10 Tanda-tanda Kekalahan SBY

1. Dalam Rakernas PD di Kemayoran pasca Pileg, SBY melontarkan
kalimat akan menolak hasil pemilu 300 % jika masalah DPT tidak selesai,
ini pengingkaran nyata yang tidak disadari SBY, karena jika mau
menyelesaikan DPT Pileg, maka sejumlah pemilih yang tidak masuk List
DPT saat Pileg, harus diadakan pencontrengan ulang. Nyatanya tidak
dilakukan, secara tidak sadar SBY sebenarnya sudah menolak hasil Pileg
yang dimenangkan oleh PD.
2. Saat SBY melakukan sukuran di Cikeas untuk kemenangan PD di Pileg
melontarkan pidato perang urat syaraf terhadap JK dengan slogan lebih
cepat lebih baik, padahal slogan ini ada sebelum masa kampanye Pileg,
koq bukan saat itu SBY bereaksi. Artinya SBY menyadari posisi yang
terpojok, merasakan bayang-bayang kekalahan, penurunan semangat
keyakinan akan menang. Lontaran ini juga disampaikan pada saat yang
kurang tepat, lagi acara sukuran, kenapa mesti di isi dengan pidato
seolah permusuhan. Artinya menodai barokah sukuran itu sendiri.
3. SBY tidak Berbudi lagi, istilah ini muncul setelah tagline SBY
Berbudi diganti dengan SBY-Boediono, karena makna berbudi bagi orang
palembang bermakna pembohong. Bagi kalangan yang percaya dunia mistikus
ini adalah pertanda buruk, bagi kalangan awam ini menjadi tanda tanya
besar, “koq bisa kena gitu ya.” Terlepas dari ini saya menilai bahwa
SBY memilih Boediono tidak dalam persiapan yang matang, seperti tiba
masa tiba akal, buktinya taglinenya mengalami kesalahan fatal. Jadi
lamanya penentuan sikap SBY memilih cawapres bisa dikatakan SBY sangat
gamang, lelet dan tidak bisa berpikir cepat dan strategis di dalam
menentukan sikap.
4. Pemilihan Boediono SBY seperti bertarung mengundi nasib bak
pepatah, “Air di tempayang ditumpahkan karena mengharap hujan besar
akan datang,” Motivasi lain memilih Boediono selain sebagai misi di
dalam membangun citra bahwa SBY serius menangani persoalan ekonomi
Indonesia adalah kaderisasi Boediono sebagai Capres PD di Pemilu 2014.
Ternyata Boediono mengalami banyak penolakan di berbagai kalangan, ini
kesan arogansi SBY, padahal banyak tokoh lain yang lebih baik dan tidak
resisten konflik di tengah masyarakat. Membuang air ditempayang karena
jika berpasangan dengan JK atau HNW, SBY sudah jelas menang, sangat
mungkin menang di putaran pertama. memilih Boediono karena mengharap
hujan besar akan datang, bisa menang Pilpres nanti, bisa melindungi
obligor BLBI yang bermasalah, dan Boediono siap di kader oleh SBY untuk
suksesi di Pilpres 2014. Jika hujan besar yang diharap tidak datang,
apa mau dikata mari bersama PD makan bubur. Yang jelas bulan Juli dan
September saat Pilpres itu sudah musim kemarau.
4. SBY sebagai presiden adalah Pangti TNI, pada hari Senin 6 April
2009 pukul 13.00 Wib Pesawat Fokker TNI AU jatuh di Lanud Hussein
Sastranegara Kota Bandung di mana SBY mengambil tempat deklarasi
nyapres juga di kota Bandung. Saat deklarasi SBY Berbudi mengenakan
busana warnah merah, simbol kalah, jatuh dan terluka. Mungkin kebetulan
saja. Namun pada hari Selasa 28 April 2009 pukul 10.30 Wib Pesawat TNI
AL Tobago (TB-10) jatuh di Sungai Srilandak Semarang Jateng. Artinya
SBY akan kalah telak di Dapil Jateng dan Jogya, mungkin dari JK-Wiranto
atau Mega-Pro, yang jelas SBY Berbudi jadi nomor bontot kurus kering di
Jateng. Dan pada Hari Rabu 20 Mei 2009 pukul 06.00 Pesawat Hercules
C-130 jatuh di Magetan Jatim di mana Jatim sebagai tempat kelahiran SBY
dan Boediono dengan dukungan PKB diperkirakan akan menuai suara padat
voter. Peristiwa ini pertanda mungkin SBY Berbudi akan kalah suara dari
pasangan lain di Jatim, mungkin pula pertanda SBY Berbudi kalah dalam
Pilpres.
5. SBY telah mengingkari karomah tanggal kelahirannya 9 September
1949 yang selama ini dipercayainya, contohnya PD dibentuk pada tanggal
9 September 2001 dan memiliki Tabloid SBY 9949. Karena deklarasi
capresnya diadakan pada tanggal 15 Mei 2009 diundur dari rencana paling
awal pada tanggal 9 Mei 2009. Kebetulan tanggal 15 Mei adalah hari
kelahiran JK yang sudah deklarasi di Tugu Proklamasi, mungkin kebetulan
bisa pertanda SBY Berbudi akan terkalahkan oleh JK-Wiranto.
6. Pertanda lain dengan dipilihnya Boediono, mesin politik koalisi
partai dari PAN, PKS dan PPP, akan berbuat setengah hati, mendua,
buktinya elit ketiga partai ini mengalami perpecahan. Di level
grassroot voter ke tiga partai ini menjadi massa mengambang, potensi
swing voter cukup tinggi.
7. Massa voter SBY-JK di Pilpres I 2004 adalah 33 %, pada putaran ke
dua 66 %, penolakan SBY berduet kembali dengan JK, menghasilkan 33 %
massa mengambang, akan melakukan swing voter ke pasangan lain sebagai
dampak rasa kecewa.
8. Issu ketrlibatan Boediono di dalam kasus Obligor bermasalah BLBI.
Pada tahun 1997-1998 pemerintah Orba mengundang IMF masuk ke Indonesia
di mana Boediono dan Sri Mulyani adalah perwakilan pemerintah di dalam
TIM IMF dalam rangka misi perbaikan ekonomi dengan cara
resstrukturisasi dunia perbankan dan pengurangan subsidi BBM serta
pengucuran BLBI di dalam penyiapan Aksevibilitas penyediaan dana
perbankan yang mulai kekurangan modal karena aksi money rust para
penabung.
9. Pada jaman kepresidenan Megawati, dimana SBY dan JK mundur,
Boediono sebagai menteri keuangan merekomendasi penjualan beberapa BUMN
seperti Indosat ke pada Investor asing, hal ini juga bagian dari
scenario IMF untuk menyehatkan BUMN dengan melegonya ke pihak asing.
Dan pada posisi yang sama Boediono kembali menggelontorkan dana 600
trilyun umumnya kepada obligor BLBI yang bermasalah dan sekarang
menjadi donasi partai tertentu dan kontestan pilpres, di mana pada
Pemilu 2004 para obligor ini juga menjadi donasi yang sama, seperti
gaya klasik Robin Hud. Dana 600 trilyun ini juga masih macet dan
bermasalah. Jadi jangan heran jika muncul tudingan Pengwapresan
Boediono adalah sebuah scenario besar menyelamatkan para obligor BLBI
yang bermasalah.
http://public.kompasiana.com/2009/05/16/scenario-besar-penyelamatan-obligor-blbi/.
Boediono melahirkan citra kesedarhanaan palsu, hidup sederhana tetapi
menumpuk uang 22,06 Milyar, dengan pertambahan setiap tahun sebesar 3
Milyar. Sedangkan figur Boediono tidak memiliki ladang bisnis atau
aktivitas sosial.
10. Issu Boediono sebagai neoliberalisme dapat dipahami karena
beliau ahli dalam bidang ekonomi makro, memahami kedua korelasi ini
anda tidak perlu untuk kuliah di fak ekonomi karena ekonomi makro
menganut paham pasar bebas, invidualitas, dan penguatan ekonomi pada
investor usahawan yang tidak peduli apakah itu dari investor dalam
negeri atau pihak asing. kalau proses tender tentu investor asing lebih
unggul. Dari berbagai tekanan dan issu praduga sepak terjang Boediono,
menurut informasi salah seorang teman jurnalist kawakan, bahwa Boediono
mungkin akan mundur sebagai cawapres SBY.
Romijkt





--- On Tue, 5/26/09, nung hanan <nungha...@gmail.com> wrote:

From: nung hanan <nungha...@gmail.com>
Subject: [...@ntau-net] Kalau PARTAI GOLKAR mendukung Hak Angket DPT apakah 
bisa dikatakan  Selingkuh ???
To: "rantaunet" <RantauNet@googlegroups.com>
Date: Tuesday, May 26, 2009, 2:28 PM

Kalau PARTAI GOLKAR mendukung Hak Angket DPT apakah bisa
dikatakan Selingkuh ???





Setelah melewati lobi ketat, akhirnya hak angket Daftar Pemilih
Tetap (DPT) Pemilu Legislatif 2009 disetujui lewat mekanisme voting. Pendukung
hak angket memenangi proses ini dengan 129 suara dari total jumlah anggota DPR
yang hadir sebanyak 203 orang. 



"Rapat sudah memenuhi kuorum dengan ini hak angket
disetujui," kata pimpinan rapat paripurna Muhaimin Iskandar sambil
mengetok palu tanda usainya paripurna di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa
(26/5/2009).



Sedangkan, pihak yang menolak berjumlah 73 suara dan abstain 1
orang. Rapat ini dimulai pukul 13.00 WIB dan berakhir pukul 16.00 WIB. 



Partai yang setuju hak angket terdiri dari Partai Golkar, PDIP,
PPP, dan PAN. Sedangkan yang menolak adalah Partai Demokrat, PKS, dan PDS.
Sedangkan PKB sendiri terbelah menjadi 3 kelompok, 16 orang setuju, satu
menolak, dan satu abstain.( http://pemilu.detiknews.com)





 

GOLKAR yang di pimpin YTH Bpk Yusuf Kalla menyetuji hak
ANGKET !?!!!????

Bagaimana Pendapat kita tentang sikap Golkar yang masih
menjadi wakil presiden ini ???????    

Apakah  ini bisa
dikatakan mengingkari  JANJI2 yang telah
disampaikan bahwa GOLKAR masih tetap berkomitmen sebagai pendukung pemerintah
yang masih berlangsung ????

Atau bolehkah ini kita katakan Selingkuh , atau Inkonsistent???????

Kalau dikatakan Selingkuh Bagaimana Pendapat anda tentang
PERSELINGKUHAN ???

Kami sangat setuju kalau DPT (daftar pemilih tetap)
dipertanyakan dan dimintakan pertanggung jawabannya, karena sangat banyak
rakyat dirugikan dalam menentukan hak pilihnya. Dan ini sangat penting untuk di
tanyokan kepada KPU dan Pemerintah yang harusnya bertanggung jawab.

Tapi semua orang tahu bahwa GOLKAR adalah masih menjadi
bagian pemerintah yang seharusnya juga ikut BERTANGGUNG JAWAB. Tapi
kenyataannya APA?   Apakah kita ini bisa
dinilai bahwa pimpinan Golkar dapat dikatakan:

1.     Mengingkari
Janji ?

2.     Selingkuh ?


3.     Inkonsisten
?

4.     Tidak bertanggung
jawab ?

Bagaimana kalau pemimpin kita nanti mempunyai sikap seperti
itu apakah kita menyetujuinya ??????







      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke