RE: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!

2008-03-03 Terurut Topik Agustono, Subchan

Bang Poltak,
 
bagaimana jika logika China seperti dibawah ini :
 
Belanja Persenjataan China adalah bagian dari program pemerintah China.
Pemerintah China diberi mandat oleh rakyat China untuk 
melindungi segala kepentingan China.

Sejauh rakyat China nggak merasa ada masalah dengan beban belanja 
senjata sebesar itu, lantas apa hak Amerika untuk berkomentar? Apa hak 
Amerika buat melarang? Wong itu bukan negara Amerika kok (sebagai
tambahan
Amerika ribuan mil jaraknya dengan China) ...

Kalau China merasa terancam - ya pasti ada alasannya. Tetapi 
jelas bahwa China punya kepentingan yang jauh lebih besar lagi 
untuk tetap dalam posisi berdamai dengan tetangganya. Kekuatan 
militer ya pastinya dianggap seperti premi asuransi - dan sama 
seperti bentuk asuransi lainnya, semakin mahal barang yang dicover - 
ya semakin besar premi asuransinya

Catatan saya: jika Amerika dan taiwan tentunya dibolehkan untuk cemas
dengan kekuatan
militer China, maka menurut saya, sah2 saja jika Indonesia juga cemas
dengan kekuatan Singapura...
 
 

Best regards

~subchan

 

 

 



From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Poltak
Hotradero
Sent: Saturday, March 01, 2008 7:12 PM
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!



At 03:12 PM 2/28/2008, you wrote:

Logikanya begini:

Belanja Persenjataan Singapura adalah bagian dari program pemerintah
Singapura.
Pemerintah Singapura diberi mandat oleh rakyat Singapura untuk 
melindungi segala kepentingan Singapura.

Sejauh rakyat Singapura nggak merasa ada masalah dengan beban belanja 
senjata sebesar itu, lantas apa hak kita untuk berkomentar? Apa hak 
kita buat melarang? Wong itu bukan negara kita kok...

Kalau Singapura merasa terancam - ya pasti ada alasannya. Tetapi 
jelas bahwa Singapura punya kepentingan yang jauh lebih besar lagi 
untuk tetap dalam posisi berdamai dengan tetangganya. Kekuatan 
militer ya pastinya dianggap seperti premi asuransi - dan sama 
seperti bentuk asuransi lainnya, semakin mahal barang yang dicover - 
ya semakin besar premi asuransinya

Kalau soal kecemasan Amerika akan kekuatan militer China, ya tentu 
harus dilihat dalam persepektif luas -- yaitu kaitannya dengan 
kewajiban Amerika untuk melindungi Taiwan sebagaimana tercantum dalam 
salah satu Undang-Undang Amerika...

Setelah kita capee dee dengan Malaysia, ke depan bakal muncul ancaman
baru
dari si singa kecil.

Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!

HYPERLINK 
http://www.dikkyzulfikar.com http://www.dikkyzulfikar.com
http://www.dikkyzulfikar.com http://www.dikkyzulfikar.com
www.dikkyzulfikar.com

Bangsa Indonesia dan para jiran dari negara kecil Singapura patut
mempertanyakan besarnya anggaran pertahanan negara pulau tersebut.

Kita tahu bahwa Singapura adalah negara kaya raya. Kita juga mengerti
bahwa
setiap negara berhak untuk melindungi negara dan warganya. Belanja
senjata
untuk keperluan pertahanan diri adalah hal yang wajar dan lazim. Namun
belanja persenjataan dengan jumlah yang berlebihan tentunya menimbulkan
pertanyaan, apa sebenarnya motif di balik pengumpulan senjata yang
berlebihan tersebut.

Angkanya adalah sebagai berikut: dana pertahanan yang diangarkan negara
untuk satu orang warga Singapura adalah sebesar USD 1554. Padahal untuk
satu
orang warga Indonesia hanya USD 20,2, Thailand USD 28,25, Malaysia USD
61,36, Filipina USD 15,2, Vietnam USD 15,4, Laos USD 1,69. Untuk lebih
jelasnya silahkan lihat tabel yang merupakan perbandingan jumlah
penduduk
dengan anggaran belanja senjata negara tersebut di atas. (Selengkapnya
lihat
di www.dikkyzulfikar.com; sumber Kompas 27 Feb 2008, hal. 5)

Apakah Singapura merasa terancam? Oleh siapa? Kalau Singapura merasa
aman
dan tidak terancam tidak lah mungkin negara tersebut belanja senjata
seperti
cukong yang ketakutan. Siapa ancaman potensial Singapura sebenarnya?
Siapa
lagi kalau bukan jiran terdekat, Indonesia dan Malaysia.

Beberapa kali Singapura terlibat ketegangan dengan dua jirannya. Dari
masalah pasokan air dengan Malaysia, sampai masalah perlindungan
terhadap
koruptor dari Indonesia. Di masa Presiden Habibie, sang Presiden pernah
menegur keras Singapura.

Amerika Serikat saja sangat gundah ketika mengetahui peningkatan tajam
belanja pertahanan Cina. Amerika tidak segan mempertanyakan untuk motif
apa
Cina memborong senjata dan berapa besar yang dibelanjakan.

Sebagai negara tetangga Singapura, tentunya bangsa Indonesia,
Pemerintah,
TNI, DPR maupun komponen bangsa lainnya berhak tahu, atas dasar motif
apa
Singapura belanja persenjataan secara berlebihan?. Mungkin pada awalnya
mereka hanya mengatakan untuk tujuan bela diri. Tapi tidak tertutup
kemungkinan dengan kemampuan persenjataan dan militer yang jauh lebih
baik
dari Indonesia, Singapura akan memanfaatkan keunggulan tersebut untuk
menekan dan bahkan melecehkan Indonesia. Itu sangat mungkin terjadi.

Bagaimana pendapat anda?


Re: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!

2008-03-03 Terurut Topik Hok An
Bung Wing,

Saya pendapatnya lain. Kalau kita ikut cara pikir Gunar Myrdal maka
keadaan kita begini:
Kita itu yang miskin negaranya dan tegasnya negara yang resmi. Negara
resmi kita sebab itu lemah sekali dan kadang2 malah tidak berfungsi
lagi. Apa yang sudah direncanakan jarang terjadi.
Disamping negara tidak resmi kita memelihara negara yang tidak resmi
liwat pajak2, pungutan2 gelap maupun impor dan ekspor gelap dan sektor2
gelap yang besar sekali. Negara gelap kita ini very strong. Apa yang
diputuskan disini langsung jadi.
Contoh sebelum ada keputusan dari pemerintah, kapal2 USA sudah berangkat
ke Lhok Seumawe, ternyata dengan persetujuan TNI yang waktu itu gudang2
senjatanya hilang digerus Tsunami dan langsung diganti baru seluruh
peralatannya oleh tentara USA.

Secara budaya tradisi main gelap kita sangat kuat dimana masing2 pelaku
punya legitimasi sendiri. Yang jelas Rusia yang juga seperti kita kuat
dalam ekspor SDA melaporkan boom ekonomi yang besar. Kita tidak. Artinya
boom ini kita dibukukan disektor gelap.

Eksistensi negara yang gelap bukan spesialisasi kita saja. Keistimewaan
kita adalah dominasi sektor gelap.
Salah satu faktor penting adalah keinginan elite politik kita untuk
mengambil keputusan secara indipenden tanpa campur tangan lembaga2
negara lainnya seperti menteri2 lain atau DPR.
Biaya peralatan TNI dari dulu diambil bukan dari budget negara resmi
tetapi dari apa yang diberi nama kas2 nonbudgeter yang diisi BUMN2 yang
terpaksa harus remang2 juga pembukaannya.

Reintegrasi negara gelap masuk negara resmi kalau mau tidak sulit.
Kalau mau langkah pertama adalah transformasi fiskal.
Arsitektur belanja negara harus kita kaji terbuka dan sumber daya
nasional kita bagi secara rasional.
Langkah ini memerlukan kemauan politik untuk itu kita rakyatnya juga
harus tegas menyatakan kebutuhan kita untuk negara yang bersih dan
transparan.

Salam damai

Hok An

Wing Wahyu Winarno schrieb:

 Kok malah Anda berkomentar belanja negara tetangga terlalu besar?,

 Bukankah lebih baik Anda bertanya:

 Kenapa belanja negara saya kok kecil? Kenapa anggaran pendidikan
 dipotong?
 Kenapa beli pesawat tempur saja cuma beberapa biji?

 Saya kira lebih baik Anda memikirkan negeri sendiri saja Om. Kalau gak
 mau
 kalah sama Singapura, ya belanja lebih banyak senjata daripada mereka
 saja.
 Ya gak?

 Masalahnya, kita miskin. Benar? Nah, kenapa kok kita mau jadi bangsa
 miskin?
 Negaranya luas, tambangnya banyak, orang pinternya buanyak, hutannya
 buanyak, candi-candi dan pemandangan alam buanyak, nah, kenapa miskin
 kita?

 ... cut ...





RE: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!

2008-03-03 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 03:23 PM 3/3/2008, you wrote:


Bang Poltak,

bagaimana jika logika China seperti dibawah ini :

Belanja Persenjataan China adalah bagian dari program pemerintah China.
Pemerintah China diberi mandat oleh rakyat China untuk
melindungi segala kepentingan China.

Logika yang brilyan.

Tetapi tentu Amerika bisa / boleh punya concern karena ada Taiwan 
Relation Act (UU Hubungan Taiwan) yang sudah diratifikasi oleh 
Kongres Amerika dan wajib dijalankan oleh Presiden Amerika.  Isinya 
adalah kewajiban Amerika melindungi dan membantu Taiwan dari segala 
bentuk ancaman militer.  Selama Undang-Undang itu belum dicabut -- 
maka kewajiban itu masih tetap ada.

Jadi sangat jelas bahwa statusnya menjadi berbeda dengan hubungan 
internasional normal yang terkait dengan kekuatan militer.

Ini masih belum termasuk jaminan tidak tertulis Amerika untuk menjaga 
agar Jepang agar tidak terjadi militerisasi kekuatan Jepang di 
Pasifik, sebagai bagian dari komitmen Amerika pasca Perang Dunia 
II.  Bila Amerika mengabaikan hal ini - maka friksi antar kekuatan 
besar Pasifik bisa mencetus perlombaan senjata antara China, Taiwan, 
Jepang, dan Korea.


Catatan saya: jika Amerika dan taiwan tentunya dibolehkan untuk cemas
dengan kekuatan militer China, maka menurut saya, sah2 saja jika 
Indonesia juga cemas
dengan kekuatan Singapura...


Taiwan tentu boleh merasa cemas terancam di-invasi oleh China
Amerika tentu bisa cemas bahwa negara tersebut terpaksa harus campur 
tangan bila itu terjadi.  Terlebih karena China memiliki senjata nuklir.

Apa iya Indonesia perlu cemas di-invasi oleh Singapura?
Ada juga tiap kali berlangsung sale season -- orang Indonesia yang 
menginvasi Singapura.




Balasan: [Keuangan] Re: Beban Gaji apakah dapat di tangguhkan.(Biaya Pra Operasional)

2008-03-03 Terurut Topik wong-solo Januari

Terimakasih atas pencerahannya,salam kenal.

  Jerry Matanari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bapak Chandra Yth,

Sayangnya tidak beban gaji yang dibayar setiap bulannya tidak boleh 
dikapitalisasi Pak, meskipun perusahaan baru praoperasional. Ini 
mendasar sekali Pak. Apalagi kalau Bapak mengatakan bahwa dia di-
expense-kan 'setelah' project selesai.

Karyawan memberikan jasa/tenaganya kepada perusahaan. Masa manfaat 
dari tenaga yang diberikan itu habis pada bulan terjadinya. Gaji 
Januari dibayarkan untuk jasanya di bulan Januari. Nanti Februari 
untuk bulan Februari,dst. Dia memberi manfaat pada bulan terjadinya, 
dia diexpense-kan, dan dia dibayar. 

Bandingkan apa yang saya sebutkan di atas dengan yang terjadi 
perusahaan manufaktur, dimana komponen biaya persediaan terdiri dari 
direct material, direct manufacturing labor, dan manufacturing 
overhead.

Biaya direct manufacturing (buruh pabrik) langsung, itu kan masuk ke 
inventory. Dia bisa diidentifikasi. Inventorynya jelas kelihatan dan 
bisa disimpan. Inventory akan dibebankan sebagai cost of goods sold 
(expense) saat inventory-nya terjual. Istilahnya, dia itu 
inventoriable. 

Sementara itu upah tenaga kerja normal yang tidak berkaitan langsung 
dengan inventory, harus di-expense-kan as incurred.

Warm regards,
Jerry Matanari

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, wong-solo Januari 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Selamat siang ,
 
 Perusahaan tempat saya kerja masih dalam tahap pengembangan dan 
persiapan untuk operasional . Apakah Beban Gaji yang dibayar setiap 
bulan dan telah dipungut pajak pasal 21 dapat diakui sebagai Biaya 
Pra Operasional yang ditangguhkan (dikapitalisasi) dan untuk 
kemudian dilakukan amortisasi setelah proyek tersebut secara penuh 
beroperasi secara komersial ?
 
 Mohon pencerahannya dari teman-teman.
 
 
 Terimakasih.
 
 
 Chandra
 
 
 -
 Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
 
 [Non-text portions of this message have been removed]




 

   
-
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!

2008-03-03 Terurut Topik Hok An
Bung Poltak,

Menurut London Treaty pertahanan luar negeri kawasan Asia tenggara
adalah tugas dari pasukan Inggris di Singapura.
Tiga puluh tahun terakhir ini ada ganti dari London Treaty yaitu ASEAN,
ASEAN +3, ASEAN + 6 dan ada yang mulai mimpi 2020 sudah ada Asia
Monetary Fund, Asia Souverign Fund, Asia Central Bank dan Uni Asia
sebagai tandingan USA dan Uni Eropa. Negara2 Asia Pacifik ternyata
bekerja hanya bekerja sama secara eknoomi tetapi juga militer, melakukan
standardisasi persenjataan dan latihan bersama dan membuat komitmen
pembentukan kawasan regional dengan institusi2 bersama.
Dalam kepala elite kita perbatasan sudah di-bongkar2 tetapi ditempat
lain ternyata tembok2 kecurigaan juga dibangun tinggi2.
Kerja sama ekonomi bisa jadi kurang didukung oleh pertukaran budaya.
Saya juga berpendapat kawasan Asia begitu banyak manusianya dan tidak
perlu takut diserang siapapun, sebab yang mau menduduki akan mendapatkan
masalah mengurus kebutuhan manusia yang banyak itu. Senjata utama kita
justru orang2 kita sendiri yang banyak itu. Yang perlu kita lakukan
adalah memperbaiki kualitas SDM kita supaya dimana saja mampu bekerja
dan bisa cari makan.

Nb. Setahu saya Keynes pernah mengajar disaat boom ekonomi, untuk
meredam, uang lebih baik dipakai untuk belanja barang2 yang tidak memacu
produksi, misalnya senjata.

Salam damai

Hok An

Poltak Hotradero schrieb:

 At 03:23 PM 3/3/2008, you wrote:

 Bang Poltak,
 
 bagaimana jika logika China seperti dibawah ini :
 
 Belanja Persenjataan China adalah bagian dari program pemerintah
 China.
 Pemerintah China diberi mandat oleh rakyat China untuk
 melindungi segala kepentingan China.

 Logika yang brilyan.

 Tetapi tentu Amerika bisa / boleh punya concern karena ada Taiwan
 Relation Act (UU Hubungan Taiwan) yang sudah diratifikasi oleh
 Kongres Amerika dan wajib dijalankan oleh Presiden Amerika. Isinya
 adalah kewajiban Amerika melindungi dan membantu Taiwan dari segala
 bentuk ancaman militer. Selama Undang-Undang itu belum dicabut --
 maka kewajiban itu masih tetap ada.

 Jadi sangat jelas bahwa statusnya menjadi berbeda dengan hubungan
 internasional normal yang terkait dengan kekuatan militer.

 Ini masih belum termasuk jaminan tidak tertulis Amerika untuk menjaga
 agar Jepang agar tidak terjadi militerisasi kekuatan Jepang di
 Pasifik, sebagai bagian dari komitmen Amerika pasca Perang Dunia
 II. Bila Amerika mengabaikan hal ini - maka friksi antar kekuatan
 besar Pasifik bisa mencetus perlombaan senjata antara China, Taiwan,
 Jepang, dan Korea.

 Catatan saya: jika Amerika dan taiwan tentunya dibolehkan untuk cemas

 dengan kekuatan militer China, maka menurut saya, sah2 saja jika
 Indonesia juga cemas
 dengan kekuatan Singapura...

 Taiwan tentu boleh merasa cemas terancam di-invasi oleh China
 Amerika tentu bisa cemas bahwa negara tersebut terpaksa harus campur
 tangan bila itu terjadi. Terlebih karena China memiliki senjata
 nuklir.

 Apa iya Indonesia perlu cemas di-invasi oleh Singapura?
 Ada juga tiap kali berlangsung sale season -- orang Indonesia yang
 menginvasi Singapura.





Re: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!

2008-03-03 Terurut Topik Amitz Sekali
Dalam setiap aksi kan harus ada hitungan untung ruginya. Sebenarnya
apa keuntungan bagi Singapura untuk, misalnya menjajah Indonesia?
Rasanya menjajah Indonesia secara fisik itu tidak baik karena
keuntungannya (tambahan sumber daya alam dan daerah) tidak sebanding
dengan kerugiannya?

Mohon pencerahannya atau link ke bacaan mengenai potensi Indonesia di
mata Singapura kalau dikuasai. Trims.

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 At 03:23 PM 3/3/2008, you wrote:
 
 
 Bang Poltak,
 
 bagaimana jika logika China seperti dibawah ini :
 
 Belanja Persenjataan China adalah bagian dari program pemerintah China.
 Pemerintah China diberi mandat oleh rakyat China untuk
 melindungi segala kepentingan China.
 
 Logika yang brilyan.
 
 Tetapi tentu Amerika bisa / boleh punya concern karena ada Taiwan 
 Relation Act (UU Hubungan Taiwan) yang sudah diratifikasi oleh 
 Kongres Amerika dan wajib dijalankan oleh Presiden Amerika.  Isinya 
 adalah kewajiban Amerika melindungi dan membantu Taiwan dari segala 
 bentuk ancaman militer.  Selama Undang-Undang itu belum dicabut -- 
 maka kewajiban itu masih tetap ada.
 
 Jadi sangat jelas bahwa statusnya menjadi berbeda dengan hubungan 
 internasional normal yang terkait dengan kekuatan militer.
 
 Ini masih belum termasuk jaminan tidak tertulis Amerika untuk menjaga 
 agar Jepang agar tidak terjadi militerisasi kekuatan Jepang di 
 Pasifik, sebagai bagian dari komitmen Amerika pasca Perang Dunia 
 II.  Bila Amerika mengabaikan hal ini - maka friksi antar kekuatan 
 besar Pasifik bisa mencetus perlombaan senjata antara China, Taiwan, 
 Jepang, dan Korea.
 
 
 Catatan saya: jika Amerika dan taiwan tentunya dibolehkan untuk cemas
 dengan kekuatan militer China, maka menurut saya, sah2 saja jika 
 Indonesia juga cemas
 dengan kekuatan Singapura...
 
 
 Taiwan tentu boleh merasa cemas terancam di-invasi oleh China
 Amerika tentu bisa cemas bahwa negara tersebut terpaksa harus campur 
 tangan bila itu terjadi.  Terlebih karena China memiliki senjata nuklir.
 
 Apa iya Indonesia perlu cemas di-invasi oleh Singapura?
 Ada juga tiap kali berlangsung sale season -- orang Indonesia yang 
 menginvasi Singapura.





Re: [Keuangan] Belanja Persenjataan Singapura Berlebihan!

2008-03-03 Terurut Topik Jerry Matanari
Yes Sir. Si vis pacem, para bellum.
Dari zaman Alexander, Constatine, sampai Bush proverbs ini selalu 
berulang.

Regards,


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, C. Kartorahardjo 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wah, saya tidak ahli membahas dari segala sisi, tapi saya Cuma 
ingat ada
 satu kata-kata yang menurut saya mencerminkan hal-hal yang dibahas 
ini if
 you want peace prepare for war ato kadang juga di kenal sebagai: 
Si vis
 pacem, para bellum.
 
  
 
 Jadi, belanja militer besar belum tentu berarti mau perang, 
mungkin saja itu
 sekedar cara menjaga agar semua pihak tetap 'berdamai'.
 
  
 
 Candra
 
  
 
  
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[Keuangan] Re: Pembunuhan Karakter BI

2008-03-03 Terurut Topik Jerry Matanari
Ini Ibu Christovita Wiloto moderator milis Indonesia Young 
Entrepeneurship /IYE!? Salam kenal, Bu.
 
Regards,
Jerry



--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Christovita Wiloto 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Investor Daily
 ---
-- Pembunuhan Karakter BI
 
 
 Oleh Christovita Wiloto
 Managing Partner

- cut -