Dear Hendra,
Memang itulah yg dikatan teori Chaos, yg kemungkinan besar benar itu. hanya saja di komunitas kita yg tercinta ini, fenomena utamanya hanyalah melanda aspek romantisme. yaitu sebuah romantisme perasaan masa lalu. bahkan seringkali yg bicara "nilai2 kita" pun kemungkinan besar tidak lagi bernilai seperti itu. maklumlah karena jaman telah maju dan telah jauh pula di tanah rantau. ada sedikit kesangsian saya bahwa aturan dan nilai2 yg sering di umbar2 itu tak lebih dari hasrat romantisme kenangan masa lalu belaka. bahkan mungkin anak dan kemenakan mereka dirumah tak sanggup mereka jadikan seperti itu.

Maka timbul lah hasrat untuk menjadikan RN menjadi sebuah museum kultur dan selanjutnya tinggal jadi tempat kunjuangan murid sekolah dasar sekali setahun.


Hendra Messa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:



yo baitu lah awak ko Sehan, ba'a kecek pepatah fisika
modern; " Hembusan kepak sayap kupu kupu di lembah
harau, bisa menimbulkan angin badai di pantai muaro
padang "

mungkin memang demikian lah gambaran karakter
komunitas "matrilineal" ( "feminine" community )

seperti "kegenitan" , tetua kampung di suatu daerah yg
memberi gelar adat kepada orang luar (orang
terpandang) , padahal sebenarnya hanya car-muk ( cari
muka )doang.

hm

----------------
From: "S.Sehan" <[EMAIL PROTECTED]>

Tuh kan...... urusan beginian aja diributkan disini.
apa2 diributkan. pusiing. lebih banyak ngeributin
aturan ketimbang materi pikiran...




Do you Yahoo!?
New Yahoo! Photos - easier uploading and sharing

Kirim email ke