Mengolah Kebencian Menjadi Cinta

By: agussyafii

Disaat kehidupan penuh kebahagiaan, tiba-tiba dihempas oleh peristiwa yang 
mengejutkan. Kita kehilangan orang yang kita cintai atau kehilangan kedudukan, 
mungkin jabatan. Tanpa kita sadari kemudian kita mencari kambing hitam. Mencari 
seseorang yang patut kita persalahkan. Kebencian menjadi nyata. Kemarahan tak 
terelakkan. Dendam menjadi menguat dalam hati.

Tapi pernah kita menyadari bahwa peristiwa itu sesungguhnya telah mengantarkan 
jiwa ke pintu gerbang kemuliaan. Dengan melalui berbagai penderitaan, ujian, 
kecemasan dan kesedihan sesungguhnya Allah telah meletakkan diri kita sebagai 
kekasihNya. Kekasih yang memahami makna cinta. Kita sebagi wujud wakil diriNya, 
penyebar cinta dan kasih sayang. Perwujudan dari sifat Rahman dan RahimNya. 
Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Kebencian pada dasarnya wujud manusiawi pada diri kita ketika kita sedang 
ditimpa ujian dan penderitaan karena kita memang merasa perlu mencari orang 
lain yang dipersalahkan. Membiarkan diri penuh kebencian di dalam hidup justru 
menambah penderitaan dengan derita. menyiram luka dengan air garam. Menambah 
perih dengan keperihan yang lebih dalam. Air mata menetes tanpa muara.

Mengolah kebencian menjadi cinta, kita maknai bahwa setiap peristiwa apapun 
yang terjadi pada diri kita adalah sebagai perwujudan kita sebagai seorang 
Mukmin. Nabi Muhammad menyebutkan sebagai sesuatu yang menakjubkan pada diri 
seorang mukmin sebab peristiwa apapun yang terjadi pada dirinya semuanya terasa 
indah. Mendapatkan nikmat dirinya bersyukur, mendapatkan musibah dirinya 
bersabar. 

Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Bila mendapatkan nikmat, ia 
bersyukur dan syukur itu baik baginya. Bila mendapatkan cobaan, ia bersabar dan 
sabar itu baik baginya. (HR. Muslim).

Tidak ada kebencian. Tidak ada kemarahan. Tidak ada dendam karena seorang 
mukmin menyakini bahwa semua itu wujud kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 
Bila kita tahu semua itu adalah wujud kasih sayang Allah, lantas kenapa kita 
harus membenci makhluknya? Itulah cinta kita sebagai wujud kasih sayang Allah 
kepada diri kita.

*Materi On Air 'Power of Peace' di Radio Bahana Jakarta 101.8 FM denganĀ  Tema 
'Mengolah Kebencian Menjadi Cinta' jam 6 s.d 7 malam ini, tanggal 12 Mei 2010.

Wassalam,
agussyafii
---- 
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Amalia Cinta 
al-Quran (ACQ).' Hari Ahad, Tanggal 20 Juni 2010 Di Rumah Amalia, Jl. Subagyo 
IV blok ii, No.23 Komplek Peruri, Ciledug. Silahkan kirimkan dukungan dan 
partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii3, atau 
http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 
087 8777 12 431.




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke