Padang Ekspres • Kamis, 16/06/2011 

Padang, Padek—Pembentukan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) yang digagas 
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bersama Asosiasi Perusahaan 
Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumbar saat berdiskusi di redaksi Padang 
Ekspres, Selasa (14/6), direspons positif berbagai kalangan. Mulai dari 
pengamat, praktisi, pelaku pariwisata hingga wakil rakyat.

Pengamat pariwisata, Yulnofrins Napilus mengaku telah menunggu sejak lama 
pembentukan badan tersebut di Sumbar. Namun, dia melihat masih banyak 
keragu-raguan untuk fokus mendukung industri pariwisata, sehingga tidak pernah 
terwujud.

”Nah, sekarang jika visi kita sudah sama bahwa peluang terbesar peningkatan 
ekonomi Sumbar berasal dari sektor pariwisata, maka BPPD menjadi suatu 
keharusan. Apalagi pak gubernurnya (Irwan Prayitno, red) saat di Komisi X DPR 
ikut membidani lahirnya UU Kepariwisataan yang salah satunya mengamanatkan 
pembentukan BPPD itu,” ujar Yulnofrins kepada Padang Ekspres, kemarin.

Badan independen tersebut, kata Nofrins, dibentuk untuk mendampingi regulator, 
operator dan konsumen terkait pariwisata.  ”Dengan adanya BPPD, kita harapkan 
orientasi pembangunan, aktivitas promosi dan kegiatan di dalam dan luar Sumbar 
akan terstimulus dengan lebih baik lagi dan profesional,” jelas pendiri 
komunitas Masyarakat Peduli Pariwisata Sumbar (Mappas), itu.

Sudah saatnya, kata Sekjen Masyarakat Peduli Kereta Api Sumbar (MPKAS) 
tersebut, kita tinggalkan paradigma lama dalam konsep pengembangan pariwisata. 
Semua orang berkata pariwisata Sumbar memiliki keindahan alam luar biasa dan 
kekayaan budaya yang banyak. ”Tapi, industri pariwisata kita masih saja jalan 
di tempat, jauh tertinggal. Ini yang mesti disinergi dengan berbagai pihak 
melalui BPPD nantinya,” katanya.

Pengamat ekonomi dari Universitas Andalas, Prof Elfindri, mengungkapkan potensi 
besar pariwisata Sumbar selama ini belum berdampak pada perekonomian masyarakat 
akibat tidak dikelola dan dikemas secara tidak baik.

Diharapkan kehadiran BPPD, imbuh Elfindri,  perekonomian masyarakat sekitar 
objek wisata bisa meningkat. Juga, terjalin sinergi antara pemerintah daerah 
dalam pembenahan infrastruktur pendukung objek wisata, dengan BPPD untuk 
mempromosikannya. ”Dengan begitu, terjadi peningkatan jumlah wisatawan,” 
katanya.

Dihubungi terpisah, anggota DPRD Sumbar, Muslim M Yatim berharap, BPPD itu 
secepatnya dibentuk seperti dilakukan Bali. Pihaknya juga siap memperjuangkan 
penganggaran untuk kegiatan promosi wisata yang dilakukan BPPD nantinya melalui 
dinas terkait. ”Apalagi, kegiatan BPPD itu sangat berdampak pada pengelolaan 
pariwisata yang profesional dan peningkatan kunjungan wisatawan ke Sumbar, 
selaku salah satu daerah tujuan wisata utama Indonesia,” ujar Ketua Komisi IV 
DPRD Sumbar itu.

Ketua PHRI Sumbar Maulana Yusran optimistis BPPD mampu mendorong stakeholders 
jadi profesional mengelola pariwisata, baik sisi pembenahan objek dan promosi. 
”Sekarang masih banyak tempat wisata yang memiliki keindahan alam dan 
keanekaragaman budaya lokal belum diketahui masyarakat luas,” katanya.

BPPD merupakan gabungan dari berbagai pihak yang berkecimpung di sektor 
pariwisata dan pihak terkait lainnya sebagaimana diatur BAB X UU Nomor UU Nomor 
10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, seperti perwakilan dari PHRI, Asita, 
akademisi, bundo kanduang, tokoh masyarakat, budayawan dan pemerintah.

Penasihat PHRI Sumbar Aim Zein yang dihubungi Padang Ekspres kemarin 
mengatakan, BPPD berfungsi sebagai koordinator promosi produk dan destinasi 
pariwisata daerah. Selama ini pelaku wisata dan pemerintah daerah jalan 
sendiri-sendiri. ”Jika sudah ada BPPD, maka promosi wisata ke luar Sumbar 
menjadi lebih terkoordinasi, mudah dan tepat sasaran,” tambah Aim Zein yang 
disebut-sebut didukung kalangan pelaku wisata sebagai calon kuat ketua BPPD 
Sumbar.

Selama ini, katanya, badan itu sulit terbentuk karena terbentur kementerian 
atau dinas terkait di pemerintahan yang mengurusi kepariwisataan. Mereka 
khawatir anggaran ’proyek’ promosi mereka terganggu. ”Padahal, bisa kita lihat 
berapa besar anggaran promosi pariwisata yang digelontorkan pusat dan daerah, 
lalu sejauhmana pengaruhnya bagi peningkatan kunjungan wisatawan dan 
perekonomian masyarakat ,” kata tokoh pariwisata Sumbar, itu.

Terpisah, Wakil Ketua Asita, Ian Hanafiah menyatakan, ide pembentukan BPPD ini 
sebetulnya sudah lama dan ditungu-tunggu pelaku wisata. Tapi, belum juga 
terbentuk sehingga pengelolaan pariwisata Sumbar masih jalan di tempat.  

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno ketika dihubungi Padang Ekspres tadi malam 
mengaku, pembentukan BPPD sekarang ini sedang dalam pembahasan. ”Sedang dalam 
pembahasan,” katanya singkat.  (e)

[ Red/Redaksi_ILS ]

http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=6318

Wassalam
Nofend | 34+ | Cikasel

Sent from Pinggiran JABODETABEK®

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke