*http://wartakota.tribunnews.com/2014/07/12/mulai-muncul-gejala-tidak-beres-di-kubu-prabowo
<http://wartakota.tribunnews.com/2014/07/12/mulai-muncul-gejala-tidak-beres-di-kubu-prabowo>*

*WARTA KOTA, PALMERAH—* Peneliti sekaligus pengamat masalah sosial dan
politik asal Indonesia yang bermukim di Amerika Serikat, Made Tony
Supriatma, mengaku melihat ada gejala yang tidak beres pada kubu calon
presiden (capres) nomor urut 1 Prabowo Subianto.

Alumnus Fisip UGM dan Cornell University yang tinggal di Clifton, New
Jersey AS ini menjelaskan, gejala itu terlihat setelah Stasisun TVOne milik
Ketua Umum Partai Golkar yang selama kanmpanye Pilpres menjadi corong bagi
kubu Prabowo sudah mulai menyiarkan hasil hitung cepat peroleh suara selain
versi mereka.

"Sebelumnya Jubir Golkar Tantowi Yahya sudah berhitung dengan kemungkinan
Golkar mengalihkan dukungan ke Jokowi. Rasanya, kubu Prabowo retak," tulis
Made yang diunggah di akun facebooknya, Jumat (11/7/2014) .

Persoalannya, sambung Made Tony, berapa lama lagikah Prabowo bisa menjaga
kesatuan koalisi yang dia bangun. "Apa 'leverage' yang dia miliki?,"
ujarnya bertanya. "Perlu diingat ini koalisi dengan spektrum ideologi yang
sangat warna-warni. Kepentingan di dalamnya juga beraneka warna," tambahnya.

Menurut Made, orang-orang dari berbagai parpol yang berada di koalisi yang
dibangun Prabowo bukanlah politisi yang bodoh. Mereka tahu bahwa koalisi
ini sudah kalah dan sekarang sedang sibuk mencari konsesi ke pihak Jokowi.

"Ini terutama berlaku untuk partai-partai sekuler nasionalis model Golkar
dan Demokrat. Golkar adalah partai yang tidak bisa hidup tanpa kekuasaan.
Dia adalah cacing pita politik Indonesia. Sehingga, Golkar paling mudah
untuk keluar dari koalisi," ujarnya.

Sementara itu, sambungnya, orang-orang dari Partai Demokrat masuk ke kubu
Prabowo secara setengah hati, setelah Megawati yang menurut Made berpolitik
dengan mengandalkan dendam, menolak semua proposal koalisi SBY, Presiden RI
yang kini menjadi ketua umum partai tersebut.

"Yang paling menderita adalah partai-partai Islam seperti PPP dan PKS.
Mendukung Prabowo habis-habisan nggak akan ada gunanya. Kita tunggu apa
langkah mereka berikutnya," katanya.

Sebelumnya akademisi yang banyak melakukan penlitian tentang militer ini
mengemukakan hasil pengamatannya atas pemberitaan media milik Aburizal
Bakrie (VIVAnews) menyusul pengumuman hasil Pilpres versi 'real count' yang
dikumpulkan oleh internal tim kampanye kubu Prabowo-Hatta.

"Kebetulan, hari ini, dua ilmuwan politik yang mempelajari Indonesia
mengeluarkan sebuah tulisan yang isinya mengingatkan 'game plan' dari kubu
Prabowo itu. Tulisan ini sangat penting. Karena tidak saja dikerjakan oleh
dua orang akademisi yang profesional tetapi juga karena ketepatan bidikan
dan analisisnya," ujar Made Tony.

Made menjelaskan, artikel yang berjudul 'Prabowo's game plan' itu antara
lain menyebutkan usaha yang mungkin akan dilakukan oleh kubu Prabowo untuk
memenangi pemilihan ini. "Sangat jelas disebutkan dalam artikel ini bahwa
Rob Allyn, konsultan politik AS yang disewa Prabowo, sangat ahli dalam
membentuk dan mengeksekusi 'game plan' ini," tutur Made lagi.

Usaha pertama ialah "muddy the statistical waters' atau kacaukan statistik
dengan mekakai pollsters yang tidak kredibel. Ini menurutnya jelas sudah
dilakukan sejak hari pertama setelah pemilihan.

"Quick counts dari beberapa lembaga survei yang sangat kredibel dikacaukan
oleh 'temuan' abal-abal dan kemudian dikampanyekan lewat TV yang dikuasai
Bakrie dan Hari Tanoe -- para sekutu Prabowo," tulisnya

Usaha kedua, 'steal the results." Curi hasil pilpres ini. Pengacauan hasil
quick counts ini tujuannya adalah untuk memunculkan kebingungan di kalangan
para pemilih. Ini juga akan memberikan mereka waktu untuk menggoreng hasil
pemilihan versi mereka.

"Persis itulah yang hendak mereka lakukan pada saat ini. Mereka akan
mengumumkan real count versi mereka, sehingga ketika KPU mengumumkan hasil
resminya, mereka sudah punya 'opini' yang terbentuk di masyarakat. Dengan
kata lain, tujuan mereka mengumumkan hasil real count versi mereka adalah
mendelegitimasi hasil yang akan diumumkan oleh KPU!" tegas Made.

-- 
Wassalam,
JG
37th, Jkt

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke