Kalau sudah pernah lihat atau dengar dihapus saja - Trims
Liputan6.com,
Padang:
Ribuan karyawan PT Semen Padang menggalang dana untuk membayar utang
perusahaan kepada Jamsostek sebesar Rp 200 miliar. Mereka mengumpulkan uang
simpanan dan meminjamkannya kepada perusahaan untuk membayar utang yang jatuh
tempo pada hari ini. "Penggalangan dana dilakukan karena pinjaman kredit Bank
Mandiri sebesar Rp 500 miliar tak juga cair," kata Ketua Forum Komunikasi
Karyawan Semen Padang Munadi Arifin di Padang, Sumatra Barat, Kamis (15/8)
[baca: Karyawan PT Semen Padang Menalangi Utang
Perusahaan]
Menurut
Munadi Arifin, para karyawan meminjamkan uang dengan jangka waktu enam bulan
dan bunga 20 persen. Karyawan bisa meminjamkan uangnya karena sebelumnya
mereka menarik tabungan di Bank Mandiri Cabang Indarung, yang berada di
lingkungan PT Semen Padang. Akibatnya, sempat terjadi aksi penarikan dan
penutupan rekening karyawan secara besar-besaran di Bank Mandiri.
Dari pengamatan
SCTV, penggalangan dana yang dilakukan karyawan terkumpul dana sebesar
Rp 114 miliar. Jumlah ini masih kurang Rp 110 miliar dari dana yang
dibutuhkan. Menurut rencana, dengan dana yang terkumpul, karyawan akan
bernegosiasi dengan Direksi Jamsostek untuk menjadwalkan kembali pelunasan
utang.
Sementara itu, PT Semen
Padang hari ini membayar sebagian pinjaman dalam bentuk surat utang jangka
menengah pada PT Jamsostek sebesar Rp 100 miliar. Menurut Direktur Utama Semen
Padang Ikhdan Niyar, uang Rp 100 miliar diperoleh dari dana internal
perseroan, termasuk tagihan dari distributor dan pembeli. Ia berjanji akan
membicarakan sisa utang dengan Direksi Jamsostek dalam waktu dekat ini.
Persoalan ini mencuat
ketika Bank Mandiri secara mendadak menunda pencairan kredit investasi sebesar
Rp 500 miliar, 13 Agustus silam. Akibatnya, Semen Padang kesulitan membayar
sejumlah tagihan, termasuk utang pada ABN Amro sebesar Rp 300 miliar yang
jatuh tempo pada 20 Agustus mendatang. Tersiar kabar, penundaan pencairan
pinjaman Bank Mandiri karena intervensi pemegang saham mayoritas agar Semen
Padang pailit.
Ikhdan mengungkapkan,
sebenarnya pencairan kredit dari Bank Mandiri tak perlu menunggu rapat umum
pemegang saham obligasi. Sebab, pinjaman tersebut termasuk program pendanaan
ulang yang hanya perlu mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam
RUPS.(ULF/Tim Liputan 6 SCTV).
Liputan6.com,
Jakarta:
Pengambilalihan PT Semen Padang akan memperburuk kepercayaan investor terhadap
Indonesia. Sebab, hal itu akan memicu ketidakpastian program privatisasi Badan
Usaha Milik Negara di Indonesia. Pendapat itu dikemukakan Ekonom Senior Bank
Dunia Vikram Nehru, di Jakarta, Senin (5/11).
Menurut Nehru, Bank
Dunia merekomendasikan agar privatisasi PT Semen Gresik untuk menutup defisit
anggaran 2001 tetap dilaksanakan sesuai rencana. Untuk itu, lanjut Nehru,
pemerintah Indonesia segera menyelesaikan kasus pengambilalihan Semen Padang
yang dilakukan Pemerintah Daerah Sumatra Barat. Dengan begitu, kasus itu tak
mer usak iklim investasi yang diperlukan indonesia untuk memulihkan
perekonomian nasional.
Sementara itu, pertemuan
antara Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi dan Pemda Sumbar berjalan alot.
Hal itu diakui Laksamana. Karena itu, ia mengaku akan berkunjung ke Sumbar
untuk menyelesaikan masalah ini. Memang, sejak semula pemerintah pusat
menyayangkan pengambilalihan PT Semen Padang dari PT Semen Gresik. Sebab,
pemerintah berencana melepas 51 persen saham PT Semen Gresik ke Cemex.
Soalnya, dari hasil privatisasi itu, pemerintah akan memperoleh dana segar
sekitar Rp 5 triliun.(AWD/Tim Liputan 6 SCTV)0
Liputan6.com,
Padang:
Penelitian ulang isi perjanjian dengan Cemex adalah jalan terbaik untuk
menyelesaikan permasalahan yang melingkupi PT Semen Gresik dan Semen Padang.
Apabila terdapat kelemahan, maka bisa dipergunakan untuk memperbaiki posisi
tawar dengan perusahaan asal Meksiko itu. Jika tak ada kelemahan, Indonesia
harus menghormati perjanjian tersebut. Pendapat itu dikemukakan pengamat
ekonomi Faisal Basri, di Jakarta, baru-baru ini.
Berbeda dengan Faisal,
Ketua Komisi II DPR Agustin Teras Narang menyarankan masyarakat Sumatra Barat
dapat menyelesaikan kasus pengambilalihan PT Semen Padang sesuai dengan jalur
hukum yan g berlaku, sehingga tak terkesan sewenang-wenang. Tapi, menurut dia,
alangkah baiknya jika permasalah itu diserahkan kepada pemerintah dalam hal
ini Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. Sebab, pemerintahlah yang
paling mengetahui isi perjanjian antara PT Semen Padang dan Cemex.(AWD/Tim
Liputan 6 SCTV)
Liputan6.com,
Padang:
Masyarakat Kenagarian Lubuk Kilangan Padang (MKLKP), Sumatra Barat,
mengundurkan diri dari keanggotaan Tim Spin Off atau tim pemisahan
saham PT Semen Padang. Para anggota MKLKP menilai tim lebih banyak berjuang
untuk kepentingan pribadi ketimbang memperjuangkan masyarakat. Demikian
dinyatakan juru bicara MKLKP H. Zainal Abidin, di Padang, Sumbar, baru-baru
ini.
Zainal mengatakan Tim
Spin Off--tim yang dibentuk DPRD Sumbar--tak pernah menerima aspirasi warga.
Buktinya, usulan pemberian kontribusi tetap kepada nagari senilai lima
rupiah per kilo gram semen tak diin dahkan. Sementara itu, DPRD Kota Padang
juga menyatakan tak akan mengikuti rencana Tim Spin Off berangkat ke Jakarta,
pekan depan. Menurut Wakil Ketua Komisi A Bidang Pemerintahan Makmur Lubuk,
sejak awal, mereka tak pernah dilibatkan dalam setiap dialog untuk membahas
masalah pemisahan saham Semen Padang dari Semen Gresik[baca: DPR Meminta Semen Padang-Gresik
Dicerai].(KEN/Denni Risman dan Aldian)
)
Do You Yahoo!?
HotJobs,
a Yahoo! service - Search Thousands of New Jobs