Ado tulisan Wimar Witoelar yang menurut ambo menarik, semoga bisa jadi 
pertimbangan untuak tanggal 9 April lusa.


Pemilu Ribet, Demokrasi Lancar 
        koran SINDO
 
          07 April 2009 
         



         
        
          
 
oleh: Wimar Witoelar
 
Pemilihan
umum tinggal beberapa hari lagi, dan Anda bingung karena tidak mengerti
caranya, pusing terlalu banyak pilihan, caleg semua tidak bermutu. Jangan 
takut. Jalankan saja, nanti akan tahu sendiri caranya. Seperti naik bus kota. 
Pusing
karena banyak pilihan, dan tidak bermutu semua menurut Anda? Banyak
yang begitu. Kemarin dulu ada yang bertanya pada suatu pertemuan: ”Setuju 
tidak,  semboyan di suatu iklan yang mengatakan: Banyak pilihan bikin bingung?” 
 Ya, tergantung orangnya. Ada orang masuk department  store
jadi bingung, karena banyak pilihan. Dia mengomel, susah milih,
bingung.  “Kasih tahu dong harus milih yang mana.”  Itu wajar saja,
kalau orang itu belum pernah masuk department store.
Dia lebih nyaman masuk toko kecil di mana pilihan tidak banyak, atau
lebih bagus lagi menerima kemeja yang dipilihkan oleh orang tuanya atau
istrinya atau temannya. Dia tidak bisa memilih. Atau orang yang bingung
memilih jodoh, dan minta dicarikan oleh orang lain.
 
Beberapa
hari yang lalu majalah dunia terkemuka The Economist dari Inggris
menerbitkan artikel panjang dengan inti bahwa demokrasi di Indonesia
tumbuh sangat subur. Kalau banyak yang bingung menghadapi pemilih yang
makin ribet, itu merupakan masalah tapi hanya masalah pelaksanaan. Yang
penting Indonesia ini benar-benar bebas, banyak cekcok tapi bukan jenis
yang serem seperti pada kekerasan rezim Suharto dan bukan pembunuhan
besar-besaran seperti di Aceh dan Timor Timur.
 
Memang
disayangkan bahwa pelaku kekerasan dan korupsi Orde Baru masih banyak
berkeliaran, tapi justru bagus bahwa sebagian dari mereka aktif dalam
Pemilu sampai menjadi Capres. Berarti mereka sendiri yakin demokrasi
sudah menjadi pilihan Indonesia. Daripada membeli senjata gelap, jauh
lenbih bagus beli baliho dan iklan televisi. Militer tetap kuat sebagai
bagian vital dari negara, tapi keterlibatan TNI tidak lagi diizinkan
dalam jabatan politik. Tentara terlihat netral dalam pilihan antara
Capres.
 
Selain
orang yang bingung menghadapi pilihan, lebih banyak lagi orang yang
mandiri, punya selera dan punya kebutuhan. Kita sadar bahwa untuk memilih
diperlukan pengalaman. Di negara demokrasi yang sudah lama, orang biasa
sudah sering mengalami Pemilu. Sejak kecil sudah melihat tiap sekian
tahun orang memilih, bahkan di sekolah diajarkan tentang memilih. Di
Indonesia, sepuluh tahun yang lalu orang belum mengenal pemilihan umum.
Suatu keajaiban,  bahwa dalam waktu sekian singkat, kita sudah menjalani Pemilu 
untuk ketiga kalinya. Dunia terkagum-kagum menamakan Indonesia
negara demokrasi ketiga terbesar di dunia. Tapi orang di sini banyak
yang mengomel. Seperti orang yang pertama kali masuk pertokoan besar,
pusing, tapi lama-lama menjadi biasa. Kalau tetap tidak betah, orang
yang pengalaman sudah tahu dia tidak perlu lama-lama masuk mall, cari
saja barang yang diperlukan, beli terus keluar.


Politik
membingungkan bagi yang tidak mengerti. Dan sampai mengerti pun, tetap
saja dunia politik tidak menyenangkan. Tapi sangat keliru untuk
menyimpulkan bahwa Pemilu adalah pembuangan uang. Pemilu adalah
kegiatan warga, bukan proyek pemerintah. Warga tidak perlu berpolitik,
hanya perlu memilih. Masuk toko tidak perlu mengenal seluruh isinya
atau cara mengelolanya, cukup tahu barang yang dia perlukan, dan kalau
ada di situ, tinggal dipilih.

Kalau
mau bingung, Pemilu kita membingungkan, karena ini adalah Pemilu
terbesar di dunia. Tapi bisa kita memilih untuk kagum, kalau kita
mengerti prestasi bangsa ini. Lihat angka-angka yang fantastis ini.
 
Caleg
DPR ada 11.215 orang (perempuan 3.910). Kursi DPR hanya untuk 560
orang. Caleg DPD ada 1.109 orang (perempuan 129). Kursi DPD hanya untuk
132 orang. Jumlah calon DPRD belum saya temukan angkanya, tapi kalau
kita perkirakan 33 Propinsi  dikalikan 38 partai dikalikan lagi 10
caleg dari masing-masing partai (perkiraan sangat rendah) maka
jumlahnya 12.540 caleg DPRD Propinsi.  Caleg DPRD Kabupaten masih ada
 471 dikalikan 30 karena tidak semua partai ada di semua Kabupaten,
dikalikan 10 jadi 141.300 caleg DPRD Kabupaten atau Kota. 
 
Jadi berapa caleg semua? Menurut perkiraan The Economist, ada sekitar 800.000 
orang.
 
Angka-angka lain yang mungkin menarik:

Jumlah pemilih=171.265.442
Jumlah TPS=519.803
Jumlah petugas pemilu (KPPS)=4.679.280
Jumlah kotak suara=2,1 juta
Jumlah surat suara= kira2 700 juta.

Tenang
saja. Ada berapa jenis barang di suatu mall?  Apa kita tahu semua? Ya
tidak lah. Tapi kita bisa milih kan? Bingung menghadapi Pemilu sangat
wajar. Tapi untuk memilih, tidak perlu bingung. Sebab dari sekian
banyak nama itu, kita cukup memilih satu nama untuk DPR Nasional, satu
nama untuk DPD, satu nama untuk DPRD tingkat 1 dan mungkin satu nama
untuk DPRD tingkat 2.

Jenis
pesimisme kedua adalah bahwa caleg ini tidak bermutu semua, tidak
dikenal, dan itu-itu saja. Loh, bagaimana bisa bilang mereka itu-itu
saja, kalau Anda  tidak mengenal mereka. Dan mengatakan semua tidak
bermutu rasanya sangat angkuh. Bukankah ada satu yang cukup bermutu
untuk Anda pilih? Coba lihat lagi nama-nama itu, pasti ada satu yang
bisa Anda pilih.

Pengertian yang paling negative
sering diucapkan oleh orang yang merasa pemilu ini tidak bagus,
karenanya dia tidak mau memilih. Kalau begitu, orang ini menunggu
Pemilu dibereskan dulu, baru dia milih. Ini pengertian yang paling salah, 
seperti complaint
bahwa rumah  kita tidak beres jadi kita tidak mau masuk. Ya ikutlah
membereskan, biar bisa cepat masuk.  Karena kita tidak punya pelayan.

Dalam demokrasi, tidak ada pemilik dan pelayan. Yang ada adalah warga yang 
memilih pengelola kota, propinsi dan negara. Kalau mau ikut bersuara, harus 
ikut memilih. Kalau tidak, jangan complain. 
        



      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke