Assalammualaikum Wr.Wb. Yth Bapak Hendra Messa.
Saya sangat senang membaca Infos dari Bapak Hendra, sayangnya mungkin Pengetahuan saya tentang Perang sangat cetek.
Seingat saya Amerika menang Perang melawan bangsa Indian di-Amerika, apakah dimenangkan oleh satuan Marine-nyakah atau Kavalerie-nya saya kurang jelas.
Dedongkotnya Marine yakni Mc Arthur dengan Admiral Yamamoto juga punya kisah tersendiri (PDII) bom Atom dll. dan pada akhir karirnya juga tidak begitu baik atau dengan kata lain sangat tragis sekali untuk McArthur.
Perang Korea agaknya Marine juga tidak menang, Perang Vietnam sudah dituliskan oleh Pak Hendra.
Perang Irak yang tergulingnya Saddam Hussain, teringat saya dibantu oleh Jerman
http://www.berliner-zeitung.de/archiv/bnd-berichte-belegen-kooperation-mit-us-militaer-deutsche-hilfe-im-irak-krieg,10810590,10585800.html
Perang yang satunya lagi yang dibantu oleh Jerman, masih aktuil agaknya belum juga berakhir, makanya saya bermohon dengan hormat jikalau bisa hendaknya janganlah dikultuskan sekali Marine itu.
Karena banyak kejadian2 yang kurang enak ditulis, tetapi banyak didengar. Maklumlah banyak sekali Infos yang disadap oleh golongan2 tertentu, untuk kepentingan2 tertentu dan mungkin bakal dipergunakan oleh mereka2 itu, bilamana diperlukan.
Mohon maaf jika ada kekurangan ataupun jikalau ada kata2 yang menyinggung Bapak Hendra yang saya hormati.
Wassalam,
Muljadi Ali Basjah.

Gesendet: Samstag, 01. Februar 2014 um 20:34 Uhr
Von: "Hendra Messa" <hdme...@yahoo.com>
An: "milis ia itb" <senyum-...@yahoogroups.com>
Cc: "milis indo" <indo-emira...@yahoogroups.com>, "kalam milis" <kalam_sal...@yahoogroups.com>, rantaunet <rantaunet@googlegroups.com>
Betreff: [R@ntau-Net] ho-peng & cheng-lie, budaya bisnis China perantauan (Imlek season, course)

Rekan2 sekalian,

Di masa Imlek ini, saya jadi teringat dg obrolan dg teman lama wni keturunan yg sempat sharing cerita mengenai  bagaimana membangun bisnis yg kuat dg rumus khasnya ; 3-H dan 3-C ; Ho peng, Hokie, Hong Shui dan Cheng Lie, Ching Cay & Cwan, menarik sekali membandingkan nya dg bagaimana pengusaha pribumi menjalankan usaha nya,
silahkan baca selengkapnya pada link berikut ; http://wp.me/p2VPt-l[http://wp.me/p2VPt-l]

salam
Hendra Messa
http://hdmessa.wordpress.com[http://hdmessa.wordpress.com/]
http://hendramessa.wordpress.com[http://hendramessa.wordpress.com/]
--------------

Di kawasan Asia tenggara, dan seputaran tepian laut Pasifik umumnya, kaum Hoa Kiau (Chinese Overseas)  dikenal  memiliki kekuatan dan jaringan bisnis yg kuat. Kita perlu banyak belajar dari mereka bagaimana membangun bisnis yg kuat. Berbicara dengan beberapa teman dari kalangan tersebut, saya mendapatkan rumus singkat ttg berbisnis yg di istilahkan dg  3H & 3C  ; 3H ; ho peng, ho kie  , hong shui  dan  3C ; cheng lie , ching cay , cwan 

Langkah awal membangun relasi bisnis ialah kita harus memiliki “ho peng” ( relasi terpercaya ) , memilih bidang usaha yg tepat, Ho-kie dan tempat usaha yg tepat pula , istilahnya Hong shui atau Feng shui.
Ho peng ( relasi terpercaya ) dibangun melewati proses waktu yg lama, hanya teman lama yg bisa dipercaya saja bisa jadi ho peng yg handal , perjalanan waktu lah yg menguji sampai sejauh mana terbuktinya ; komitmen,kesetiakawanan, kepercayaan, saling bantu dll. Karena banyak terjadi pula, teman bisa jadi berkhianat atau bahkan jadi musuh.  

Memilih bidang usaha yg tepat, atau istilahnya ho-kie, akan membawa keberuntungan. Kalau kita amati para pengusaha hoakiau, cenderung konsisten pada bidang usaha tertentu, misalnya kakeknya berbisnis di bidang kayu, maka, sang ayah dan anak cucu nya , akan focus di usaha bidang kayu pula. Karena telah terbangun turun temurun, mereka akan sangat mengusaha seluk beluk usaha tersebut juga relasi bisnis dalam bidang tersebut. Ini juga lah yg menjadi entry barrier ( hambatan masuk) bagi pengusaha baru di suatu bidang usaha tertentu, karena pengusaha tersebut tak memiliki akar relasi bisnis yg kuat dan luas.

Dalam kultur hoakiau jaman dulu, mungkin masih juga saat ini, ada suatu kepercayaan, bahwa suatu keluarga tertentu, yg biasa dikenal dari namanya,  misal keluarga liem atau keluarga ong misal nya, harus berbisnis dalam bidang bisnis tertentu pula, misal kayu, kain, makanan dll. Ada kepercayaan kalau seseorang  membuat bisnis baru yg bukan ho-kie keluarga nya, maka tidak akan maju, bisa bangkrut. Secara logika masuk akal sekali, bahwa membangun bisnis yg tak memiliki relasi bisnis yg kuat akan sulit sekali dan cenderung akan merugi.

Sebagai bandingan, inilah salah satu kelemahan pengusaha dari kalangan pribumi yg cenderung memilih usaha tanpa perhitungan yg kuat atau berpindah2 bidang usaha. Kalau kita perhatikan pengusaha pribumi yg kuat adalah yg konsisten pula di bidang usaha nya, semisal pengusaha minang yg berjualan pakaian dan membuka restoran padang. Di daerah Jawa Barat, dikenal pengusaha transportasi antar kota yg kuat bertahan lama, adalah pengusaha dari daerah Tasikmalaya & Ciamis yg sejak dari dulu memang telah berbisnis di bidang tsb. Bis kota Mayasari Bakti di Jakarta atau angkutan antar kota, Primajasa, adalah keluarga pengusaha pribumi dari Tasikmalaya yg bisa bertahan lama sampai saat ini.

Mengenai hong shui, atau tempat berusaha yang menguntungkan, sudah menjadi logika bisnis, bahwa bisnis akan maju di tempat yg strategis. Di Jakarta ada beberapa  kawasan bisnis yg menurut pengusaha hoakiaw dianggap tempat yg menguntungkan, seperti daerah Glodok,  Kelapa Gading & Pluit.  Kita tahu semua daerah tersebut jalanan nya sering macet, kalau musim penghujan sering terkena banjir, tapi tetap saja daerah tersebut ramai dan menguntungkan kegiatan bisnis nya.
Selain 3H di atas ,  mereka juga punya 3 filosofi atau kaidah kerjasama yang simpel tapi jitu, yaitu “cheng li” (fairness, keadilan), “ching cay” (fleksibilitas, toleransi), dan “cwan” (untung, laba).

Mengenai Ho-peng, timbul pertanyaan,  apakah setelah bertemu, ho peng, tidak terjadi khianat, tipu menipu  diantara mereka? Tetap ada, namanya juga manusia. Biasanya mereka punya kelompok relasi bisnis yg terpercaya. Sekali waktu ada relasi yg ketahuan berbuat curang, menipu, biasanya langsung dikeluarkan dari kelompok tersebut, ia tak lagi jadi ho-peng.
Relasi dg ho-peng harus dijaga kuat dengan berbagai prinsip seperti : commitment, accountablity, honesty, fairness, opennes, diligence, flexibility, collaboration, sampai give first (memberi lebih dulu), competition (bersaing sambil bekerjasama) dan banyak lagi positive mindset lain nya

Sebagai bandingan, budaya popular instant sebagian kita saat ini  adalah budaya distrust, negative thinking. Seperti ungkapan ;
 Buat apa membuat visi? terlalu muluk, kalo ngga nyampe ntar frustrasi.. mending yang didepan hidung tangkep dulu, yang penting duitnya dulu, urusan belakangan..
Buat apa kejujuran? Kalo orang lain ngga jujur dilipet dong kita? Kalo kita jujur, ngga akan dapet proyek dong.. Sebelum dimakan orang lain, kita makan dulu aja..
Buat apa giving first? Rugi dong kita.. keenakan orang lain dapet duluan dari kita.. dst dsb dll. Ya seperti itulah mentalitas kita, tapi memang tak semuanya seperti itu. 

Di sebuah pameran alat2 teknik, saya sempat melihat stand pameran, sebuah perusahaan  supplier alat2 teknik, PT  Kawan Lama Sejahtera , sebuah nama yg terasa aneh utk sebuah perusahaan supplier barang2 teknik , tapi nama itu adalah tipikal nama usaha etnis chinese yg memang biasanya mengandung makna tertentu.

Waktu perusahaan tersebut mengadakan sebuah acara besar, saya sebagai salah satu perwakilan pelanggan diundang juga, dan saya hadir ke kantornya di daerah Kembangan, Kebun Jeruk, Jakarta.Ngobrol2 ringan saat makan siang, dg pengelola perusahaan tsb, saya sempat tanya , ttg perusahaan dan nama tsb , ternyata nama Kawan Lama Sejahtera  memiliki makna yg mendalam , inti nya itu, betapa bernilai nya kawan lama ,  betapa berharga nya kita memelihara persahabatan , sahabat sejati, kawan lama , telah melewati waktu yg panjang berinteraksi dg kita , kita telah saling kenal, telah ada kepercayaan  yg terbangun , itulah yg membedakan kawan lama dg kawan baru.

Kesejahteraan , kekayaan dan bisnis secara umum, antara lain adalah dibangun dg relasi yg telah lama terbangun , jadi tepat juga kawan lama akan membawa kesejahteraan..
saya pun mulai berpikir2 siapa saja yah kawan lama saya selama ini ?,  bisa kah kita membangun kesejahteraan ( kaya dan bahagia ) dg para kawan lama kita itu ?,
di pikir2 , kita banyak pula teman2 lama, jaman sekolah atau teman kerja, tapi tetap jadi pertanyaan bisakah kawan lama kita ini membawa kesejahteraan ? ,

sejauh mana kah kedekatan dan trust yg telah terbangun selama ini ? karena banyak juga, ternyata kawan lama yg mengecewakan kita , tak kita percayai lagi ,karena banyak juga relasi dg kawan lama telah terputus atau malah kita tak ingin menemuinya lagi nampak  nya kawan lama sejahtera dalam arti harfiah , memang makhluk langka yg berharga 

Disinilah pentingnya suatu filosofi membentuk konsistensi budaya kerja, yang telah merasuk menjadi sebuah kerangka berpikir yang kokoh sehingga filosofi tsb tercermin dalam hubungan bisnis mereka dengan para pelanggan dan vendornya.
Kalau dulu jaman kuliah, kental sekali kebersamaannya, setelah lulus apakah masih sama kadarnya atau justru sebaliknya. Terus terang saja, saya lebih kagum atas pemikir-pemikir perusahaan tersebut ( terbukti kan perusahaan tsb tetap tumbuh membesar ), ada sebuah hadits yg menyatakan ; Belajarlah kamau sampai ke negeri Cina. Sekarang saya kira kita tidak perlu ke negeri Cina, tapi cukup dengan belajar dari filosofi Cina yang sebenarnya banyak sumbernya di negeri tercinta ini. Masih kurang ? ada internet bung…

Sedikit cerita, saya punya teman dari etnis keturunan Cina, mulanya sulit untuk berkawan akrab, lalu saya tunjukkan bahwa saya tulus bantu bisnisnya, dan akhirnya kita dianggap sebagai ‘hopeng’. Dia beri saya uang, saya tolak, dan dia marah kalau uang tsb tidak saya terima. saya tanya Kenapa marah ? karena sebagai ho-peng, anda harus saling berbagi secara proporsional atas benefit yang telah diciptakan oleh masing masing pihak. Bila tidak, dia merasa telah menciptakan ketidakproposionalan dalam hubungan tersebut dan itu akan menghancurkan hubungan kita berdua.

Sebagai pelajaran, salah satu kesalahan bangsa  kita adalah kita lebih sering meminta sesuatu melebihi porsi benefit yang telah kita ciptakan ( disini, mulailah tercipta ketidakadilan ) . Bangsa ini hancur karena terlalu banyak manusia yang ingin memperoleh benefit lebih besar dari apa yang telah dia kontribusikan.
Yang terjadi akhirnya cenderung saling menjatuhkan ( seperti serombongan anak kecil berebut permen ),sedangkan filosofi yang tepat sebagai kawan adalah saling membangun. Substansi Kawan lama sejahtera adalah anda akan jadi hopeng apabila saling membangun ( dan hasilnya semua dibagi secara proporsional ) , sehingga terbentuklah kesejahteraan.Apabila hasilnya kurang, hanya satu jalannya, ciptakan sumber sumber bisnis baru yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.

Pernah saya tanya rekan kerja yang asli lahir dan besar di negeri Cina, mengapa di Cina yang punya sepeda dengan yang punya mobil mewah baru tidak pernah terjadi konflik. Dia jawab apabila ada yang punya mobil mewah baru, yang punya sepeda tidak marah karena sadar bahwa semua telah berusaha mati matian. Kalau dia punya mobil baru, itu karena dia berhasil menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi sehingga hasilnya mampu beli mobil baru, sedangkan dirinya belum mencapai keberhasilan tsb.
Walau yang punya sepeda itu taraf hidupnya rendah, dia tidak marah/ menyalahi orang/pihak lain atas kekalahannya karena sadar rendahnya taraf hidup dikarenakan dia belum mencapai keberhasilan dan harus terus belajar dan menciptakan sesuatu yang proporsional agar taraf hidupnya meningkat. Tak perlu iri , semua orang berprinsip, giatlah belajar dan bekerja, hasilnya belakangan.

Hukum kekekalan energi telah mereka terapkan, dalam pengertian, siapa yang kerahkan energi terbesar, dia yang menang. Inilah rahasia mengapa seorang sarjana di Cina nrimo digaji 100 USD sebulan, kerja 14 jam sehari dan hanya libur sehari dalam sebulan. Dia sadar bahwa si boss harus jualan lokal dan ekspor dengan harga kompetitif agar bisnisnya jalan dan mampu memberi gaji ke pegawainya ( berarti pemahaman auditnya sudah jago di semua elemen, dari bawahan sampai atasan, dan mampu jujur atas seluruh kondisi tsb ). Dan si boss tidak boleh lengah dalam konsentrasi berbisnis, sekali lengah, anak buahnya akan bikin usaha sejenis dan rebut pembeli yang sama.

Bicara tentang persahabatan , jadi teringat motonya serdadu marinir Amerika : Semper Fidelis (disingkat Semper Fi).  Artinya kurang lebih ialah always faithful – selalu setia/beriman. Motto ini konon sangat terkenal dan mengakar sebagai kebanggaan dan memiliki dasar dalam kultur kristen Amerika.

Di sisi lain ada pepatah yang kurang lebih berbunyi : *Tidak ada kawan sejati dan musuh sejati, yang ada hanyalah kepentingan abadi.*Hal ini memaksa merenungkan, apa sih dasar kesetiaan dan persahabatan sejati itu ? Apakah model solidaritas keluarga a la geng-geng mafia ? Atau l’esprit de corps a la tentara ? Barangkali agak mirip dengan moto Semper Fi di atas, seorang mukmin diikat hatinya oleh Allah dengan mukmin-mukmin yang lain. Yang mengikatnya adalah Allah dengan ikatan cinta sejati murni. Ikatan kesetiaan dan kehormatan agung. Ikatan yang bisa menyatukan dua musuh bebuyutan tujuh turunan. Ikatan semesta alam. Ikatan tauhid.Sayang orang jaman sekarang banyak yang berbicara tentang ikatan tadi, tapi cuma di mulutnya saja. Sehingga hatinya diikat oleh ikatan yang lain dan tindakannya tidak mencerminkan keindahan dan keluhuran ucapannya. 

Konsep Ho Peng nya , mungkin dekat dg istilah inner circle friends atau kawan dekat yg dipercaya , kalau tentara marinir amerika punya slogan yg mirip juga dikenal dg nama Semper fi ( singkatan dari kata  Semper Fidelis yg kira2 artinya ” allways faitful” selalu setia , moto tsb sangat mengakar dan jadi kebanggaan corps nya , mungkin karena itu juga marinir amerika memang perang di berbagai tempat ( kecuali kalah sama di perang vietnam , mungkin tentara vietcong punya filosofis kebersamaan yg lebih hebat lagi ) , ngobrol2 ttg Ho peng dan semper fi , saya jadi berpikir , pertanyaan , bisakah kawan kawan lama semasa sekolah dulu atau teman main dulu, bisa menjadi kawan lama yg membawa kesejahteraan ? tetap menjadi sebuah pertanyaan terbuka yg susah utk terjawab. ?

Mari kita membina “ho peng” ( teman yg dipercaya), dan jauhilah  “bo cheng li” ( tidak fair, curang)

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke