Asasalamulaikum ww Yaa namanya saja quik count, blm bisa dijadikan patokan, yg jelas klu kita perhatikan selama inisemua survey banyak yg tidak sesuai dg senyatanya, misal kebanyakan survey sering mengatakan partai2 spt PKB misalnya tidak terlalu di perhitungkan bahkan dilecehkan ternyata di quick count PKB bisa 9%, begitu juga beberapa partai lain sebut saja dlm banyak survey PKS akan terpuruk ke 1% lha di quik count 6.9% bahkan PKS yg melakukan quik count dan real count sendiri ternyata terlihat angka 9% bahkan mungkin lebih
Kedua dari penyebaran pendudukan itu terlihat bahwa penduduk terpadat itu di pulau Jawa ini artinya bahwa HARGA SEBUAH KURSI LEGISLATIF jauh lebih mahal di banding di pulau Sumatera dan pulau2 lainnya dan ini berakibat bahwa jumlah prosentase dari quick count maupun real count KPU yg akan menggambarkan partai2 terkuat tidak sama dg perolehan kursi di dewan misal dlm pemilu 2009 posisi PKS yg 7.8% berada di bawah PAN yg 8.2% namun jumlah kursi PKS ternyata diatas PAN sehingga PKS jadi partai besar urutan 4 sesudah Demokrat, Golkar dan PDIP sehingga wajar2 saja target yg di dengungkan PKS 3 besar yaa klu gak dari partai terbesar 4 menjadi 3, 2 bahkan 1 why not, kan gitu Jadi sekali lagi kita gak bisa percaya betu lah dg quick count hingga beberapa minggu kedepan real count yg sah dari KPU diterbitkan Selanjutnya masalah koalisi masing2 partai akan melihat dan menghitung2 dulu, khusus PKS keputusan koalisi itu adalah tergantung keputusan jamaah yg akan di umumkan secara resmi oleh Majlis Suro mau berkoalisai ataupun bekerja sama dg capres mana, semuanya akan dihitung bagaimana kemungkinan terbaik-nya bagi da'wah kedepan dan tentu saja akan memilih mudharat terkecil bagi kelanjutan da'wah ini kedepan ... gitu lho wasalam abp Pada Kamis, 10 April 2014 7:56, Zaid Dunil <zdu...@gmail.com> menulis: ----- Pesan yang Diteruskan ----- This message is eligible for Automatic Cleanup! (zdu...@gmail.com) Add cleanup rule | More info Sanak sapalanta RN n a h Ass ww Quick count Pemilu yang dilaksanakan tanggal 9 April 2014, telah menunjukkan perubahan peta kekuatan politik tanah air. Quick count Cirus - CSIS atas dasar suara masuk mencapai 97,70 % menghasilkan pilihan rakyat terhadap partai partai politik sbb: Nasdem 6,90 % PKB 9,20 % PKS 6,90 % PDIP 19,00 % Golkar 14,30 % Gerindra 11.80 % Demokrat 9,60 % PAN 7,5o % PPP 6,70 % Hanura 5,50 % PBB 1,60 % PKP 1,10 % Tidak satu partai pun memperoleh suara 25 % atau lebih , sebagai syarat partai yang diperkenankan mengajukan Calon Presiden sendiri. Dengan demikian semua partai membutuhkan kolisi dengan partai lain untuk maju mencalonkan presidennya. Ada banyak kombinasi kemungkinan koalisi. Namun dari gerak isyarat, ucapan selamat dan kecedrungan pendekatan yang sudah nampak, kemungkinan besar koalisi akan menggambarkan bahwa Capres dan cawapres tidak akan lebih dari 3 pasangan . Namun saya hanya memprediksi hanya dua saja Capres yang akan maju yang punya peluang lebih baik. Pertama . Koalisi PDIP dangan Golkar : ARB sudah secara spontan mengucapkan selamat kepada PDI P atas kemenangan nya. Ucapan selamat itu tentu sekaligus merupakan pengakuan ARB (Golkar) atas keunggulan PDIP. PDIP bagaimanapun memerlukan koalisi dan koalisi pemenang No.1 dan Pemenang no. 2 adalah koalisi yang paling masuk akal . Gabungan perolehan suara mereka sebesar 33,10 % atau hampir 1/3 dari total merupakan juml;ah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres. Calonnya ? Tentu saja Jokowi sebagai Capres dan ARB sebagai Cawapres. Saat ini ARB nampaknya masih mengungkapkan bahwa dia tidak akan berkoalisi dengan PDIP karena dia adalah juga Capres. Namun saya perkirakan sikap ini akan berubah sesuai perkembangan waktu dan realita yang berkembang. Kepentingan partai Golkar yang selalu menempel pada kekuasaan adalah " keprinbadian" Golkar. Selain itu Cap-res itu soal ketokohan yang memerlukan elektabilitas dan akseptabilitas yang lebih tinggi, dan dalam survey aksptabilitas ARB kalah dari Jokowi. Kedua Koalisi empat partai : Gerindra, Demokrat , PAN dan PPP. Selama ini Prabowo Subianto (Gerindra) cukup hati hati menjaga hubungan baik dengan SBY. Tidak terlihat semacam konfrontasi langsung antara kedua tokoh tersebut. Kemungkinan mereka akan berkoalisi merupakan pilihan logis. PPP sudah jelas akan merapat ke gerindra sesuai dengan move yang dilakukan oleh Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saat kampanye yang lalu. Adapun Hatta Radjasa (PAN ) , diyakini akan masih manut kepada SBY dan tetap akan bergabung dengan SBY karena diantara keduanya, hubungan pribadi mereka akan menjadi ikatan yang kuat pula dalam hubungan politik. Jumlah kekuatan koalisi ini akan mencapai 35,60 %. Suatu jumlah yang signifikan untuk memenangkan Pilpres 2014. Calonnya ?. Yang jelas Capres tetap Prabowo Subianto , sedangkan wakilnya tergantung bargaining antara mereka. Kemungkinan , dari Demokrat tentu akan dimajukan adik ipar SBY Pramono Edhi Wibowo (jendral Purn). Atau Hatta Radjasa dari PAN. Prabowo kemungkinan akan lebih memilih Hatta ketimbang putra Sarwo Edi , karena Jendral Pramono Edhi pangkatnya Jendral penuh (bintang 4) sedangkan Prabowo adalah Purnawirawan Letnan Jenderal berbintang 3. Andaikata dua koalisi diatas benar benar terbentuk , maka sisa partai lainnya, andai mereka bergabung jumlahnya tidak mencapai 25 % sehingga tidak bisa mengajukan calon Kemungkinan besar PKB yang berhasil mengumpulkan suara sebesar 9,20 % (Suara yang signifikan) akan mencoba masuk dalam salah satu koalisi baik yang pertama maupun yang kedua. Masih ada kemungkinan PKB akan menjual Oma Irama sebagai Cawapres. Namun akseptabelitas Oma dimata Capres lain kemungkinan amat rendah . Selain itu melihat sejarah PKB selama ini yang tidak berhasil dalam kerjasama dengan PDIP, kemungkinan PKB kembali akan satu kubu dengan Partai Demokrat sehingga bisa memperkuat kemungkinan pemenagan Prabowo menjadi RI SATU. PKS yang terpuruk dalam Pemilu ini tidak punya pilihan selain bergabung dalam koalisi PDIP dan Golkar, Hubungaqn yqng kurqng serasi dengan Demokrat selama ini tidak memungkinkan PKS kembali satu kubu dengan Demokrtat. Suara PKS tidak signifikan sehingga tidak punya daya tawar yang menentukan. Pilihan lainnya bagi PKS adalah menjadi Partai Oposisi. Adapun partai lainnya seperti Nasdem, Hanura, PBB dab PKP kemungkinan tidak terlalu dilirik oleh pemenang Pemilu dan kemungkinan partai partai tersebut akan mencoba mengambil posisi sebagai partai Oposisi. Kemungkinan membentukan partai partai berbasis pemilih Islam (Poros Islam). Kemungkinan partai partai dengan masa pemilih Islam untuk membentuk suatu poros sendiri untuk memajukan Capres dan cawapres nampaknya kecil kemungkinannya. Walaupun total perolehan meningkat menjadi 31, 30 % dan dimungkinkan mengajukan Capres dan Cawapres sendiri tetapi hal hal sbb tidak menunjukkan kemungkinan tersebut : - "Poros" ini tidak punya tokoh yang akseptabel - Ketua PKB Muhaimin dengan tegas mengatakan tidak akan berkoalisi dengan partai Islam lainnya karena "Kapok". "Gus dur saja diturunkan ditengah jalan" kata Muhaimin menjawab pertanyaan Najwa Shihab dalam acara Metro TV tanggal 9 April 2014 malam. Jadi dengan ulasan diatas saya melihat hanya akan ada dua Capres pada Pilpres yang akan datang, yaitu Jokowi dan Prabowo Subianto. Sedangkan cawapres pendamping mereka masih banyak kemungkinannya. Apalagi kalau faktor ketokohan cawapres itu diperhitungkan , maka nama nama seperti Yusuf Kalla , Machfud MD masih ada kemungkinan masuk dalam hitungan dan terpilih jqdi cawapres Perlu diingat bahwa faktor ketokohan seseorang , walaupun beliau bukan tokoh resmi partai tertentu mungkin lebih menonjol dan punya elektabilitas lebih baik ketimbang tokoh yang ditetapkan resmi oleh partai. Wassalam. Dunil Zaid. 71.Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia, Pdg.Tingga di Jkt. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.