--------------------------------------------
Sumber:  
Majalah Rohani Vacare Deo ( www.holytrinitycarmel.com )
Edisi : Agustus 2006
--------------------------------------------

[Varia]

Apakah Allah itu Ada?
(Oleh : Adrianus Maria, CSE)


1.1 Pengantar 

Adalah seorang pemudi yang datang kepada Tuhan dan mengeluh panjang dengan 
mengatakan bahwa salib yang harus dipikulnya itu terlalu berat. Suatu hari ia 
merenung dan bertanya dalam hati, "Apakah salib yang kupikul ini membawaku 
kepada Allah atau memang tidak mempunyai arti sama sekali?" Pertanyaan ini 
timbul sebab ia adalah seorang yang saleh dan taat kepada Tuhan. Pergumulan itu 
terus menyelimuti dirinya. Sampai suatu ketika ia bertanya dalam hatinya, 
"Apakah Tuhan itu ada? Kalau memang Tuhan itu ada, mengapa Ia membiarkanku 
mengalami penderitaan?" 

1.2 Manusia mencari Allah 

Pahit kehidupan memang tak kunjung putus menerjang siapa pun pada setiap zaman. 
Teramat naif bahwa mengharapkan hidup hanya dengan sinar pagi yang lembut, atau 
sinar senja yang indah mempesona, tanpa terik matahari di siang bolong. Roda 
kehidupan bergulir di banyak sisi: dari rutinitas, biasa, sedang, indah sampai 
yang terpuruk. Pahit kehidupan dalam batas tertentu adalah tanda hidup normal. 
Siapa pun dapat mengalami saat-saat pahit di dalam hidupnya: dalam pekerjaan, 
pergaulan, keluarga, masyarakat, dan lain-lain. Dan siapa pun bisa tersungkur 
remuk karena kepahitan itu. 

Penderitaan merupakan suatu kenyataan yang secara spontan ingin dihindarkan. 
Penderitaan pada diri sendiri mengandung tuntutan dan desakan untuk 
dilenyapkan. Fakta adanya penderitaan dapat menimbulkan kesulitan konseptual 
dan keberatan moral sampai pada pemberontakan. Sikap ini hendak menunjukkan 
bahwa Allah harus bertanggungjawab secara langsung, bahkan bersalah secara 
moral atas adanya penderitaan. Padahal Allah sendiri diyakini sebagai 
penyelenggara dunia yang Mahakuasa sekaligus Mahabaik. 

Bukankah penderitaan semakin menimbulkan banyak kesulitan dalam menjawab 
pertanyaan di atas? Apakah Allah itu ada? Mengapakah dan bagaimana Allah 
membiarkan manusia menderita? Muncul banyak pertanyaan dalam benak kita saat 
menghadapai pencobaan. Lantas apa gunanya Allah disebut Mahakuasa dan Mahabaik? 
Sungguh ia memang Mahakuasa dan Mahabaik. Dorongan dan tuntutan manusia untuk 
mendekati penderitaan dan menjelaskan makna penderitaan telah dilakukan oleh 
St. Agustinus, Irenius dan Thomas Aquinas. Allah kadang-kadang membiarkan 
penderitaan menimpa manusia. Misalnya bagi Agustinus, "Penderitaan tidak 
diciptakan oleh Allah tetapi oleh manusia sendiri." 

Penderitaan yang menimpa diri kita seringkali dipahami sebagai hukuman dari 
Allah. Allah seolah-olah jauh dan tidak peduli pada manusia. Akibatnya kita 
terjebak pada pandangan dan sikap keliru atas semua hal pahit yang menimpa diri 
kita. Bahkan, dengan sikap yang ekstrim dan kebencian yang radikal terhadap 
kenyataan hidup, ada yang mengambil keputusan untuk bunuh diri. Lalu timbul 
pertanyaan, "Apakah sikap ini membawa kita kepada keselamatan?" 

Yesus juga pernah mengalami penderitaan dalam kehidupan-Nya, bahkan sampai 
wafat di kayu salib. Lalu, bagaimanakah sikap Yesus ketika mengalami 
penderitaan? Apakah Ia pernah berontak kepada Bapa-Nya di Surga? Kematian Yesus 
di kayu salib adalah kurban yang satu kali untuk selamanya demi keselamatan 
manusia. Dan Yesus juga pernah mengatakan kepada murid-murid-Nya, "Setiap orang 
yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan 
mengikut Aku." 

Dalam agama Kristen, kitab Ayub merupakan kisah pergumulan manusia mencari jati 
diri Allah di tengah krisis hidup dan penderitaan. Ayub adalah seorang yang 
saleh. Ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia memiliki tujuh ribu ekor 
kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai 
betina. Ia hidup bahagia bersama keluarganya. Akan tetapi, dalam hidupnya ia 
juga mengalami penderitaan. Kabar tentang penderitaan Ayub sampai ke telinga 
para sahabatnya. Mereka datang hendak mengucapkan belasungkawa kepadanya dan 
menghibur dia. Saat memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi. Mereka 
menangis dengan suara nyaring. Mereka mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di 
kepalanya. Lalu mereka duduk bersama-sama dengan dia di tanah selama tujuh hari 
tujuh malam. 

Namun, air mata kesedihan dan belasungkawa dengan cepat berubah menjadi dakwaan 
setelah hari ke tujuh. Mereka berpendapat bahwa Ayub tidak mungkin mengalami 
penderitaan tanpa alasan. Ia pasti mengalami penderitaan karena melakukan 
tindakan dosa. Ayub bergumul mencari jati diri Allah di tengah tuduhan para 
sahabatnya. 

Ratapan Ayub keluar dari dalam dirinya. Kata-katanya bukan sekedar keluhan. 
Batin Ayub sedemikian menderita sampai-sampai ia mengutuk hari kelahirannya. Ia 
mengalami kekacauan dalam jiwanya dan krisis iman menggerogoti dirinya. 
Kata-katanya bukan tuduhan, melainkan mengungkapkan ketidakberdayaan. 

Di hadapan penderitaan, orang seringkali mengalami kekosongan dan 
ketidakberdayaan. Kematian membungkam harapan kita. Kematian menghentikan waktu 
kita dan menelan masa depan kita. Kematian juga menghentikan dan membungkam 
kehidupan kita sendiri. Kematian hanya mengizinkan satu jenis bahasa, yaitu 
bahasa air mata. Dalam bahasa itu kita mendengar kedukaan dan penderitaan 
mendalam diri kita sendiri. Sementara itu, kita dengar juga tawa mengerikan 
kematian karena merasa memiliki kuasa atas kehidupan. Penderitaan membuat 
segalanya gelap, bahkan dalam terang hari. Penderitaan menutupi segalanya 
dengan bayang-bayang kegelapan, bahkan dalam terik matahari. Kegelapan ada di 
sana dan tak seorang pun tahu mengapa dan bagaimana. Kegelapan tidak membedakan 
segalanya. Kegelapan adalah jurang yang menelan segalanya. 

Pergumulan Ayub adalah pergumulan manusia yang mengalami transisi dari sosok 
Tuhan beku yang membisu menuju "God of passion" yang berbicara. Ia bergumul 
melepaskan diri dari gambaran Allah balas jasa atau balas dendam menuju Allah 
yang solider dengan penderitaan kita. Lalu timbul pertanyaan, "Mengapa terjadi 
penderitaan?" Pertanyaan tentang penderitaan adalah pertanyaan religius 
mengenai bagaimana kita sebagai manusia memahami diri dengan manusia. 
Sayangnya, bahasa protes demikian sering tidak ditoleransi dalam agama. Dalam 
doktrin timbal jasa, segala penderitaan adalah hukuman Ilahi terhadap dosa yang 
telah dilakukan manusia baik secara publik maupun secara tersembunyi. 

Orang mungkin dapat menanggung penderitaan fisik dan cemoohan dari masyarakat. 
Namun mereka, tidak dapat menanggung kesakitan hati karena kepercayaan bahwa 
mereka dikutuk Allah. Bagi mereka, Allah adalah harapan akhir mereka. Allah 
adalah hati mereka, pusat kehidupan mereka dan seluruh harapan mereka. 

1.3. Jawaban Allah atas penderitaan manusia 

Penderitaan merupakan bagian dalam kehidupan manusia. Selama manusia masih 
hidup ia tidak terlepas dari penderitaan. St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus 
pernah mengatakan, "Selama manusia masih berada di kolong bumi pasti 
menderita." Dan St. Paulus juga mengatakan bahwa kita tidak hanya percaya 
kepada Kristus tetapi juga menderita untuk kristus. Ini mau mengatakan bahwa 
hidup kita tidak terlepas dari penderitaan. Sebab penderitaan yang kita alami 
di dunia ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang Tuhan sediakan. 
Betapa besar kasih Tuhan atas diri manusia. Dengan maksud itulah Allah sendiri 
menjadikan kita anak-anak Allah. 

Yesus benar-benar memikul segala kelemahan manusia dan pencobaan manusia (Ibr. 
4:15; 2:14-17). Yesus mati, turun ke dunia orang mati dan menjadi tak berdaya 
sama sekali. Dengan jalan itu Allah berkenan membebaskan manusia dari nasib 
malangnya, dari kutuk, dari hukum Taurat, dari dunia, dari dosa, dan kematian 
karena dosa. Allah juga menjadikan semua manusia setia kawan dengan Yesus yang 
dibangkitkan. Yesus yang taat sampai mati (bdk.Fil.2:9) dibebaskan dari keadaan 
malang itu melalui kebangkitan. Namun, yang dibangkitkan tidak hanya Yesus, 
melainkan juga semua manusia lain yang menjadi penyerta dalam keadaan Yesus 
yang serba baru itu. "Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia 
(yaitu Adam), demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang 
manusia (Yesus Kristus)." (1 Kor. 15:21) 

Berpangkal pada kebangkitan Yesus sebagai tindakan penyelamatan Allah, umat 
Kristen dapat memahami bahwa dalam semua tindakan Yesus selagi hidup di dunia 
sudah menjadi nyata merupakan tindakan penyelamatan Allah. Bila Yesus suka 
bergaul dengan orang yang menjadi sampah masyarakat dan dicap sebagai "orang 
berdosa" (Mat. 9:10), maka kelakuan Yesus itu memperlihatkan bahwa Allah 
sendiri memilih dan menyukai orang semacam itu, yaitu mereka yang mengalami 
penderitaan di dalam hidup. Dalam kotbah di bukit Yesus pernah mengatakan, 
"Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." (Mat. 5:3) 

Memang justru itulah pokok kepercayaan kristen bahwa Yesus Kristus menempati 
kedudukan inti dalam rencana penyelamatan Allah. Rencana itu merangkum segenap 
umat manusia yang percaya kepada-Nya. Dalam Perjanjian Lama ditemukan beberapa 
ayat yang berkata tentang "rahasia Allah". Rahasia itu tidak lain tidak bukan 
ialah rencana penyelamatan Allah yang sejak awal mula ada, tetap tersembunyi 
dan tidak diberitahukan. Tampilnya Yesus membuat rencana Allah digenapi, 
menjadi nyata dan terwujud di tengah-tengah manusia. 

Pewartaan Injil pada pokoknya tidak lain kecuali tentang rencana penyelamatan 
Allah yang dengan Yesus Kristus menjadi kenyataan dan terlaksana secara 
terbuka. Yang penting bahwa setiap orang menyetujui untuk berjuang dan bersabar 
dalam menghadapi pencobaan di dalam hidup. Lalu apakah Allah itu ada? 
Pertanyaan ini mengingatkan kita bahwa "Allah itu ada dan Ia tinggal dalam 
lubuk hati kita yang terdalam." 

1.4. Penutup 

Walaupun kerap kali kita terpuruk karena banyaknya masalah dalam hidup kita, 
sehingga segalanya terasa gelap, namun akhirnya toh hidup manusia terbukti 
mempunyai arti. Oleh karena itu, hidup ini tidak begitu saja dapat dirumuskan 
secara pendek. Nilai hidup manusia itu terutama merupakan pengalaman 
penghayatan pelbagai kenyataan hidup, yang menantang hidup manusia dan 
merupakan panggilan. 

Panggilan hidup manusia itu berseru kepada segenap umat manusia untuk 
ditanggapi. Aneka tanggapan atas panggilan hidup manusia itu ternyata 
menimbulkan banyak gagasan yang terkadang membuat kita tidak tahu harus 
bagaimana. Pada dasarnya hal itu berlatar belakang pada sikap manusia yang 
tidak mengerti akan pentingnya penderitaan di dalam hidup. Sebab dengan 
penderitaan kita turut ambil bagian dalam penderitaan Yesus. Dalam bahasa 
rohani dikatakan Tuhan Yesus selalu menyertai hidup kita. Dan hal ini tepat 
sekali, karena Tuhan Yesus sendiri pernah mengatakan, "Dan ketahuilah, Aku 
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat.28:20) 

Demikianlah dengan iman yang kita miliki, kita yakin bahwa bahwa Allah itu 
sungguh-sungguh ada. Semoga. 

Sharing : 
* Pernahkah Anda mengalami suatu pencobaan atau masalah kehidupan yang membuat 
Anda mengalami kekeringan rohani? Bagaimana Anda mengatasi hal itu? 
Sharingkanlah hal itu 
* Bagaimana pendapat Anda sendiri tentang keberadaan Allah, apakah dengan 
banyaknya penderitaan menandakan bahwa Allah itu menjauh dari manusia? Di 
manakah Allah saat itu? Kemukakanlah pendapat Anda dan sharingkan dengan 
teman-teman dalam sel 



Dalam Kasih Kristus,

Redaksi VacareDeo

======================================
Silahkan bagikan renungan ini ke teman terdekat Sdr/i.
Tuhan memberkati.
======================================
Bagi yang ingin mengutip/menyebarkan artikel ini,
harap tetap mencantumkan sumbernya. Terima kasih.
Sumber:  
Majalah Rohani Vacare Deo ( www.holytrinitycarmel.com )
Edisi : Agustus 2006
======================================
Ikutilah milis Renungan VacareDeo,
setiap bulan dg 2 artikel pilihan.
Untuk bergabung, kirim email ke:
[EMAIL PROTECTED]



..



KUNJUNGI Web Site VACARE DEO di
http://www.holytrinitycarmel.com/vacaredeo/





. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/renungan-vacaredeo/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke