Kalau harga jual beli dan sewa rumah sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar, maka akan banyak anggota kelompok masyarakat yg tidak mampu mengakses (memiliki/menyewa) rumah yg layak...hasilnya adalah seperti di kota2 besar di Indonesia yakni banyaknya gelandangan, perkampungan kumuh dan ilegal...banyak warga yg diingkari hak2nya utk bisa hidup layak, dan menata ruang juga jadi lebih sulit...
di Prancis cara mengatasi hal ini dilakukan dgn 2 hal: 1. Membangun perumahan2 utk sewa murah (biasa disebut HLM), yg harga sewanya bisa 10% harga sewa pasar.. perumahan ini umumnya berlokasi di pinggiran kota, namun dilalui akses transportasi publik yg murah, aman, nyaman, dan reliable (dr segi ketepatan waktu) 2. Memberikan BLT pada penyewa rumah di luar HLM yg berasal dari kelompok penghasilan tertentu yg ditransfer ke rekening bank...(besarannya bergantung pd berbagai indikator selain penghasilan)... Saya melihat pemberian BLT tsb tidak lantas membuat rakyat lalu terlena dan mengharapkan BLT terus2an, sebagai manusia toh semua orang ingin hidup lebih baik, dan ketika penghasilan dia meningkat maka dia tidak lagi perlu menerima BLT... salam. --- On Mon, 3/23/09, Bambang Tata Samiadji <btsamia...@yahoo.com> wrote: From: Bambang Tata Samiadji <btsamia...@yahoo.com> Subject: Re: [referensi] Bantuan Langsung Tunai (Mega vs SBY) To: referensi@yahoogroups.com Date: Monday, March 23, 2009, 1:30 AM Halo Bung Andri, terima kasih sajian pagi hari ini tentang pro-kontra Mega vs SBY tentang BLT. Ini menarik. Tulisan saudara Anis Hariri (koq namanya Hariri, apa anaknya Hariri Hadi, mantan pejabat Bappenas sahabat ayah Anda dulu)juga menarik. Walaupun saudara Anis menyilakan pembaca untuk menentukan jawaban yang benar,tapi saudara Anis hanya memberikan satu jawaban bahwa apa yang dilontarkan Mega salah besar dan SBY benar adanya. Dalam menyikapi perang kata dalam kampanye pemilu kali ini kayaknya kita tidak usah menyalahkan apa saja yang mereka diucapkan. Walau Mega menyalahkan BLT, kalau dia memerintah negeri ini, pasti juga akan membuat program BLT dengan nama lain. Jadi sama saja. Saya ingin menanggapi BLT itu sendiri. Secara pasti BLT itu ada manfaat nyata bagi masyarakat miskin. Cuma apakah dengan cara BLT ini kemudian mereka akan menjadi mental pengemis? Ini perlu penelitian. Apakah perlu penelitian? Nggak perlu juga. Kita lihat kenyataan di lapangan saja ( atau lihat di TV), apakah yang berebut BLT itu orang gembel yang benar-benar butuh Rp 200 ribu? Hah..lucunya orang-orang gembel semacam pemulung yang benar-benar butuh BLT itu malah melenggang saja. Mereka (yang gembel itu) sepertinya lebih punya harga diri, sementara yang berdesak-desakan itu pakaiannya rapi bersih, berdandan rapi, sekali-kali terdengar ring bunyi handphone-nya, dan sebagian besar klempas klempus dengan rokok kreteknya. Saya nggak mau terlalu jauh mengritik penerima BLT karena itu memang haknya, untungnya mereka dapat bagian. Tapi perlu dilihat juga program BLT dan program-program lain seperti PNPM, Jamkesmas, BOS, PEMP, Revitalisasi Pertanian, dsb. itu dananya sangat besar mulai dari perencanaan, pemrograman, pelaksanaan, dan evaluasinya. Dari dana yang sangat besar itu berapa yang benar-benar jatuh ke segment Masyarakat berpenghasilan Rendah (MBR)? Saya sendiri punya pengalaman menjadi Team Leader Program Padat Karya, ternyata yang diterima MBR itu hanya sekitar 30%, selebihnya untuk jasa konsultan (termasuk saya menerima cukup banyak uang dari kegiatan ini), jasa komunikasi, pengurus Badan Keswadayaan Masyarakat, kontraktor-kontrakt or penerima proyek, dan banyak lagi, ditambah lagi di dalamnya ada penyelewengan (kebocoran). Pada akhirnya model-model charity semacam BLT, PNPM, UKM, BOS, reahabilitasi pertanian, dsb itu tetap harus diteruskan dan dikembangkan siapapun pemimpinnya. Yang penting bagaimana program-program itu tepat sasaran dan pelaksanaannya dilakukan dengan sangat efisien sehingga bagian terebsar dana itu memang untuk orang-orang miskin. Thanks. CU. BTS. --- On Sun, 3/22/09, Mohammad Andri Budiman <mand...@gmail. com> wrote: > From: Mohammad Andri Budiman <mand...@gmail. com> > Subject: [referensi] Bantuan Langsung Tunai (Mega vs SBY) > To: mand...@gmail. com > Date: Sunday, March 22, 2009, 6:56 PM > Analisis berikut saya dapat dari note > Facebook Mas Anis Hariri. Saya pribadi berpendapat bahwa BLT > masih diperlukan. Hanya, memang perlu ada perbaikan dalam > hal: (1) penentuan keluarga layak bantu; (2) pelaksanaan > distribusi yang cepat, tepat dan aman; serta (3) penyesuaian > besar bantuan dengan kondisi keluarga layak bantu. > Semoga bermanfaat. > > Salam, > Andri > > ---begins--- > > Bantuan Langsung Tunai (Mega vs SBY) > By Anis Hariri Today at 12:02am > > Menarik juga perang opini antara Megawati dan SBY mengenai > program BLT yang digulirkan pemerintah setahun ini. > > Megawati : Apa arti BLT, hanya untuk uang senilai Rp > 200.000 saja berdempet-dempetan tanpa harga diri seperti > pengemis," (http://pemilu. detiknews. com/read/ 2009/03/20/ 193052/1102819/ > 700/mega- blt-merendahkan- harga-diri- rakyat) > > > SBY : "BLT itu membantu orang susah. Boleh tidak membantu > orang susah, punya hati nggak kita terhadap rakyat miskin?" > (http://pemilu. detiknews. com/read/ 2009/03/22/ 094130/1103203/ > 700/sby-jawab- kritikan- mega-tentang- blt) > > > Penasaran dengan program BLT ini, saya mencoba mencari-cari > informasi tentang program ini, apakah program ini hanya > dilakukan di negara kita saja, atau juga dilakukan di negara > lain?. Pencarian standar, menggunakan google dan wikipedia. > > > Hasil pencarian cukup mengejutkan, ternyata BLT ini sudah > banyak dilakukan di negara-negara lain. Umumnya mereka > menamainya dengan cash transfer atau conditional cash > transfer (http://en.wikipedia .org/wiki/ Conditional_ Cash_Transfer). > Beberapa negara di Afrika telah melakukannya. Ada contoh > sukses pelaksanaan BLT ini di negara Mozambik (http://www.ifpri. org/divs/ > fcnd/dp/papers/ dp74.pdf). > Negara berkembang seperti Mexico juga melakukan program ini. > > > Lebih mengejutkan lagi, ternyata program BLT ini tidak > hanya dilakukan oleh negara-negara miskin dan berkembang. > Negara-negara maju, baik yang bermazhab kapitalis maupun > sosialis banyak yang melakukan program ini. Negara-negara > seperti Belanda, Jerman, dan Inggris juga memiliki program > BLT untuk warga miskin dan pengangguran. Negara kapitalis > Amerika Serikat juga memiliki program yang sama. Jepang, > negara maju Asia, juga memiliki program BLT ini. Bahkan yang > terbaru, Australia baru saja meluncurkan BLT untuk > keluarga-keluarga berpenghasilan menengah ke bawah akibat > krisis global akhir 2008 dan awal 2009 (http://www.iisb. info/artikel/ > rhj/34-rhj/ 110-blt-australi a.html). > > > Opini yang ada di masyarakat kita, terutama di kelas > menengahnya, banyak yang menganggap BLT sebagai program yang > tidak mendidik, membentuk jiwa pengemis (seperti kata > Megawati di atas), tidak akan efektif, dan sebagainya. Opini > ini berawal dari asumsi bahwa BLT adalah satu-satunya > solusi, tanpa disertai solusi yang lain. Faktanya, BLT > ditujukan untuk menaikkan daya beli masyarakat dengan > disertai program-program pemberdayaan lainnya. Beberapa > program-program ini bisa kita cari informasinya, misalnya > program-program berikut: > > - Program Nasional Pemberdayaan Masyarakan Mandiri (PNPM > Mandiri): http://www.pnpm- mandiri.org > - Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) : http://www.indonesi > amaju.org/ index.php/ Program-Pro- Rakyat/program- jamkesmas. html > > - Program Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah > (UMKM) : http://www.indonesi amaju.org/ index.php/ Program-Pro- Rakyat/kumkm. > html > > - Bantuan Operasional Sekolah : http://www.indonesi amaju.org/ index.php/ > Program-Pro- Rakyat/bos. html > > - Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) : > http://www.indonesi amaju.org/ index.php/ Program-Pro- Rakyat/pemp. html > > - Program Keluarga Harapan : http://www.indonesi amaju.org/ index.php/ > Program-Pro- Rakyat/pkh. html > > - Program Revitalisasi Pertanian : http://www.indonesi amaju.org/ index.php/ > Program-Pro- Rakyat/prp. html > > - Program Beras Untuk Rakyat Miskin : http://www.indonesi amaju.org/ > index.php/ Program-Pro- Rakyat/raskin. html > > > Dari informasi-informasi ini kita bisa pertanyakan lagi, > jika BLT adalah program untuk bangsa pengemis, apakah > bangsa-bangsa seperti Amerika, Inggris, Jerman, Belanda, > Jepang, Australia adalah bangsa pengemis? Silakan dijawab > sendiri ... :) > > ---ends--- > Sent from my BlackBerry® Bold smartphone from Sinyal > Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! > > ------------ --------- --------- ------ > > Komunitas Referensi > http://groups. yahoo.com/ group/referensi/ Yahoo! Groups > Links > > > mailto:referensi-fullfeatu r...@yahoogroups. com > > >