[Keuangan] OOT : Vacancy as Branch Accountant (Urgent)
Dear Bpk/Ibu Moderator, Mohon maaf numpang, kirim lowongan untuk member : We are the biggest domestic Integrated Logistics Company in Indonesia that required urgently for following position : Branch Accountant Qualifications required : 1. Male/Female Max 30 Years old 2. Minimum D3 graduated in Accounting or related field from repurtable university with minimum GPA 2,75 3. Minimum 1 years experience as accountant, preferable in logistics company/public accounting firm 4. Knowledge and skill in Accounting process and product costing 5. Min.Pasif in English (spoken written) 6. Good communication skill 7. Hardworker, good moral Behavior 8. Able to work independently as well as in team 9. Computer literate (MS Office) 10. Committed to work excellently 11. Must have good analytical thinking and ability to perform with minimum supervision 12. Direct reporting to Branch Accounting SPV 13. Can join Immediately 14. The canditate will be placed in our Klender Head Office-Jakarta If you are interested, please send your complete resume to following e-mail address (not more than 100kb) : iwansolut...@gmail.com Thanks and Regards Iwan Kurniawan [Non-text portions of this message have been removed]
[Keuangan] Menyorot Peran BUMN
Setuju... Tapi mulainya darimana Bang...? kl di level perusahaan, Top Mgt Commitment selalu ditaruh di no. 1 sebagai pra syarat berhasilnya sebuah program transformasi... (mgkn termasuk shareholders nya juga..) Pak menteri BUMN-nya pernah bilang bahwa bisnis hrs diurus oleh org bisnis, tidak boleh oleh birokrat... saya mikir-2, dan berandai-andai, bagaimana kl UU no. 19/2003 ttg BUMN itu dicabut saja, lalu diganti dgn UU pelayanan publik dan UU PSO (public service obligation). plus UU CSR... (CSR jadi mandatory, bukan voluntary spt skrg) kan katanya CSR now, Law tomorow BUMN cukup dgn UU perseroan UU sektoral lain... yg membedakan dgn swasta kan hanya pemegang saham nya, bentuk perusahaannya juga PT. yg bukan PT dijadikan badan pelayanan publik saja... (termasuk kantor urusan SIM/STNK KTP, kantor pembayaran pajak, dll...) just my 2 cent... bagaimana menurut Abang...? salam, hdy - Original Message - From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Soal iklim bisnis yg kompetitif itu saja sependapat, bahwa hingga kini jabatan strategis di BUMN masih kental nuansa politisnya, karena untuk keperluan pendanaan proses politik. Dalam bayangan saya, civil society dlm sebuah demokrasi partisipatoris bisa dan berhak mengontrol kinerja BUMN ini, bagaimana proposalnya, tentu masih harus dimatangkan. Bagi saya masalahnya terletak pada kenyataan bahwa banyak BUMN masih bersifat monopolistis dan anti-kompetisi. Ketimbang kita repot mengontrol BUMN, lebih baik kita serahkan pada mekanisme kompetisi, sehingga akan terlihat ongkos bisnis sesungguhnya dari BUMN yang dimaksud. Konsumen pun akan beroleh harga yang lebih wajar serta punya pilihan. Selama BUMN masih bersembunyi dibalik monopoli dan anti-kompetisi - kita tidak pernah tahu berapa ongkos bisnis mereka sesungguhnya - dan kita juga tidak pernah tahu seberapa besar dari ongkos bisnis itu berbentuk ongkos politik dalam menyuap pejabat-pejabat negara dan anggota parlemen yang turut menyuburkan politik kotor. Kalau kita ingin meredam politik kotor - maka kita harus potong dari akarnya -- yaitu BUMN.
[Keuangan] Fw: (OOT) Cuti Bersama di Tiongkok
Dear netters, ada artikel bagus yg bisa diambil pelajarannya utk ekonomi kita. Salam, Petrus Minggu, 27 September 2009 , 12:46:00 Catatan Zainal Muttaqin Cuti Bersama di Tiongkok CUTI bersama pada saat Lebaran dan tahun baru mulai diterapkan sejak duet Susilo Bambang Yudhoyono ? Jusuf Kalla (SBY ? JK) memimpin negeri kita. Maksudnya, seperti yang pernah dijelaskan oleh JK, agar tidak ada lagi tradisi buruk pegawai negeri yang banyak mangkir, tidak masuk kerja, pada hari-hari pertama masuk kerja setelah Lebaran atau tahun baru. Maksud baik lainnya yang diinginkan adalah dapat direncanakannya transportasi Lebaran maupun tahun baru yang memadai, karena bisa dibuat prediksi angka minimal jumlah orang yang akan menggunakan transportasi umum. Untuk urusan ini boleh dibilang targetnya hampir tercapai, meskipun masih banyak kemacetan lalu lintas tidak bisa dihindari, karena jumlah pemilik kendaraan roda dua dan empat meningkat sangat tajam lima tahun terakhir ini. Maksud baik pertama itulah yang masih jadi masalah. Buktinya meskipun sudah diberi cuti bersama selama seminggu, masih saja ada pegawai negeri yang mangkir pada hari pertama masuk kerja setelah Lebaran tadi. Bahkan pada hari kedua juga masih ada yang mangkir. Maka cuti pun panjangnya jadi 10 hari karena nyambung dengan hari Sabtu dan Minggu, yang memang hari libur kerja. Cuti bersama model di negeri kita juga ada di Tiongkok. Biasanya diberlakukan pada saat hari raya Imlek yang jatuh di kisaran Januari, juga Peringatan Hari Buruh pada awal Mei dan Hari Kemerdekaan yang jatuh pada 1 Oktober. Jadi rakyat Tiongkok pada 1 Oktober nanti juga mendapatkan cuti bersama selama satu minggu. Pada saat cuti bersama ini semua instansi pemerintah dan sekolah diliburkan. Perusahaan-perusahaan swasta juga banyak yang ikut meliburkan pegawainya, kecuali toko swalayan dan perusahaan jasa perjalanan yang memang tetap buka. Beda yang sangat mencolok cuti bersama di negeri kita dengan di Tiongkok adalah: setelah cuti bersama itu semua pegawai pemerintah dan pelajar, juga pegawai perusahaan swasta yang mengikuti cuti bersama, masuk kerja terus sepanjang hari termasuk hari Sabtu dan Minggu, selama sebulan tidak ada liburnya, sebagai pengganti hari libur panjang yang telah digunakan untuk cuti bersama itu! Di Tiongkok hari Sabtu dan Minggu memang hari libur bagi semua pekerja maupun pelajar. Yang membuat saya kagum adalah, sekolah-sekolah di Tiongkok juga mewajibkan semua siswanya masuk sekolah pada hari Sabtu dan Minggu untuk mengejar ketinggalan pelajaran akibat libur panjang selama seminggu itu. Anak saya kebetulan sedang berkuliah di Shanghai University of Finance and Economic di Shanghai, kota dagang paling ramai di Tiongkok. Menurut anak saya, jika tidak masuk kuliah pada Sabtu dan Minggu setelah libur bersama itu, memang akan ketinggalan pelajaran sangat banyak. Risikonya: dijamin jeblok nilai ujiannya. Guru-guru di Tiongkok tampaknya memang punya tanggung jawab yang sangat besar terhadap hasil belajar anak didiknya. Pengalaman anak saya yang kuliah di sana, pada tahun pertama perkuliahan, dia sempat menghadapi banyak kesulitan menyerap pelajaran akuntansi dasar. Maka saya anjurkan dia untuk mengambil kursus privat kepada dosen yang mengajarkan, dengan penekanan bahwa semahal apapun biayanya akan saya penuhi. Jawaban si dosen sangat mengejutkan. ?Semua dosen di sini masih harus banyak belajar, tidak ada waktu untuk memberikan pelajaran kepada siswa yang menginginkan belajar di luar jam pelajaran resmi,? kata dosen-dosen di sana, sebagaimana ditirukan anak saya. Beruntung anak saya mendapatkan tetangga apartemen yang pegawai bank, orang Tiongkok yang baik hati. Sang tetangga memahami kesulitan yang dihadapi anak saya, dan dengan senang hati mau mengajari meski tanpa dibayar. Anak saya pun sekarang hampir tak memiliki kendala apapun dalam perkualiahannya, yang disampaikan dalam bahasa mandarin. Wahai pembaca yang berbahagia. Lain lubuk lain ikannya, lain ladang lain pula belalangnya. Tetapi hendaknya kita ketahui, Tiongkok menjadi sangat pesat kemajuan ekonominya karena semua pegawai negerinya adalah pekerja yang tidak boleh mangkir, juga guru-guru sekolahnya pun punya tanggung jawab mengajar yang sangat tinggi. Boleh jadi karena itu pulalah, orang Islam sejak ratusan tahun yang silam sudah dianjurkan: tuntutlah ilmu sampai ke negeri China, yang orang kita menyebutnya Tiongkok. Hou ma? (z...@kaltimpost.net) http://www.kaltimpost.web.id/index.php?mib=berita.detailid=39870 -- The information contained in this communication is intended solely for the use of the individual or entity to whom it is addressed and others authorized to receive it. It may contain confidential or legally privileged information. If you are not the intended recipient you are hereby notified that any disclosure, copying, distribution or taking any action in
Re: [Keuangan] Sistem Informasi Akuntansi : Penerapan di NKRI
Mungkin kalau kita pisahkan antara sistem dengan aplikasi, kita baru bisa tahu perbedaannya Pak. Saya sendiri lebih suka sistem adalah kehidupan Pak. Sistem tidak pernah diatas kertas. Fully support hanya didapat dari Top Level unit yang berkepentingan. Sedangkan dari Low Level adalah 99,9% menolak. Change behavior akan menyebabkan stagnan yang berkepanjangan, minimal akan terjadi penurunan profit perusahaan dalam 2 tahun setelah diimplementasikan. Kalau saya melihat SAP ORACLE adalah aplikasi yang memiliki sistem didalamnya. Sebuah hal baku yang digunakan untuk menyusun sebuah alur yang terintegrasi dalam teknologi informasi yang dapat menghasilkan SIM dan SIA sekaligus. Sekarang pertanyaan saya adalah apakah kita mampu menciptakan Enterprise Resources Planning kalau kita sendiri tidak berubah? Tools dapat dibeli, tapi SDM ngga bisa dibeli. Satu yang saya rasakan selama jadi warga negara Indonesia. Dari kecil sampai sekarang, saya belum pernah melihat perubahan pada : 1. Naik dan Turun kendaraan umum adalah pada halte yang telah disediakan, sampai sekarang saya selalu melihat ada dan banyak orang yang naik turun kendaraan umum dengan membahayakan dirinya dan orang lain. 2. Dilarang berhenti dan parkir ditempat yang diberikan rambu larangan. Di Pasar genjing di jalan pramuka, ada lambang dilarang berhenti, tapi saya malah melihat jejeran parkiran mobil didepan rambu larangan. 3. Nyalakan lampu besar anda disiang hari saat anda mengendarai kendaraan bermotor. Metromini, Kopaja, Mikrolet dan Bajaj ngga pernah menggunakan sen saat ingin menepikan kendaraannya. 4. Setiap kendaraan harus layak jalan dan dilengkapi oleh seluruh perlengkapan keselamatan lalu lintas, sampai sekarang saya belum pernah melihat kendaraan umum sebaik dan senyaman Shuttle Kuningan dan Busway. 5. Setiap kendaraan harus uji emisi untuk menjaga kesehatan bersama. Saya belum pernah melihat kendaraan umum yang bersih dari polusi. Hal-hal kecil yang menurut saya sangat penting, tapi mungkin untuk beberapa orang dianggap ngga penting. Dimana Sistem yang didukung oleh peraturan? Ngga guna, mohon maaf saya menggunakan ilustrasi yang terlihat OOT, tapi sebenernya itu berkaitan erat dengan sistem, dimana proses terkecil harus diangkat untuk di verifikasi. Salam, Winarto Sugondo 2009/10/16 Gianto Setiadi giantoseti...@gmail.com Ya pak, semua system harus mendapatkan support yang penuh dari top management. System yang bagus diatas kertas belum tentu bagus dalam implementasi, dibutuhkan full support dari atas dan acceptance dari bawah. Dalam implementasi system diperlukan change behavior, dan seluruh member dari organisasi tersebut harus mau berubah karena kalau kita tetap menggunakan behavior yang lama untuk menjalankan suatu system modern seperti SAP maka implementasinya akan sulit. BR, Gianto Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: winarto sugondo sugondo.wina...@gmail.com Date: Thu, 15 Oct 2009 23:19:44 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Sistem Informasi Akuntansi : Penerapan di NKRI Kira-kira berapa persen kesuksesan ERP Pak? SIA itu apa sih Pak? kalau menurut saya, kalau ngga ada supporting yang sangat keras dari Direksi, SIA hanya akan sia-sia. Dan kultur di kita adalah selalu menolak perubahan karena merasa diri sendiri adalah yang terbaik. Hanya pendapat sih. Salam, Winarto Sugondo 2009/10/14 herisetiono004 herisetiono...@yahoo.com.sg --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia% 40yahoogroups.com, Wing Wahyu Winarno masw...@... wrote: Itupun saya masih melihat banyak kekurangan. Kalau SIA diterapkan dengan baik, mestinya customer bisa membayar dengan mudah, misalnya melalui Internet/SMS banking (itu contoh bagus). Tapi masih banyak PT/Univ yg memaksa mhs-nya membayar SPP dengan sekali bayar. Mengapa tagihan Rp1juta harus dibayar Rp1juta? Mengapa tidak boleh dibayar Rp200rb+300rb+Rp400rb+100rb? Mengapa tagihan listrik Rp517rb harus saya bayar pas segitu (ada spanduknya: bayarlah dgn uang pas)? Bukankah saya bayar Rp550rb boleh saja tanpa perlu dikembalikan sekarang, tapi utk perhitungan bulan depan? Saya sdh mengalami hal ini ketika hidup di AS thn 1990-an :-) Setahu saya implementasi Sistem Informasi di Perguruan Tinggi terus berkembang dengan baik Pak. Mungkin masih perlu waktu ya Pak karena kan tergantung modal dan perubahan sistem yang berbeda beda tiap universitasnya. Saya masih ingat dahulu untuk kuliah S2 di akhir pekan saya harus berjuang ke pusat kota di Jakarta untuk kuliah, istri saya tahun lalu kuliahnya cukup dengan sistem online sudah bisa berinteraksi dengan dosen dan teman teman kuliahnya dan cukup sebulan sekali ke pusat kota. Demikian juga pembayaran pajak kendaraan, mengapa tidak dapat dilakukan dari daerah lain? (Katanya sudah ada Persatuan Indonesia yg Pancasilanya kita diskusikan bbrp hari yll?) Mengapa pelaporan pajak
Re: [Keuangan] Sistem Informasi Akuntansi : Penerapan di NKRI
System terdiri atas sub-sub system yang berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. System aplikasi dan orang adalah bagian dari suatu system, akan tetapi menurut saya faktor orang sangatlah dominan dalam keberhasilan suatu system mencapai tujuan. Saya sepakat bahwa penolakan dari orang terhadap suatu system baru akan cukup besar, terlebih karena system baru cenderung dirasa menyulitkan dia. Saya masih ingat.pada waktu tahun 80an ketika system komputer mulai digunakan di bagian pembukuan perusahaan. Kami yang bekerja di bagian pembukuan ketika itu langsung menolak karena kehadiran benda ajaib tersebut akan merebut lahan kerja kita dan juga kami harus belajar bagaimana caranya menggunakan benda tersebut. Namun karena support dari top management kami sangat besar dengan mengadakan training untuk menggunakan benda ajaib tersebut, alhasil benda ajaib berikut program aplikasi sederhana pada waktu itu akhirnya menjadi bagian yang penting dalam menunjang pekerjaan di bagian pembukuan. Training telah merubah perilaku kami dan training telah membuka cara pandang kami yang tadinya sempit. Jelas disini bahwa system bisa jalan dengan baik karena ada support dari top management dan acceptance dari bawah. System tanpa support dari top management kadang sering kandas di perjalanan. Akan sangat disayangkan apabila suatu system yang sudah dibayar mahal kandas di perjalanan karena tidak mendapatkan full support dari top management. Acceptance dari bawah tidak akan datang begitu saja, akan tetapi dibutuhkan perubahan perilaku dari orang2 yang terlibat dalam system tersebut. Kalau perilaku tidak berubah maka saya rasa acceptance tidak akan pernah ada. Totally saya agree kalau implementasi system memerlukan cost yang besar baik karena terjadinya penurunan kinerja ketika implementasi dimulai, initial dan operasional cost yang besar. Anggaplah ini adalah suatu investasi jangka panjang dimana kemudian kita juga akan mendapatkan return on investment ketika system tersebut sudah on the right track. BR, Gianto Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: winarto sugondo sugondo.wina...@gmail.com Date: Fri, 16 Oct 2009 22:16:25 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Sistem Informasi Akuntansi : Penerapan di NKRI Mungkin kalau kita pisahkan antara sistem dengan aplikasi, kita baru bisa tahu perbedaannya Pak. Saya sendiri lebih suka sistem adalah kehidupan Pak. Sistem tidak pernah diatas kertas. Fully support hanya didapat dari Top Level unit yang berkepentingan. Sedangkan dari Low Level adalah 99,9% menolak. Change behavior akan menyebabkan stagnan yang berkepanjangan, minimal akan terjadi penurunan profit perusahaan dalam 2 tahun setelah diimplementasikan. Kalau saya melihat SAP ORACLE adalah aplikasi yang memiliki sistem didalamnya. Sebuah hal baku yang digunakan untuk menyusun sebuah alur yang terintegrasi dalam teknologi informasi yang dapat menghasilkan SIM dan SIA sekaligus. Sekarang pertanyaan saya adalah apakah kita mampu menciptakan Enterprise Resources Planning kalau kita sendiri tidak berubah? Tools dapat dibeli, tapi SDM ngga bisa dibeli. Satu yang saya rasakan selama jadi warga negara Indonesia. Dari kecil sampai sekarang, saya belum pernah melihat perubahan pada : 1. Naik dan Turun kendaraan umum adalah pada halte yang telah disediakan, sampai sekarang saya selalu melihat ada dan banyak orang yang naik turun kendaraan umum dengan membahayakan dirinya dan orang lain. 2. Dilarang berhenti dan parkir ditempat yang diberikan rambu larangan. Di Pasar genjing di jalan pramuka, ada lambang dilarang berhenti, tapi saya malah melihat jejeran parkiran mobil didepan rambu larangan. 3. Nyalakan lampu besar anda disiang hari saat anda mengendarai kendaraan bermotor. Metromini, Kopaja, Mikrolet dan Bajaj ngga pernah menggunakan sen saat ingin menepikan kendaraannya. 4. Setiap kendaraan harus layak jalan dan dilengkapi oleh seluruh perlengkapan keselamatan lalu lintas, sampai sekarang saya belum pernah melihat kendaraan umum sebaik dan senyaman Shuttle Kuningan dan Busway. 5. Setiap kendaraan harus uji emisi untuk menjaga kesehatan bersama. Saya belum pernah melihat kendaraan umum yang bersih dari polusi. Hal-hal kecil yang menurut saya sangat penting, tapi mungkin untuk beberapa orang dianggap ngga penting. Dimana Sistem yang didukung oleh peraturan? Ngga guna, mohon maaf saya menggunakan ilustrasi yang terlihat OOT, tapi sebenernya itu berkaitan erat dengan sistem, dimana proses terkecil harus diangkat untuk di verifikasi. Salam, Winarto Sugondo 2009/10/16 Gianto Setiadi giantoseti...@gmail.com Ya pak, semua system harus mendapatkan support yang penuh dari top management. System yang bagus diatas kertas belum tentu bagus dalam implementasi, dibutuhkan full support dari atas dan acceptance dari bawah. Dalam implementasi system diperlukan change behavior, dan seluruh member dari organisasi tersebut