'Ilm Nas (Ilmu Manusia)

Sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

Al Qur'an banyak sekali mengingatkan manusia agar menggunakan akalnya
untuk berfikir dan bertafakkur; afala tatafakkarun, afala ta`qilun,
awala yatadabbarun. Manusia memang adalah hewan yang berfikir ( al
insanu hayawanun nathiqun). Pada manusia, berfikir merupakan proses
keempat setelah sensasi, persepsi dan memori yang mempengaruhi
penafsiran terhadap suatu stimulus. Dalam berfikir orang meilbatkan
sensasi, persepsi dan memori sekaligus. Dalam kehidupan, berfikir
diperlukan untuk (a) memecahkan masalah atau problem solving, (2)
untuk mengambil keputusan, decision making, dan (3) untuk melahirkan
sesuatu yang baru (creatifity).

Semakin tinggi ilmu seseorang maka semakin rumit cara berfikirnya, .
Ada orang yang hanya bisa melamun, ada yang berfikir tetapi tidak
realistis, dan ada yang berfikir realistis. Ada orang yang selalu
berfikir, ada orang yang hanya mau berfikir jika merasa perlu, dan ada
yang kadang-kadang saja berfikir.

Orang pandai berfikir secara bersistem, misalnya berfikir deduktip
(mengambil kesimpulan khusus dari pernyataan umum), atau sebaliknya
berfikir induktip (mengambil kesimpulan umum dari pernyataan khusus.
Tetapi terkadang ada masalah yang tidak bisa dipecahkan dengan
berfikir secara biasa, maka bagi orang sangat pintar ia memakai metode
yang disebut berfikir kreatip (creatip thinking).

Berfikir kreatip adalah berfikir dengan menggunakan metode baru,
konsep baru, penemuan baru, paradigma baru dan seni yang baru pula.
Urgensi pemikiran kreatip bukan pada kebaruannya tetapi pada
relefansinya dengan pemecahan masalah. Karena kebaruan dan tidak
konvensional, maka orang yang kreatip sering tidak difahami oleh orang
kebanyakan, tak jarang dianggap aneh atau bahkan dianggap gila
(berfikir gila). Proses berfikir kreatip itu melalui lima tahapan :
(1) orienstasi, yakni merumuskan dan mengidentifikasi masalah.(2)
preparasi, yakni mengumpulkan sebanyak mungkin informasi, (3)
inkubasi, yaitu berhenti dulu, tidur dulu, cooling dawn dulu.(4)
iluminasi, yakni mencari ilham, dan (5) verifikasi, yakni menguji dan
menilai secara kritis.

Ilmu pengetahuan bisa diperoleh manusia (1) melalui kapasitas
intelektuilnya (akal), melalui proses belajar, (2) melalui rasa, yakni
melalui hati, melalui proses olah rasa, olah batin dan (3) anugerah
langsung dari Tuhan, disebut ilmu ladunni. Bagi manusia, ilmu dimaksud
untuk mengetahui kebenaran tentang realita. Dari berbagai metode itu
ternyata ukuran kebenaran tidak satu tapi ber tingkat-tingkat
kebenaran; ada (1) kebenaran ilmah, (2) kebenaran matematis, (3)
kebenaran sosial, (4) kebenaran filosofis, kebenaran logic dan (5)
kebenaran sufistik. Menurut istilah al Qur'an ada (1) `ilm al yaqin,
(2) `ain al yaqin, dan (3) haqq al yaqin. Kebenaran `ilm al yaqin
dapat diuji dengan teori ilmiah, kebenaran `ain al yaqin dapat
dibuktikan dengan laboratorium, sedangkan haqq al yaqin hanya dapat
dibuktikan nanti di akhirat. Seorang failasuf dapat menerangkan
kebenaran, sedangkan seorang sufi dapat merasakan kebenaran. Kepada
seorang sufi failasuf berkata ; saya dapat membayangkan apa yang anda
rasakan, sebaliknya sang sufi menjawab ; saya dapat merasakan apa yang
anda bayangkan. Itulah ruang lingkup ilmu manusia.

Sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

Salam Cinta,
agussyafii

==============================================
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui
[EMAIL PROTECTED] atau http://mubarok-institute.blogspot.com
==============================================


Kirim email ke