Kalau tak ada berada tak lah tempua bwraarang rendah...

rahyussalim

Sent from my BlackBerry 10 smartphone.

From: Nofend St. Mudo
Sent: Rabu, 05 Juni 2013 16:53 PM
To: RantauNet2 Milis
Reply To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Harian Singgalang Hari Ini

Dijamin tak Ada Kristenisasi

Tanggal 05 June 2013

WAWANCARA DENGAN CEO LIPPO GRUP, JAMES T RIADY

PADANG – Singgalang CEO Lippo Grup, James T Riady menyatakan, tidak ada niat dan upaya menjadikan RS Siloam Padang sebagai tempat kristenisasi. Jika tidak 99 persen, 95 persen karyawannya orang Minang dan pasti beragama Islam.

“Kami punya hati dan Lippo merupakan perusahaan terbuka (Tbk), kami menghormati sensitivitas soal adat dan agama,” kata James Riady kepada Singgalang dalam sebuah wawancara khusus, Selasa (4/6). Menurut dia, Lippo menghormati sepenuhnya kebiasaan, adat dan agama, seperti yang diajarkan para pendiri bangsa.
Karena itu, kata dia, anggapan akan ada kristenisasi lewat Rumah Sakit Siloam, salah besar, tidak akurat dan bukan atas fakta yang ada.
“Lihatlah rumah sakit kami di Makassar yang Islamnya kuat dan di Palembang, tidak ada masalah dan tidak ada agenda terselubung. Ini murni bisnis dan untuk memberi pelayanan terbaik bagi anak bangsa,” kata dia.
“Saya memang Kristen tapi di dalam agama saya banyak aliran dan kebetulan aliran yang saya anut, tidak mempercayai kristenisasi,” katanya.
Ia yakin dan tahu agama tidaklah sama, tapi agama bukan untuk menimbulkan konflik, melainkan sebagai kekayaan dan konfigurasi membangun bangsa. “Semua usaha yang kami jalankan, sama sekali bersih dari misi agama. Ini murni bisnis dan pegang kata-kata saya itu,” kata dia lagi.
Untuk RS Siloam di Khatib Sulaiman Padang, pihaknya akan mempekerjakan 95 persen orang Minang, mereka bagian

dari 40 ribu muslim yang bekerja di 15 rumah sakit Siloam di Indonesia. “Nanti di semua unit usaha akan bekerja 3.000 orang dan 99 persen orang Minang,” kata dia.
Tertinggal
James minta maaf karena data dan fakta yang ada menunjukkan, Sumbar tertinggal jauh dibanding provinsi lain. “Ritel enggan masuk ke Sumbar karena mereka tidak mau ribet,” kata dia.
Investor menghindari provinsi ini karena kabar yang bertiup di tingkat nasional, untuk masuk ke Sumbar sulit. Elit nasional juga tidak memperhatikan provinsi ini.
“Anda tahu kan MP3I seperti menghindar dari Sumbar, jalan tol masih di atas kertas, kasihan kita generasi muda. Saya masuk karena diundang, diminta membangun daerah Anda dan saya satu-satunya yang masuk,” katanya.
Menurut dia, kesejahteraan akan muncul jika tiap warga negara punya pekerjaan. Karena itu kesempatan kerja harus dibuka selebar-selebarnya. Menurut dia, pembangunan fisik gampang, yang sulit membangun sumber daya manusia. Di antara aspek SDM itu adalah pendidikan dan kesehatan.
Pernyataan James itu, merupakan jawaban atas kegundahan sejumlah pihak pada dugaan kristenisasi yang bakal terjadi di RS Siloam Padang, yang saat ini baru mulai dibangun.
“Bagi saya kecurigaan itu perlu, itu untuk meningkatkan kewaspadaan kita, tapi jangan membabi-buta. Kita punya aparat, pejabat, kita punya guru agama, punya buya, tuangku, pada mereka kita belajar keimanan dan belajar menghargai agama lain,” kata tokoh masyarakat dan mantan wakil ketua DPRD Sumbar, Masful di tempat terpisah.
Menurut dia, jika James Riady sudah menjelaskan, maka urang nan dipacik janjinyo, kabau dipacik talinyo, maka mari kita saling menghormati, jangan curiga lagi,” kata Masful pula.
Musuh bukan investor
Di tempat terpisah Ketua DPD RI, Irman Gusman menyatakan, superblock terpadu yang terdiri dari hotel, rumah sakit dan pusat perdagangan modern di Padang yang akan dibangun Lippo, merupakan peluang bagus bagi investasi dan peluang kerja.
Peletakan batu pertama (ground breaking) proyek investasi bernilai triliunan rupiah tersebut dilaksanakan pada 10 Mei dinilainya patut disambut baik.
“Tingginya angka pencari kerja ini terbukti ketika PT Semen Padang, satu-satunya BUMN besar di daerah kita, sangat mengkhawatirkan. Dibuka lowongan untuk 330 karyawan yang mendaftar tercatat 43.000 lebih alias 120 kali kebutuhan. Betapa memprihatinkannya.”
Menurut Irman, ia merespon ketika awal Mei lalu datang Walikota Padang Fauzi Bahar melaporkan sekaligus mengundang saya untuk menghadiri peletakan batu pertama superblock terpadu itu.
“Bagaimana pun sempitnya waktu, saya usahakan hadir dalam acara tersebut, karena dalam rencananya Lippo akan menyerap 3.000 tenaga kerja. Lagi pula, selama proses pembangunan, akan banyak pula terbuka lapangan usaha dan lapangan kerja bagi pengusaha lokal dan rakyat kita.”
Respon yang sama juga, kata dia, juga diberikan kepada pengusaha daerah sendiri, seperti ketika Basrizal Koto akan membangun superblock di Pekanbaru tahun lalu.
“Saya lebih gembira lagi ketika beberapa waktu lalu Basrizal juga memberitahu segera akan memulai pembangunan Padang Green City di atas lahan seluas 5 hektar di kawasan By Pass Padang,” kata Irman.
Irman prihatin ketika berbagai usaha menarik investor ditanggapi dengan berbagai prasangka yang tidak perlu. Minang tak pernah keberatan dengan keberadaan usaha atau kegiatan masyarakat yang berbeda kepercayaan dengan mereka.
“Salah satu fakor yang membuat suku bangsa Minangkabau lebih dulu maju dibanding suku bangsa lain di Indonesia adalah karena budaya mereka. Menurut Rudolf Mrazek, penulis biografi Sutan Sjahrir (salah satu tokoh besar asal Minang), ciri dan kekuatan budaya Minang terletak pada sikap mereka yang kosmopolitan, terbuka dan antiparokialisme, ditandai dengan budaya merantau,” sebut Irman pula.
“Jadi, musuh umat Islam dan orang Minang bukan investor. Nabi SAW pun ketika memimpin pemerintahan di Madinah membolehkan umat Islam bermu’amalah dengan orang Yahudi dan Nasrani,” kata dia. (003)

http://hariansinggalang.co.id/dijamin-tak-ada-kristenisasi/



Pada 5 Juni 2013 16.40, ZulTan <zul_...@yahoo.com> menulis:

Pak Asmi YY,

Cobo baco lansuang dari versi online-nyo Pak.



Salam,
ZulTan, L, 52, Bogor


Wassalam

Nofend St. Mudo
36Th/Cikarang | Asa Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok Selatan
Tweet: @nofend | YM: rankmarola 

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
 
 

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
 
 

Kirim email ke