Engkaukah, Calegku?

 

Sabtu, 09 Agustus 2008 

Oleh : Damsar, Guru besar Unand padang



Lima tahun lampau, engkau dan beberapa orang lain seperti engkau, datang
kepada kami menyatakan maksud dan merayu kami bahwa engkau lah yang
paling layak dipilih di antara calon yang ada untuk menjadi wakil kami
di lembaga legislatif. Engkau beberkan segala kelebihan diri atau pun
komitmen partaimu. 

Ketika masa kampanye, engkau ajak kami menghadirinya agar kami paham
tentang apa yang engkau dan atau partaimu perjuangkan. Agar kami
tertarik datang, engkau berikan kami baju kaus bertanda dirimu dan atau
gambar partaimu. Supaya kami antusias hadir, engkau beri kami makan. 

Tidak jarang di antara kami mendapatkan uang saku darimu sebagai uang
lelah kami menghadiri kampanye. Meski orang bilang uang tersebut sebagai
money politics, karena kami tidak paham istilah itu, ya kami terima.
Sebab yang ada dalam benak kepala kami  adalah kami diberi rezeki dari
pintu yang tidak terduga. 

Dalam tradisi kami, tidak ada doa penolak rezeki. Sehari menjelang hari
"H" pencoblosan, engkau ingatkan kami agar tidak lupa mencoblos tanda
gambar dirimu atau partaimu di sisi nomor urutmu. Agar kami selalu ingat
apa yang engkau inginkan, engkau beri kami uang. Sedangkan teman kami
yang lain engkau berikan bingkisan. 

Kami senang, engkau pun senang. Pada saat hari pencoblosan, kami
mengikuti saranmu. Kami membayangkan, jika engkau terpilih jadi anggota
dewan, maka derajat atau nasib kami akan terangkat pula, setinggi
seperti yang engkau mimpikan.    

Kami sangat bahagia sekali, ketika berbagai media massa seperti surat
kabar, radio dan televisi mengabarkan bahwa engkau terpilih menjadi
anggota dewan, mewakili kepentingan kami di legislatif. Kami bangga
ketika melihat gambarmu pada saat dilantik menjadi anggota dewan, gagah
dan berwibawa. Bangga karena satu dari suara yang membuat engkau
terpilih adalah suara dariku. Kami bangga, kami senang.

Pada seratus hari jabatanmu sebagai anggota dewan, kami berharap engkau
datang kepada kami untuk berbagi kebahagiaan atas terpilihnya engkau
sebagai anggota dewan dan bertanya tentang apa saja yang perlu
diperjuangkan jika waktu kampanye dulu engkau lupa mencatatnya atau
untuk mengecek ulang untaian janji yang pernah ditebarkan dulu. 

Ternyata harapan itu berlalu tanpa ada kenyataan. Meskipun demikian,
kami tetap berpikir positif, atau berpikir husnudzon kata pak ustadz,
bahwa engkau lagi sibuk mengurus hal negara yang lain dianggap lebih
penting.

Setahun telah berlalu, engkau tidak juga pernah menjenguk kami, untuk
sekadar bertanya tentang kabar kami; Apakah kami sudah makan atau belum?
Apakah kami sehat atau sakit? Apakah rumah kami masih di tempat dulu
atau sudah digusur? Apakah hidup kami lebih baik selama engkau jadi
anggota legislatif atau justru bertambah buruk? Jangankan menjenguk,
menitip salam saja lewat salah seorang tim sukses engkau yang berasal
dari kampung kami saja tidak pernah.

Kami tahu, melalui berbagai media massa, engkau beberapa kali datang
mengunjungi daerah kami, tetapi tidak menemui kami, namun engkau
berjumpa dengan berbagai pejabat daerah. Tidak jarang kami lihat, engkau
naik mobil dengan iringan vor rejder di depannya. 

Kami juga lihat di televisi bagaimana sibuknya engaku keliling luar
negeri untuk mendapat masukan dan ide tentang suatu masalah yang
diperlukan solusinya atau suatu peraturan agar lebih komprehensif, adil
dan inklusif.

Tidak terasa lima tahun telah berlalu. Engkau kembali datang kepada kami
menawarkan mimpi yang sama seperti lima tahun lampau. Kami bukan manusia
pendendam mengingat kesalahan engkau terhadap kami di masa lalu. Namun
kami juga bukan manusia tolol seperti yang engkau duga selama ini. Kami
diajarkan oleh adat "alam takambang jadi guru" agar tidak terperosok ke
dalam lobang yang sama untuk kedua kali. 

Kami juga diajarkan oleh nenek moyang kami bahwa "manusia dipegang
mulutnya, kerbau dipegang talinya". Engkau telah menaburkan janji di
masa lampau, namun kami tidak melihat kau tepati janjimu. Wahai calegku,
apa yang kami harapkan darimu lagi? *** 

 

(c) 2008 PADANG EKSPRES - Koran Nasional Dari Sumbar

 




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke