Tadi ambo langsung reply jawaban ke sanak Zul. Ternyata baru ambo lihat
bahwa komentar sanak Zul ditujukan japri ke ambo. Jadi, reply ambo pun
langsung masuak japri pulo. Karena itu jawaban ambo tadi ambo forward ke
palanta RN, agar menjadi catatan bersama karena diskusi ini dimulai dari
palanta RN. Seperti ambo sudah sebut dalam jawaban awal ke sanak Zul, ambo
tidak tertarik diskusi japri.

Dengan menjadikan ini diskusi publik, justru ada banyak keuntungan, karena
orang-orang yang lebih paham agama Islam di palanta RN ko bisa ikut membaca
dan kalau perlu mengoreksi jika ada pendapat yang keliru.

Ambo berharap jika sanak Zul ingin melanjutkan dan meneruskan diskusi ini,
lebih serius lah dalam menyajikan hujjah dan dalil, mengutip pendapat dan
referensi, kalau memang menganggap ini masalah penting.

ANB


---------- Pesan terusan ----------
Dari: Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>
Tanggal: 7 Juli 2014 09.52
Subjek: Re: Jawaban tulisan kanda akmal
Kepada: zulheri rambo <rzulh...@gmail.com>


Sanak Zulheri Rambo n.a.h.

Ayat tentang Nabi Isa a.s. nan ambo sampaikan sebelum ini adalah QS
4:157-159 yang mementahkan tuduhan (dan keyakinan) orang Yahudi bahwa
mereka membunuh dan menyalib Isa a.s. Yang dibunuh dan disalib Yahudi
adalah orang yang diserupakan dengan Isa, bukan Isa sendiri.  Sementara
ayat "*mutawaffika wa rafi'uka ilayya*" (Aku akan mematikan engkau dan
mengangkat engkau kepadaKu) yang sanak Zul kutip berasal dari QS 3:55. Jadi
konteksnya berbeda. Ayat-ayat Al Qur'an tak mungkin ada yang bertentangan,
melainkan saling melengkapi. Kalau terasa ada pertentangan, bisa dipastikan
penyebabnya adalah keterbatasan ilmu kita sendiri untuk memahaminya.

Sanak Zulheri menulis:

ya isa inni mutawaffika warofiuka ilayya...wafat dl baru diangkek..

Kutipan ayatnya betul tapi terjemahan bahasa Indonesianya salah.

1. Kata "baru" yang sanak Zulheri gunakan memiliki arti lain: "setelah
itu", "kemudian", atau "lalu". Dalam bahasa Arab,  padanan untuk semua arti
itu adalah "*tsumma*". Padahal dalam ayatnya tertulis jelas "*wa*" yang
berarti "dan", bukan "kemudian",

"*Wa* (dan)" serta "*tsumma *(kemudian)" adalah bagian dari dari *harful
athfi* (kata penghubung) yang bahasa Al Qur'an digunakan empat bentuk. Dua
lainnya adalah "*fa *(kemudian)" dan "*au *(atau)". Perbedaan antara "
*tsumma*" dan "*fa*" -- meski keduanya dalam bahasa Indonesia sama-sama
diartikan "kemudian" -- adalah jika pada "tsumma" ada jeda di antara dua
urutan peristiwa, maka pada "fa", tak ada jeda di antara dua urutan
peristiwa (seperti pada ayat populer yang diulang 31 kali dalam surat Ar
Rahman, *FAbiayyi alaa-i rabbikuma tukadzibaan*, KEMUDIAN nikmat Tuhan mana
lagikah yang kau dustakan?).

Jadi, pendapat sanak Zul bahwa Allah mewafatkan dulu Isa a.s. BARU
mengangkatnya (ke langit), tidak sesuai dengan kaidah bahasa Arab yang
menggunakan harfu "wa" dalam ayat itu.

2.  Tentang kata "mutawaffika" (mewafatkan).

Apakah kata "mewafatkan" dalam ayat itu adalah dalam pengertian mematikan
secara fisik seperti halnya manusia lain mati? Ada pendapat bahwa makna
"mutawaffika" adalah "qaabidhuka" (memegang ruh dan tubuh) seperti saat
seseorang tidur. Kata "tawaffa" yang memiliki arti kata sama dengan dalam
"mutawaffika" yang bermakna seperti ini (seseorang "dimatikan" Allah dalam
tidurnya) digunakan dalam QS Az Zumar (39) ayat 42.

Mengapa tidur disebut sebagai "kematian"?

Contoh paling jelas adalah doa bangun tidur yang dihafalkan anak-anak sejak
kecil:  *Alhamdulillahil ladzii AHYAANA ba'da ma AMAATANAA *... (Segala
puji bagi Allah yang telah MENGHIDUPKAN kami sesudah KEMATIAN kami ...).
 Sumber:  HR. Bukhari No. 5837.

Begitu juga firman Allah dalam QS 6:60: Wahuwalladzi YATAWAFFAKUM billayli
... (Dan Dialah yang MEMEGANG RUHMU/mewafatkanmu/menidurkanmu di malam
hari..." yang menunjukkan akar kata "tawaffa" dalam makna "mematikan"
secara metaforis dalam keadaan tidur.

Kembali ke soal pengangkatan Nabi Isa ke langit, ada penjelasan panjang
dari Ibnu Abbas r.a. yang menarik diperhatikan. Inti dari penjelasan itu
adalah, bahwa menjelang Nabi Isa a.s. diangkat Allah, beliau menemui ke-12
orang muridnya di dalam Baitul Maqdis dan berkata, "Sesungguhnya di antara
kalian ada yang kafir kepadaku dua belas kali kepadaku setelah beriman
kepadaku."  Dan Isa berkata lagi, "Siapa di antara kalian mau dijadikan
serupa denganku dan dibunuh untuk menggantikan diriku, maka dia bersamaku
dalam satu derajat."

Kemudian berdirilah seorang murid yang paling muda menyatakan bersedia.
Tapi Nabi Isa menyuruhnya duduk, dan kembali mengulangi kata-katanya.
Pemuda itu kembali berdiri,  menyatakan bersedia, sehingga nabi Isa
berkata, "Engkaulah orangnya." Lalu Allah mengubah penampilan orang itu
menjadi mirip nabi Isa , dan nabi Isa a.s. yang asli diangkat Allah ke
langit dari loteng Baitul Maqdis.


(Sekadar membandingkan dengan keyakinan Kristen tentang kenaikan Isa dalam
Injil Lukas: 50-51: "Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat
Betania. Di situ Ia mengangkat tangannya dan memberkati mereka. Dan ketika
Ia sedang memberkati mereka, ia terpisah dari mereka dan terangkat ke
sorga."

Bethania, atau Bethany, dalam teks itu adalah nama kampung di luar kota
Yerusalem. Sedangkan yang disebut "mereka" adalah para muridnya yang dalam
Islam disebut *hawariyyun*. Di sini bisa terlihat bagaimana perbedaan
penjelasan Islam dan Kristen tentang kenaikan Isa a.s. ke langit. Dalam
Islam, kejadiannya di *dalam* Baitul Maqdis atau *indoor*, dan karena
Baitul Maqdis/Masjidil Aqsha berada di dalam kota Yerusalem, maka dengan
kata lain peristiwa kenaikan itu terjadi di Yerusalem.  Sedangkan menurut
Injil Lukas tak disebutkan di dalam ruangan, bahkan terkesan di lingkungan*
outdoor* seperti dalam kalimat "Lalu Yesus membawa mereka *ke luar kota*
sampai dekat Bethania... dst... ").

 3. Jika sanak Zulheri ingat salah satu hadis Nabi yang populer tentang
Isra Mi'raj, di sana Nabi Saw. menjelaskan perjumpaannya dengan sejumlah
Nabi seperti Ibrahim, Musa dan ... Isa a.s!

Dari salah satu hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a. dan dishahihkan
Imam Bukhari, disebutkan bahwa Nabi Saw bersabda, "Pada malam Isra, aku
bertemu Musa. Ternyata dia adalah seorang yang terbata-bata bicaranya, dan
dia memiliki rambut yang berombak, seakan-akan ia salah satu dari Bani
Syanu'ah. Beliau meneruskan, "Aku *bertemu* Isa", kemudian Nabi
menggambarkan ciri-cirinya. "Ternyata ia *memiliki postur *yang sedang,
kulitnya merah, ia seakan-akan keluar dari tempat permandian ...

Dalam riwayat lain, masih dari Imam Bukhari yang meriwayatkan sampai ke
Ibnu Umar, Nabi Saw bersabda, "Aku melihat, Isa, Musa dan Ibrahim. *Ada pun
Isa, kulitnya merah, berambut ikal, berdada bidang*..."

Sanak Zul perhatikanlah kata "bertemu" dan "memiliki postur" pada matan
hadis di atas yang berarti Nabi melihat secara fisik seperti apa jasmani
Nabi Isa a.s.
Bukankah peristiwa Isra Mi'raj itu terjadi jauh setelah kenaikan Isa ke
langit?

ZH:
Ciek lei kan mengimani isa dulu nan turun kabumi indak ka mudah diimani...dr
segi umur...bukti turunnyo...ndak kamungkin gai do urang indonesia bisa
maliek isa turun dr langik...kok turunnyo di damaskus..

ANB:

Pendapat sanak Zul di atas ini "lucu sekali". Apakah sanak Zul percaya akan
hari kiamat dan hari kebangkitan kelak? Kalau ya, mengapa bisa percaya?
Kejadian nabi Isa turun ke bumi itu masih lebih dekat dengan kehidupan
manusia, karena masih pada periode kehidupan bumi sekarang, sementara hari
kiamat dan hari kebangkitan kelak terjadi SETELAH Isa a.s. turun ke bumi.
 Jadi kalau sanak Zul percaya hari kiamat dan hari kebangkitan akan
terjadi, seharusnya lebih percaya lagi bahwa Isa a.s. akan turun ke bumi
(dan BUKAN dalam bentuk fisik Mirza Ghulam Ahmad yang sekaligus membajak
gelar mulia *alaihissalam *yang BUKAN hak MGA).

"Kok turunnyo di Damaskus?" tanya sanak Zul.

Mohon maaf sanak Zul, ambo sudah menduga, bahwa selama ini hadits yang
dishahihkan Imam Muslim, Imam Thabrani (dishahihkan Syekh Albani) atau
penjelasan Ibnu Katsir tentang akan turunnya Isa a.s. di Damaskus memang
belum pernah didengar, atau dipelajari, sanak Zul (atau kaum Ahmadi).
Tetapi itulah gunanya hadits-hadits shahih sebagai nubuwat akhir zaman,
agar orang tak seenaknya mengaku-aku sebagai Imam Mahdi, apalagi sebagai
Nabi Isa a.s.

Kini setelah hadits-hadits tentang akan turunnya Nabi Isa a.s. di Damaskus
itu SUDAH SAMPAI kepada sanak Zul, tentu sudah lepas kewajiban ambo sebagai
muslim untuk menyampaikan.

Tinggal sanak Zul sendiri yang memutuskan apakah dengan dalil-dalil
seterang itu (bahwa Isa a.s. akan diturunkan Allah di Damaskus), sanak akan
tetap beranggapan bahwa MGA adalah "Masih Mas'ud a.s." yang dijanjikan atau
kembali pada pemahaman Islam yang disampaikan para ulama yang tsiqah
(terpercaya) yang bahkan beberapa di antara mereka belajar langsung dari
Nabi Saw seperti Abu Hurairah atau Ibnu Abbas *radhiyallahu anhuma*.

Allahu a'lam.

ANB
46, Cibubur



Pada 6 Juli 2014 11.54, zulheri rambo <rzulh...@gmail.com> menulis:

Aslm w w..
> Kanda klu ayat quran dan matan hadis indak kasalah doh..tapi penafsiran dr
> kaduonyo bisa salah..karno diantara para ulama pun berbeda penafsiran...ado
> ulama nan menafsirkan nabi isa msh hiduik di langik dan katurun diakhir
> zaman...dan ado juo ulama menafsirkan isa alah wafat tp indak ditiang
> salib..penafsiran iko berkembang di universitas alkairo..kini ambo
> kamukakan pendapat ulama nan menafsirkan isa sdh wafat..surat alanbiya ayat
> 34 artinya kami tidak menjadikan seorang manusiapun sebelum engkau ya
> muhammad hidup kekal...hadis dlm kanzul umal jilid 4 hal 160 fatimah
> meriwayatkan hadis...artinyo sesungguhnya isa ibnu maryam umurnyo 120
> thn...bahkan dlm sebuah riwayat nabi saw bersabda..umurku diperkirakan
> separo dr nabi nan sebelum sy..nah itu tapek sakali nabi umurnyo 63 thn..
> dan ambo lah merenungi ayat2 yg berhubungan dg isa..salah satunyo..ya isa
> inni mutawaffika warofiuka ilayya...wafat dl baru diangkek..dan ambo pernah
> melihat tafsir diangkek tu dlm kurung derajatnyo..bukan fisiknyo
> Dan kanda cubo buktikan dalil quran dan hads ttng hidupnyo isa dilangik..
> Ciek lei kan mengimani isa dulu nan turun kabumi indak ka mudah
> diimani...dr segi umur...bukti turunnyo...ndak kamungkin gai do urang
> indonesia bisa maliek isa turun dr langik...kok turunnyo di
> damaskus..ujuang2 nyo tetap ka manulak juo nntinyo
> Sabanonyo memahami nabi isa tu klu lah membaco karya beliau dg hati nan
> janiah..urang awam sekalipun paham..
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke