Dari dapua subalah ( Harun Mubarok
)
Hiburan Sejati, Bagaimana
Memilikinya?
Syarat bagi ketenangan hati ialah
keperluan asasinya diisi yaitu iman. Orang yang beriman akan mendapat kepuasan
dengan hiburan yang berbekas di hati.
Hiburan yang sejati puncaknya adalah
hati yang tenang. Syarat bagi ketenangan hati ialah keperluan asasinya diisi,
yaitu iman. Orang beriman akan mendapat kepuasan dengan hiburan yang berbekas
pada hati. Artinya, jika hati benar-benar disuburkan dengan iman, maka hati pun
akan terhibur. Inilah hiburan sejati bagi orang-orang beriman:
1. Berhubungan dengan Allah dengan
sholat dan mendengar lantunan azan. Rasulullah saw bersabda, " Wahai Bilal,
tenangkan kami dengan azanmu." Hanya dengan sholat , hati orang yang bertaqwa
sudah terhibur sebagaimana sabda Rasulullah saw: "Sejuk mataku di dunia dengan
solat." Hati orang-orang bertaqwa terhibur dengan sholatnya karena mereka merasa
seolah-olah sedang berbisik-bisik, bermesra, mengadu dan merintih dengan kekasih
hatinya. Siapa yang tidak merasa terhibur kalau sudah bersama
kekasih?
2. Melaksanakan perintah Allah.
Apabila melaksanakan perintah Allah, orang-orang beriman akan terhibur kerana
merasakan perintah itu datangnya dari kekasih hati. Bila yang memerintahnya
adalah kekasih, apa lagi yang ingin disusah-susahkan? Kalau sudah cinta, lautan
api akan diseberangi. Puncak Himalaya akan sanggup didaki. Orang yang tidak tahu
menyangka mereka menderita tetapi sebenarnya mereka bahagia.
3. Bergaul dengan banyak orang. Orang
yang telah mendapat hibuan sejati, sikapnya tenang. Bila bergaul dengan manusia,
mereka terhibur dan menghibur. Kasih sayang terpancar pada wajah, sikap dan
tutur katanya. Bagi orang beriman, kasih sayang dalam pergaulan memberi hiburan
yang sangat bernilai. Dia menyayangi dan disayangi. Sebaliknya, manusia yang
tidak mendapat hiburan sejati menjadi seorang pemarah, pendendam dan emosional.
Mereka tidak terhibur dan tidak dapat menghibur. Dalam pergaulan, mereka selalu
menyakiti orang lain karena mereka mencoba mendapatkan 'hiburan' dengan
melepaskan keresahan yang ada dalam hatinya.
4. Menerima ketentuan hidup dari
Allah. Orang mukmin juga merasa terhibur dengan warna kehidupan yang diberikan
Allah. Hatinya senantiasa bersangka baik dengan Allah. Hal itu yang membuatnya
tidak pernah merasa resah. Bila diberi nikmat, mereka terhibur lalu mereka
bersyukur. Diberi kesusahan mereka juga terhibur lalu mereka bersabar.
Bila sakit, terasa diberi kesempatan untuk mendapat ampunan. Hanya badan
yang sakit, tetapi hati tetap kuat dan sehat untuk mengingat Allah. Bila sehat,
terasa diberi rahmat.
5. Melihat dan merenungi ciptaan
Allah. Orang yang beriman juga akan terhibur dengan melihat alam ciptaan Allah.
Timbul rasa tenang, gembira dan bahagia melihat pantai- pantai yang bersih,
bukit yang menghijau, laut yang berombak dan sebagainya. Melihat, mendengar dan
berfikir itu sudah cukup untuk merasakan keindahan Penciptanya.
Sebaliknya mereka yang tidak beriman
atau lemah imannya memerlukan hiburan luar yang sangat banyak. Walaupun
sudah bermacam-macam jenis hiburan yang dinikmati, tetapi hidup masih
menjemukan. Mereka tidak pernah puas karena apa yang mereka nikmati hanya
hiburan palsu. Jika iman sudah disuburkan di dalam hati, manusia tidak
memerlukan hiburan yang banyak seperti sekarang ini. Mereka cukup terhibur
dengan membaca al-quran, nasyid, lagu-lagu tanpa musik yang melalaikan,
bershalawat dan ibadah-ibadah yang lain. Semua itu sudah cukup untuk
memuaskan hati. Namun ini tidaklah berarti orang beriman menolak langsung
hiburan-hiburan dari luar diri.
Bagi mereka, hiburan luar itu boleh
saja untuk lebih menyuburkan lagi hiburan dari dalam diri, yakni iman,
dengan syarat ia mematuhi syariat. Alunan ayat suci al-Quran, nasyid yang
mengagungkan Allah, shalawat yang memuji nabi, puisi yang menghaluskan
rasa kehambaan kepada Allah, pasti akan semakin menyuburkan iman, sumber
hiburan utama di dalam hati orang yang beriman.
Inilah garis pemisah antara hiburan
sejati yang dinikmati oleh orang beriman dengan hiburan palsu yang
melalaikan orang yang tidak beriman. Inilah hakikat yang masih belum
tersurat di mata masyarakat. Masih banyak yang menganggap, jika Islam
diterapkan, maka kehidupan akan berubah menjadi suram dan murung. Tidak
ada keceriaannya karena mereka beranggapan bahwa Islam menolak hiburan.
Tetapi kini, hal itu sudah terjawab bahwa Allah swt telah menyediakan satu
hiburan sejati kepada para hamba-Nya.Hiburan yang dapat dirasakan didunia lagi
sebelum hamba-Nya menikmati hiburan yang hakiki di akhirat.