Talago Pariunan Dam peninggalan Belanda
Dimasa Belanda masih berkuasa di Indonesia , khususnya di Sumbar , pernah membangun dam skala kecil di sebuah bukit yang disebut Pariunan , dikenegarian Saok Lawas Solok . Dam ini dimaksudkan untuk menampung turahan air hujan disekitar dataran bukit tersebut dan membentuk sebuah telaga buatan . Telaga ini tidak terlalu besar lebih kurang 5o ha dan merupakan reservoir air , manfaat yang diperoleh sungguh sangat besar , karena akan menjadikan daerah sekitar mendapat resapan air dari telaga tersebut . seperti kenegarian Saok lawas , Taruang Taruang , Sungai Jambua , dan juga dijadikan tempat penebaran benih ikan seperti ikan nila , mujair dll.. Di tahun 1960 an , daerah sekitar telaga ini masih asri , dengan hutan primer , menyimpan pohon pohon kayu besar , namun setelah itu dengan dibukanya perkebunan karet di bantaran telaga oleh oleh koperasi kenegarian Saok lawas , maka telah terjadi perambahan hutan dan diganti dengan tanaman pohon karet . Saat ini perkebunan karet tersebut sudah berproduksi . Secara kebetulan sewaktu pengerjaan pembuatan jalan ke lokasi ini dengan menggunakan peralatan berat th 2000 , pernah ditemukan kandungan deposit batubara didaerah ini , dan pernah di ekpos olah koran terbitan Padang saat itu . . Dan sampel temuan tersebut telah pula diserahkan ke Dinas Pertambangan untuk diadakan uji laboratorium . Namun hasilnya tak pernah diketahui lagi , barangkali sengaja dideponir , agar tidak timbul penambangan liar yang tak terkendali , yang bisa bisa merusak lingkungan alam sekitar . Dari puncak Bukit pariunan kita bisa saksikan kota Solok dari ketinggian , dan tempat ini dinamai Puncak Kayu Api . Dulu pernah di jadikan basis PRRI , karena dari puncak ini strategis sekali untuk membombadir kota Solok dengan tembakan mortir / bazoka yang dikuasai tentara pusat..
Zul Amry Piliang di kuta bali
Do you Yahoo!?
The New Yahoo! Shopping - with improved product search