Re: [Keuangan] Teori konspirasi (lagi?) *sigh*
Sebetulnya apa yang disampaikan P Nazar tidak berlebihan. China menerapkan dagang untung kecil jumlah banyak akan besar juga nantinya. China juga tidak perduli bahwa barang dimaksud bisa dijual berlipat kali di luar China karena yang diperlukan adalah sen demi sen yang dikalikan dengan item dan jumlah barang dan jadi tambahan devisa China. Kalaupun yang jual atau yang punya merek senang, mereka akan membawa mata uang asing ke China untuk memperbesar kapasitas produksi barangnya dengan harga murah untuk bisa dijual berlipat diluar China. Membawa mata uang asing inilah tambahan devisa bagi China tanpa syarat dan bunga cem macem. Salam RM --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, harri priyono wrote: > > > menurut saya, komentar pak nazar tdk terlalu berlebihan. arus barng masuk > ato keluar bukankah ats izin pemerintah yang mengatur? selama ada permintaan > atas penawaran barang2 akan ttp ada,bukan? isu yang lbh utama apakah barang2 > produksi dalam negeri mampu memenangi persaingan bisnis saat ini? tq > > Amitz Sekali wrote: > > Maaf tapi dari tulisan Pak Nazar, kelihatan sekali > > karakteristik lingkungan pergaulan dan diskusi Pak Nazar. Saya sungguh > > menyarankan Pak Nazar untuk bergaul dengan lebih banyak kalangan, minimal > > untuk menambah wawasan. Pertanyaan2 dan komentar2 Pak Nazar kadang2 > > memprihatinkan. . > > Barang buatan Cina banyak masuk ke pelosok nusantara karena harganya murah. > > Tidak perlu kerjasama apapun. > > --- In AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com , "nazar" > > wrote: > >> > >> Hmm, sedikit pertanyaan saya. Barang2x cina ini bisa masuk ke pelosok2x > >> nusantara, apakah karena keahlian pelaku2x bisnisnya atau ada peran serta > >> pemerintah cina melalui kedubes2xnya? > >> > >> Saya sangat yakin bahwa keikutsertaan pemerintah cina mempunyai peran yang > >> sangat besar dalam kesuksesan pembisnis cina tersebut. > >> > >> > >> Salam > >> nazar > >> on: Tebo-jambu. > > > > > > New Email addresses available on Yahoo! > Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and > @rocketmail. > Hurry before someone else does! > http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ >
[Keuangan] STOP PRESS Saksikan lagi besok 24 Maret LIVE di TV ONE jam 7.30 PAGI, lanjutan Kasus DAVID (pls forward this info to all friends).
Saksikan lagi besok 24 Maret LIVE di TV ONE jam 7.30 PAGI, lanjutan Kasus DAVID (pls forward this info to all friends). [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Teori konspirasi (lagi?) *sigh*
Saya pernah ketemu CEO perusahaan di Cina yang punya Induk usaha di Indonesia dan juga pernah tanya beberapa temen yang melakukan studi banding ke Cina, ternyata, untuk gaji sama saja, bahkan lebih cenderung tinggi di Cina dikit, Gas dan Listrik juga lebih mahalan, namun infrastruktur di sana lebih menunjang, sehingga barang tidak perlu antri lama di pelabuhan. Selain itu, yang lebih berperan karena jumlah produksi mereka kapasitasnya jauh lebih besar dibanding kapasitas produksi pabrik di sini, sehingga biaya per unit jadi lebih murah. Kalau kita mau agar produksi dalam negeri bisa bersaing, ya hal yang bisa kita lakukan sebagai konsumen adalah selalu berusaha mengutamakan produk dalam negeri, sebagai produsen ya jangan bikin mutu rendah, harga tinggi, sebagai pemerintah ya siapkan semua sarana dan permudah birokrasi yang menunjang pertumbuhan usaha (hindari cari keuntungan jangka pendek). Nurhadi Antono --- On Mon, 3/23/09, Hok An wrote: From: Hok An Subject: Re: [Keuangan] Teori konspirasi (lagi?) *sigh* To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Monday, March 23, 2009, 11:11 AM Barangkali yang perlu diketahui mengapa produksi disana bisa murah. Apakah SDA, SDM dan ongkos birokrasi disana semua lebih murah. Pelajaran apa yang bisa ditarik? Salam Hok An Amitz Sekali schrieb: > Maaf tapi dari tulisan Pak Nazar, kelihatan sekali karakteristik > lingkungan pergaulan dan diskusi Pak Nazar. Saya sungguh menyarankan > Pak Nazar untuk bergaul dengan lebih banyak kalangan, minimal untuk > menambah wawasan. Pertanyaan2 dan komentar2 Pak Nazar kadang2 > memprihatinkan. . > > Barang buatan Cina banyak masuk ke pelosok nusantara karena harganya > murah. Tidak perlu kerjasama apapun. > > --- In AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com, "nazar" > wrote: > > > > Hmm, sedikit pertanyaan saya. Barang2x cina ini bisa masuk ke > pelosok2x nusantara, apakah karena keahlian pelaku2x bisnisnya atau > ada peran serta pemerintah cina melalui kedubes2xnya? > > > > Saya sangat yakin bahwa keikutsertaan pemerintah cina mempunyai > peran yang sangat besar dalam kesuksesan pembisnis cina tersebut. > > > > > > Salam > > nazar > > on: Tebo-jambu. > > > [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [Keuangan] Bantuan Langsung Tunai (Mega vs SBY)
bukannya saat ini banyak perusahaan2 amerika, inggris (cth ; citigroup, aig, general motor)dll ikut juga program BLT? khusus utk indo sndiri sy kurang setuju apabila pelaksanaan program dilaksanakan pemberian cuma2. menurut sy, alangkah baiknya dana yg digulirkan digunakan utk program padat karya shg rakyat didik utk tetap berusaha. tq Mohammad Andri Budiman wrote: > > Sent from my BlackBerry® Bold smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > > -Original Message- > From: "Mohammad Andri Budiman" > > Date: Sun, 22 Mar 2009 18:56:43 > To: > Subject: Bantuan Langsung Tunai (Mega vs SBY) > > > Analisis berikut saya dapat dari note Facebook Mas Anis Hariri. Saya pribadi > berpendapat bahwa BLT masih diperlukan. Hanya, memang perlu ada perbaikan > dalam hal: (1) penentuan keluarga layak bantu; (2) pelaksanaan distribusi > yang cepat, tepat dan aman; serta (3) penyesuaian besar bantuan dengan > kondisi keluarga layak bantu. Semoga bermanfaat. > Salam, > Andri > ---begins--- > Bantuan Langsung Tunai (Mega vs SBY) > By Anis Hariri Today at 12:02am > Menarik juga perang opini antara Megawati dan SBY mengenai program BLT yang > digulirkan pemerintah setahun ini. > Megawati : Apa arti BLT, hanya untuk uang senilai Rp 200.000 saja > berdempet-dempetan tanpa harga diri seperti pengemis," > (http://pemilu.detiknews.com/read/2009/03/20/193052/1102819/700/mega-blt-merendahkan-harga-diri-rakyat) > > SBY : "BLT itu membantu orang susah. Boleh tidak membantu orang susah, punya > hati nggak kita terhadap rakyat miskin?" > (http://pemilu.detiknews.com/read/2009/03/22/094130/1103203/700/sby-jawab-kritikan-mega-tentang-blt) > > Penasaran dengan program BLT ini, saya mencoba mencari-cari informasi tentang > program ini, apakah program ini hanya dilakukan di negara kita saja, atau > juga dilakukan di negara lain?. Pencarian standar, menggunakan google dan > wikipedia. > Hasil pencarian cukup mengejutkan, ternyata BLT ini sudah banyak dilakukan di > negara-negara lain. Umumnya mereka menamainya dengan cash transfer atau > conditional cash transfer > (http://en.wikipedia.org/wiki/Conditional_Cash_Transfer). Beberapa negara di > Afrika telah melakukannya. Ada contoh sukses pelaksanaan BLT ini di negara > Mozambik (http://www.ifpri.org/divs/fcnd/dp/papers/dp74.pdf). Negara > berkembang seperti Mexico juga melakukan program ini. > Lebih mengejutkan lagi, ternyata program BLT ini tidak hanya dilakukan oleh > negara-negara miskin dan berkembang. Negara-negara maju, baik yang bermazhab > kapitalis maupun sosialis banyak yang melakukan program ini. Negara-negara > seperti Belanda, Jerman, dan Inggris juga memiliki program BLT untuk warga > miskin dan pengangguran. Negara kapitalis Amerika Serikat juga memiliki > program yang sama. Jepang, negara maju Asia, juga memiliki program BLT ini. > Bahkan yang terbaru, Australia baru saja meluncurkan BLT untuk > keluarga-keluarga berpenghasilan menengah ke bawah akibat krisis global akhir > 2008 dan awal 2009 > (http://www.iisb.info/artikel/rhj/34-rhj/110-blt-australia.html). > Opini yang ada di masyarakat kita, terutama di kelas menengahnya, banyak yang > menganggap BLT sebagai program yang tidak mendidik, membentuk jiwa pengemis > (seperti kata Megawati di atas), tidak akan efektif, dan sebagainya. Opini > ini berawal dari asumsi bahwa BLT adalah satu-satunya solusi, tanpa disertai > solusi yang lain. Faktanya, BLT ditujukan untuk menaikkan daya beli > masyarakat dengan disertai program-program pemberdayaan lainnya. Beberapa > program-program ini bisa kita cari informasinya, misalnya program-program > berikut: > - Program Nasional Pemberdayaan Masyarakan Mandiri (PNPM Mandiri): > http://www.pnpm-mandiri.org > - Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) : > http://www.indonesiamaju.org/index.php/Program-Pro-Rakyat/program-jamkesmas.html > > - Program Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) : > http://www.indonesiamaju.org/index.php/Program-Pro-Rakyat/kumkm.html > - Bantuan Operasional Sekolah : > http://www.indonesiamaju.org/index.php/Program-Pro-Rakyat/bos.html > - Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) : > http://www.indonesiamaju.org/index.php/Program-Pro-Rakyat/pemp.html > - Program Keluarga Harapan : > http://www.indonesiamaju.org/index.php/Program-Pro-Rakyat/pkh.html > - Program Revitalisasi Pertanian : > http://www.indonesiamaju.org/index.php/Program-Pro-Rakyat/prp.html > - Program Beras Untuk Rakyat Miskin : > http://www.indonesiamaju.org/index.php/Program-Pro-Rakyat/raskin.html > Dari informasi-informasi ini kita bisa pertanyakan lagi, jika BLT adalah > program untuk bangsa pengemis, apakah bangsa-bangsa seperti Amerika, Inggris, > Jerman, Belanda, Jepang, Australia adalah bangsa pengemis? Silakan dijawab > sendiri ... :) > ---ends--- > Sent from my BlackBerry® Bold smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > -
RE: [Keuangan] Teori konspirasi (lagi?) *sigh*
menurut saya, komentar pak nazar tdk terlalu berlebihan. arus barng masuk ato keluar bukankah ats izin pemerintah yang mengatur? selama ada permintaan atas penawaran barang2 akan ttp ada,bukan? isu yang lbh utama apakah barang2 produksi dalam negeri mampu memenangi persaingan bisnis saat ini? tq Amitz Sekali wrote: > Maaf tapi dari tulisan Pak Nazar, kelihatan sekali karakteristik > lingkungan pergaulan dan diskusi Pak Nazar. Saya sungguh menyarankan Pak > Nazar untuk bergaul dengan lebih banyak kalangan, minimal untuk menambah > wawasan. Pertanyaan2 dan komentar2 Pak Nazar kadang2 memprihatinkan. . > Barang buatan Cina banyak masuk ke pelosok nusantara karena harganya murah. > Tidak perlu kerjasama apapun. > --- In AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com , "nazar" > wrote: >> >> Hmm, sedikit pertanyaan saya. Barang2x cina ini bisa masuk ke pelosok2x >> nusantara, apakah karena keahlian pelaku2x bisnisnya atau ada peran serta >> pemerintah cina melalui kedubes2xnya? >> >> Saya sangat yakin bahwa keikutsertaan pemerintah cina mempunyai peran yang >> sangat besar dalam kesuksesan pembisnis cina tersebut. >> >> >> Salam >> nazar >> on: Tebo-jambu. > New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
Re: [Keuangan] Teori konspirasi (lagi?) *sigh*
Barangkali yang perlu diketahui mengapa produksi disana bisa murah. Apakah SDA, SDM dan ongkos birokrasi disana semua lebih murah. Pelajaran apa yang bisa ditarik? Salam Hok An Amitz Sekali schrieb: > Maaf tapi dari tulisan Pak Nazar, kelihatan sekali karakteristik > lingkungan pergaulan dan diskusi Pak Nazar. Saya sungguh menyarankan > Pak Nazar untuk bergaul dengan lebih banyak kalangan, minimal untuk > menambah wawasan. Pertanyaan2 dan komentar2 Pak Nazar kadang2 > memprihatinkan.. > > Barang buatan Cina banyak masuk ke pelosok nusantara karena harganya > murah. Tidak perlu kerjasama apapun. > > --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "nazar" > wrote: > > > > Hmm, sedikit pertanyaan saya. Barang2x cina ini bisa masuk ke > pelosok2x nusantara, apakah karena keahlian pelaku2x bisnisnya atau > ada peran serta pemerintah cina melalui kedubes2xnya? > > > > Saya sangat yakin bahwa keikutsertaan pemerintah cina mempunyai > peran yang sangat besar dalam kesuksesan pembisnis cina tersebut. > > > > > > Salam > > nazar > > on: Tebo-jambu. > > >
[Keuangan] Teori konspirasi (lagi?) *sigh*
Maaf tapi dari tulisan Pak Nazar, kelihatan sekali karakteristik lingkungan pergaulan dan diskusi Pak Nazar. Saya sungguh menyarankan Pak Nazar untuk bergaul dengan lebih banyak kalangan, minimal untuk menambah wawasan. Pertanyaan2 dan komentar2 Pak Nazar kadang2 memprihatinkan.. Barang buatan Cina banyak masuk ke pelosok nusantara karena harganya murah. Tidak perlu kerjasama apapun. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "nazar" wrote: > > Hmm, sedikit pertanyaan saya. Barang2x cina ini bisa masuk ke pelosok2x > nusantara, apakah karena keahlian pelaku2x bisnisnya atau ada peran serta > pemerintah cina melalui kedubes2xnya? > > Saya sangat yakin bahwa keikutsertaan pemerintah cina mempunyai peran yang > sangat besar dalam kesuksesan pembisnis cina tersebut. > > > Salam > nazar > on: Tebo-jambu.
[Keuangan] Bantuan Langsung Tunai (Mega vs SBY)
Sent from my BlackBerry® Bold smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: "Mohammad Andri Budiman" Date: Sun, 22 Mar 2009 18:56:43 To: Subject: Bantuan Langsung Tunai (Mega vs SBY) Analisis berikut saya dapat dari note Facebook Mas Anis Hariri. Saya pribadi berpendapat bahwa BLT masih diperlukan. Hanya, memang perlu ada perbaikan dalam hal: (1) penentuan keluarga layak bantu; (2) pelaksanaan distribusi yang cepat, tepat dan aman; serta (3) penyesuaian besar bantuan dengan kondisi keluarga layak bantu. Semoga bermanfaat. Salam, Andri ---begins--- Bantuan Langsung Tunai (Mega vs SBY) By Anis Hariri Today at 12:02am Menarik juga perang opini antara Megawati dan SBY mengenai program BLT yang digulirkan pemerintah setahun ini. Megawati : Apa arti BLT, hanya untuk uang senilai Rp 200.000 saja berdempet-dempetan tanpa harga diri seperti pengemis," (http://pemilu.detiknews.com/read/2009/03/20/193052/1102819/700/mega-blt-merendahkan-harga-diri-rakyat) SBY : "BLT itu membantu orang susah. Boleh tidak membantu orang susah, punya hati nggak kita terhadap rakyat miskin?" (http://pemilu.detiknews.com/read/2009/03/22/094130/1103203/700/sby-jawab-kritikan-mega-tentang-blt) Penasaran dengan program BLT ini, saya mencoba mencari-cari informasi tentang program ini, apakah program ini hanya dilakukan di negara kita saja, atau juga dilakukan di negara lain?. Pencarian standar, menggunakan google dan wikipedia. Hasil pencarian cukup mengejutkan, ternyata BLT ini sudah banyak dilakukan di negara-negara lain. Umumnya mereka menamainya dengan cash transfer atau conditional cash transfer (http://en.wikipedia.org/wiki/Conditional_Cash_Transfer). Beberapa negara di Afrika telah melakukannya. Ada contoh sukses pelaksanaan BLT ini di negara Mozambik (http://www.ifpri.org/divs/fcnd/dp/papers/dp74.pdf). Negara berkembang seperti Mexico juga melakukan program ini. Lebih mengejutkan lagi, ternyata program BLT ini tidak hanya dilakukan oleh negara-negara miskin dan berkembang. Negara-negara maju, baik yang bermazhab kapitalis maupun sosialis banyak yang melakukan program ini. Negara-negara seperti Belanda, Jerman, dan Inggris juga memiliki program BLT untuk warga miskin dan pengangguran. Negara kapitalis Amerika Serikat juga memiliki program yang sama. Jepang, negara maju Asia, juga memiliki program BLT ini. Bahkan yang terbaru, Australia baru saja meluncurkan BLT untuk keluarga-keluarga berpenghasilan menengah ke bawah akibat krisis global akhir 2008 dan awal 2009 (http://www.iisb.info/artikel/rhj/34-rhj/110-blt-australia.html). Opini yang ada di masyarakat kita, terutama di kelas menengahnya, banyak yang menganggap BLT sebagai program yang tidak mendidik, membentuk jiwa pengemis (seperti kata Megawati di atas), tidak akan efektif, dan sebagainya. Opini ini berawal dari asumsi bahwa BLT adalah satu-satunya solusi, tanpa disertai solusi yang lain. Faktanya, BLT ditujukan untuk menaikkan daya beli masyarakat dengan disertai program-program pemberdayaan lainnya. Beberapa program-program ini bisa kita cari informasinya, misalnya program-program berikut: - Program Nasional Pemberdayaan Masyarakan Mandiri (PNPM Mandiri): http://www.pnpm-mandiri.org - Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) : http://www.indonesiamaju.org/index.php/Program-Pro-Rakyat/program-jamkesmas.html - Program Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) : http://www.indonesiamaju.org/index.php/Program-Pro-Rakyat/kumkm.html - Bantuan Operasional Sekolah : http://www.indonesiamaju.org/index.php/Program-Pro-Rakyat/bos.html - Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) : http://www.indonesiamaju.org/index.php/Program-Pro-Rakyat/pemp.html - Program Keluarga Harapan : http://www.indonesiamaju.org/index.php/Program-Pro-Rakyat/pkh.html - Program Revitalisasi Pertanian : http://www.indonesiamaju.org/index.php/Program-Pro-Rakyat/prp.html - Program Beras Untuk Rakyat Miskin : http://www.indonesiamaju.org/index.php/Program-Pro-Rakyat/raskin.html Dari informasi-informasi ini kita bisa pertanyakan lagi, jika BLT adalah program untuk bangsa pengemis, apakah bangsa-bangsa seperti Amerika, Inggris, Jerman, Belanda, Jepang, Australia adalah bangsa pengemis? Silakan dijawab sendiri ... :) ---ends--- Sent from my BlackBerry® Bold smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! = Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 = Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas. = Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan
Re: [Keuangan] Logika industri vs. produk Cina
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "mh" wrote: > > Tidak semua produk cina murah. Untuk produk dgn spek sama kadang ada beberapa > produk indonesia yg murah dan memang dalam strategi dagang cina, mereka > mencoba memposisikan sebagai pusat manufaktur dunia dgn harga lebih murah dan > persepsi murah ini akhirnya terbentuk. > Kalau dari pengalaman beberapa rekan, para suplier cina selalu memberi > alternatif harga lebih murah dan kualitas diturunkan. Untuk menklarifikasi, supplier Cina itu bisa mengakomodasi berbagai jenis tingkat kualitas yg nanti berpengaruh kepada harga. Mau barang jelek tapi murah, mereka siap. Mau barang super bagus tapi rela mahal, mereka juga bisa. Tinggal tentukan aja standar yg diinginkan, misalnya mau berapa persen yg gak memenuhi syarat kualitas tertentu. Kalau mau ngotot barang murah tapi bagus, biasanya barangnya diam2 bermasalah. Kadang demi bisa menjual, mereka meng-iya-kan saja permintaan barang/harga yang gak rasional. > Untuk buruh2 disana gaji mereka tidak lebih murah dibanding gaji buruh di > bekasi atau tangerang. Gaji mereka jatuhnya bisa lebih mahal skitar 200rb ( > berdasar umr thn 2008 dan kurs awal thn 2008 yuan 1500) cuma buruh di sana > memang produktif output yg dihasilkan lebih tinggi dan buruh disana belum > memiliki pola pikir seperti di ind, karena dgn uang yg mereka terima masih > dpt hidup kecukupan karena biaya makan sangat murah, sedang di indonesia dgn > uang yg diterima untuk hidup layak masih agak kurang mencukupi sehingga buruh > di indonesia tdk dpt bekerja dgn tenang. Di sini mungkin anda berbicara tentang gaji di pusat2 industri di Cina. Enaknya di Indonesia, buruh atau keluarganya bisa punya banyak kerjaan sampingan dengan legalitas abu2, seperti ngamen, minta2, jadi pak ogah di belokan, dsb. Jadi bisa dibilang kesempatan di Indonesia untuk maju lebih banyak.. Di lain sisi, enaknya di Cina, harga barangnya super murah, jadi standar hidupnya bisa lebih tinggi untuk gaji yang sama. Keunggulan ini cuma bisa ditandingi Indonesia kalau Indonesia mau membuka keran impor barang Cina secara bebas.. Selisih harganya kalau keran impor bisa dibuka bebas...mengerikan nantinya. Kebanyakan barang Cina yang masuk ke Indonesia bukan dari tangan pertama, mungkin sudah tangan ke-2 atau bahkan ke-3. Sungguh ironis bahwa usaha melindungi industri dalam negeri dari serbuan barang impor yang murah, menyebabkan keuntungan terdistribusi ke tangan para importir2 gelap daripada terdistribusi ke rakyat.. Jadi ingat kisah sukses para bandar judi. Justru karena judi dilarang, mereka jadi kaya raya karena kompetisi berkurang. > Pernah ada pemikiran bahwa yang paling penting adalah mengusahakan agar > negara bisa menyediakan makanan yg murah dan diakses oleh seluruh rakyat > sehingga rakyat dapat hidup dgn tenang. Mungkin ini yang menyebabkan negara > bisa maju. Cuma tantangan utk menyediakan makan yang murah bukan suatu > tantangan yang mudah. Memang gizi yang cukup adalah pondasi utama untuk perkembangan sumber daya manusia. Sama seperti di Indonesia, di Cina sendiri mengalami masalah yang sama di pedesaannya. > Salam > Mh Salam,
[Keuangan] Logika industri vs. produk Cina (was: Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'
Hmm, sedikit pertanyaan saya. Barang2x cina ini bisa masuk ke pelosok2x nusantara, apakah karena keahlian pelaku2x bisnisnya atau ada peran serta pemerintah cina melalui kedubes2xnya? Saya sangat yakin bahwa keikutsertaan pemerintah cina mempunyai peran yang sangat besar dalam kesuksesan pembisnis cina tersebut. Salam nazar on: Tebo-jambu. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, winarto sugondo wrote: > > [Hanya Pendapat] > > Mungkin kalau saya dikasih berpendapat, saya akan berpendapat bahwa di > kita ini terlalu banyak komentar tapi ngga mampu membina, sektor > industri dalam negeri hancur bukan hanya karena industri dari China, > pernah ngga terpikir untuk travel saja kita takut kalau naik pesawat > CN-235, take off dan landing bisa kena serangan jantung. Untuk beli > mobil, kita takut beli timor, boro-boro mau pakai sehari-hari, lha > wong ngedenger dari sono sini, kalau beli timor susah jualnya > (pemikiran ekonomis, bahwa barang yang dibeli wajib dijual lagi dengan > harga untung). > > Atau pemikiran saya terlalu dangkal??? > > Kalau menurut saya, kita sendiri yang buat produk China membanjiri > Indonesia, namun sekali lagi tingkat kebutuhan akan barang murah > justru yang membuat pembanjiran produk dari negara tertentu, sudah > menjadi hukum alam bahwa kita akan mencari barang substitusi yang > lebih murah, visi ini yang menurut saya ditangkap China, Untung > sedikit yo wiss, yang penting ada yang beli. Kalau kita disini > berbeda, karena jualan bakso di segitiga emas > (Kuningan-Sudirman-Thamrin) maka harganya harus berbeda, tapi kalau > terlalu mahal ya ngga mungkin ya sudah, ditetapkan Rp. 10.000,- untuk > 1 mangkok Bakso oleh asosiasi tukang bakso, sedikit kurangi kandungan > daging-nya tambahin sagunya, patok untung Rp. 2.500,- dan Rp. 3.000,- > lalu HPP ditetapkan Rp. 5.000,- selebihnya untuk bagian preman dan > trantib. Dari sini bisa dilihat rasio profit yang dicari kan? 50% dari > HPP. > > Pendapat pribadi saya adalah lebih baik kita mensyukuri saja dan > manfaatkan saja apa yang ada, barang murah ya disyukuri dan > dimanfaatkan, mengenai kualitasnya, ya harga kan ngga pernah bohong. > > Namun sambil berenang ya minum air, kita harus mencari solusi, ngga > meniru tapi mencari dasar pola penerapan strategi bisnis yang bisa > menyaingi produk China. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa dengan > tingkat kebutuhan hidup saat ini didampingi dengan tingkat penghasilan > saat ini, barang China bisa membantu stabilitas keamanan dan ekonomi > dalam negeri, coba bayangkan kalau tingkat kebutuhan tinggi sedangkan > tidak ada barang substitusi yang terjangkau, keluhan dimana-mana, > tindakan dan pandangan extrim dimana-mana, buntutnya anarkis dan > saling menjatuhkan. > > Kalau pandangan kita berada di posisi datar dan cenderung menatap > keatas, berarti kita hanya egois. Coba deh sekali-sekali lihat > kebawah, pasti akan ada cara lain yang lebih hemat dan tidak > menyudutkan dari 1 sisi. > > Banyak hal penting seperti : > 1. Maukah kita memakai produk dalam negeri yang harganya tidak berbeda > jauh dari barang lainnya kecuali produk China dan relatif tidak > memuaskan? > 2. Dapatkah kita memahami dari sisi strategis dan analisa bisnis yang > tajam sehingga kita bisa menjatuhkan musuh kita berupa produk-produk > tidak berbobot dengan harga murah dari China. > 3. Mampukah kita menjadi tukang bakso dengan untung Rp. 50,-??? > > Jawaban kita mewakili siapa diri kita. > > Ini hanya sekedar pendapat, mohon maaf kalau ada kesalahan kata. Saya > hanya orang baru dalam dunia ekonomi. > > Salam, > > > Winarto Sugondo > > On 3/23/09, Abakus Wilhelmus wrote: > > Dear @ Pak HG, > > setuju Pak. Infrastruktur transportasi untuk membuka area-area yang belum > > tersentuh dan memperlancar jalur distribusi. Dulu aja jalur Pantura dibuat > > Belanda justru untuk kepentingan itu.
Re: [Keuangan] Logika industri vs. produk Cina (was: Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'
[Hanya Pendapat] Mungkin kalau saya dikasih berpendapat, saya akan berpendapat bahwa di kita ini terlalu banyak komentar tapi ngga mampu membina, sektor industri dalam negeri hancur bukan hanya karena industri dari China, pernah ngga terpikir untuk travel saja kita takut kalau naik pesawat CN-235, take off dan landing bisa kena serangan jantung. Untuk beli mobil, kita takut beli timor, boro-boro mau pakai sehari-hari, lha wong ngedenger dari sono sini, kalau beli timor susah jualnya (pemikiran ekonomis, bahwa barang yang dibeli wajib dijual lagi dengan harga untung). Atau pemikiran saya terlalu dangkal??? Kalau menurut saya, kita sendiri yang buat produk China membanjiri Indonesia, namun sekali lagi tingkat kebutuhan akan barang murah justru yang membuat pembanjiran produk dari negara tertentu, sudah menjadi hukum alam bahwa kita akan mencari barang substitusi yang lebih murah, visi ini yang menurut saya ditangkap China, Untung sedikit yo wiss, yang penting ada yang beli. Kalau kita disini berbeda, karena jualan bakso di segitiga emas (Kuningan-Sudirman-Thamrin) maka harganya harus berbeda, tapi kalau terlalu mahal ya ngga mungkin ya sudah, ditetapkan Rp. 10.000,- untuk 1 mangkok Bakso oleh asosiasi tukang bakso, sedikit kurangi kandungan daging-nya tambahin sagunya, patok untung Rp. 2.500,- dan Rp. 3.000,- lalu HPP ditetapkan Rp. 5.000,- selebihnya untuk bagian preman dan trantib. Dari sini bisa dilihat rasio profit yang dicari kan? 50% dari HPP. Pendapat pribadi saya adalah lebih baik kita mensyukuri saja dan manfaatkan saja apa yang ada, barang murah ya disyukuri dan dimanfaatkan, mengenai kualitasnya, ya harga kan ngga pernah bohong. Namun sambil berenang ya minum air, kita harus mencari solusi, ngga meniru tapi mencari dasar pola penerapan strategi bisnis yang bisa menyaingi produk China. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa dengan tingkat kebutuhan hidup saat ini didampingi dengan tingkat penghasilan saat ini, barang China bisa membantu stabilitas keamanan dan ekonomi dalam negeri, coba bayangkan kalau tingkat kebutuhan tinggi sedangkan tidak ada barang substitusi yang terjangkau, keluhan dimana-mana, tindakan dan pandangan extrim dimana-mana, buntutnya anarkis dan saling menjatuhkan. Kalau pandangan kita berada di posisi datar dan cenderung menatap keatas, berarti kita hanya egois. Coba deh sekali-sekali lihat kebawah, pasti akan ada cara lain yang lebih hemat dan tidak menyudutkan dari 1 sisi. Banyak hal penting seperti : 1. Maukah kita memakai produk dalam negeri yang harganya tidak berbeda jauh dari barang lainnya kecuali produk China dan relatif tidak memuaskan? 2. Dapatkah kita memahami dari sisi strategis dan analisa bisnis yang tajam sehingga kita bisa menjatuhkan musuh kita berupa produk-produk tidak berbobot dengan harga murah dari China. 3. Mampukah kita menjadi tukang bakso dengan untung Rp. 50,-??? Jawaban kita mewakili siapa diri kita. Ini hanya sekedar pendapat, mohon maaf kalau ada kesalahan kata. Saya hanya orang baru dalam dunia ekonomi. Salam, Winarto Sugondo On 3/23/09, Abakus Wilhelmus wrote: > Dear @ Pak HG, > setuju Pak. Infrastruktur transportasi untuk membuka area-area yang belum > tersentuh dan memperlancar jalur distribusi. Dulu aja jalur Pantura dibuat > Belanda justru untuk kepentingan itu. > > Tetapi sisi gelapnya adalah dengan membuka akses yang lebar, sehingga > distribusi menjadi lebih baik, apakah memberi dampak positif bagi daerah > ataukah menghancurkan "proteksi" ekonomi daerah. Otomatis membanjirnya > barang yang masuk dengan harga dan kualitas yang kompetitif, tetapi di sisi > lain mereka juga punya akses untuk melempar produk mereka. Apakah daerah > punya kemampuan untuk menerima perubahan seperti itu? > > > -- > Salam Indonesia > 081929292955 > > > [Non-text portions of this message have been removed] > >