Jepe, di Samarinda jo BPN RM Upik lai agak padek rasonyo. 
Terutama gulai ikan jo tunjang tu

Kalau di Tenggarong lai juo. Lupo pulo ambo namonyo. Randang jo ayam 
panggangnyo lumayan lamak. Randangnyo hitam bakilek bantuak randang rang 
Kiktenggi

----TR
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: jupardi andi <jupardi...@yahoo.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Tue, 31 May 2011 20:40:28 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Bls: [R@ntau-Net] FW: Gulai Kapau

Rina dan Sanak di Lapau

Salam  kuliner "life on a plate"  (mmm lai ingek juo jo istilah Mak Jepe..lah 
populer di lapau )

Terima kasih berbagi cerita, pengalaman dan tulisannya seputar masakan khas 
ranah minang kali ini si Gulai Kapau, tak pelak lagi Orang Kapau bagian dari 
sejarah, tradisi yang panjang dari berbagai "genre" seni kuliner ranah minang 
kita yang sangat kaya baik dari segi variasi, bahan dan bumbunya. Gulai Kapau 
memang sangat kaya bumbu dan berat (heavy spice)  apalagi kalau sudah berbicara 
bahan baku dari seekor jawi boleh dikatakan "sapatak jawi" bisa diolah orang 
kapau menjadi sebuah masakan yang lezat dan ngangeni dalam arti selalu 
dirindukan ingin mencicipinya berulang-ulang jika ada kesempatan dan waktu 
ketika berada di kota Bukit Tinggi dan sekitarnya

Yo sabana santiang urang kapau  (Bukit Tinggi dan sekitarnya)  maolah sapataga 
saikua jawi, bukan ndak bisa maolah tanduak jawi jadi masakan nan lamak dek 
urang kapau tapi permasalahan dek karono kareh sajo nyo tanduak ko :

 tabayang  gulai tunjang si Rina dengan variasi, gaya, lagak sarato ragam 
mambueknyo, rasonyo mungkin menghentak roken rol membuat lidah bergoyang tak 
terkendali dengan sentuhan "magis" raso jariang ha ha ha..apolai tibo tunjang 
nan tatapak dek sakiang lamaknyo tunjang nan tatapak ko baa kecek mande ambo 
punyo istilah "anak rajo nan rancak bana liwaik dimuko iduang sadang mamamakan 
gulai tunjang nan lamak ko indak diengongkan bana do"

Tapi ndak ambo pakai bana istilah mande ambo tu, kok yo ado anak rajo nan 
rancak 
liwaik dimuko iduang ambo katiko manjujuik gulai tunjang nan tatapak ko kondisi 
nan paliang ideal dek ambo " anak rajo nan kamek manih diliek juo, nan gulai 
tunjang disalasaikan juo mamakannyo :-)

Okelah ditunggu carito dan tulisan kuliner Nakan Rina nan lain...yo manjadi 
taragak gulai tunjang mintuo jo lobak singgalang dan cubadak..ondee kama ka di 
cari disiko..gulai tunjang ala urang awak nan rokenrol menghentak rasonyo

Wass_Jepe




________________________________
Dari: rinapermadi <rinaperm...@gmail.com>
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Terkirim: Sel, 31 Mei, 2011 12:55:30
Judul: [R@ntau-Net] FW: Gulai Kapau

 
Ado nan lupo tadi J
 
From:rinapermadi [mailto:rinaperm...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, May 31, 2011 11:23 AM
To: 'rantaunet@googlegroups.com'
Subject: Gulai Kapau
 
Gulai Kapau
By : Rina
 
 
Kuliner satu ini selalunya membuat perut sebagian besar si Urang Awak akan 
memberontak, apalagi di saat jam mendekati jam makan siang seperti ini. Sebuah 
Gulai Kapau yang nikmat selalunya berisi bagian-bagian dari sapi (baca : 
jawie). 
Seperti yang telah kupraktekkan dua hari yang lalu. Niat membuat gulai yang 
satu 
ini menjadi nyata ketika seorang penjual daging sapi yang menawarkan kikil 
(jangek) yang diambil dari kulit dan urat sapi bagian yang tebal seperti kaki 
dan daerah leher yang masih fresh dan jarang-jarang ada kecuali yang sudah 
di-eskan. 

 
Kikil yang terlihat bewarna coklat itu telah dibersihkan dan direbus 
secukupnya. 
Potongan-potongan besar itu kuangkat untuk ditimbang. Ternyata 1,7 kg dan 
langsung kusuruh si Mbak memotong-motongnya seukuran untuk digulai. Terbayang 
sudah Gulai Kapau dengan sentuhan kunyit yang merona kuning dengan kuah yang 
dipenuhi campuran sayur sawi hijau (taruak lobak), kacang panjang, potongan 
besar nangka (cubadak) dan tak lupa potongan besar tempe yang menguning oleh 
kuah gulai yang lumayan kental itu. 

 
Ada satu lagi yang membuat si Gulai menjadi istimewa yaitu hadirnya si bulat 
pipih jengkol. Jengkol ini adalah pemberian seorang karyawan yang tinggal di 
daerah hunian tidak resmi di kotaku ini. Karena tidak resmi itulah makanya 
bagian belakang rumah bisa saja ditanami oleh pepohonan termasuklah di hati 
rimba satu ini. Jengkol ini terlihat sudah coklat kemerahan pekat. Tandanya dia 
sudah tua untuk direbus sampai empuk dan diketok untuk menggepengkannya 
sehingga 
begitu syahdu bila digigit. Karena prosesnya yang panjang itu membuat si 
Jengkol 
menjadi tidak terlalu bau namun sungguh nikmat dimakan bersama nasi putih. 
Sebaiknya sih Kawan, hidangan satu ini tak usah dihayalkan sekarang ya. Apalagi 
yang sudah order makan duluan. J
 
Pagi tadi si Gulai Kapau memasuki sesi penghabisan, sebab kuah sudah mulai 
mengering dan potongan kikil mulai melembek dan masih ada beberapa potong si 
Jengki. Ditemani oleh kerupuk Magek yang kubeli dari pedagang asal Bukittinggi, 
jadilah hidangan sarapan pagi dengan kerupuk yang penuh bawang itu. Dia begitu 
tipis dan penuh bawang, membuat aku lupa untuk bergegas karena jam sudah 
menunjukkan waktunya untuk berkemas dan berangkat kerja. Mudah-mudahan nanti 
sore masih ada sisa-sisa si Gulai Kapau yang ngangeni itu. 

 
Sambil berangkat kerja aku kembali teringat suasana makan Gulai Kapau di 
kampungkuBukittinggi sana. Gulai buatan Mama yang aduhai ngangeni sekali. 
Tunjang yang luar biasa enaknya. Sayur-sayurnya yang menyatu dengan bumbu 
gulai. 
Tambahan kerupuk menyemangati makanku di usia remaja tanggung yang lupa dengan 
kenyangnya perut. Kemudian ingatanku mengelana lagi ke tempat makan Nasi Kapau 
Uni Lis di Pasar wisata alias Pasar Putih di kawasan Pasar Atas Bukittinggi. 
Disana pilihannya menunya membuat mata liar ingin menikmati semuanya. Mulai 
dari 
Tambunsu, Ikan Rayo Goreng Balado, Gulai Tunjang, Gulai Ayam, Gulai Kapalo Ikan 
dan temanan makannya berbagai kerupuk yang dibungkus-bungkus.
 
Mendekati kawasan tempatku bekerja, kembali kuteringat akan Gulai Kapau yang 
sungguh lezat di Pasar Batusangkar. Aku lupa tepatnya letak Pasar itu, sebab 
aku 
kurang familiar dengan Batusangkar. Beruntung waktu itu aku ikut rombongan 
Dosenku yang melewati daerah itu dan berinisatif untuk makan siang di pasar 
kecil itu. Sungguh makan besar bagiku sebab potongan Tunjang yang kumakan 
sungguh sangat besar dan lembut. Lain enaknya yang di Bukittinggi, lain lagi 
syahdunya yang di Batusangkar itu. Duh, andai kutau dan kuingat tempat itu 
Kawan, akan kurekomendasikan untukmu, sebab tempatnya sangat sederhana dan 
harga 
makanannya tidak semahal yang di Bukittinggi. Senyum ramah si Ibuk yang 
kebetulan berbadan subur itu masih kuingat sampai sekarang.
 
Okelah Kawan, perjalananku ini telah sampai ke gerbang gedung tempatku bekerja. 
Selamat bekerja dan beraktivitas. Ups… Maaf ya, kalo ada yang merasa terganggu, 
misalnya teringin ingin menikmati si Gulai Kapau tetapi berada jauh dari 
sumbernya.
 
Salam Kuliner
“Life on a plate”
 
 
 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib 
mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke