Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Allahu Akbar walillahi al hamd.
Kemarin untuk keempat kalinya, Rumah Ilmu Indonesia mengadakan pertemuan
di wilayah JaBoDeTaBek.

Pertemuan kemarin tercatat sebagai pertemuan terpanjang dalam sejarah
pertemuan Rumah Ilmu Indonesia JaBoDeTaBek, dan mungkin terbanyak
pesertanya, karena melibatkan anggota non milis, seperti yang sudah
diinisiasi satu minggu sebelumnya di masjid Al Azhar, Kebayoran Baru.

Tercatat yang hadir pada pertemuan kemarin adalah :


    1. Humaira (Jakarta Timur)
    2. Siti Baroroh (Al Anwar, Kampung Melayu)
    3. Dewi P (Al Anwar, Kampung Melayu)
    4. Loly (Al Anwar, Kampung Melayu)
    5. Atik Atikah (Al Anwar, Kampung Melayu)
    6. Erwin Harun (Al Anwar, Kampung Melayu)
    7. Rusman Zakaria (Pondok Ungu, Bekasi)
    8. Gunawan (Bekasi)

    9. Reza Ervani (Bandung)
   10. Susan Yulianti (Bandung)
   11. Rika Kartika (Bandung)
   12. Dea Damayanti (Bandung)
   13. Yanik Imtiyas (Bandung)
Pembicaraan kembali berlangsung estafet di kediaman Bapak Rusman Zakaria
di Pondok Ungu Bekasi dan di TK Al Anwar Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Al Anwar, Pilot Project PAUD Yayasan Rumah Ilmu Indonesia
Agenda yang diisi sharing tentang rencana pengembangan PAUD Al Anwar di
bawah naungan Yayasan Rumah Ilmu Indonesia itu berlangsung seru.

Dimulai dengan paparan yang begitu mengharukan tentang sejarah TK/TPA Al
Anwar oleh Kepala Sekolah Al Anwar.

Beliau bercerita dengan sepenuh hati, tentang TK yang asalnya muncul
karena keprihatinan terhadap anak-anak korban banjir di Kampung Melayu
pada tahun 2002. Begitu mengharukan, karena setelah setahun berlangsung,
mereka diusir dari tempat tersebut karena ketidakmampuan membayar uang
sewa tempat. Tapi Allah swt menurunkan pertolongannya. Di malam
terakhir, ketika barang-barang sudah siap dipindahkan, seorang donatur
memberikan tunai 5 juta rupiah, sebagai pembayaran sewa tempat selama 2
tahun ke depan. Harga yang cukup mahal untuk sebuah tempat yang usang,
sehingga mereka harus memperbaikinya secara mandiri dengan dana yang
tidak sedikit. Al Anwar yang menjadi tempat pertemuan kemarin jauh lebih
nyaman dari kondisinya 6 tahun yang lalu. Benar-benar sebuah perjuangan
...

Cerita belum usai, karena hampir setiap tahun tempat pengajian itu
dilanda banjir musiman, yang datang seringkali tanpa pemberitahuan.
Pintu dan berbagai macam perangkatpun sering menghilang terbawa arus
banjir.

Tapi langkah tak boleh terhenti. Lewat pertemuan kemarin, disepakati
bahwa proyeksi ke depan adalah mencari tempat yang lebih layak untuk
sebuah lembaga pendidikan. Proyeksi lainnya adalah melegalisasi lembaga
pendidikan tersebut dengan standar yang telah ada, dibawah naungan
Yayasan Rumah Ilmu Indonesia, lewat supervisi SDM lokal.

Presentasi yang disampaikan oleh T' Susan dan T' Ika juga berlangsung
ramai, karena terasa benar sebagai pengayaan yang benar-benar baru
tentang konsep PAUD.

Sumbangan Komputer dan Proyeksi Pengembangan dari Pak Rusman Zakaria dan
Pak Gunawan
Sebenarnya tak hanya itu.

Sebelumnya dalam pertemuan kurang lebih 2 jam di kediaman Pak Rusman
Zakaria, juga dijajagi pengembangan potensi-potensi seperti pengembangan
ulang perpustakaan digital versi Rumah Ilmu Indonesia yang selama ini
terbengkalai karena kesibukan merapihkan mimpi-mimpi nyata komunitas
setelah menjadi yayasan.

Pak Rusman juga memberikan masukan bagi pengembangan sayap korporasi
Yayasan Rumah Ilmu Indonesia lewat berbagai kerjasama.

Dan tak lupa pula, sebuah hadiah, KOMPUTER PENTIUM IV, diperkenankan
untuk dibawa ke Sekretariat Yayasan Rumah Ilmu Indonesia.

Pak Rusman juga membuka peluang bagi rekan-rekan di Al Anwar untuk
menjadi pengajar komputer di sebuah Sekolah Dasar di Jakarta, dan juga
menawarkan bantuan perangkat komputer bagi PAUD Al Anwar, yang akan coba
dilapisi oleh Yayasan Rumah Ilmu Indonesia dengan DikLat ICT bagi
pengajar dan calon pengajar.

Pak Gunawan sendiri sudah memastikan perkenannya untuk menggunakan
tempat yang cukup luas di Ciledug sebagai Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) sebagai pusat pembelajaran calon tenaga didik di
jaringan Yayasan Rumah Ilmu Indonesia.

***

Langkah masih panjang, pemetaan potensi yang dilakukan kemarin hanyalah
awalan dari cerita panjang perjuangan mewujudkan pendidikan terbaik dan
terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Intanshurullah, yanshurkum, wa yutsabit aqdamakum !!

Fa idza azzamta fa tawakal 'alaLlah

Maju Terus Guru dan Pendidikan Ummat

Salam,
Yayasan Rumah Ilmu Indonesia
Akta no. 3 Tanggal 14 Juni 2008 di Notaris Sultoni., S.H., M.Kn


Kirim email ke