Wartawan : Depitriadi - Padang Ekspres
Editor : Riyon
06 January 2016 11:35 WIB

Pemda Diminta Aktifkan Kereta Api

Masyarakat Peduli Kereta Api Sumbar (MPKAS) Sumbar mendorong agar
pemerintah daerah bersama PT KAI dan stakeholders, terus berupaya
mengaktifkan jalur kereta api lama dan membuat jalur kereta api yang baru
di ranah Minang.

Di samping mendukung transportasi orang dan barang menjadi cepat, murah dan
tepat waktu, kereta api juga akan menjadi daya tarik dan mendukung kemajuan
wisata Sumbar.

”Kelancaran transportasi sangat penting dalam menjamin kemajuan suatu
bangsa, dan akan memberikan multiplier effect sangat besar dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi. Jika semua jalur kereta api terkoneksi, saya yakin
ekonomi Sumbar menggeliat. Apalagi seluruh jalur kereta api terkoneksi
dengan tempat-tempat wisata,” ujar Ketua Masyarakat Peduli Kereta Api
Sumbar (MPKAS) Kurnia Chalik saat berkunjung ke Graha Pena Padang, tadi
malam.

Jalur kereta api lama yang perlu diaktifkan kembali, menurut Kurnia, adalah
jalur kereta api wisata dari Padangpanjang menuju Bukittinggi dan
Payakumbuh.

Lalu, jalur kereta api wisata dari Muaro-Pulauaia-Tarandam-Stasiun
Simpangharu Padang, jalur Padang-Lubukalung-Kayutanam-Padangpanjang, jalur
Padangpanjang-Solok-Sawahlunto, serta jalur Loko Uap Mak Itam dari
Sawahlunto ke Muaro Kalaban dan jalur kereta api dari Pariaman ke Nareh.

Menurutnya, gubernur, bupati dan wali kota yang dilintasi rel kereta api
bersama DPRD, PT KAI dan segenap masyarakat mesti serius bekerja sama
membersihkan kembali rel, stasiun dan jembatan yang selama ini banyak
ditempati penduduk.

”Jalur itu direhabilitasi untuk pembukaan jalur kereta api wisata sesuai
rencana pemerintah, seperti di jalur Padangpanjang-Bukittinggi-Payakumbuh
dan jalur Muaro-Pulauaia-Tarandam-Stasiun Simpangharu yang masih
terkendala,” ujar Kurnia didampingi Yuhefizar, pegiat perkretapian di MPKAS.

Sementara itu, untuk jalur kereta api yang baru, mereka mendorong segera
beroperasinya jalur kereta api ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM)
dari Stasiun Simpangharu Padang via Duku.

“Untuk kereta api BIM ini idenya kita sudah lama, tapi yang duluan selesai
di Bandara Kualanamu karena kita begitu lama selesai pembebasan lahan.
Bandara standar internasional wajib memiliki akses kereta api untuk
ketepatan waktu para penumpang pesawat,” ujarnya.

Jalur baru yang digagas sejak lama dan perlu segera ditindaklanjuti pemda
ke pemerintah adalah, pembangunan terowongan kereta api dari Indarung
Padang ke Solok sekitar 9 km. Jika itu terwujud, maka akan terkoneksi jalur
lingkar kereta api wisata dari
Padang-Solok-Padangpanjang-Lubukalung-Padang.

Kemudian, jalur kereta api dari Muaro-Logas-Lipatkain-Pekanbaru.

Jalur ini perlu kiranya dibuat agar jaringan kereta api Sumbar terkoneksi
dengan jalur kereta api Trans Sumatra Railways di sisi timur Pulau
Sumatera, yang memanjang dari Aceh-Sumatera Utara-Riau-Jambi-Sumatera
Selatan-Lampung yang sedang berlangsung pembangunannya saat ini.

Dengan terhubungnya jalur kereta api Sumbar dengan jalur Trans Sumatera
Railways, maka akan memberikan keuntungan besar secara ekonomi, khususnya
lalu lintas barang dan jasa ke Pelabuhan Teluk Bayur Padang.

“Teluk Bayur akan menjadi pelabuhan strategis di pantai barat Sumatera,”
jelas pria yang bersama MPKAS dan pemda berhasil memperjuangkan
“pu­lang­nya” kereta api Loko Uap Mak Itam dari Ambarawa ke Sawahlunto, dan
melobi Kemenhub agar memberikan railbus bandara (Duku-BIM) ke Sumbar ini.

Kurnia mencatat di Sumbar terdapat 15 lokomotif dengan harga
masing-masingnya sekitar Rp 20 miliar dengan panjang jalur 240 km dengan
dana Rp 5 triliun dan sekitar 1.000 karyawan. “Akan sangat rugi jika
potensi aset tersebut dibiarkan begitu saja,” ujarnya.

Kurnia Khalik dan rekan-rekan MPKAS telah memperhitukan untung-rugi jika
jalur kereta api diaktifkan kembali. Selain meningkatkan kunjungan wisata,
hal tersebut juga membantu mengurai kemacetan lalu lintas terutama saat
hari libur.

Kemudian, kereta api barang jika diaktifkan kembali bisa mengurangi risiko
kerusakan jalan raya, karena menurutnya saat ini truk pengangkut barang
sudah over kapasitas. “Berapa banyak dana APBN yang dikeluarkan jika
terus-terusan digunakan untuk perbaikan jalan raya,” ujarnya.

Tantangan dalam pengaktifan jalur tersebut, di antaranya pemanfaatan jalur
kereta api oleh masyarakat sebagai pemukimam.

“Dari pada lahan mengganggur, lebih baik dimanfaatkan masyarakat. Namun,
ketika PT KAI membutuhkan, maka warga juga harus berlapang dada menyerahkan
lahan tersebut, karena sudah ada kontrak dari awal,” jelasnya. (*)

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke