Oleh Nelson Alwi 

NA Douwes Dekker, dalam buku Tanah Air Kita , mengibaratkan Sumatra bak
“raksasa muda, Kalimantan… “bisikan air menepi”, Sulawesi… “anggrek
katulistiwa”, Maluku… “taman laut dan burung cenderawasih”, Sunda Kecil…
“tapak kuda menggetar bumi dan gambang bernyanyi”, Jawa Tengah, Timur dan
Madura… “tahta para dewata”, sementara Jawa Barat adalah “ratna penyambung
rangkaian zamrud”. 

 

Tanah air kita yang bernama Indonesia ini memang indah dan kaya-raya sekali.
Selain sang pujangga banyak komponis menggubah lagu puja-puji untuk dan
tentang negeri ini. Di antaranya simaklah larik-larik populer Kolam Susu
–nya grup band Koes Plus: “ orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat
kayu dan batu jadi tanaman…” 

 

Saya pikir, tak seorang juga bakal menyangkal pernyataan tersebut. 

 

Tapi apa yang sempat saya baca (berulang-ulang) di Bandara Internasional
Minangkabau (BIM), Kataping, Kabupaten Padang-Pariaman, Provinsi Sumatra
Barat, dengan serta merta membuka mata kepala saya. Di sana, tepatnya di
permukaan sekeping pualam berukuran kurang lebih 40 X 50 cm, yang menempel
pada dinding bagian belakang bangunan tempat berwuduk, tertera sebuah
kalimat yang sangat menrenyuhkan, mementahkan sinyalemen tentang keagungan
serta martabat-kedirian anak bangsa yang kaya raya ini. Dalam tiga bahasa
(Inggris, Jepang dan Indonesia) diumumkan bahwa “BIM dibangun dengan uang
pinjaman negara kepada pemerintah Jepang melalui Departemen Perhubungan RI”.


 

Saya betul-betul tabik manuang . Merasa ditelanjangi. Kesimpulan saya
sederhana saja, negeri yang kita cintai ini sudah tidak ada apa-apanya.
Benar-benar bangkrut, sehingga untuk membangun sebuah bandara harus
berutang. 

 

Kekayaan alam maupun asset negeri nan elok ini memang sudah tergadai ke
beberapa negara asing, atau terpindahtangankan kepada segelintir orang kaya
Indonesia. Namun kenapa tulisan yang tendensius itu mesti dipertontonkan?
Apakah konsekuensi dan konkretisasi maklumat di batu pualam itu merupakan
salah satu butir aturan MoU ( Memorandum of Understanding ) yang harus
disepakati dan dijalankan Pemerintah Republik Indonesia? Apabila benar,
alangkah semena-menanya bangsa Jepang mengharu-biru perasaan rakyat negara
yang nyaris kolaps ini. Dan alangkah tertekannya para pionir yang berjuang
habis-habisan menggolkan pembangunan BIM. Apalagi, beberapa waktu berselang
santer berita tentang kerugian yang diderita pengelola bandara yang
dibangga-banggakan itu. 

 

Langsung tidak langsung, pengumuman menyangkut utang-piutang di BIM
mengindikasikan ketakberdayaan dan keadaan kita yang sesungguhnya. 

Apakah pemasangan prasasti yang terasa menyodok sampai ke ulu hati itu
dimaksudkan untuk mengingatkan agar kita tahu diri dan hidup prihatin?
Rasanya tidak. Sebab orang-orang, termasuk para pejabat yang boleh jadi
sedang mengurus negara demi kesejahteraan rakyat, tampak enjoy - enjoy saja,
hilir-mudik dari dan menuju BIM. Mungkinkah orang-orang itu sudah kehilangan
raso jo pareso sehingga tidak mudah lagi mengarifi segala sesuatu yang ada
dan terjadi di sekelilingnya? 

 

Atau mungkin saya yang berlebihan. Sentimental. Terlalu konservatif dalam
menyikapi zaman, dan tradisional sekali menanggapi persoalan. Sehingga
terlambat memahami bahwa kecenderungan berutang dan membayarnya dengan cara
mencicil sudah menjadi mode dan pola hidup orang Indonesia. Ya, siapa di
antara kita yang tak punya utang sekarang ini? Konglomerat alias
multi-milyarder sekelas Syamsu Nursalim saja berutang dan, bahkan mau (dan
leluasa) mamalituakan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).***

 

http://www.hariansinggalang.co.id/komentar.html


No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.20.7/1284 - Release Date: 17/02/2008
14:39
 

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tuliskan Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer & bagian yg tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur 
pribadi.
- Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta 
maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Daftarkan email anda pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Agar dapat melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke