Cinta itu... seperti Pohon... Dilempar batu, dibalas buah Cinta itu seperti bunga mawar.... kalau lihat bunganya... terasa indah memesona kalau lihat durinya...terasa tajam menyakitkan...
Cinta itu sudut pandang... Tidak ada manusia nun sempurna Tapi kita bisa melihat kesempurnaan pasangan kita kalau kita mau Lihatlah bunganya, bukan durinya...oh bunga yang sempurna Kita akan mendapatkan apa yang kita fokuskan Selamat bercinta Kang Zen --- In rezaervani@yahoogroups.com, "nurazmina wahdiyani" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Plato bertanya akan cinta dan kehidupan ⦠> Suatu hari, Plato bertanya pada gurunya, âApa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya? Gurunya menjawab, âAda ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian > ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cintaâ . > > Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun. > > Gurunya bertanya, âMengapa kamu tidak membawa satupun ranting?â Plato menjawab, âAku hanya boleh membawa satu saja,dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)â. > > Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwa ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnyaâ > > Gurunya kemudian menjawab â Jadi ya itulah cintaâ > > Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya,âApa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?â > > Gurunya pun menjawab âAda hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinanâ > > Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja. > > Gurunya bertanya, âMengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?â > > Plato pun menjawab, âsebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannyaâ > Gurunya pun kemudian menjawab, âDan ya itulah perkawinanâ > > NOTE > Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan⦠tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. > > Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya. > > Pernikahan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kita mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kita dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan pernikahan itu, karena, sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya >