RE: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!
Bang Poltak, bagaimana jika logika China seperti dibawah ini : Belanja Persenjataan China adalah bagian dari program pemerintah China. Pemerintah China diberi mandat oleh rakyat China untuk melindungi segala kepentingan China. Sejauh rakyat China nggak merasa ada masalah dengan beban belanja senjata sebesar itu, lantas apa hak Amerika untuk berkomentar? Apa hak Amerika buat melarang? Wong itu bukan negara Amerika kok (sebagai tambahan Amerika ribuan mil jaraknya dengan China) ... Kalau China merasa terancam - ya pasti ada alasannya. Tetapi jelas bahwa China punya kepentingan yang jauh lebih besar lagi untuk tetap dalam posisi berdamai dengan tetangganya. Kekuatan militer ya pastinya dianggap seperti premi asuransi - dan sama seperti bentuk asuransi lainnya, semakin mahal barang yang dicover - ya semakin besar premi asuransinya Catatan saya: jika Amerika dan taiwan tentunya dibolehkan untuk cemas dengan kekuatan militer China, maka menurut saya, sah2 saja jika Indonesia juga cemas dengan kekuatan Singapura... Best regards ~subchan From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Poltak Hotradero Sent: Saturday, March 01, 2008 7:12 PM To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan! At 03:12 PM 2/28/2008, you wrote: Logikanya begini: Belanja Persenjataan Singapura adalah bagian dari program pemerintah Singapura. Pemerintah Singapura diberi mandat oleh rakyat Singapura untuk melindungi segala kepentingan Singapura. Sejauh rakyat Singapura nggak merasa ada masalah dengan beban belanja senjata sebesar itu, lantas apa hak kita untuk berkomentar? Apa hak kita buat melarang? Wong itu bukan negara kita kok... Kalau Singapura merasa terancam - ya pasti ada alasannya. Tetapi jelas bahwa Singapura punya kepentingan yang jauh lebih besar lagi untuk tetap dalam posisi berdamai dengan tetangganya. Kekuatan militer ya pastinya dianggap seperti premi asuransi - dan sama seperti bentuk asuransi lainnya, semakin mahal barang yang dicover - ya semakin besar premi asuransinya Kalau soal kecemasan Amerika akan kekuatan militer China, ya tentu harus dilihat dalam persepektif luas -- yaitu kaitannya dengan kewajiban Amerika untuk melindungi Taiwan sebagaimana tercantum dalam salah satu Undang-Undang Amerika... Setelah kita capee dee dengan Malaysia, ke depan bakal muncul ancaman baru dari si singa kecil. Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan! HYPERLINK http://www.dikkyzulfikar.com http://www.dikkyzulfikar.com http://www.dikkyzulfikar.com http://www.dikkyzulfikar.com www.dikkyzulfikar.com Bangsa Indonesia dan para jiran dari negara kecil Singapura patut mempertanyakan besarnya anggaran pertahanan negara pulau tersebut. Kita tahu bahwa Singapura adalah negara kaya raya. Kita juga mengerti bahwa setiap negara berhak untuk melindungi negara dan warganya. Belanja senjata untuk keperluan pertahanan diri adalah hal yang wajar dan lazim. Namun belanja persenjataan dengan jumlah yang berlebihan tentunya menimbulkan pertanyaan, apa sebenarnya motif di balik pengumpulan senjata yang berlebihan tersebut. Angkanya adalah sebagai berikut: dana pertahanan yang diangarkan negara untuk satu orang warga Singapura adalah sebesar USD 1554. Padahal untuk satu orang warga Indonesia hanya USD 20,2, Thailand USD 28,25, Malaysia USD 61,36, Filipina USD 15,2, Vietnam USD 15,4, Laos USD 1,69. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat tabel yang merupakan perbandingan jumlah penduduk dengan anggaran belanja senjata negara tersebut di atas. (Selengkapnya lihat di www.dikkyzulfikar.com; sumber Kompas 27 Feb 2008, hal. 5) Apakah Singapura merasa terancam? Oleh siapa? Kalau Singapura merasa aman dan tidak terancam tidak lah mungkin negara tersebut belanja senjata seperti cukong yang ketakutan. Siapa ancaman potensial Singapura sebenarnya? Siapa lagi kalau bukan jiran terdekat, Indonesia dan Malaysia. Beberapa kali Singapura terlibat ketegangan dengan dua jirannya. Dari masalah pasokan air dengan Malaysia, sampai masalah perlindungan terhadap koruptor dari Indonesia. Di masa Presiden Habibie, sang Presiden pernah menegur keras Singapura. Amerika Serikat saja sangat gundah ketika mengetahui peningkatan tajam belanja pertahanan Cina. Amerika tidak segan mempertanyakan untuk motif apa Cina memborong senjata dan berapa besar yang dibelanjakan. Sebagai negara tetangga Singapura, tentunya bangsa Indonesia, Pemerintah, TNI, DPR maupun komponen bangsa lainnya berhak tahu, atas dasar motif apa Singapura belanja persenjataan secara berlebihan?. Mungkin pada awalnya mereka hanya mengatakan untuk tujuan bela diri. Tapi tidak tertutup kemungkinan dengan kemampuan persenjataan dan militer yang jauh lebih baik dari Indonesia, Singapura akan memanfaatkan keunggulan tersebut untuk menekan dan bahkan melecehkan Indonesia. Itu sangat mungkin terjadi. Bagaimana pendapat anda?
Re: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!
Bung Wing, Saya pendapatnya lain. Kalau kita ikut cara pikir Gunar Myrdal maka keadaan kita begini: Kita itu yang miskin negaranya dan tegasnya negara yang resmi. Negara resmi kita sebab itu lemah sekali dan kadang2 malah tidak berfungsi lagi. Apa yang sudah direncanakan jarang terjadi. Disamping negara tidak resmi kita memelihara negara yang tidak resmi liwat pajak2, pungutan2 gelap maupun impor dan ekspor gelap dan sektor2 gelap yang besar sekali. Negara gelap kita ini very strong. Apa yang diputuskan disini langsung jadi. Contoh sebelum ada keputusan dari pemerintah, kapal2 USA sudah berangkat ke Lhok Seumawe, ternyata dengan persetujuan TNI yang waktu itu gudang2 senjatanya hilang digerus Tsunami dan langsung diganti baru seluruh peralatannya oleh tentara USA. Secara budaya tradisi main gelap kita sangat kuat dimana masing2 pelaku punya legitimasi sendiri. Yang jelas Rusia yang juga seperti kita kuat dalam ekspor SDA melaporkan boom ekonomi yang besar. Kita tidak. Artinya boom ini kita dibukukan disektor gelap. Eksistensi negara yang gelap bukan spesialisasi kita saja. Keistimewaan kita adalah dominasi sektor gelap. Salah satu faktor penting adalah keinginan elite politik kita untuk mengambil keputusan secara indipenden tanpa campur tangan lembaga2 negara lainnya seperti menteri2 lain atau DPR. Biaya peralatan TNI dari dulu diambil bukan dari budget negara resmi tetapi dari apa yang diberi nama kas2 nonbudgeter yang diisi BUMN2 yang terpaksa harus remang2 juga pembukaannya. Reintegrasi negara gelap masuk negara resmi kalau mau tidak sulit. Kalau mau langkah pertama adalah transformasi fiskal. Arsitektur belanja negara harus kita kaji terbuka dan sumber daya nasional kita bagi secara rasional. Langkah ini memerlukan kemauan politik untuk itu kita rakyatnya juga harus tegas menyatakan kebutuhan kita untuk negara yang bersih dan transparan. Salam damai Hok An Wing Wahyu Winarno schrieb: Kok malah Anda berkomentar belanja negara tetangga terlalu besar?, Bukankah lebih baik Anda bertanya: Kenapa belanja negara saya kok kecil? Kenapa anggaran pendidikan dipotong? Kenapa beli pesawat tempur saja cuma beberapa biji? Saya kira lebih baik Anda memikirkan negeri sendiri saja Om. Kalau gak mau kalah sama Singapura, ya belanja lebih banyak senjata daripada mereka saja. Ya gak? Masalahnya, kita miskin. Benar? Nah, kenapa kok kita mau jadi bangsa miskin? Negaranya luas, tambangnya banyak, orang pinternya buanyak, hutannya buanyak, candi-candi dan pemandangan alam buanyak, nah, kenapa miskin kita? ... cut ...
RE: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!
At 03:23 PM 3/3/2008, you wrote: Bang Poltak, bagaimana jika logika China seperti dibawah ini : Belanja Persenjataan China adalah bagian dari program pemerintah China. Pemerintah China diberi mandat oleh rakyat China untuk melindungi segala kepentingan China. Logika yang brilyan. Tetapi tentu Amerika bisa / boleh punya concern karena ada Taiwan Relation Act (UU Hubungan Taiwan) yang sudah diratifikasi oleh Kongres Amerika dan wajib dijalankan oleh Presiden Amerika. Isinya adalah kewajiban Amerika melindungi dan membantu Taiwan dari segala bentuk ancaman militer. Selama Undang-Undang itu belum dicabut -- maka kewajiban itu masih tetap ada. Jadi sangat jelas bahwa statusnya menjadi berbeda dengan hubungan internasional normal yang terkait dengan kekuatan militer. Ini masih belum termasuk jaminan tidak tertulis Amerika untuk menjaga agar Jepang agar tidak terjadi militerisasi kekuatan Jepang di Pasifik, sebagai bagian dari komitmen Amerika pasca Perang Dunia II. Bila Amerika mengabaikan hal ini - maka friksi antar kekuatan besar Pasifik bisa mencetus perlombaan senjata antara China, Taiwan, Jepang, dan Korea. Catatan saya: jika Amerika dan taiwan tentunya dibolehkan untuk cemas dengan kekuatan militer China, maka menurut saya, sah2 saja jika Indonesia juga cemas dengan kekuatan Singapura... Taiwan tentu boleh merasa cemas terancam di-invasi oleh China Amerika tentu bisa cemas bahwa negara tersebut terpaksa harus campur tangan bila itu terjadi. Terlebih karena China memiliki senjata nuklir. Apa iya Indonesia perlu cemas di-invasi oleh Singapura? Ada juga tiap kali berlangsung sale season -- orang Indonesia yang menginvasi Singapura.
Balasan: [Keuangan] Re: Beban Gaji apakah dapat di tangguhkan.(Biaya Pra Operasional)
Terimakasih atas pencerahannya,salam kenal. Jerry Matanari [EMAIL PROTECTED] wrote: Bapak Chandra Yth, Sayangnya tidak beban gaji yang dibayar setiap bulannya tidak boleh dikapitalisasi Pak, meskipun perusahaan baru praoperasional. Ini mendasar sekali Pak. Apalagi kalau Bapak mengatakan bahwa dia di- expense-kan 'setelah' project selesai. Karyawan memberikan jasa/tenaganya kepada perusahaan. Masa manfaat dari tenaga yang diberikan itu habis pada bulan terjadinya. Gaji Januari dibayarkan untuk jasanya di bulan Januari. Nanti Februari untuk bulan Februari,dst. Dia memberi manfaat pada bulan terjadinya, dia diexpense-kan, dan dia dibayar. Bandingkan apa yang saya sebutkan di atas dengan yang terjadi perusahaan manufaktur, dimana komponen biaya persediaan terdiri dari direct material, direct manufacturing labor, dan manufacturing overhead. Biaya direct manufacturing (buruh pabrik) langsung, itu kan masuk ke inventory. Dia bisa diidentifikasi. Inventorynya jelas kelihatan dan bisa disimpan. Inventory akan dibebankan sebagai cost of goods sold (expense) saat inventory-nya terjual. Istilahnya, dia itu inventoriable. Sementara itu upah tenaga kerja normal yang tidak berkaitan langsung dengan inventory, harus di-expense-kan as incurred. Warm regards, Jerry Matanari --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, wong-solo Januari [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat siang , Perusahaan tempat saya kerja masih dalam tahap pengembangan dan persiapan untuk operasional . Apakah Beban Gaji yang dibayar setiap bulan dan telah dipungut pajak pasal 21 dapat diakui sebagai Biaya Pra Operasional yang ditangguhkan (dikapitalisasi) dan untuk kemudian dilakukan amortisasi setelah proyek tersebut secara penuh beroperasi secara komersial ? Mohon pencerahannya dari teman-teman. Terimakasih. Chandra - Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! [Non-text portions of this message have been removed] - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!
Bung Poltak, Menurut London Treaty pertahanan luar negeri kawasan Asia tenggara adalah tugas dari pasukan Inggris di Singapura. Tiga puluh tahun terakhir ini ada ganti dari London Treaty yaitu ASEAN, ASEAN +3, ASEAN + 6 dan ada yang mulai mimpi 2020 sudah ada Asia Monetary Fund, Asia Souverign Fund, Asia Central Bank dan Uni Asia sebagai tandingan USA dan Uni Eropa. Negara2 Asia Pacifik ternyata bekerja hanya bekerja sama secara eknoomi tetapi juga militer, melakukan standardisasi persenjataan dan latihan bersama dan membuat komitmen pembentukan kawasan regional dengan institusi2 bersama. Dalam kepala elite kita perbatasan sudah di-bongkar2 tetapi ditempat lain ternyata tembok2 kecurigaan juga dibangun tinggi2. Kerja sama ekonomi bisa jadi kurang didukung oleh pertukaran budaya. Saya juga berpendapat kawasan Asia begitu banyak manusianya dan tidak perlu takut diserang siapapun, sebab yang mau menduduki akan mendapatkan masalah mengurus kebutuhan manusia yang banyak itu. Senjata utama kita justru orang2 kita sendiri yang banyak itu. Yang perlu kita lakukan adalah memperbaiki kualitas SDM kita supaya dimana saja mampu bekerja dan bisa cari makan. Nb. Setahu saya Keynes pernah mengajar disaat boom ekonomi, untuk meredam, uang lebih baik dipakai untuk belanja barang2 yang tidak memacu produksi, misalnya senjata. Salam damai Hok An Poltak Hotradero schrieb: At 03:23 PM 3/3/2008, you wrote: Bang Poltak, bagaimana jika logika China seperti dibawah ini : Belanja Persenjataan China adalah bagian dari program pemerintah China. Pemerintah China diberi mandat oleh rakyat China untuk melindungi segala kepentingan China. Logika yang brilyan. Tetapi tentu Amerika bisa / boleh punya concern karena ada Taiwan Relation Act (UU Hubungan Taiwan) yang sudah diratifikasi oleh Kongres Amerika dan wajib dijalankan oleh Presiden Amerika. Isinya adalah kewajiban Amerika melindungi dan membantu Taiwan dari segala bentuk ancaman militer. Selama Undang-Undang itu belum dicabut -- maka kewajiban itu masih tetap ada. Jadi sangat jelas bahwa statusnya menjadi berbeda dengan hubungan internasional normal yang terkait dengan kekuatan militer. Ini masih belum termasuk jaminan tidak tertulis Amerika untuk menjaga agar Jepang agar tidak terjadi militerisasi kekuatan Jepang di Pasifik, sebagai bagian dari komitmen Amerika pasca Perang Dunia II. Bila Amerika mengabaikan hal ini - maka friksi antar kekuatan besar Pasifik bisa mencetus perlombaan senjata antara China, Taiwan, Jepang, dan Korea. Catatan saya: jika Amerika dan taiwan tentunya dibolehkan untuk cemas dengan kekuatan militer China, maka menurut saya, sah2 saja jika Indonesia juga cemas dengan kekuatan Singapura... Taiwan tentu boleh merasa cemas terancam di-invasi oleh China Amerika tentu bisa cemas bahwa negara tersebut terpaksa harus campur tangan bila itu terjadi. Terlebih karena China memiliki senjata nuklir. Apa iya Indonesia perlu cemas di-invasi oleh Singapura? Ada juga tiap kali berlangsung sale season -- orang Indonesia yang menginvasi Singapura.
Re: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!
Dalam setiap aksi kan harus ada hitungan untung ruginya. Sebenarnya apa keuntungan bagi Singapura untuk, misalnya menjajah Indonesia? Rasanya menjajah Indonesia secara fisik itu tidak baik karena keuntungannya (tambahan sumber daya alam dan daerah) tidak sebanding dengan kerugiannya? Mohon pencerahannya atau link ke bacaan mengenai potensi Indonesia di mata Singapura kalau dikuasai. Trims. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero [EMAIL PROTECTED] wrote: At 03:23 PM 3/3/2008, you wrote: Bang Poltak, bagaimana jika logika China seperti dibawah ini : Belanja Persenjataan China adalah bagian dari program pemerintah China. Pemerintah China diberi mandat oleh rakyat China untuk melindungi segala kepentingan China. Logika yang brilyan. Tetapi tentu Amerika bisa / boleh punya concern karena ada Taiwan Relation Act (UU Hubungan Taiwan) yang sudah diratifikasi oleh Kongres Amerika dan wajib dijalankan oleh Presiden Amerika. Isinya adalah kewajiban Amerika melindungi dan membantu Taiwan dari segala bentuk ancaman militer. Selama Undang-Undang itu belum dicabut -- maka kewajiban itu masih tetap ada. Jadi sangat jelas bahwa statusnya menjadi berbeda dengan hubungan internasional normal yang terkait dengan kekuatan militer. Ini masih belum termasuk jaminan tidak tertulis Amerika untuk menjaga agar Jepang agar tidak terjadi militerisasi kekuatan Jepang di Pasifik, sebagai bagian dari komitmen Amerika pasca Perang Dunia II. Bila Amerika mengabaikan hal ini - maka friksi antar kekuatan besar Pasifik bisa mencetus perlombaan senjata antara China, Taiwan, Jepang, dan Korea. Catatan saya: jika Amerika dan taiwan tentunya dibolehkan untuk cemas dengan kekuatan militer China, maka menurut saya, sah2 saja jika Indonesia juga cemas dengan kekuatan Singapura... Taiwan tentu boleh merasa cemas terancam di-invasi oleh China Amerika tentu bisa cemas bahwa negara tersebut terpaksa harus campur tangan bila itu terjadi. Terlebih karena China memiliki senjata nuklir. Apa iya Indonesia perlu cemas di-invasi oleh Singapura? Ada juga tiap kali berlangsung sale season -- orang Indonesia yang menginvasi Singapura.
Re: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!
Yes Sir. Si vis pacem, para bellum. Dari zaman Alexander, Constatine, sampai Bush proverbs ini selalu berulang. Regards, --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, C. Kartorahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah, saya tidak ahli membahas dari segala sisi, tapi saya Cuma ingat ada satu kata-kata yang menurut saya mencerminkan hal-hal yang dibahas ini if you want peace prepare for war ato kadang juga di kenal sebagai: Si vis pacem, para bellum. Jadi, belanja militer besar belum tentu berarti mau perang, mungkin saja itu sekedar cara menjaga agar semua pihak tetap 'berdamai'. Candra [Non-text portions of this message have been removed]
[Keuangan] Re: Pembunuhan Karakter BI
Ini Ibu Christovita Wiloto moderator milis Indonesia Young Entrepeneurship /IYE!? Salam kenal, Bu. Regards, Jerry --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Christovita Wiloto [EMAIL PROTECTED] wrote: Investor Daily --- -- Pembunuhan Karakter BI Oleh Christovita Wiloto Managing Partner - cut -