SSM Bukan Tempat Cari Proyek            Minggu, 21-Oktober-2007, 09:49:12
Telah dibaca sebanyak 74 kali

                Padang, Padek—Wakil Presiden HM Jusuf Kalla mengingatkan para 
pengusaha yang mengikuti Silaturahmi Saudagar Minang (SSM) untuk tidak 
menjadikan momentum ini sebagai ajang cari proyek.         Penegasan itu 
disampaikan Wapres di akhir sambutannya pada pembukaan SSM di Pangerans Beach 
Hotel, siang kemarin. “Pertemuan (SSM) ini harus di evaluasi tiap tahun. Ini 
bukan organisasi untuk cari proyek, tapi (wadah) untuk meningkatkan spirit 
antar saudagar,” ingat Wapres yang juga sumando Minang ini pada acara yang 
turut dihadiri Wakil DPD RI Irman Gusman, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menneg BUMN 
Syofyan Djalil, Menperin Fahmi Idris, Ketua Umum Kadin MS Hidayat, Dirut Garuda 
Indonesia Emirsyah Satar dan Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah. Sebelumnya, 
Wapres juga mengingatkan SSM tidak menjadi sebuah organisasi yang punya 
struktur kepengurusan sehingga tidak minta proyek. 

Dia mencontohkan pertemuan saudagar Makassar. Pertemuan itu tidak ada ketuanya, 
tapi yang ada hanya panitia tetap pertemuan. “Saudagar Minang jangan ada 
kepengurusannya, nanti berproyek pula dia. Beda dengan Kadin, bisa usul proyek 
dan marah-marahi pemerintah. Kalau pengusaha tidak begitu, harus membangun 
kebanggaan dan spirit nasional,” tegasnya di depan lebih dari 800 saudagar dan 
tokoh masyarakat serta pengusaha muda Minang. Wapres mengatakan, saudagar atau 
pengusaha punya harkat yang sangat tinggi. “Kalau dulu untuk memegang jabatan 
apa saja, masuklah AKABRI, bisa jadi jenderal, jadi bupati, jadi gubernur, 
(pokoknya) jadi apa saja. Sekarang kalau memilih, jadi pengusaha lah,” ujar 
Wapres. 

Di jajaran pemerintahan, tambah Wapres, dari 33 orang menteri ada empat orang 
berlatar belakang pengusaha, seperti Fahmi (Menteri Perindustrian), Bachtiar 
(Menteri Sosial) dan Syofyan (Menneg BUMN). “Di Sumatera ini, dari 10 gubernur, 
tujuh pengusaha. Di Medan, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, 
Bengkulu, dan Kepri. Jadi, sekarang pengusaha jadi apa saja boleh,” urainya. 
Terpenting dari seorang pengusaha, kata Wapres adalah spirit, kebanggaan dan 
berakal serta networking. Dia berharap para generasi muda diberikan spirit, 
harapan dan diajarkan pengalaman serta diajak membuat program bersama. “Semua 
bangsa hidup dari semangat, bangga menjadi pengusaha dan berakal. Pengusaha 
disebut sebagai saudagar karena punya seribu akal. Jadi harus berakal,” 
katanya. 

LAMANG TAPAI: Wapres RI H M Jusuf Kalla bersama Gubernur Sumsel Syahrial Oesman 
Tuangku Bagindo Basa Nan Kayo (tengah) dan Ketua Umum Kadin MS Hidayat 
menikmati lamang tapai, makanan khas Minang saat meninjau stand pameran 
Silaturahmi Saudagar Minang di pelataran parkir Pangerans Beach Hotel, kemarin. 


Menurut Wapres, tidak ada sekolah untuk menjadi pengusaha. Pengusaha tidak 
dapat diatasi dengan sekolah, misalnya masuk fakultas ekonomi untuk menjadi 
pengusaha. “Tidak ada aturannya itu. Kalau itu sekolahan yang menyebabkan 
seseorang menjadi pengusaha, maka profesor ekonomi lah pengusaha terhebat di 
dunia ini,” jelas Wapres. Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sumbar Gamawan 
Fauzi menyebutkan semangat berdagang orang Minang sebenarnya tidaklah turun, 
namun yang turun itu adalah 'kaliber' mereka, yang tidak mau dipimpin. 
”Pedagang Minang justru cendrung selama ini selalu mau menjadi pemimpin. Pola 
mindset seperti ini yang harus kita rubah, ulas Gamawan. 

Sementara Gubernur Sumatera Selatan, Syahrial Oesman Tuangku Bagindo Basa Nan 
Kayo, menyambut positif acara SSM. ”Acara ini perlu kita dukung bersama, 
apalagi ada keinginan untuk memajukan rantau dan ranah Minangkabau. Kalaulah 
SSM ini bukan yang pertama kali, tentunya saya berharap acara seperti ini dapat 
dilaksanakan di Palembang. Saya berharap tahun depan, SSM diselenggarakan di 
Kota Palembang,” tutur sumando Minang dari Lintau itu. Dia pun mengakui bahwa 
saudagar Minang dan orang Minang itu hebat dan pintar. Di Sumsel, kata dia, 
mereka sudah menjadi bagian dari masyarakat daerah ini dan memberikan 
kontribusi yang cukup penting artinya bagi kemajuan daerah. Karena negeri 
Sriwijaya ini memiliki potensi besar dalam bidang energi dan sumberdaya 
lainnya, ia mengimbau agar masyarakat Sumsel asal Minang bisa ikut menggali dan 
memanfaatkannya dengan baik. 

Ketua Pelaksana Firdaus HB, memaparkan latar belakang acara SSM diadakan untuk 
bersilaturahmi, berdialog, dan membangun jaringan bisnis antar sesama guna 
menghadapi persaingan global. ”Seperti yang kita lihat selama ini, spirit 
dagang orang Minang terasa makin menurun. Ini terbukti dengan makin tingginya 
minat lulusan perguruan tinggi di Sumbar yang 70 persen ingin menjadi pegawai 
negeri,” kata Firdaus. Pada pembukaan SSM ini, Gubernur Sumbar melakukan MoU 
dengan Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah terkait pencanangan ringback tone telkom 
dengan lagu ”Rumah Gadang” untuk seluruh perantau dan masyarakat Minang. Acara 
SSM 2007 juga diisi dengan sesi berbagi pengalaman berdagang dengan sejumlah 
saudagar Minang yang sukses, dialog, dan pameran industri. 

Buat Trading House 

Usai pembukaan SSM, Fahmi Idris sebagai Ketua Tim Pengarah SSM mengatakan 
pengusaha yang terlibat di SSM nantinya akan memperkuat dan memperluas jaringan 
kerjasama usaha. Produk-produk andalan Sumbar yang selama ini terbentur dalam 
pemasarannya, melalui forum SSM bisa dicarikan jalan keluarnya. Sedangkan 
kendala dalam hal pengepakan atau kemasan (packaging) produk, Departemen 
Perindustrian akan memberikan dukungan berupa teknologi packaging. “Untuk 
pemasaran, bisa dibuat dalam bentuk trading house di beberapa tempat, baik di 
dalam maupun luar negeri. Ini bisa dimanfaatkan para pengusaha kecil dan 
menengah yang memproduksi barang-barang yang marketable dipasarkan di luar 
wilayah Sumbar,” kata Fahmi didampingi panitia SSM Firdaus HB, Basrizal Koto 
dan Basril Djabar. 

Tentang peluang dan potensi Sumbar yang bisa berkembang di Sumbar, menurut 
Fahmi diantaranya industri pengolahan sumber daya alam seperti pabrik semen, 
crumb rubber (pabrik pengolahan karet), kelapa terpadu (termasuk kelapa sawit), 
dan sebagainya. Sedangkan industri berbasis keterampilan dan budaya yang masuk 
usaha kecil dan menengah (UKM), di Sumbar terdapat tenun songket, pakaian 
border, anyaman, dan makanan khas Minang. Potensinya, terdiri dari 22 industri 
besar, 140 industri kecil dan menengah (IKM), serta 47 ribu usaha mikro kecil 
dan menengah (UMKM). 

Dari semua potensi itu, industri Sumbar berhasil mencapai nilai ekspor 
sebesarUS$ 123 juta. “Kedepan, hasil industri kecil dan menengah ini harus kita 
standardisasikan,” tukas Fahmi. Dalam kunjungannya ke Sumbar, Jusuf Kalla 
sebagai Ketua Umum Partai Golkar melakukan ziarah dan doa bersama di Makam 
Pahlawan Kusuma Negara Lolong Padang. Selain melakukan penghormatan,dan 
mengheningan cipta terhadap sejumlah pahlawan yang gugur di Sumbar, pada puncak 
Perayaan HUT ke 43 Partai Golkar ini, Kalla juga melakukan tabur bunga di makam 
Mantan Ketua DPP Golkar Zahrul Sultan. (esg/san)


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Jika anda, kirim email kosong ke >>:
berhenti >> [EMAIL PROTECTED]
Cuti: >> [EMAIL PROTECTED]
digest: >> [EMAIL PROTECTED]
terima email individu lagi: >> [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke