NYAMUK
oleh: Aryandi @ http://www.hnsbis.com/content/nyamuk

Siapa sih yang kenal sama nyamuk? Rasa-rasanya inilah salah satu makhluk yang 
bikin keki, sebel bahkan menimbulkan niat untuk membunuh, bahkan kadang kala 
sudah matipun masih ditekan hingga hancur badannya sekecil-kecilnya... Yah 
kasihan sekali dengan makhluk yang bernama nyamuk ini...  Namun adakah kita 
melihat lebih dalam tentang makhluk ini?
 
Nyamuk dalam mencari makan, hanya lah sekedar mengisi perutnya saja. Tak pernah 
ada kita lihat nyamuk menyimpan stok makanannya, sperti halnya semut, lebah 
ataupun makhluk lainnya, termasuk manusia. Nyamuk tidak pernah rakus, yang dia 
cari hanya sekedar perut kenyang saja. Setelah kenyang, dia pun mencari tempat 
yang nyaman untuk nangkring sebentar sebelum saat nya bertelur lagi di air yang 
tergenang...
 
Dalam mendapatkan makanan, nyamuk tidak pernah saling sikut,  saling iri, 
berebutan ataupun bertengkar. Mereka datangnya pun ada yang satu per satu, ada 
yang bersamaan, seolah-olah saling "menghimbau" satu sama lain, sangat akur. 
Beda banget dengan kucing, anjiang, bahkan manusia sekalipun dalam 
memperebutkan makanan atupun lahan makan. Pernah beberapa waktu yang lalu, 
disalah satu cafe di Jakarta (Bowlfish Cafe) terjadi amuk massa hanya karena 
masalah rebutan tempat makan saja. Di Batam, bahkan terjadi kerusuhan lebih 
parah lagi yang berawal dari bahasa yang kurang santun dari TKA India di 
perusahaan Dry Dock, perusahaan galangan kapal milik asing.
 
Lihat lagi perjuangan nyamuk dalam mencari makanan. Dalam usia nyamuk yang 
hanya rata-rata tiga hari, nyamuk membutuh perjuangan yang sangat berat untuk 
mengisi perutnya. Hidup mati adalah tantangannya. Banyak cara yang dilakukan 
nyamuk dalam menghisap darah mangsa, butuh kesabaran, menghindar dari tepukan, 
ayunan raket listrik, dsb. Ada kalanya kita lihat nyamuk begitu gigih bagaimana 
menembus kelambu yang dipasang saat tidur. Ketika disempot dengan cairan 
antinyamuk pun, mereka melarikan diri dan akan kembali ketika udaranya tidak 
tercemar lagi. Ketika makan alias menghisap darah, terganggu karena tepukan 
korban, mereka terbang dan dengan sabar juga kembali mencari tempat yang aman 
lagi. Seharusnya bisa belajar dalam berusaha mencari hidup ataupun nafkah 
seperti nyamuk ini. Jangan pernah patah semangat.
 
Berkaitan dengan tulisan nyamuk (juga cacing sebelumnya), saya ingin 
menyampaikan beberapa contoh kegigihan yang dilakukan oleh beberapa orang 
berikut ini. Semoga ALLAH menjadikan usaha mereka sebagai pahala dalam 
mencukupi kebutuhan rumah tangganya masing-masing. Amin...
 
=== *** Pedagang Buah/Rujak Keliling
Biasanya siang hari di perumahan kami ada pedagang rujak yang mendorong sebuah 
gerobak. Sang bapak ini sudah tua, usianya diatas 40 tahunan. Yang saya kagum 
dengan bapak ini adalah kegigihannya dalam mencari nafkah. Dalam keterbatasan 
salah satu kaki yang dia miliki, maaf salah satu kakinya pincang, ternyata dia 
selalu berusaha dengan riang mencari nafkah setiap hari. Kadang saya membeli 
buah atau rujak dari beliau, rujaknya rujak ulek, rasanya juga Ok.
 
*** Tukang jahit
Ada tukang jahit langganan istri saya di luar perumahan kami. Kami mengenal 
beliau dan keluarganya ketika menyalurkan zakat sebelum lebaran 2008, berkat 
rekomendasi dari team sekurity perumahan. Tukang jahit ini sangat susah 
berjalan, lantaran kakinya yang tak bisa digerakkan. Penyakit ini sudah lama 
dideritanya akibat virus Polio. Usia beliau saat ini kira-kira 50 tahun. Namun 
sang istri senantiasa menemaninya setiap saat, walau aktifitasnya hanya di 
rumah saja. Ternyata dibalik ketidaksempurnaan bapak ini ternyata beliau 
dikarunia dengan kemampuan menjahit yang sangat bagus dan rapi. Mesin jahit 
beliau sudah menggunakan listrik, namun kecepatan tangan serta insting dalam 
menjahit boleh dihandalkan. Alhamdulillah dengan kondisi begini beliau bisa 
menghidupi keluarganya. So janganlah mengeluh, sesungguhnya dibalik kesulitan 
ada kemudahan.
 
*** Pedagang Kaki Lima
Di depan warung adik saya di SDN 05 Petukangan Selatan ada seorang pedagang 
kaki lima yang berjualan kue cubit. Menurut cerita adik saya, ternyata dia 
adalah sarjana komputer. Dulu pernah bekerja di kantoran, namun karena tidak 
betah dengan waktu dan rezeki yang ditetapkan tiap bulannya, dia berhenti. Life 
is a choice, akhirnya dia berjualan dari pagi hingga siang, sore hari dia 
memberikan les privat, baik untuk mata pelajaran umum ataupun komputer. Usia 
nya masih relatif muda, sepertinya belum bekeluarga. Mudah2an kelak dia menjadi 
pengusaha. Amin....
Silakan baca juga pengalaman serupa pada kompas kemarin, Senin 26 April. Ada 
pengusaha muda, Peter namanya, hanya lulusan SMA dan tidak bisa menyelasaikan 
pendidikannya di Univ. Wim Bandung, akhirnya menjadi pengusaha denims, yang 
produknya di pake group Band ngetop di Amrik sana. Produknya adalah: 
http://petersaysdenim.com/home/about.
 
*** Petugas kebersihan
Sudah kali ketiganya pergantian truk sampah yang masuk diperumahan kami dan 
yang terakhir ini agak berbeda. Mereka berjumlah enam orang, masih muda muda 
semuanya, usia lebih kurang 20 tahun. Yang satu sebagai supir, dua orang di 
atas truk yang bertugas memilah dan memilih jenis sampah, dan tiga orang yang 
bertugas mengambil sampai di kiri dan kanan jalan. Mereka bekerja sangat 
kompak, bahkan di sela-sela jam istirahatnya mereka pun makan ketoprak bersama. 
Untuk diperumahan kami mereka hanya mengambil di tiga blok saja, yakni blok E, 
H, I/J (digabung krn sedikit warganya), tiap dua kali seminggu. Dari blok H 
saja, kami menyetor tiap bulan sebanyak 800-an ribu rupiah, belum dari blok 
lainnya, di perumahan lain, plus insentif/gaji dari dinas kebersihan kabupaten 
serta hasil penjualan sampah plastik yang dipilah. Apa yang mereka lakukan jauh 
lebih bermakna dari pada menjadi sampah masyarakat.  Tugas mereka sangat mulia, 
walau berkubang dengan sampah
 bahkan belatung sekalipun. Jujur saja profesi seperti mereka ini membantu 
menjaga kebersihan, kenyamanan dan ketentraman warga perumahan.
*** Pedagang Cabe di Pasar Induk Kramat Jati
Anto namanya, masih terhitung saudara jauh di kampuang di Lima kaum 
Batusangkar. Usianya sepantaran dengan saya. Awal dia merantau, selepas SMA ke 
Duri. Pernah bekerja sebagai karyawan perusahaan swasta di Duri dan terakhir di 
PHK akibat banyaknya demo karyawan PT Tripatra, yang berimbas juga ke 
perusahaannya. Selepas itu berdagang buah dan sayuran di pasar Duri. Selama itu 
dia masih single dan kos dengan teman satu kampuang. Mereka sudah memanggil Ibu 
saya dengan panggilan Kak Ana, jika kangen dengan masakan kampung, mereka 
sering ke rumah dan Ibu selalu menyediakan makanan untuk mereka.
Saya baru bertemu lagi dengan Anto ini tahun lalu, dan ternyata sekarang sudah 
menjadi orang yang sukses sebagai pedagang cabe di pasar Induk Kramat jati. 
Sudah punya empat kios disana dan satu rumah kecil bertingkat di seberang pasar 
induk tersebut. Satu kios dsana harganya lebih kurang 200juta-an... Anto sudah 
bekeluarga dan anak satu orang. Lebih tepatnya saya sebut dia distributor 
cabe, dia mengambil dari jawa dan dikirim ke berbagai daerah di Sumatera, 
termasuk ke Duri. Namun dengan kerendahan hati dia tetap ingin dipanggil 
pedagang, "manggaleh" bahasa minangnya. Banyak perjuangan dan perjalanan hidup 
yang dia ceritakan kepada saya dan adik bungsu saya, Fera ketika bertamu ke 
rumahnya. Istrinya pun dulu hanya bekerja sebagai pramuniaga di salah satu 
swalayan di jakarta timur, berasal dari Sitiung Sumatera barat dan keluarga 
biasa-biasa saja. Awal perkawinan hidup mengontrak, pakaian pun disusun di 
kardus dan hanya di temani oleh sebuah televisi
 saja. Saya jadi teringat dengan buku Menikahlah, Kau Akan Jadi Kaya... 
 
*** Pedagang Kain di Cipulir
Hendri, mantan tetangga di Kreo, sahabat main badminton berasal dari Padang 
Lua, Tanah Datar Sumatera Barat. Saat ini adalah salah satu pedagang di Pasar 
Cipulir. Saya menyebutnya juragan tepatnya. Maklum selain punya toko di cipulir 
beserta anakbuahnya, dia juga punya konveksi di Cipadu. Hendri, lulusan dari 
STMN di Bukittinggi th 1993 bersama adiknya, Retes, pada tahun 1995 sudah 
meraantau ke Jakarta dan membantu usaha mamak (paman, red) di pasar Klender. 
Setelah kerusuhan pada 1998, toko yang ditempati terbakar. Oleh mamaknya, 
mereka dibagi modal masing2 sepuluh juta per orang. Dengan modal tersebut, 
akhirnya jadi pedagang di beberapa lokasi di Jakarta antara lain di Monas, 
Senayan, UKI Cawang dan KB Ragunan. Hendri, yang santun, berwajah OK dan 
bertubuh atletis ini, akhirnya terdampar di pasar Cipulir dan ternyata 
disanalah rezekinya mengalir. Walau hanya berbeda satu tahun dengan saya, dia 
memanggil saya Uda. Saya pikir, kesantunan seperti inilah
 yang jadi modal utama Hendri dalam merintis usahanya. Usaha pakaian jadi yang 
dia kembangkan, salah satu produknya TESCO (asal: Tes Ko, ini hanyalah tes 
saja) ternyata berkembang. Distribusinya sudah sampai di Indonesia Timur dengan 
pelanggan ketururan arab dan juga Afrika melalui saudagar Nigeria yang ada di 
Tanah Abang. Hasil penjualan selama ramadhan 2008, dia sanggup membeli beberapa 
ribu meter tanah di Pekanbaru dekat kampus UNRI, begitu katanyanya. Untuk 
distribusi di Riau dia memberdayakan adik-adik ataupun saudaranya yang dari 
kampung, sedangkan di pasar Cipulir boleh dikatakan di lantai tiga dan empat 
adalah orang sekampung. Seperti halnya nyamuk dalam mencari rezeki, mereka 
sangat akur, tak ada rebutan rezeki. Begitu lah komunitas mereka yang tergabung 
dalam Ikatan Keluarga Padang Luar. Akur dan saling mendukung. 
 

Demikianlah tulisan ini saya akhiri, semoga ada bermanfaatnya. Dan 
berikhtiarlah selalu seperti nyamuk... serta yakinlah dengan pertolongan Tuhan 
yang selalu dekat. Di balik sisi negatif tentang nyamuk, juga menginspirasi 
banyak peluang usaha, baik skala kecil ataupun besar. 
ARYANDI 


      

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke