagai amanah dari Allah.
> Kelak
> kita harus melaporkan kepadaAllah Taala bagairnana
> kita menunaikan amanah dari-Nya kah kita
> mengabaikannya sehingga gurat-guratan dengan cepat
> rnenggerogoti wajahnya, jauh awal dari usia yang
> sebenarnya? Ataukah, kita sempat tercatat selalu
> berbuat baik bentuk istri, Saya tidak tahu.
> Sebagaimana saya juga tidak tahu apakah sebagai
> suami
> Saya sudah cukup baik jangan-jangan tidak ada
> sedikit
> pun kebaikan di mata istri. Saya hanya berharap
> istri
> saya benar-banar memaafkan kekurangan saya
> sebagai suami. indahya, semoga ada kerelaan untuk
> menerima apa adanya. Hanya inilah ungkapan sederhana
> yang kutuliskan untuknya. Semoga Anda bisa menerima
> ungkapan yang lebih agung untuk istri Anda.
> 
> 
> 
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
HotJobs - Search Thousands of New Jobs
http://www.hotjobs.com

RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe,
anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini.

Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: 
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
===============================================

Kirim email ke