Sanak Bot yth.
Saya mengikuti diskusinya dan memang menarik. Banyak hal yang perlu diluruskan 
dan diperjelas kepada rekan2 di Malaysia, karena kelihatannya mereka cukup maju 
dalam meneliti hingga ke hulu, sementara kita cukup ketinggalan. Saya pernah 
menulis mengenai Rao ini sedikit dulu 
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/message/48195.
 
Mengenai sejarah Mandailing sendiri, sebenarnya dapat dilihat di buku MOP 
(Tuanku Rao), jadi memang pergerakannya datang dari utara, yang terus meringsek 
sampai ke selatan. Beberapa marga Batak memang sampai ke batas itu, dan ada 
yang merupakan percampuran baru dari beberapa etnis, seperti Bugis, Minang, 
Aceh, dll, seperti marga Nasution. Jadi menurut MOP, marga Nasution dan 
beberapa yang lain bukanlah galur asli Batak.
 
Di masa lampau memang beberapa marga Batak ini meringsek sampai ke selatan, dan 
sampai sekitar Muara Sipongi dan Rao itu. Jadi tidak dapat dikatakan Rao itu 
bukan Minangkabau, karena mereka-mereka yang bertahan di tempat itu sebenarnya 
adalah orang-orang Minang yang datang dari selatan. Sampai awal abad 17 
keluarga Pagaruyung mengangkat kerabat di Rao yang bergelar Yang Dipertuan 
Padang Nunang, untuk membantu pengukuhan wilayat Minangkabau, dan terus 
bertahan hingga masa Perang Paderi. Kenapa hal ini dilakukan?, menurut 
perkiraan saya karena wilayah ini merupakan wilayah abu-abu yang sebenarnya 
berada di luar sistem adat Minangkabau, atau termasuk sebagai wilayah rantau.
 
Pada masa Perang Paderi, Tuanku Imam Bonjol memerintahkan muridnya yaitu Tuanku 
Rao untuk membangun benteng di Rao. Tujuannya bukanlah untuk menghempang 
Belanda, karena Belanda belum ada pada masa itu; tetapi lebih ditujukan untuk 
menahan serangan dari utara. Hal ini menunjukkan bahwa serangan-serangan 
sporadis dari utara hingga masa paderi masih sering dilakukan secara sporadis. 
Hal ini kemudiannya dikembangkan oleh Tuanku Rao untuk menyerang lebih lanjut 
hingga ke jantung kekuasaan (lebih tepat: asal mula) di Bakkara.
 
Namun patut juga dicatat, ketika Bonjol dikepung Belanda di tahun-tahun 
terakhir, tidak terdapat bantuan baik dari Tuanku Rao maupun Tuanku Tambusai 
untuk memecah pengepungan itu. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing 
sebenarnya memiliki konsep pertahanan mandiri dan menghargai kemampuan 
masing-masing dalam berjuang.
 
Ini sedikit analisis mengenai kurun waktu abad ke-16 s/d Perang Paderi. Untuk 
kurun sebelum itu, saya membenarkan bila memang ada kerajaan besar di masa 
lampau yang memanfaatkan kondisi terrain lembah yang diapit oleh perbukitan 
Bukit Barisan. Posisinya memang dari Rao sampai ke Bonjol. Waktu kunjungan ke 
Bonjol tahun lalu, saya memperhatikan kemungkinan itu. Eranya adalah era Budha, 
kemungkinan memang sampai sebelum abad ke-12. Saya kira walau belum melihat 
secara langsung, benteng Tuanku Rao dibangun dari bekas biara yang ada di Rao. 
Datuk Kando Marajo yang lama menetap di Rao menjadi guru pada tahun 1950an juga 
memperkirakan hal seperti itu.
 
Saya kurang tahu sistem adat di Rao, namun untuk di Bonjol sesuai pengamatan 
Datuk Kando Marajo, sistem adat Minangkabau berlaku sangat kental, malah 
disebutkan lebih kental dari Tanah Datar. Hal ini juga kami sepakati bila pada 
masa Tuanku Imam Bonjol beliau ini diangkat secara adat untuk menjadi 
imam/malin/jurai untuk kawasan lembah Alahan Panjang. Dan memang terlihat pula 
kepatuhan beliau terhadap sistem nilai adat. Saya kira pengaruh ini juga sampai 
ke Rao. Mengingat kondisi morfologi Pasaman dsk, memungkinkan sistem budaya dan 
adat terbangun di tempat ini, karena cukup lengkap ada gunung api, perbukitan, 
dan lembah yang menjadi orientasi sistem keyakinan pada masa itu. Namun 
permasalahannya lokasinya saling berjauhan, dan terlebih lagi bila disebutkan 
kerajaannya berada di lembah dan rawa.
 
Posisi Tanah Datar lebih memungkinkan untuk menjadi sumber sistem nilai, karena 
aneka morfologi lebih komplit. Faktor laut tidak penting di masa lampau, 
termasuk di Pasaman sendiri (ingat ucapan Tuanku Imam Bonjol: usialah kapia 
Balando tu sampai ka tapi lauik). 
 
Jadi memang kelihatannya ada upaya dari sejarawan Malaysia untuk membelokkan 
alur budaya itu dari Rao ke arah timur melalui aliran sungai sampai ke Riau 
kemudian meloncat ke Semenanjung; walau mungkin tidak seekstrim memotong budaya 
Minang dari Rao. Secara morfologi hal ini memungkinkan, namun tidak mungkin 
sedrastis itu, mengingat latar belakang sejarah yang saya ungkapkan, termasuk 
juga pengaruh adat Minang yang justru sangat kuat di sepanjang lembah Alahan 
Panjang-Panti dan mungkin sampai ke Rao.
 
Sementara demikian dulu yang dapat disampaikan, tentunya dengan segala lebih 
dan kurangnya.
 
Wassalam,
-datuk endang
 

--- On Tue, 12/8/09, Syafroni (Engineering) <syafr...@mkpi.panasonic.co.id> 
wrote:








Wa alaikum salam wr wb….
 
Kanda Bots dan adidunsanak di palanta
 
Kayaknyo baulang topic pembahasan baliak nampaknyo…..
Ado pertanyaan sarupo nan masih alun dapek jawaban sampai kini…
 
Mandailing (Mandailiang) jo Melayu ko bagian dari Minang atau sabaliknyo?
Minangkabau ko bagian dari Melayu?
Mandailing konon kabanyo samo jo Suku malayu di Minangkabau….
 
Perihal Mandailing menolak dianggap sebagai Minangkabau samo jo perihal 
Mandailing menolak dianggap sebagai Batak….
 




From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On Behalf 
Of Bot S Piliang
Sent: Tuesday, December 08, 2009 11:06 AM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] Rao dan Sontang
 




Assalamualaikum Wr Wb

Beberapa hari belakangan ini saya mengikuti sebuah diskusi tentang Kerjaan Rao 
atau Rawa (sebutan orang Malaysia untuk orang2 keturunan Rao). 
Linknya disini.
Ternyata dari diskusi tersebut, saya simpulkan bahwa ternyata Orang Rao menolak 
apabila disebut sebagai orang Minang dan menolak jika sebutkan kalau tunduk 
pada daulah Pagaruyung. 
Anlisa saya, keenganan orang Rao disebut orang Minang (meskipun bahasanya 
hampir sama), adalah karena sisa masa lalu, ketika pihak Pagaruyung bekerjasama 
dengan Belanda untuk melawan Paderi, Kebetulan Rao adalah salah satu pusat 
perlawanan Paderi di Sumatera Barat selain Bonjol.
Mungkin mamak2 dan Uda2 ambo dapat memberikan pencerahan kepada ambo tentang 
apa dan bagaimana sebenarnya Rao ini. Apakah memang bukan bagian dari 
Minangkabau, atau bukan bagian dari Pagaruyung (saya sampai pada kesimpulan 
untuk tidak menyamakan Minangkabau dengan Pagaruyung..Minangkabau adalah 
konteks bentang budaya, sedangkan Pagaruyung adalah konsep politis).
Satu lagi yang menarik perhatian saya adalah Kerajaan Sontang yang juga berada 
di Pasaman. Menurut informasi yang saya dapat, Kerajaan ini didirikan oleh 
orang2 Mandahiling yang kemudian berintegrasi ke Minangkabau dengan mengubah 
sistem adat mereka dengan adat Minangkabau. Kecuali bahasa (mereka menggunakan 
salah satu dialek bahasa batak mandahiling) dan bentuk rumah adat yang tidak 
bagonjong seperti lazimnya rumah adat di rantau barat, kerjaan ini sudah 
mengadopsi adat minangkabau. Beda dengan Rao, kerajaan ini dengan nyata 
mendapat daulah Pagaruyung untuk memerintah di Sontang dan sekitarnya.
Mohon pencerahanya juga...

Salam


Bot Sosani Piliang
Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream
www.botsosani.wordpress.com
Hp. 08123885300




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
. 
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~ 
=========================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: 
- DILARANG: 
  1. Email besar dari 200KB; 
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner. 
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet 
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting 
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply 
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
=========================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---




      

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke