Iya Nakan Akmal. Silek abih cakak takana :), tapi masih ada "untungnya" berkat jerih payah Mak Ngah, kita tidak hanya punya Pickthall, tapi juga Indonesia (Kemenag), Al Misbakh, Jalalayn, English Sahih International, Maududi, Moh Asad (yang terlahir sebagai Leopold Weiss dari keluarga Yahudi Polandia), Yusuf Ali (best seller bertahun-bertahun di Amana Books) dan Shakir. Saya juga ingin mengetahui tafsir Al Maidah 51 dari Buya Hamka (Al-Azhar), tapi tidak berhasil mencarinya dengan gugel Dari hal "kecil" ini, bagi saya pribadi ada beberapa pelajaran penting yang bisa diambil: - Adanya keberagaman tafsir, yang harus diterima dengan lapang dada, atau meminjam Buya Syafii Maarif di Republika 29/12/06: "Iman saya mengatakan bahwa Alquran itu mengandung kebenaran mutlak, karena ia berhulu dari yang Maha Mutlak. Tetapi sekali ia memasuki otak dan hati manusia yang serba nisbi, maka penafsiran yang keluar tidak pernah mencapai posisi mutlak benar, siapa pun manusianya, termasuk mufassir yang dinilai punya otoritas tinggi". Upaya-upaya untuk memaksakan monopoli tafsir seperti yang sering dilakukan kelompok-kelompok "pemurnian" seperti Khawarij dan Wahabi radikal-walaupun niat awalnya baik dan mulia-tetapi sering berujung bencana. Contoh yang paling "bagus" dan sekali gus sangat tragis mengenai hal ini ialah konflik berdarah-darah Suni-Syiah, karena kita tahu kelompok Wahabi radikal mengafirkan Syiah dan menghalalkan darahnya. - Tidak ada diskrepansi antara Al Maidah 51, dengan fakta tentang perilaku para despot yang beragama Islam di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, karena mufasir yang menafsirkan "auliya" dengan "pemimpin-pemimpin" merupakan minoritas. - Untuk memahami ayat-ayat Madiniyah, tidak cukup dengan hanya memiliki "kecerdasan intelektual" serta mengetahui asbabun nuzulnya saja. Karena itu tidak sedikit yang "terperangah" menyimak cara Pak Natsir (dan ulama-ulama di zamannya, termasuk H Agus Salim) membaca Al-Quran 24;31 dan 33;59-dengan ucapan Pak Natsir seperti yang dikutip Laporan Khusus TEMPO No. 21/XXXVII 14 Juli 2008 yang memperingati 100 tahun Pak Natsir: "Orang yang pakai jilbab itu adalah sebaik-baiknya muslimah. Tapi yang tidak pakai jilbab jangan dibilang enggak baik". Saya bersekolah di Padangpanjang yang sering dijuluki Kota Serambi Makkah itu, sampai SMP. Guru-guru perempuan saya, baik di SD (dulu namanya Sekolah Rakyat, SR) maupun di SMP, yang menutup rambut hanya guru agama saja. Wallahualam bissawab Wassalam, HDB-SBK (L, 69) PS: Saya lagi mengingat-ingat nama mufasir bule non-muslim yang terjemahan Inggrisnya berusaha mempertahankan keindahan bahasa aslinya. Terakhir dia juga merupakan salah seorang penerjemah puisi-puisi Rumi ke bahasa Inggris. Ingin tahu juga bagaimana dia menfsirkan "awliya" dalam Al Maidah 51. Nakan Akmal ingat namanya? Re: Bls: [R@ntau-Net] Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51 Fri Aug 3, 2012 8:24 pm (PDT) . Posted by: "Akmal N. Basral" ketik saja "Pickthall Translation" di Google, Pak Darwin. Langsung muncul tautan lamannya. Klik lagi surah 005 ayat 51. Pickthall menerjemahkan "awliyya" itu sebagai "friends". Salam, Akmal Nasery Basral Sent from my iPad2 On Aug 4, 2012, at 6:52 AM, "Darwin" <dba...@indo.net.id> wrote:
-- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/