Kalau Nyontek, Sebutkan Sumbernya ...
  oleh : Reza Ervani
  (terinspirasi dari materi Ibu Helmi Purwanti pada acara Kuliah Jurnalistik I, 
Daarul Muthmainnah Bandung)
   
   
  "Kalau mau nyontek, sumbernya disebutkan ...", begitu kata Ibu Helmi 
Purwanti, Pustakawan Politeknik Negeri Bandung dalam materinya tentang studi 
literatur di acara Kuliah Jurnalistik Remaja FORISTIC 25 Februari 2008 kemarin.
   
  Sontan, peserta yang seluruhnya anak sekolah itu geeer ...
   
  Kalimat sederhana yang menggugah. Mari kita renungkan ...
  Ada etika yang begitu dihormati oleh para ilmuwan dalam menulis produk-produk 
ilmiah, yakni mencantumkan sumber asal materi yang dikutip atau yang menjadi 
ide dasar tulisannya.
   
  Sekarang kita lihat budaya di sekolah-sekolah kita.
  Mencontek adalah alternatif jika belajar tidak optimal. Rasa setia kawan atau 
takut dicap pelit, menyebabkan anak yang belajar mati-matian di malam harinya, 
terpaksa menjadi nara sumber gratis di kelas. Sumber lain seperti kertas kecil 
yang disimpan di tempat rahasia, juga menjadi keahlian tersendiri para siswa. 
Sementara para guru juga sudah hilang strategi mencegah praktek ini.
   
  Penulis membayangkan apa yang akan terjadi jika sebelum ulangan sang guru 
memberikan salah satu peraturan aneh,"Kalau mau mencontek, sebutkan sumbernya 
...". Mungkin akan ada beberapa kemungkinan yang terjadi di kelas.
   
  Pertama, yang mencontek semakin banyak dengan pilihan yang sederhana : 
mencantumkan nama nara sumber atau lokasi sumber. Yang kedua, tidak 
mencantumkan sumbernya.
   
  Kedua, tidak mencontek, karena ia malah menjadi nara sumber
   
  Ketiga, tidak mencontek, karena gengsi bertanya
   
  Untuk pilihan yang pertama, jika terjadi adalah pencantuman nara sumber atau 
lokasi sumber, maka guru akan tahu seberapa efektifnya siswa mencatat atau 
mencari sumber mandiri. Bayangkan jika nilai kejujuran itu masih ada, siswa 
akan menulis : Sumber : Dari Buku Catatannya si Fulan. :) . Lalu guru 
mengumumkan hasil ulangan lengkap dengan rangking siapa yang menjadi rujukan 
terpopuler di kelas sehingga berhak atas reward khusus. Bahkan mungkin sanad 
pencontekan juga akan terdeteksi :)
   
  Jika yang terjadi adalah tidak dicantumkannya semua sumber oleh semua siswa 
padahal mereka menconteh. Hmm, rumit juga. Mungkin tingkat kejujurannya sudah 
akut, sehingga harus ada alternatif lain.
   
  Untuk opsi kedua dan ketiga, tentu saja tidak perlu kita kaji panjang lebar 
disini, karena tulisan ini menitik beratkan pada "yang mencontek".
   
  Jadi Silahkan Mencontek ... Tapi Sebutkan Sumbernya
   
  Salam,
  www.rezaervani.com

       
---------------------------------
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

Kirim email ke