Re: [Keuangan] OOT: Laporan: Senangnya Nonton Wayang Orang Bharata 8 Agustus 2009, Gareng Kembar, Kalilio, Senen, Jakarta

2009-08-17 Terurut Topik Margana
Mas Oka dan mas Ari,

saya tertarik dengan laporan Mas Ari yang menonton wayang orang
Barata. Selama ini  saya tak yakin, gedung di daerah kumuh dan hiduk
pikuk itu layak dikunjungi. Tapi, begitu saya membaca laporan mas Ari,
saya ingin membuktikannya.

Ternyata, laporan Mas Ari benar. Sabtu  malam, tanggal 15 Agustus,
untuk pertama kali saya masuk gedung wayang orang Barata di kawasan
pasar Senen (jl, Gunung Sahari) setelah lebih dari 20 tahun.
Pertengahan tahun 1980-n, ketika saya masih berkantor di Majalah Tempo
di Pasar Senen, sesekali saya suka iseng jalan kaki nonton wayang
orang di Barata. Ketika itu, baunya apek, kursi jelek dan padat, dan
keluarnya harus lewat pintu samping. Jadi langsung lewat gang sempit
di tengah permukiman penduduk. Pemain dan permainan ketika itu sangat
konvensional dan tata sauranya tidak bagus. Penontonnya kelas bawah,
orang desa, dan kampungan. Ngrokok, teriak-teriak, dan lain-lain.

Ketika Sabtu lalu saya membuktikan 'testimoni' Mas Ari, perubahan
sudah berbalik 180 derajat. Penontonnya adalah kelas menengah, banyak
membawa anak-anak kecil, ada beberapa orang bule, banyak pula anak
muda. Mayoritas adalah usia 30-50 tahun. Yang di atas 50 th ada
beberapa. Penonton sopan, tenang, laras, menikmati

Kursi bagus, gedung sudah direnovasi bersih, tidak boleh merokok
seperti 20 tahun lalu, AC oke, tata suara dan lampu juga bagus.
Pemaian dan permainan mengalami banyak kemajuan. Semua pemain utama
bisa melakukan dialog naratif dengan baik dan banyak pula yang mampu
olah vokal yakni berdialog dalam  syair yang dilagukan,. Teknik perang
pun banyak variasi, walau tidak meninggal kekhasan WO yakni dalam
kerangka tarian.

Pakaiannya bagus, dan banyak pemain muda. Bahkan, ketika Sabtu lalu
menampilkan cerita Subali Leno, juga ditampilkan pemain anak-anak
dengan teknik salto dan tari yang lucu.  Banyak anak-anak kecil yang
menonton tertarik dengan penampilan pemain bocah tersebut.

Sekali lagi, terima kasih Mas Ari. Berkat cerita Anda saya akhirnya
menonton WO Barata juga, setelah 20 tahun tidak pernah melongok gedung
itu, hah

Margana.
.

2009/8/10 Oka Widana oka.wid...@indosat.net.id:


 Saya forwardkan sebuah tulisan yang saya dapatkan dari Ari (moderator AKI),
 termasuk komentar Ari yang orisinal dan penuh semangat. Saya forwardkan
 karena saya pencinta mati kesenian Indonesia. Kebetulan, masyarakat dimana
 saya berasal, termasuk yang sangat berhasil mempertahankan, mengembangkan
 dan menjual kesenian.

 Saya sendiri belum pernah berkunjung ke WO Bharata, dan dengan membaca
 tulisan ini (dibawah ada schedulenya juga) saya pastikan, saya akan
 mengunjunginya bersama pasukan (baca keluarga besar saya)

 Salam:

 Oka

 Ari AMS wrote:

 kali ini wayang orang,
 besok mungkin reog ponorogo,
 besoknya mungkin tonil, sandiwara a la nusa tenggara
 besoknya lagi mungkin malulo, menari dalam lingkaran a la sulawesi tenggara
 ngga ngerti bahasa ? jangan takut.. ada running text-nya.. enggak kalah sama
 tipi :)

 besoknya lagi bisa jadi main keroncong tapi lagunya lagu-lagu barat
 ps: meskipun sedikit sakit hati, tapi saya salut sama malaysia soal
 pembudidayaan --taneman kali ;p-- keroncong-nya. mungkin musik asli
 keroncong yang katanya campuran gambus dan entah apa itu, malah riang ato
 bersemangat.. kayak beberapa keroncong malaysia yang saya dengar.. who
 knows kalo ngga pernah dicoba.. hmm.. kata yang lebih tepat mungkin ngga mau
 mencoba :(

 besoknya mungkin tarian zapin nan rancak, mulus bergerak tanpa kehilangan
 watak lelaki dalam gerakannya..

 masih banyak lagi dan masih banyak lagi.. kebudayaan kita yang begitu banyak
 itu..
 persoalannya apakah masih ada yang mau menggali dan mungkin mengembangkan
 budaya kita sendiri supaya bisa bersaing dengan budaya pop
 ngga bisa dong hanya pasif dan bilang budaya daerah ngga mampu bersaing
 makanya kalah sama budaya pop, tapi tidak pernah melakukan upaya (atau
 minimal ikut mikir atau ngomong) apapun bagaimana cara supaya bisa tetap
 exist as it is, atau malah dimodernisasi sekalian..

 BR, ari.ams

 -- Pesan terusan --
 Dari: Dandossi Matram dando...@gmail.com
 Tanggal: 10 Agustus 2009 08:59
 Subjek: [stan] Laporan: Senangnya Nonton Wayang Orang Bharata 8 Agustus
 2009, Gareng Kembar, Kalilio, Senen, Jakarta


 Sabtu, 8 September 2009, Setelah puluhan tahun tdk pernah lg nonton WO
 Bharata, hari itu, saya, istri, anak, ibu saya, dan saudara sepupu (8 orang)
 hadir menyaksikan Gareng Kembar di WO Bharata, Kalilio, Senen, Jakarta.
 Ini kesan2 saya:

 Kami semua kaget dengan kondisi Gedung yg jauh beda dgn jaman dulu. Tidak
 ada lagi suasana lusuh dan kumuh. Tdk ada lg kursi rotan, tikus, dan nyamuk
 serta hawa panas yg pengap.

 Gedung yg bagus terasa cukup sejuk dgn AC yg lumayan banyak. Bersih, nyaman,
 kursi empuk (walau jarak antar kursi agak mepet). Toilet terlihat bersih,
 terawat, kering, sabun ada, wangi dan tidak bau pesing sama sekali.

 WO Bharata, hanya menyajikan pertunjukan 1X dalam seminggu yaitu 

RE: [Keuangan] OOT: Laporan: Senangnya Nonton Wayang Orang Bharata 8 Agustus 2009, Gareng Kembar, Kalilio, Senen, Jakarta

2009-08-17 Terurut Topik Oka Widana
Walah.didahului seniorJ. Mestinya yg muda2 seperti saya, lebih punya empati
dan semangat. Sayangnya, tanggal 15 Agustus kemarin ada acara keluarga,
karena, biasalah kumpul-kumpul pada minggu terakhir sebelum bulan puasa.

 

Tontonan tradisional ini mestinya lebih kita kembangkan, karyakan. Mosok 64
tahun merdeka secara politik, kesenian tradisional dan pekerjanya tidak
semakin merdeka.  

 

Terima kasih atas sharingnya pak Margana. 

 

Oka

 

PS.

Harus cari tahu, schedule after Lebaran nih.

 

 

 

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Margana
Sent: Monday, August 17, 2009 8:33 PM
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] OOT: Laporan: Senangnya Nonton Wayang Orang Bharata
8 Agustus 2009, Gareng Kembar, Kalilio, Senen, Jakarta

 

  

Mas Oka dan mas Ari,

saya tertarik dengan laporan Mas Ari yang menonton wayang orang
Barata. Selama ini saya tak yakin, gedung di daerah kumuh dan hiduk
pikuk itu layak dikunjungi. Tapi, begitu saya membaca laporan mas Ari,
saya ingin membuktikannya.

Ternyata, laporan Mas Ari benar. Sabtu malam, tanggal 15 Agustus,
untuk pertama kali saya masuk gedung wayang orang Barata di kawasan
pasar Senen (jl, Gunung Sahari) setelah lebih dari 20 tahun.
Pertengahan tahun 1980-n, ketika saya masih berkantor di Majalah Tempo
di Pasar Senen, sesekali saya suka iseng jalan kaki nonton wayang
orang di Barata. Ketika itu, baunya apek, kursi jelek dan padat, dan
keluarnya harus lewat pintu samping. Jadi langsung lewat gang sempit
di tengah permukiman penduduk. Pemain dan permainan ketika itu sangat
konvensional dan tata sauranya tidak bagus. Penontonnya kelas bawah,
orang desa, dan kampungan. Ngrokok, teriak-teriak, dan lain-lain.

Ketika Sabtu lalu saya membuktikan 'testimoni' Mas Ari, perubahan
sudah berbalik 180 derajat. Penontonnya adalah kelas menengah, banyak
membawa anak-anak kecil, ada beberapa orang bule, banyak pula anak
muda. Mayoritas adalah usia 30-50 tahun. Yang di atas 50 th ada
beberapa. Penonton sopan, tenang, laras, menikmati

Kursi bagus, gedung sudah direnovasi bersih, tidak boleh merokok
seperti 20 tahun lalu, AC oke, tata suara dan lampu juga bagus.
Pemaian dan permainan mengalami banyak kemajuan. Semua pemain utama
bisa melakukan dialog naratif dengan baik dan banyak pula yang mampu
olah vokal yakni berdialog dalam syair yang dilagukan,. Teknik perang
pun banyak variasi, walau tidak meninggal kekhasan WO yakni dalam
kerangka tarian.

Pakaiannya bagus, dan banyak pemain muda. Bahkan, ketika Sabtu lalu
menampilkan cerita Subali Leno, juga ditampilkan pemain anak-anak
dengan teknik salto dan tari yang lucu. Banyak anak-anak kecil yang
menonton tertarik dengan penampilan pemain bocah tersebut.

Sekali lagi, terima kasih Mas Ari. Berkat cerita Anda saya akhirnya
menonton WO Barata juga, setelah 20 tahun tidak pernah melongok gedung
itu, hah

Margana.
.

2009/8/10 Oka Widana oka.wid...@indosat.net.id
mailto:oka.widana%40indosat.net.id :


 Saya forwardkan sebuah tulisan yang saya dapatkan dari Ari (moderator
AKI),
 termasuk komentar Ari yang orisinal dan penuh semangat. Saya forwardkan
 karena saya pencinta mati kesenian Indonesia. Kebetulan, masyarakat dimana
 saya berasal, termasuk yang sangat berhasil mempertahankan, mengembangkan
 dan menjual kesenian.

 Saya sendiri belum pernah berkunjung ke WO Bharata, dan dengan membaca
 tulisan ini (dibawah ada schedulenya juga) saya pastikan, saya akan
 mengunjunginya bersama pasukan (baca keluarga besar saya)

 Salam:

 Oka

 Ari AMS wrote:

 kali ini wayang orang,
 besok mungkin reog ponorogo,
 besoknya mungkin tonil, sandiwara a la nusa tenggara
 besoknya lagi mungkin malulo, menari dalam lingkaran a la sulawesi
tenggara
 ngga ngerti bahasa ? jangan takut.. ada running text-nya.. enggak kalah
sama
 tipi :)

 besoknya lagi bisa jadi main keroncong tapi lagunya lagu-lagu barat
 ps: meskipun sedikit sakit hati, tapi saya salut sama malaysia soal
 pembudidayaan --taneman kali ;p-- keroncong-nya. mungkin musik asli
 keroncong yang katanya campuran gambus dan entah apa itu, malah riang ato
 bersemangat.. kayak beberapa keroncong malaysia yang saya dengar.. who
 knows kalo ngga pernah dicoba.. hmm.. kata yang lebih tepat mungkin ngga
mau
 mencoba :(

 besoknya mungkin tarian zapin nan rancak, mulus bergerak tanpa kehilangan
 watak lelaki dalam gerakannya..

 masih banyak lagi dan masih banyak lagi.. kebudayaan kita yang begitu
banyak
 itu..
 persoalannya apakah masih ada yang mau menggali dan mungkin mengembangkan
 budaya kita sendiri supaya bisa bersaing dengan budaya pop
 ngga bisa dong hanya pasif dan bilang budaya daerah ngga mampu bersaing
 makanya kalah sama budaya pop, tapi tidak pernah melakukan upaya (atau
 minimal ikut mikir atau ngomong) apapun bagaimana cara supaya bisa tetap
 exist as it is, atau malah dimodernisasi sekalian..

 BR, ari.ams

 -- Pesan terusan --
 Dari: Dandossi Matram 

[Keuangan] OOT : Dirgahayu Kemerdekaan RI dari Paman Obama

2009-08-17 Terurut Topik herisetiono004
Suatu ucapan tulus dari pemimpin negara super power yang dibesarkan  dan 
memahami budaya Indonesia.

President Barack Obama: White House Greeting (Indonesia Independence Day)

HAVING HAD THE PRIVILEGE OF SPENDING PART OF MY YOUTH
LIVING IN INDONESIA, I HAVE A VERY PERSONAL APPRECIATION
FOR ITS CULTURAL RICHNESS AND EXTRAORDINARY DIVERSITY.
THE PEOPLE OF INDONESIA HAVE SHOWN THE WORLD THAT
DEMOCRACY, ISLAM, AND MODERNITY CAN THRIVE TOGETHER.
THE WORLD HAS WITNESSED THE TREMENDOUS TRANSFORMATION
THAT INDONESIA HAS MADE OVER THE LAST DECADE.

AS TWO GLOBAL DEMOCRATIC LEADERS, THE UNITED STATES AND
INDONESIA SHARE MANY OF THE SAME VALUES AND
RESPONSIBILITIES. IT IS FROM THIS COMMON GROUND THAT WE
ARE WORKING TO CONSTRUCT A COMPREHENSIVE PARTNERSHIP
THAT WILL STRENGTHEN OUR COUNTRIES COOPERATION ON A
BROAD RANGE OF ISSUES.

I LOOK FORWARD TO CONTINUING TO DEEPEN THE AMERICAN AND
INDONESIAN RELATIONSHIP IN THE COMING YEARS.

SINCERELY,
BARACK OBAMA



[Keuangan] Cemaskan Pemulihan AS, Harga Minyak Merosot

2009-08-17 Terurut Topik herisetiono004
New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak di New York merosot pada Senin waktu 
setempat, memperpanjang penurunan akhir pekan lalu menyusul jatuhnya pasar 
saham, di tengah kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi AS akan berlangsung lebih 
lama dari yang diharapkan.


Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman 
September, turun 76 sen menjadi 66,75 dolar AS per barel.
Harga sempat jatuh ke posisi terendah 65,23 dolar AS per barel.


Pada Jumat, kontrak New York kehilangan 3,61 dolar AS, atau lebih dari empat 
persen, karena lemahnya data keyakinan konsumen AS data mengurangi harapan 
kenaikan permintaan minyak di negara konsumen energi terbesar dunia.


Di London pada Senin, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober 
turun 90 sen menjadi 70,54 dolar AS per barel.Ada kekhawatiran lagi bahwa 
pemulihan ekonomi akan mengambil waktu lebih lama dari yang diharapkan, ujar 
ekonom energi Deutsche Bank, Adam Seminski.


Tidak akan ada pertumbuhan tanpa permintaan minyak ... Ada tidak cukup 
permintaan, dan banyak persediaan. Antoine Halff dari Grup Newedge mengatakan, 
harapan percepatan rebound (berbalik naik) dalam konsumsi menjadi tantangan.


Pasar mengabaikan sebuah rebound sebuah survei utama manufaktur.


Federal Reserve Bank of New York mengatakan, Empire State Manufacturing Survey, 
indeks kondisi bisnis umum naik 13 poin, menjadi 12,1 poin level tertinggi sejak
November 2007. Masih ada skeptis, sejalan dengan sebuah rally dolar, akan 
menambah harga minyak di bawah tekanan dalam jangka pendek, kata Mike 
Fitzpatrick dari MF Global.


Ini tidak berarti bahwa kami memberkirakan sebuah resesi `penurunan ganda` 
atau harga akan jatuh ke posisi terendah awal tahun ini, tetapi jelas bahwa 
pasar telah
berjalan di depan kondisi, yang seharusnya tidak maju terlalu jauh.
Seharusnya ada dukungan signifikan mendekati 65 dolar AS,kata Fitzpatrick. 
Nada bearish (lesu) di pasar minyak Senin mencerminkan pasar ekuitas kelam di 
seluruh dunia, walaupun diberitakan bahwa Jepang telah muncul dari resesi.