Saluik ambo ka kawan-kawan ambo nan karyawan Semen Padang tu. Bank Mandiri tu iyo paralu diagiah pangajaran ngak sakali tumah. Kalau paralu SP ndak usah pakai nyo lai. Salamaik bajuang sanak, kalau masih kurang pitih tu krim barita ka ambo he he.
 
Salam,
dn
-----Original Message-----
From: Hayatun Nismah Rumzy <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Friday, August 16, 2002 8:38 AM
Subject: [RantauNet] Tambahan Berita PT SP

 Kalau sudah pernah lihat atau dengar dihapus saja - Trims

Liputan6.com, Padang: Ribuan karyawan PT Semen Padang menggalang dana untuk membayar utang perusahaan kepada Jamsostek sebesar Rp 200 miliar. Mereka mengumpulkan uang simpanan dan meminjamkannya kepada perusahaan untuk membayar utang yang jatuh tempo pada hari ini. "Penggalangan dana dilakukan karena pinjaman kredit Bank Mandiri sebesar Rp 500 miliar tak juga cair," kata Ketua Forum Komunikasi Karyawan Semen Padang Munadi Arifin di Padang, Sumatra Barat, Kamis (15/8) [baca: Karyawan PT Semen Padang Menalangi Utang Perusahaan]

Menurut Munadi Arifin, para karyawan meminjamkan uang dengan jangka waktu enam bulan dan bunga 20 persen. Karyawan bisa meminjamkan uangnya karena sebelumnya mereka menarik tabungan di Bank Mandiri Cabang Indarung, yang berada di lingkungan PT Semen Padang. Akibatnya, sempat terjadi aksi penarikan dan penutupan rekening karyawan secara besar-besaran di Bank Mandiri.

Dari pengamatan SCTV, penggalangan dana yang dilakukan karyawan terkumpul dana sebesar Rp 114 miliar. Jumlah ini masih kurang Rp 110 miliar dari dana yang dibutuhkan. Menurut rencana, dengan dana yang terkumpul, karyawan akan bernegosiasi dengan Direksi Jamsostek untuk menjadwalkan kembali pelunasan utang.

Sementara itu, PT Semen Padang hari ini membayar sebagian pinjaman dalam bentuk surat utang jangka menengah pada PT Jamsostek sebesar Rp 100 miliar. Menurut Direktur Utama Semen Padang Ikhdan Niyar, uang Rp 100 miliar diperoleh dari dana internal perseroan, termasuk tagihan dari distributor dan pembeli. Ia berjanji akan membicarakan sisa utang dengan Direksi Jamsostek dalam waktu dekat ini.

Persoalan ini mencuat ketika Bank Mandiri secara mendadak menunda pencairan kredit investasi sebesar Rp 500 miliar, 13 Agustus silam. Akibatnya, Semen Padang kesulitan membayar sejumlah tagihan, termasuk utang pada ABN Amro sebesar Rp 300 miliar yang jatuh tempo pada 20 Agustus mendatang. Tersiar kabar, penundaan pencairan pinjaman Bank Mandiri karena intervensi pemegang saham mayoritas agar Semen Padang pailit.

Ikhdan mengungkapkan, sebenarnya pencairan kredit dari Bank Mandiri tak perlu menunggu rapat umum pemegang saham obligasi. Sebab, pinjaman tersebut termasuk program pendanaan ulang yang hanya perlu mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.(ULF/Tim Liputan 6 SCTV).

 

Liputan6.com, Jakarta: Pengambilalihan PT Semen Padang akan memperburuk kepercayaan investor terhadap Indonesia. Sebab, hal itu akan memicu ketidakpastian program privatisasi Badan Usaha Milik Negara di Indonesia. Pendapat itu dikemukakan Ekonom Senior Bank Dunia Vikram Nehru, di Jakarta, Senin (5/11).

Menurut Nehru, Bank Dunia merekomendasikan agar privatisasi PT Semen Gresik untuk menutup defisit anggaran 2001 tetap dilaksanakan sesuai rencana. Untuk itu, lanjut Nehru, pemerintah Indonesia segera menyelesaikan kasus pengambilalihan Semen Padang yang dilakukan Pemerintah Daerah Sumatra Barat. Dengan begitu, kasus itu tak mer usak iklim investasi yang diperlukan indonesia untuk memulihkan perekonomian nasional.

Sementara itu, pertemuan antara Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi dan Pemda Sumbar berjalan alot. Hal itu diakui Laksamana. Karena itu, ia mengaku akan berkunjung ke Sumbar untuk menyelesaikan masalah ini. Memang, sejak semula pemerintah pusat menyayangkan pengambilalihan PT Semen Padang dari PT Semen Gresik. Sebab, pemerintah berencana melepas 51 persen saham PT Semen Gresik ke Cemex. Soalnya, dari hasil privatisasi itu, pemerintah akan memperoleh dana segar sekitar Rp 5 triliun.(AWD/Tim Liputan 6 SCTV)
0

Liputan6.com, Padang: Penelitian ulang isi perjanjian dengan Cemex adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang melingkupi PT Semen Gresik dan Semen Padang. Apabila terdapat kelemahan, maka bisa dipergunakan untuk memperbaiki posisi tawar dengan perusahaan asal Meksiko itu. Jika tak ada kelemahan, Indonesia harus menghormati perjanjian tersebut. Pendapat itu dikemukakan pengamat ekonomi Faisal Basri, di Jakarta, baru-baru ini.

Berbeda dengan Faisal, Ketua Komisi II DPR Agustin Teras Narang menyarankan masyarakat Sumatra Barat dapat menyelesaikan kasus pengambilalihan PT Semen Padang sesuai dengan jalur hukum yan g berlaku, sehingga tak terkesan sewenang-wenang. Tapi, menurut dia, alangkah baiknya jika permasalah itu diserahkan kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. Sebab, pemerintahlah yang paling mengetahui isi perjanjian antara PT Semen Padang dan Cemex.(AWD/Tim Liputan 6 SCTV)

 

Liputan6.com, Padang: Masyarakat Kenagarian Lubuk Kilangan Padang (MKLKP), Sumatra Barat, mengundurkan diri dari keanggotaan Tim Spin Off atau tim pemisahan saham PT Semen Padang. Para anggota MKLKP menilai tim lebih banyak berjuang untuk kepentingan pribadi ketimbang memperjuangkan masyarakat. Demikian dinyatakan juru bicara MKLKP H. Zainal Abidin, di Padang, Sumbar, baru-baru ini.

Zainal mengatakan Tim Spin Off--tim yang dibentuk DPRD Sumbar--tak pernah menerima aspirasi warga. Buktinya, usulan pemberian kontribusi tetap kepada nagari senilai lima rupiah per kilo gram semen tak diin dahkan. Sementara itu, DPRD Kota Padang juga menyatakan tak akan mengikuti rencana Tim Spin Off berangkat ke Jakarta, pekan depan. Menurut Wakil Ketua Komisi A Bidang Pemerintahan Makmur Lubuk, sejak awal, mereka tak pernah dilibatkan dalam setiap dialog untuk membahas masalah pemisahan saham Semen Padang dari Semen Gresik[baca: DPR Meminta Semen Padang-Gresik Dicerai].(KEN/Denni Risman dan Aldian)

)



Do You Yahoo!?
HotJobs, a Yahoo! service - Search Thousands of New Jobs

Kirim email ke