Samantaro Pariaman dihiyak gampo untuak weekend cubo turun naiakkan jakun panipu salero ...
~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA Begin forwarded message: > From: Sjamsir Sjarif <sjamsirsja...@gmail.com> > Date: January 16, 2016 at 5:46:29 PM PST > To: Sjamsir Sjarif <sjamsirsja...@gmail.com> > Subject: Manjakan Lidah > > > > Manjakan Lidah Di Tanah Minang > > Senin, 23 November 2015 20:23 WIB > Pewarta : Afut Sayfril > > kuliner minang > "Butuh lebih dari satu minggu kalau Anda ingin wisata menikmati jajanan khas > Padang," kata Ikhwan Wahyudi salah satu masyarakat Kota Padang. > > Hal tersebut tampaknya memang menggambarkan betapa kayanya Padang dengan > sensasi kulinernya. Masakan warung Padang atau rendang memang menjadi salah > satu makanan terenak di dunia menurut berbagai sumber. Namun, bukan hanya > makanan tersebut yang mendominasi kuliner Tanah Minang. > > Walau tidak sepopuler rendang, gulai ikan karang mempunyai kekhasan > tersendiri bagi penikmat kuliner nusantara. > > Nama lokalnya adalah gulai lauak karang, atau yang berarti ikan karang. > Makanan lokal berkuah ini bisa dijumpai di sepanjang Kecamatan Pauh, Kota > Padang. > > Mempunyai tekstur kuah yang kental keemasan, ciri khas dari campuran santan. > Selain itu, campuran jeruk nipis juga terasa di setiap seduhan, bahkan > meresap ke dalam daging ikannya sehingga mampu hampir menghilangkan aroma > amisnya. > > Ikan yang disajikan adalah bagian kepala hingga badannya, alasannya adalah > secara umum kepala ikan mempunyai duri yang lebih sedikit dan besar daripada > separuh badan ke ekornya sehingga mudah untuk memisahkan antara tulang dan > dagingnya ketika dimakan. > > "Biasanya para pembeli suka kepala ikan juga karena enak untuk diisap-isap > kuahnya yang ada di kepala. Makanya, lebih nikmat pakai tangan kosong ketika > memakannya," kata Ikhwan. > > Kombinasi lengkuas dan daun serai sering terlihat potongan daunnya di antara > remahan bumbu dalam kuah, mampu membuat "efek segar" bagi penikmat kuah. > > Cabai merah, bawang putih, dan bawang merah harus dihaluskan agar tidak > memengaruhi tekstur kental santan. Ruas-ruas jahe mampu membuat hangat > tenggorokan untuk mengombinasikan pedas dan asamnya kuah. > > Untuk tekstur daging ikan karang, jenis yang digunakan biasanya kakap karena > dagingnya yang tebal. Namun, tidak jarang ditemui juga ikan kerapu. > > Sebagai pasangan santap gulai ini, camilan paling nikmat adalah dengan rakik > maco atau terbuat dari campuran bahan-bahan alami, seperti tepung beras, > telur, maco (sejenis ikan), dan bumbu lainnya. > > Karena tekstur keras pipih seperti keripik peyek ikan, lebih enak jika > dilumuri dengan kuah gulai ikan. Sambalado menjadi pelengkap sempurna dari > sajian ini. Pedas dan tidak halusnya cabai yang ditumbuk menjadi lebih kerasa > ketika dikunyah. > > Menurut pantauan Antara, rumah makan di pinggir jalan Pauh memang rumah makan > sederhana, dalam artian benar-benar sederhana dari segi bahan bangunannya. > > Berdinding kayu susun, jendela lebar tanpa daun jendela, meja, dan kursi yang > berjejer, serta kobokan tangan dari bekas botol bir yang selalu sudah > tersedia sebelum makanan dihidangkan. > > Jendela yang lebar langsung menyajikan hamparan sawah yang hijau, membuat > selera makan makin tergugah ketika ditemani sayup angin semilirnya khas > perdesaan Padang yang masih alami. > > "Tambuah ciek lai," kata salah satu pengunjung warung gulai ikan tersebut, > yang berarti tambah satu lagi. > > "Lamak Bana,(Enak sekali)," katanya memuji. > > Harga yang ditawarkan terjangkau, yaitu dua porsi gulai ikan karang, perkedel > kentang, rakik maco, daun singkong, dua es teh manis, serta nasinya satu > bakul hanya dibanderol Rp48 ribu. > > Cindua Padang > Tidaak lengkap rasanya jika mencicip kuliner makanannya, tanpa minuman khas. > Cindua padang atau cendol padang merupakan salah satu minuman khas kota asal > kisah Siti Nurbaya tersebut. > > Masih sama dengan khas warung sederhana dengan dinding kayunya, minuman > cendol ini juga banyak dijajakan di sepanjang jalan daerah Pauh, juga banyak > di daerah Bukittinggi. > > Ketika menyajikan, cendol hijau selalu berada di bawah lapisan gelas, sedikit > bercampur dengan cendol cokelat (lopis), kemudian santan serta gula aren > berada di tengah lapisan gelas sehingga bagian atas telihat serutan es. > > Tampilan susunan tersebut membuat lebih segar cindua padang karena terlihat > gradasi seperti kue lapis sebelum diaduk menjadi satu bercampur dengan > serutan es yang mulai mencair. > > Yang membedakan cendol padang dengan yang lain adalah adanya ampiang alias > beras pulut. Jika diartikan dalam bahasa Minang, disebut "bareh puluik" > teksturnya harus ditumbuk hingga pipih, berwarna kecokelatan campur putih > sebesar bulir-bulir nasi. > > Pemanisnya adalah gula aren, bahasa Minangnya disebut gulo anau, yang telah > diencerkan berwarna cokelat kental. > > Setelah itu, dicampurkan dengan cendol, santan, serta lopis. Toping di > atasnya adalah es serut sebagai penyegar dari minuman ini untuk menyatukan > campuran gula aren dan santan. > > Ada juga ditambah dengan parutan daging kelapa yang halus sehingga terasa > gurih dan ada sensasi renyah ketika diminum. Jika ada menu lain, ada ditemui > campuran cendol dengan daging durian, sesuai dengan selera dari pembeli. > > "Minuman cendol ini sudah ada semenjak awal-awal perjuangan kemerdekaan, > konon sejarahnya begitu," kata penjual Cindua Padang. > > Harga minuman lokal ini berkisar Rp7.000,00 per gelasnya, tidak akan banyak > menguras kantong pengunjung. > > Biasanya di warung penjual cindua akan disajikan juga rambak kulit ikan atau > rambak kulit sapi sebagai camilan pendamping es cendol manis tersebut. > > Sebagai kota asal mitos Malin Kundang, selain banyak bumbu-bumbu mitos dan > cerita pengiringnya, Padang memang memiliki bumbu-bumbu racikan salah satu > terbaik di Indonesia, bahkan dunia. > > Tidak salah jika para pencinta kuliner ingin menjadikan Padang sebagai salah > satu daftar tempat yang harus dikunjungi untuk memanjakan selera kuliner > pelancong. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.