[Keuangan] Re: Coba Main game seemcity atau city builder

2008-08-15 Terurut Topik Rachmad M
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Bali da Dave 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
del...

> 
> Kembali lagi pada BIG PROBLEM Number ONE  SUKU BUNGA PINJAMAN. 
Anggaplah seluruh dunia ini cuma ada 2 peminjam, dan cuma satu bank. 
Bank memberi pinjaman 100,000 rupiah pada masing-masing peminjam A 
dan peminjam B. Suku bunganya 20%. Jadi pada awal tahun Bank 
menciptakan uang 200,000. Pada akhir tahun Bank mengharapkan uang 
balik 240,000. Dalam sistem dimana hanya Bank berhak menciptakan 
uang, dan peminjam A maupun peminjam B tidak bisa menciptakan 
uang...  kira-kira apa yang terjadi? Dalam sistem ini hasil akhirnya 
jelas...  Hanya satu (entah A atau Entah B) yang bisa bertahan hidup. 
A hidup dan B bangkrut, atau B hidup dan A bangkrut. Lalu bagaimana 
hubungannya dengan POTENSI? Sistem Pinjaman BERBUNGA...  tidak ada 
hubungannya dengan potensi. Potensi A dan Potensi B bisa saja lebih 
besar dari 120,000 (entah ayam, kambing atau pesawat terbang). Tapi 
karena mereka tidak bisa menciptakan uang interest untuk 
membayarkannya kepada bank, maka tidak
>  perduli mereka menciptakan 3juta ayam atau 100 pesawat terbang, 
salah satu HARUS Bangkrut di akhir tahun.
> 
> Dengan demikian, negara-negara maju selalu berupaya memperkecil 
suku bunga pinjaman (5%, atau bahkan negara jepang yang selalu 
mengupayakan suku bunga 0%). Bukan cuma untuk menekan inflasi...  
tapi supaya jangan terlalu banyak acara bunuh-bunuhan yang tidak 
sehat.
> 
. del


Rasanya ada yang salah asumsi dalam pandangan ini. Karena hanya ada 
satu bank yang nerbitkan uang 200.000, maka ada masalah ketika harus 
dikumpulkan uang 240.000. Dari mana yang 40.000 ?

Katakan uang 100.000 yang saya pinjam adalah untuk usaha konsumsi 
ayam goreng karyawan bank. Sehari saya kirim 10.000 dengan keuntungan 
10 % atau 1.000 masuk rekening  saya.  Pada akhir tahun kalau bank 
itu buka terus,  di rekening saya sudah tercatat 1.000 x 365 atau 
365.000. tanpa harus mematikan usaha si B.

Salam

RM








Re: [Keuangan] Re: Coba Main game seemcity atau city builder

2008-08-15 Terurut Topik Dedy arman

Bagus bos ulasannya sangat berguna.

Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Bali da Dave <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Fri, 15 Aug 2008 05:08:39 
To: 
Subject: [Keuangan] Re: Coba Main game seemcity atau city builder


Saya jadi gatel pengen komentar sama Game SimCity ini. Kebetulan pernah nyoba 
maen..� walaupun akhirnya nyerah karena bangkrut melulu sama rakyatnya 
sadis-sadis (kritik melulu... dan gak ada puasnya...� he.. he...)

1. Menurut petunjuk permainan, satu yang perlu dimulai waktu mulai main adalah 
struktur pajaknya. Artinya penduduk kaya dikasi pajak rendah, sementara yang 
pekerja keras agak tinggian dikit...� Artinya banyak uang masuk ke kota itu. 
Secara filosofi saya tidak setuju dengan sistem game ini, tapi di dunia 
kapitalis ini, sepertinya ada benarnya sistem ini. Buktinya saja Warren Buffet 
sama orang-orang kaya dunia selalu dapat tax cut ini, itu, yang akhirnya 
ujung-ujungnya gak harus bayar tax atau taxnya lebih kecil secara persentase 
penghasilan (secara pribadi)� dibanding golongan pekerja (macam sekretaris sama 
kuli-kulinya. Hal ini di dunia nyata memang terasa sebab untuk menghasilkan 
uang perlu uang. Masalahnya banyak yang� merasa bahwa uang itu datangnya cuma 
dari luar (investasi asing). Padahal sebenarnya uang datangnya dari UTANG. 

Jangan salah, utang kalau menurut ilmu moneter adalah "MEREALISASIKAN" potensi. 
Hal ini terjadi karena transaksi jual beli tidak bisa menggunakan sistem 
barter, sehingga ayam yang tadinya� "REAL" akhirnya dimonetisasi (di-uangkan 
atau disimpan sebagai POTENSI). 
 














Utang adalah sebaliknya� Satu ayam memiliki potensi puluhan butir telor 
ayam, atau puluhan anak ayam. UTANG adalah proses merealisasikan POTENSI riil. 
Yang tadinya satu ayam, menjadi 10 ayam dalam 2 tahun misalnya. Disinilah bisa 
kita lihat sinkronnya sistem moneter dengan produksi riil (kalau perhitungannya 
tepat). Maksud saya 10 ayam kalau dihargakan barangkali 10,000 rupiah (satu 
ayam seribu rupiah), maka utangnya harusnya maksimal 9,000 (termasuk interest 
dll) yang menciptakan keuntungan 1,000. Produksi 10 ayam, ekuivalen dengan 
penciptaan uang baru (lewat utang) sebanyak 10,000. Dalam situasi ini, yakni 
laju produksi sama dengan laju penciptaan uang, maka tidak ada inflasi.

Sekarang kita lihat kondisi riil indonesia. Banyak rakyat yang masih memandang 
bahwa utang itu haram (karena ada ribanya). Maka dengan segala cara mereka 
(kita - termasuk saya) selalu mencari cara produksi yang TIDAK PAKE UANG, tapi 
kemudian dijual untuk menghasilkan UANG. Misalnya dengan kerja ke perusahaan 
asing, atau berusaha swadaya...� punya ladang diurus sampe panen tanpa ngutang. 
Dengan demikian terjadilah sebenarnya DEFLASI� sebab produksi meningkat 
tapi uang baru tidak diciptakan (khusus untuk individual yang memproduksi ini). 
Didalam sistem nyata seperti ini, sistem moneter yang dianut bank sentral (di 
asumsikan oleh banyak bank sentral) sudah tidak tepat lagi. Produksi jalan 
terus, tapi uang baru yang digunakan untuk mengukur produktifitas (Gross 
Domestic Product menurut para ekonom) tidak terlihat atau tidak sinkron. Para 
pelaku bisnis jalanan menyebutnya sebagai "DARK ECONOMY, UNDERGROUND ECONOMY, 
dlll). Ekonomi bawah tanah ini jalan
 terus, krisis moneter atau tidak, pokoknya asal masih produksi ya pelan tapi 
pasti terus berjalan (lha wong jalan atau tidak tidak bisa kelihatan dari laju 
uang beredar).

GRAMEEN BANK - atau MICRO FINANCING: adalah terobosan baru Pemenang nobel Moh. 
Yunus? yang mengupayakan orang-orang kecil yang tadinya dibawah tanah, dan 
POTENSInya tidak terdeteksi...� untuk bisa direalisasikan. UTANG adalah upaya 
MEREALISASIKAN POTENSI PRODUKSI. Di Bangladesh, Grameen Bank berhasil. Ekonomi 
rakyat kecil diberdayakan. Mereka bisa berproduksi (karena ada uang), dan 
produksi mereka terlihat sebab pada saat mereka berproduksi tersebut, laju 
pertumbuhan uang juga diciptakan.

Jadi untuk mengangkat atau mem"FORMALISASI" underground atau black ekonomi, 
masyarakat kecil yang tidak punya akses untuk mendapat utangan perlu 
mendapatkan akses ini. Sebab teori moneter sebenarnya sangat sederhana� 
SETIAP PENINGKATAN PRODUKSI harus diikuti dengan PENINGKATAN JUMLAH UANG yang 
SAMA (untuk menghindari INFLASI).

MASALAHNYA: ada satu kata penting: SUKU BUNGA PINJAMAN (tiga kata penting 
barangkali yang lebih tepat). Bank mengeluarkan utangan bukan dengan 
mengeluarkan uang deposito dari orang lain. Bank memberi utangan pada seseorang 
atau suatu perusahaan tanpa ada dasarnya. Prinsip ini disebut dengan nama 
MULTIPLIER effect. Bank (baik bank komersial maupun bank pemerintah) diberi 
wewenang oleh pemerintah untuk MENCIPTAKAN uang dari tiada menjadi ada. Lho 
bukannya Bank Indonesia yang menciptakan uang? Ya dan tidak.Ya.. karena Bank 
Indonesia adalah Bank bagi bank-bank komersial tersebut, juga bank dari 
pemerintah RI. Kenapa? Bank komersial 

[Keuangan] Re: Coba Main game seemcity atau city builder

2008-08-15 Terurut Topik Bali da Dave
Saya jadi gatel pengen komentar sama Game SimCity ini. Kebetulan pernah nyoba 
maen..  walaupun akhirnya nyerah karena bangkrut melulu sama rakyatnya 
sadis-sadis (kritik melulu... dan gak ada puasnya...  he.. he...)

1. Menurut petunjuk permainan, satu yang perlu dimulai waktu mulai main adalah 
struktur pajaknya. Artinya penduduk kaya dikasi pajak rendah, sementara yang 
pekerja keras agak tinggian dikit...  Artinya banyak uang masuk ke kota itu. 
Secara filosofi saya tidak setuju dengan sistem game ini, tapi di dunia 
kapitalis ini, sepertinya ada benarnya sistem ini. Buktinya saja Warren Buffet 
sama orang-orang kaya dunia selalu dapat tax cut ini, itu, yang akhirnya 
ujung-ujungnya gak harus bayar tax atau taxnya lebih kecil secara persentase 
penghasilan (secara pribadi)  dibanding golongan pekerja (macam sekretaris sama 
kuli-kulinya. Hal ini di dunia nyata memang terasa sebab untuk menghasilkan 
uang perlu uang. Masalahnya banyak yang  merasa bahwa uang itu datangnya cuma 
dari luar (investasi asing). Padahal sebenarnya uang datangnya dari UTANG. 

Jangan salah, utang kalau menurut ilmu moneter adalah "MEREALISASIKAN" potensi. 
Hal ini terjadi karena transaksi jual beli tidak bisa menggunakan sistem 
barter, sehingga ayam yang tadinya  "REAL" akhirnya dimonetisasi (di-uangkan 
atau disimpan sebagai POTENSI). 
 














Utang adalah sebaliknya  Satu ayam memiliki potensi puluhan butir telor 
ayam, atau puluhan anak ayam. UTANG adalah proses merealisasikan POTENSI riil. 
Yang tadinya satu ayam, menjadi 10 ayam dalam 2 tahun misalnya. Disinilah bisa 
kita lihat sinkronnya sistem moneter dengan produksi riil (kalau perhitungannya 
tepat). Maksud saya 10 ayam kalau dihargakan barangkali 10,000 rupiah (satu 
ayam seribu rupiah), maka utangnya harusnya maksimal 9,000 (termasuk interest 
dll) yang menciptakan keuntungan 1,000. Produksi 10 ayam, ekuivalen dengan 
penciptaan uang baru (lewat utang) sebanyak 10,000. Dalam situasi ini, yakni 
laju produksi sama dengan laju penciptaan uang, maka tidak ada inflasi.

Sekarang kita lihat kondisi riil indonesia. Banyak rakyat yang masih memandang 
bahwa utang itu haram (karena ada ribanya). Maka dengan segala cara mereka 
(kita - termasuk saya) selalu mencari cara produksi yang TIDAK PAKE UANG, tapi 
kemudian dijual untuk menghasilkan UANG. Misalnya dengan kerja ke perusahaan 
asing, atau berusaha swadaya...  punya ladang diurus sampe panen tanpa ngutang. 
Dengan demikian terjadilah sebenarnya DEFLASI  sebab produksi meningkat 
tapi uang baru tidak diciptakan (khusus untuk individual yang memproduksi ini). 
Didalam sistem nyata seperti ini, sistem moneter yang dianut bank sentral (di 
asumsikan oleh banyak bank sentral) sudah tidak tepat lagi. Produksi jalan 
terus, tapi uang baru yang digunakan untuk mengukur produktifitas (Gross 
Domestic Product menurut para ekonom) tidak terlihat atau tidak sinkron. Para 
pelaku bisnis jalanan menyebutnya sebagai "DARK ECONOMY, UNDERGROUND ECONOMY, 
dlll). Ekonomi bawah tanah ini jalan
 terus, krisis moneter atau tidak, pokoknya asal masih produksi ya pelan tapi 
pasti terus berjalan (lha wong jalan atau tidak tidak bisa kelihatan dari laju 
uang beredar).

GRAMEEN BANK - atau MICRO FINANCING: adalah terobosan baru Pemenang nobel Moh. 
Yunus? yang mengupayakan orang-orang kecil yang tadinya dibawah tanah, dan 
POTENSInya tidak terdeteksi...  untuk bisa direalisasikan. UTANG adalah upaya 
MEREALISASIKAN POTENSI PRODUKSI. Di Bangladesh, Grameen Bank berhasil. Ekonomi 
rakyat kecil diberdayakan. Mereka bisa berproduksi (karena ada uang), dan 
produksi mereka terlihat sebab pada saat mereka berproduksi tersebut, laju 
pertumbuhan uang juga diciptakan.

Jadi untuk mengangkat atau mem"FORMALISASI" underground atau black ekonomi, 
masyarakat kecil yang tidak punya akses untuk mendapat utangan perlu 
mendapatkan akses ini. Sebab teori moneter sebenarnya sangat sederhana  
SETIAP PENINGKATAN PRODUKSI harus diikuti dengan PENINGKATAN JUMLAH UANG yang 
SAMA (untuk menghindari INFLASI).

MASALAHNYA: ada satu kata penting: SUKU BUNGA PINJAMAN (tiga kata penting 
barangkali yang lebih tepat). Bank mengeluarkan utangan bukan dengan 
mengeluarkan uang deposito dari orang lain. Bank memberi utangan pada seseorang 
atau suatu perusahaan tanpa ada dasarnya. Prinsip ini disebut dengan nama 
MULTIPLIER effect. Bank (baik bank komersial maupun bank pemerintah) diberi 
wewenang oleh pemerintah untuk MENCIPTAKAN uang dari tiada menjadi ada. Lho 
bukannya Bank Indonesia yang menciptakan uang? Ya dan tidak.Ya.. karena Bank 
Indonesia adalah Bank bagi bank-bank komersial tersebut, juga bank dari 
pemerintah RI. Kenapa? Bank komersial supaya bisa menciptakan uang harus 
memiliki aset awal dulu supaya nantinya bisa di multiplikasi dengan MULTIPLIER 
EFFECT tersebut. Tidak karena setelah adanya deposito awal tersebut, bank 
komersial bisa menciptakan uang dengan segera tanpa harus melalui Bank 
Indon

Re: Coba Main game seemcity atau city builder [Keuangan] Re: Infrastruktur Indonesia

2008-08-15 Terurut Topik Hok An
Selama ini reformasi yang mulai dari jalan akhirnya menelurkan UU dan PP
yang datang dari atas, tetapi paradigma2 baru ini jarang yang mengerti
dan arusnya ter-putus2.
Titik awal perlu diganti dan diletakan pada rakyat yang berhenti
bersikap pasif.
Artikulasi perlu dialirkan secara kelembagaan dalam bentuk perserikatan2
dengan kepentinagn bersama maupun pressure group yang dikemudian hari
bisa membentuk aliansi2 baru dalam bentuk partai2 yang modern lengkap
dengan pusat2 studi yang memberi input dan bobot program yang jelas.

Kelompok2 anti korupsi sebetulnya sudah banyak, kelompok pembayar pajak
sudah ada tetapi belum keras terdengar suaranya.
Mungkin baru dalam tahap dekonstruksi dan masih kekurangan modal sosial
untuk kristalisasi menjadi gerakan masyarakat yang kuat.

Salam

Hok An

Hindarto Gunawan schrieb:

> Masalahnya bagaimana rakyat legawa / sadar memberikan kewajibannya
> kalau negara tidak menberikan hak nya. Seperti Sunset Policy... kalo
> pejabatnnya masih korup dan main gang2 .. apa rakyat akan memberikan
> kewajiban... Kasus kasus korupsi langsung maupun tidak langsung di
> Indonesia sudah bukan rahasia umum lagi. Jadi Ayam atau Telor dulu??
>
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "nazar" <[EMAIL PROTECTED]>
>
> wrote:
> >
> > Bung hok an,
> >
> > Dalam sistim
> > kenegaraan ada istilah
> > hak dan kewajiban. Saat
> > ini negara ini bingung
> > menentukan hak yg
> > harus di tuntut dan
> > kewajiban yg harus di
> > penuhi.
> >
> > Ya, semua komponen
> > bangsa harus bisa
> > menentukan hak dan
> > kewajibannya
> > masing2x. Apa
> > kewajiban dan hak
> > pemerintah. Dan apa
> > hak dan kewajiban
> > masyarakat.
> >
> > Salam
> > NazaR
> > on: tebo-jambi
> >
> >
> > --- In AhliKeuangan-
> > [EMAIL PROTECTED],
> > Hok An 
> > wrote:
> > > Bung Nazar,
> > > saya kuatir orang2
> > terpenting kabinet kita
> > tidak kenal permainan
> > itu.
> > > Yang diplototi
> > mungkin cuma angka2
> > fundamental ekonomi
> > saja, yaitu
> > > angka2 inflasi, defisit
> > dan neraca pembayaran
> > berimbang.
> > > Akibatnya elite negara
> > kita belah dua.
> > > Sebab ada lagi satu
> > kelompok di kabinet
> > yang rajin produksi
> > rencana2
> > > infrastruktur, yang
> > ditumpuk makin hari
> > makin tinggi.
> > > Tumpukan ini mirip
> > rencana aliran
> > pengeluaran negara
> > yang terus
> > > bertambah seperti air
> > mengisi bendungan
> > sehingga makin hari
> > makin tinggi.
> > > Sebelum strategi ini
> > dihentikan kabinet kita
> > perlu mengambil
> > keputusan
> > > apakah negara mau
> > difungsikan kembali
> > sebagai agen
> > pembangunan atau
> > > tidak. Saat ini
> > rupa2nya segala hal
> > mau diserhakan kepada
> > swasta.
> > >
> > > Salam
> > > Hok An
> > > nazar schrieb:
> > >
> > > > Dulu waktu kuliah
> > saya
> > > > suka main game
> > seem
> > > > city/city builder.
> > Game
> > > > ini mengajarkan
> > kpda
> > > > kita simulasi
> > > > membangun sebuah
> > > > negara, seperti pajak,
> > > > jalan, air, listrik,
> > > > terminal, bandara,
> > > > dermaga, sekolah,
> > > > kesehatan, hiburan
> > dll.
> > > > Lalu jika di kaji secara
> > > > ilmiah game
> > seemcity
> > > > tersebut merupakan
> > > > simulasi sederhana
> > > > dalam membangun
> > > > sebuah negara.
> > > >
> > > > Misalnya, jika jumlah
> > > > penduduk dan luas
> > area
> > > > meningkat maka
> > > > kebutuhan listrik, air,
> > > > sekolah, keamanan,
> > > > kesehatan, lapangan
> > > > kerja/industri juga
> > > > meningkat.
> > > >
> > > > Salam
> > > > nazar
> > > > --- In AhliKeuangan-
> > > >
> > [EMAIL PROTECTED],
> > > > "Dedy arman"
> > > > 
> > > > wrote:
> > > > >
> > > > >
> > > > > Mmm..
> > CUCOK.
> > > > >
> > > > > Sent from my
> > > > BlackBerry®
> > > > > powered by Sinyal
> > > > Kuat INDOSAT
> > > > >
> > > > > -Original
> > > > Message-
> > > > > From: "jeff_andra"
> > > > 
> > > > >
> > > > > Date: Sat, 09 Aug
> > 2008
> > > > 01:42:44
> > > > > To:  > > >
> > [EMAIL PROTECTED]>
> > > > > Subject: [Keuangan]
> > > > Re: Infrastruktur
> > > > Indonesia
> > > > >
> > > > >
> > > > > Abis mau gimana
> > lagi
> > > > ya? lha wong
> > > > presidennya terlalu
> > > > sibuk bikin
> > > > > lagu, wapres sibuk
> > > > dagang n kampanye
> > > > (kan ketua umum),
> > para
> > > > menteri
> > > > > tukang ngobyek,
> > > > anggota DPR nya
> > > > ditangkepin KPK,
> > yang
> > > > masih bebas,
> > > > > sibuk kencan n
> > > > ngakalin duit negara
> > > > (termasuk anggaran
> > > > infrastruktur)
> > > > > buat dana
> > kampanye :)
> > > > >
> > > > > Memang tragis sih
> > ya,
> > > > kalo ngutip
> > statement
> > > > Faisal Basri, ya ini lah,
> > > > > kita sibuk
> > > > mengundang
> > investor,
> > > > ketika investr masuk
> > > > kita biarkan
> > > > > mereka kecewa
> > > > karena buruknya
> > > > infrastrktur (PLN,
> > > > transportasi, dll.)
> > > > > di republik ngawur
> > ini,
> > > > yang
> > mengakibatkan hi
> > > > cost economy itu.
> > > > >
> > > > > Ada yang mau
> > bantu
> > > > solusi?

Re: [Keuangan] FW: Paperless di Akuntansi bisa gak yah ???

2008-08-15 Terurut Topik Johan Teddy
Well.mungkin harus juga memperhatikan UU no 8 tahun 1997 tentang Dokumen 
Perusahaan

Pasal 10 ayat 2: Catatan yang berbentuk rekening, jurnal transaksi 
harian, atau setiap tulisan yang berisi keterangan
mengenai hak dan kewajiban serta hal-hal lain yang berkaitan dengan 
kegiatan usaha suatu perusahaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dibuat di atas kertas atau dalam 
sarana lainnya.


Irman Irawan wrote:
>  
>
> Dear all, 
>
> Terima kasih atas masukannya. Saya sangat setuju dengan point :
> Konfidensialitas, Integritas, Availabilitas dan Akuntabilitas.
>
> Dari beberapa masukan yang ada di milist ini saya mengambil kesimpulan bahwa
> paperless dalam akuntansi bisa dilakukan dengan syarat security dari system
> informasi tersebut bisa terjaga. 
>
> Sebagai buktinya ternyata bank bisa melakukan paperless dari beberapa
> transaksi yang ada.
>
>  
>
> Terima kasih semuanya.
>
>  
>
> Salam Hormat,
> Irman Irawan
> PT MANDIRI CReASINDO
> Jl. Kalasan No.1, Menteng, Jakarta Pusat
> Telp./Fax : 021-3904323
> e-mail:[EMAIL PROTECTED] 
>  
> mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> 
>
>  
>
> From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dikky Zulfikar
> Sent: Wednesday, August 06, 2008 11:33 PM
> To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
> Subject: RE: [Keuangan] Paperless di Akuntansi bisa gak yah ???
>
>  
>
> Bung Irman, saya juga pengalaman mengembangkan system secara internal. Yang
> saya lakukan adalah selama otomatisasi dan konsep paperless bisa menambah
> efisiensi dan kecepatan dan menjamin validitas, akurasi, dan internal
> control secara memadai, maka saya otomatisasi saja lewat system informasi.
> Justru saya mencari proses manual apa yang tidak perlu dan bisa saya
> konversi ke dalam proses di system informasi. 
>
> Namun demikian, berberapa transaksi memang tidak bisa dibuat otomatisasi dan
> memerlukan dokumen fisik serta verifikasi secara fisik/manual. Contoh dalam
> proses pengajuan pembayaran supplier. Mau tidak mau, faktur tagihan dari
> supplier, surat jalan supplier dan dokumen lainnya harus disajikan secara
> fisik dan diverifikasi.
>
> Terkait dengan integritas, akuntabilitas, availibilitas; maka auditor IT
> saya yang utama adalah users. Mereka sangat detil dengan pekerjaan mereka
> jadi bug-bug dari aplikasi bisa ditemukan dan disempurnakan. Selain itu,
> users juga sangat kritis terhadap internal control, jadi mau tidak mau,
> level internal control jadi harus sangat diperhatikan. Nantinya kalau tahun
> pertama sudah lewat, saya ingin memanggil auditor eksternal untuk menguji
> kehandalan aplikasi saya (saya baru implementasi tahun 2008 ini). 
>
> Saya sering mempelajari aplikasi2 di pasaran, sehingga paling tidak menjadi
> bahan masukan untuk menyempurnakan aplikasi. 
>
>
> Demikian, selamat berkarya
>
> DZ
>
> From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
>  
> [mailto:AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
>  ] On Behalf Of Irman
> Irawan
> Sent: Tuesday, August 05, 2008 5:38 PM
> To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
>  
> Subject: [Keuangan] Paperless di Akuntansi bisa gak yah ???
>
> Dear All,
>
> Saya sedang mengembangkan Sistem Informasi Akuntansi di perusahaan
> saat ini saya bekerja. Saya punya pertanyaan yang menggelitik dan
> mungkin bisa dijadikan bahan diskusi dalam forum ahli Keuangan ini.
> Permasalahan yang saya hadapi saat ini bahwa dalam sistem informasi
> yang saya buat untuk akuntansi saya sediakan fasilitas untuk otorisasi
> approval bagi pencatatan bukti transaksi (Mengetahui, mengesahkan dan
> menyetujui).
> Boleh tidak secara prinsip akuntansi bukti transaksi digantikan dengan
> proses approval (otorisasi) di aplikasi. Kan pada prinsipnya sama
> bahwa orang yang mengetahui, mengesahkan dan menyetujui memberikan
> approval. Itung-itung paperless lah .
> Mohon pencerahannya dari rekan-rekan semua.
>
>   


[Keuangan] FW: Paperless di Akuntansi bisa gak yah ???

2008-08-15 Terurut Topik Irman Irawan
 

Dear all, 

Terima kasih atas masukannya. Saya sangat setuju dengan point :
Konfidensialitas, Integritas, Availabilitas dan Akuntabilitas.

Dari beberapa masukan yang ada di milist ini saya mengambil kesimpulan bahwa
paperless dalam akuntansi bisa dilakukan dengan syarat security dari system
informasi tersebut bisa terjaga. 

Sebagai buktinya ternyata bank bisa melakukan paperless dari beberapa
transaksi yang ada.

 

Terima kasih semuanya.

 

Salam Hormat,
Irman Irawan
PT MANDIRI CReASINDO
Jl. Kalasan No.1, Menteng, Jakarta Pusat
Telp./Fax : 021-3904323
e-mail:[EMAIL PROTECTED] 
 
mailto:[EMAIL PROTECTED] 


 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dikky Zulfikar
Sent: Wednesday, August 06, 2008 11:33 PM
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: RE: [Keuangan] Paperless di Akuntansi bisa gak yah ???

 

Bung Irman, saya juga pengalaman mengembangkan system secara internal. Yang
saya lakukan adalah selama otomatisasi dan konsep paperless bisa menambah
efisiensi dan kecepatan dan menjamin validitas, akurasi, dan internal
control secara memadai, maka saya otomatisasi saja lewat system informasi.
Justru saya mencari proses manual apa yang tidak perlu dan bisa saya
konversi ke dalam proses di system informasi. 

Namun demikian, berberapa transaksi memang tidak bisa dibuat otomatisasi dan
memerlukan dokumen fisik serta verifikasi secara fisik/manual. Contoh dalam
proses pengajuan pembayaran supplier. Mau tidak mau, faktur tagihan dari
supplier, surat jalan supplier dan dokumen lainnya harus disajikan secara
fisik dan diverifikasi.

Terkait dengan integritas, akuntabilitas, availibilitas; maka auditor IT
saya yang utama adalah users. Mereka sangat detil dengan pekerjaan mereka
jadi bug-bug dari aplikasi bisa ditemukan dan disempurnakan. Selain itu,
users juga sangat kritis terhadap internal control, jadi mau tidak mau,
level internal control jadi harus sangat diperhatikan. Nantinya kalau tahun
pertama sudah lewat, saya ingin memanggil auditor eksternal untuk menguji
kehandalan aplikasi saya (saya baru implementasi tahun 2008 ini). 

Saya sering mempelajari aplikasi2 di pasaran, sehingga paling tidak menjadi
bahan masukan untuk menyempurnakan aplikasi. 


Demikian, selamat berkarya

DZ

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 
[mailto:AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 ] On Behalf Of Irman
Irawan
Sent: Tuesday, August 05, 2008 5:38 PM
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 
Subject: [Keuangan] Paperless di Akuntansi bisa gak yah ???

Dear All,

Saya sedang mengembangkan Sistem Informasi Akuntansi di perusahaan
saat ini saya bekerja. Saya punya pertanyaan yang menggelitik dan
mungkin bisa dijadikan bahan diskusi dalam forum ahli Keuangan ini.
Permasalahan yang saya hadapi saat ini bahwa dalam sistem informasi
yang saya buat untuk akuntansi saya sediakan fasilitas untuk otorisasi
approval bagi pencatatan bukti transaksi (Mengetahui, mengesahkan dan
menyetujui).
Boleh tidak secara prinsip akuntansi bukti transaksi digantikan dengan
proses approval (otorisasi) di aplikasi. Kan pada prinsipnya sama
bahwa orang yang mengetahui, mengesahkan dan menyetujui memberikan
approval. Itung-itung paperless lah .
Mohon pencerahannya dari rekan-rekan semua.

-- 
Salam Hormat,
Irman Irawan
PT MANDIRI CReASINDO
Jl. Kalasan No.1, Menteng, Jakarta Pusat
Telp./Fax : 021-3904323
e-mail:[EMAIL PROTECTED] 
 
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 
--
Anda membutuhkan solusi teknologi informasi , silahkan kunjungi :
www.mcreasindo.com
Ingin berbelanja busana muslim anak trendy dan gaul, silahkan kunjungi :
www.busana-kinaya.com

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - http://www.avg.com
Version: 8.0.138 / Virus Database: 270.5.12/1592 - Release Date: 8/5/2008
6:03 AM

[Non-text portions of this message have been removed]

 


  --


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG. 
Version: 8.0.136 / Virus Database: 270.5.12/1599 - Release Date: 8/7/2008 8:49 
PM


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] 14 Vacancies in Coal Mining – for operation on site and Legal, HR, Fina nce, Secretary at Jakarta office

2008-08-15 Terurut Topik emir taufan
Bu sari, kalau mau apply kemana addressnya ? mohon bantuannya. thanks
 
Regards,
Taufan 
--- On Wed, 8/13/08, Sari Radityo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Sari Radityo <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [Keuangan] 14 Vacancies in Coal Mining – for operation on site and 
Legal, HR, Finance, Secretary at Jakarta office
To: ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, August 13, 2008, 9:37 AM






A mining company, member of a fast growing mining group company intending to 
commence operation in East & Central Kalimantan.  We are looking for dynamic 
and highly motivated professionals with successful track record to join and 
grow with the company.
 
1.  Operation General Manager (site)
A senior position reporting to the Board of Directors.  Responsible for all 
aspect of mining operations, including mine planning, budgeting, production and 
cost control.
 
2.  Human Resources General Manager (Jakarta)
A senior position responsible at a corporate level for developing and 
implementing effective HR Management.  He may provide advice and services to 
executive management
 
3.  General Counsel (Jakarta)
A senior position responsible to the Directors for corporate legal matters, 
including public offering and corporate restructuring
 
4.   Legal Officer (Jakarta)
To administer legal documentation, licenses, business contract drafting and 
document filing.
  
5.   Mine Manager (site)
Responsible for site operations, including mine planning, production and QC
 
6.   Mine Plan Engineer (site)
Duties include to prepare long term pit design and calculation of minable 
reserve
 
7.   Senior Geologist (site)
Duties include setting exploration targets, producing data for coordination 
with mine planning, directing geologist in data collection, collation and 
analysis.
 
8.   Senior Mine Engineer (site)
Responsible for technical advice, planning and improve mining methods, prepare 
medium and long term planning, preparing drilling plans and directing junior 
engineers.
 
9.   Wellsite Geologist (site)
Responsible for daily drilling activities, and to provide description of coal 
cutting and core for sampling preparation
 
10. Data Management & Data Controlling (Jakarta)
In coordination with wellsite geologists, to control and verify drilling data
 
11. Finance & Accounting Manager (Jakarta)
Reporting to the Finance Director
Responsible for financial reporting, budget and operational finance
 
12.  Accounting Staff (Jakarta)
To handle daily transactions in finance and accounting
 
13.  Personnel Administration (Jakarta)
To handle daily transaction in Finance activities and HR administration
 
1. Secretary (Jakarta)
 Untuk informasi selengkapnya silahkan kunjungi http://www.infokari r-peluang. 
blogspot. com

[Non-text portions of this message have been removed]

 














  

[Non-text portions of this message have been removed]