Betul juga, kalau harus melapor, apalah namanya, "koordinasi", "datang tampak 
muko, pulang tampak pungguang", atau macam-2 patatah-patitih, tapi akhirnya 
"banyak keluar uang untuk beli nasi".......... 
Saya berpikir, adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, adatnya akan 
tetap tinggal di sandi (di dasar), gak diimplementasikan dalam kehidupan. 
Memang "adat kita yang tak lakang dek paneh, tak lapuak dek hujan" ini hanya 
diwacanakan saja, falsafah "syarak mangato, adat mamakai" jauh pangang dari 
api.......

Maaf, beribu maaf


HH.


----- Original Message ----
From: chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Friday, July 20, 2007 2:17:55 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar


Kalau harus melapor dan harus dikawal Berapa petugas yang harus dipersiapkan 
Bilo awak kamaju caro bapikie sanak 


----- Original Message ----
From: YPC - 19 Azizar Aras <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Friday, July 20, 2007 3:48:28 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar


Perlu tindakan tegas bukan terkesan menghindar, tidak koordinasilah,
tidak melaporlah itu selalu menjadi sector bela diri setiap aparat
dimana saja namun hal yang sama terjadi terus berulang ulang mau
diapakan, penegakan hukum kunci jawaban ndak pandang bulu, pemerasan
bisa dipakai sebagai alas tuntutan kan



Kalau mereka tidak melapor atau tidak koodinasi saya tidak percaya,
banyak hal serupa yang juga di"HALALKAN" banyak orang seperti mengaku
serikat buruh orang pindah rumah karena kontrak rumahnya habis ndak
sanggup membayar pindah kerumah yang lebih murah memakai truck juga
dipangua habis2an, alasannya untuak upah bongkar setelah negosiasi
karena masyarakat takut terpaksa bayar dengan jumlah tertentu nan
mambongka tatap sajo urang oto jo nan punyo barang dipadiakan sajo,
truck barang masuak kasatu daerah dikaja bantuak maliang dipangua
bantuak tu juo dipadiakan.........haaaaaaaaaaa a lai nan kadikatokan
parah nagari wak ko kama kamangadu.......



Iko nan paralu dibenahi kecek rang kini, jadi carito promosi wisata
SUMBAR harus membenahi sector nan macam ko, cubo caliak bule di jam
gadang di kiktinggi dikerubuti anak anak maminta sadakah jo gantang
buruak, sia nan peduli dipadiakan dan sia pulo nan kadatang ndak
nyaman..... dunsanak awak mancaliak sajo manggaritih.......... Tapi
itulah kenyataan



Azizar Aras (60)



  _____  

From: Rio Albert [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 3:11 PM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [EMAIL PROTECTED] Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar



> Program "Laptop Si Unyil"
> Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>
> Padang, 20 Juli 2007 08:58
> Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas
sejumlah warga di Jembatan Akar (jembatan yang terbuat dari akar pohon),
Kab Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat.
>
> "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi untuk syuting,
dan bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen pengambilan
gambar program `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata kamerawan
Trans 7 Ferry Rizky, didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu (18/7).
>
> Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan gambar di
objek wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans
7 sebagai segmen tayangan anak-anak.
>
> Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat
promosi ke tingkat nasional, dan semakin dikenal wisatawan, baik
nusantara maupun mancanegara.
>
> "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak
yang dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum
masyarakat setempat terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>
> Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan
gambar di Jembatan Akar butuh maksimal lima orang anak untuk figuran.
Namun saat syuting dilakukan, semakin banyak anak-anak datang dan minta
ikut syuting.
>
> Setelah itu datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak
ditambah, dan akhirnya ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih
dari sepuluh orang.
>
> Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50 ribu/anak
untuk lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika semua
anak dibayar Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi
mereka tetap memaksa," ujar Ferry.
>
> Ia menambahkan, melalui negosisi akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup
membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh anak dan akhirnya ditambah dua
orang lagi karena ada yang menangis tidak mendapat bayaran.
>
> "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana untuk membeli makanan
siang bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. Selanjutnya, saat akan
meninggalkan lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta uang
lokasi shooting sebesar Rp50 ribu.
>
> "Kami kembali negosiasi dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta
kuitansi uang-uang yang dikeluarkan untuk pertanggungjawaban kepada
kantor kami, para oknum itu tidak punya kuitansi dimaksud," kata Ferry.
>
> Atas peristiwa tidak mengenakan itu, rombongan kru Trans 7 bergegas
meninggalkan Pessel menuju Padang, padahal sejak awal cukup banyak
jadwal pengambilan gambar akan dilakukan di daerah itu, termasuk
shooting kesenian tradisional "rabab pasisia".
>
> Menurut Dian, perlakuan tidak menyenangkan ini baru pertama dialami.
Di sejumlah provinsi di Indonesia yang didatangi untuk pengambilan
gambar program "Laptop Si Unyil", seperti Kalimantan dan Maluku,
masyarakatnya menerima secara terbuka dan bersahabat. Tayangan program
ini, dengan mengambil gambar pada sejumlah objek wisata di Indonesia
juga sekaligus ajang promosi bagi daerah tersebut, tambahnya.
>
> Disesalkan
>
> Menanggapi kejadian itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Sumbar, James Hellyward di Padang, Jumat (20/7) mengatakan, pihaknya
menyesalkan kejadian itu. Tindakan warga masyarakat sekitar Jembatan
Akar itu merugikan promosi wisata daerah Sumbar.
>
> "Tindakan oknum itu merugikan promosi wisata Pessel dan Sumbar.
Perilaku seperti itu harus diatasi semua pihak agar tidak terulang
kembali," katanya.
>
> Guna mengatasi kejadian serupa, Disbudpar akan terus melakukan
upaya-upaya dan sosialisasi penyadaran akan pentingnya dunai pariwisata.
>
> Di lain pihak, James menyarankan agar para wartawan, khususnya kru TV
nasional, agar berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak terkait, bila
ingin melakukan peliputan di lokasi wisata.
>
> "Jika ada koordinasi dan mereka melapor, tentu kewajiban kita untuk
mengawal selama berada di objek wisata," janjinya. [TMA, Ant]
> http://www.gatra.com/artikel.php?id=106229








Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
accept no liability for any loss or damage arising
from the use of this E-Mail or attachments.
    




Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links. 


       
____________________________________________________________________________________
Need a vacation? Get great deals
to amazing places on Yahoo! Travel.
http://travel.yahoo.com/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==========================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke