On Wed, 6/10/09, Ahmad Ridha <ahmad.ri...@gmail.com> wrote:
------------------------------------------- -------------------------------------------------------- Seorang muslim, siapa pun dia, capres atau bukan, maka yang harus dinomorsatukan adalah ke-Islam-annya. Itu bagian penting dari aqidah Islam. Toleransi pun harus dalam konsep Islam, bukan dalam konsep lainnya. Itu kewajiban setiap muslim. Kalaulah belum dapat melakukannya karena memang kelemahan iman, ya akui saja kelemahan itu, bukan malah dijustifikasi. =====> Apa Salahnya jika Istri Boediono Beragama Katholik? Oleh bocahndeso - 9 Juni 2009 - Dibaca 3459 Kali - Saya terkejut membaca postingan di kompasiana yang berjudul: Notes FB Eva; “Sesama Katholik dengan Bu Hera Boediono, Uppz, This It’s Not SARA Share”. Bukan karena saya terkejut dengan berita bahwa isterinya Boediono beragama Katholik. Tapi saya terkejut, betapa ini ada hubungannya dengan gencarnya peringatan dari beberapa kalangan agar tidak menggunakan isu SARA dalam kampanyenya. Tak ketinggalan pula KPU juga mengeluarkan pernyataan serupa soal itu. Apakah informasi mengenai agama yang dianut oleh ibu Herawati Bodiono ini adalah SARA yang harus dijauhkan dari pemberitaan? Apa informasi ini harus ditutup-tutupi? Apa bedanya dengan informasi keagamaan dari isteri-isteri Capres lainnya? Jika berita itu benar, mengapa musti takut mengakuinya? Karena, tak ada salahnya jika isteri Boediono beragama Katholik. Masyarakat justru harus diberikan informasi yang sejelas-jelasnya dan sejujur-jurnya. Dengan informasi yang tersaji itu diharapkan malahan akan menjadikan makin dewasanya masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia harus dibiasakan dengan kejujuran dan transparansi. Dan dibiasakan dengan melihat adanya perbedaan, asalkan perbedaan itu tidak saling dipertentangkan dan tidak saling mengganggu antara satu dengan yang lainnya. Informasi mengenai agama ibu Herawati Boediono itu sama, seperti juga informasi bahwa Jusuf Kalla berasal dari Makasar dan isterinya berasal dari Minang. Lalu Wiranto asalnya dari Solo Jawa Tengah, isterinya dari Gorontalo Sulawesi. Sedangkan EsBeYe dari Pacitan Jawa Timur dan isterinya dari Purworejo Jawa Tengah. Dan Boediono dari Blitar Jawa Timur. Apa salahnya dengan informasi-informasi itu? Rasanya tak ada yang perlu ditutupi. Itu informasi yang biasa saja. Itu adalah realitas dari multi etnik dan multi agama yang ada di Nusantara yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Jika pun berita itu benar, maka apa salahnya jika isteri Boediono beragama Katholik? Mengapa musti ditutup-tutupi, masyarakat Indonesia sangat menghormati asas Bhineka Tunggal Ika. Berikan saja informasi sejujur-jujurnya, karena tak ada salahnya jika Istri Boediono beragama Katholik. Jadi? Benarkah isteri Boediono beragama Katholik? http://public.kompasiana.com/2009/06/09/apa-salahnya-jika-istri-boediono-beragama-katholik/ Notes FB Eva; “Sesama Katholik dengan Bu Hera Boediono, Uppz, This It’s Not SARA Share” Oleh arasydimas - 8 Juni 2009 - Dibaca 2000 Kali - Saya juga khatolik dan sangat menghargai toleransi hidup beragama, saya juga percaya bahwa setiap orang siapa pun dia sebagai warga negara Indonesia berhak untuk menduduki kursi istana kepresidenan. Apalagi kalau dia khatolik seperti Bu Hera Boediono, masalahnya baik khatolik maupun islam tidak bisa menerima hubungan kawin campur ini, karena masing-masing menganggapnya zina. Jika SBY-Boediono terpilih maka status Bu Hera Boediono adalah ibu negara dan menjadi simbol panutan dan teladan bagi rakyat, masalahnya contoh kawin campur ini bisa menjadi pembenaran bahwa hal itu bisa dilakukan dan diterima oleh ke dua agama itu, nah..apa yang terjadi jika demikian… Saya tidak bermaksud mengangkat masalah ini sebagai SARA, namun diantara kita sesama penganut agama yang berbeda perlu saling menghargai akan kemurnian agama kita masing-masing. Masalah berikutnya Boediono tidak pernah mengakui secara jujur dengan kondisi ini kepada public, sehingga bisa menimbulkan fitnah dan issu SARA. Bagaimana tanggapan teman2 atas cerita ini,…tq Mohon pencerahannya. Btw : Bu Hera Katholik dinyatakan oleh prof.dr. Suparman, Direktur Paska Sarjana Univ. Tarumanegara mantan konsultan Bappenas. Baca tabloid monitor edisi 3-9 Juni 2009 hal.7http://public.kompasiana.com/2009/06/08/notes-fb-eva-sesama-katholik-dengan-bu-hera-boediono-uppz-this-its-not-sara-share/http://strawberryluck.blogspot.com/2009/06/istri-boediono-non-muslim-katolik_01.html kalo masih capres atau cawapres sudah banyak ditutupi, atau disamar-samarkan bagaimana kalo sudah terpilih menjadi presiden atau wakil presiden sudah pasti sudah tambal sulam, bisa dikudeta atau menunggu kehancuran bangsa ini..jujur saja agar rakyat bisa menilai Romi JKt --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---