Re: [Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30%
maaf nimbrung, setahu saya NPL bank konvensional per Mei 2009 di posisi 4,7% (bukannya 4,11%), sedangkan NPF bank syariah berada di posisi 4,77%. artinya, pada kondisi sekarang, baik bank umum maupun syariah sama-sama di posisi sulit, sama seperti debitur keduanya yang juga tercekik krisis. namun sesuai dengan law of diminishing, bisa dibayangkan besarnya nilai kredit bank umum yang buruk, dibandingkan dengan pembiayaan syariah yang bermasalah. dan setelah ketahuan rasio jumlah debitur bermasalah (penyumbang NPL) dibandingkan dengan debitur sehat di kedua industri tersebut, barulah bisa disimpulkan mana dari keduanya yang memiliki seleksi kredit buruk. salam, *rif --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: oom poltak benar, ketika sudah ditahapan NPL bank syariah yg dari hari ke hari makin tinggi, tiba tiba pendekar syariah pada diam dan tidak meneruskan bahasannya. kenapa yah ? * sambil berpikir, oh ternyata strategi aktif management/strategi netralisasi resiko yg membuat imbal hasil yg disyaratkan oleh bank syariah jadi tinggi. pantesan rate buat kredit rumah pakai skema cost plus/murabahah nya kok tinggi sekali * 2009/7/22 Poltak Hotradero hotrad...@...: At 08:51 AM 7/22/2009, you wrote: kan ada yang disebut dengan law of diminishing returns semakin membesar skala suatu ekonomi - maka returnnya akan semakin mengecil. jadi ukuran pertumbuhan 30% tadi semata-mata karena basis-nya memang masih sangat kecil (Asset Rp. 56T dibandingkan dengan total sistem perbankan kita yang memiliki aset Rp. 2309T). Coba kita andaikan tahun depan masing-masing asset meningkat Rp. 10 Trilyun - maka asset perbankan syariah akan disebut bertumbuh 17% - sementara untuk perbankan konvensional akan bertumbuh 0,4%. Yang mungkin perlu diperhatikan justru masalah di NPL (non performing loan) - di mana kredit bermasalah di perbankan syariah mencapai 4,77%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan angka di perbankan konvensional, yaitu 4,14%. Ini berarti debitur di perbankan syariah yang dianggap selektif - ternyata memiliki masalah serius soal kualitas kredit yang berada dalam posisi lebih tinggi kendati masih ketinggalan jauh dalam soal ukuran aset. Secara tidak langsung, ini juga berarti perbankan syariah memiliki aspek resiko yang jauh lebih tinggi daripada perbankan konvensional. Dan sebagaimana kita ketahui, resiko yang lebih tinggi harus dikompensasi oleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi (atau cost lebih rendah). Dan ini berarti tingkat bunga (atau bagi hasil atau apapun) dari perbankan syariah akan berada pada posisi yang lebih tinggi dibanding perbankan konvensional ATAU tingkat return dari penabung akan berada pada posisi lebih rendah ketimbang di bank konvensional. Salah satu pihak menjadi untung dengan beban terhadap pihak lain...
Re: [Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30%
dan perlu juga dilihat secara lebih komprehensif tidak hanya NPL/NPF saja. Lihat juga misalnya rasio LDR/FDR, kalo diperhatikan rasio ini untuk Islamic Bank (IB) pasti selalu jauh diatas rata-rata rasio milik bank konvensional. Artinya DPK IB relatif optimal tersalurkan ke pembiayaan, dengan kata lain mampu menggerakkan sektor riil. tidak hanya ngendon di SBI or SUN/obligasi. Fungsi intermediasi IB mampu dijalankan dengan baik, sebagai perantara unit yg kelebihan dan kekurangan dana. Dengan kata lain seandainya suatu saat rasio NPL nya IB lebih besar dari bank konvensional saya kira itu semata-mata konsekuensi logis dari resiko yang lebih besar dihadapi oleh IB dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor riil, apalagi dalam kondisi ekonomi yg seperti saat ini/krisis ekonomi global. --- On Thu, 23/7/09, arif gunawan debuk...@yahoo.com wrote: From: arif gunawan debuk...@yahoo.com Subject: Re: [Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30% To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Thursday, 23 July, 2009, 12:38 PM maaf nimbrung, setahu saya NPL bank konvensional per Mei 2009 di posisi 4,7% (bukannya 4,11%), sedangkan NPF bank syariah berada di posisi 4,77%. artinya, pada kondisi sekarang, baik bank umum maupun syariah sama-sama di posisi sulit, sama seperti debitur keduanya yang juga tercekik krisis. namun sesuai dengan law of diminishing, bisa dibayangkan besarnya nilai kredit bank umum yang buruk, dibandingkan dengan pembiayaan syariah yang bermasalah. dan setelah ketahuan rasio jumlah debitur bermasalah (penyumbang NPL) dibandingkan dengan debitur sehat di kedua industri tersebut, barulah bisa disimpulkan mana dari keduanya yang memiliki seleksi kredit buruk. salam, *rif [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30%
At 12:23 PM 7/22/2009, you wrote: --- In mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: oom poltak benar, ketika sudah ditahapan NPL bank syariah yg dari hari ke hari makin tinggi, tiba tiba pendekar syariah pada diam dan tidak meneruskan bahasannya. Masalah ini sudah pernah di bahas juga kok oleh ahli bank syariah, penyebabnya adalah melemahnya nilai tukar rupiah. Mas Heri, Memangnya berapa persen kredit bank syariah disalurkan dalam mata uang asing? Lalu mengapa nilai tukar rupiah yang disalahkan? Apakah kalau rupiah menguat kualiatas kredit bank syariah pasti langsung jadi bagus? Melihat bahwa bagian terbesar dari kredit bank syariah disalurkan dalam skema Kredit Modal Kerja (53%), dan melihat bahwa bagian terbesar pembiayaan adalah untuk Usaha Kecil dan Menengah (75%) - maka saya jadi lebih heran lagi... mengapa kredit modal kerja harus terpengaruh oleh nilai tukar? Terlebih bahwa bagian terbesar dari pembiayaan syariah adalah untuk pembiayaan bisnis (business services). Seberapa besar sih eksposure UKM terhadap mata uang asing terkait business services? Di level Bank Pembiayaan Rakyat Syariah angka NPL-nya malah lebih tinggi daripada Bank Umum Syariah, yaitu sebesar 8,22% - dan secara tahunan sejak tahun 2005 tidak pernah lebih rendah dari 8,1%. Ada apa sih sebenarnya? (Masak sih angka NPL yang tinggi di BPR Syariah masih juga mau menyalahkan nilai tukar???) Ini berita selengkapnya dari inilah dotcom Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah perbankan syariah bisa mencapai 3,5% hingga 4%� hingga akhir 2008. Kondisi ini merupakan lampu kuning karena kecenderunganya bakal terus naik. Dalam parameter perbankan syariah, NPL 3,5 persen�hingga 4 persen patut diwaspadai. Pasalnya, jika NPL berada pada level itu, kecenderungannya akan terus naik hingga melebihi 5% dan kategorinya adalah lampu merah, ujar Kepala Divisi Penelitian dan Manajemen Proyek Karim Business Consulting (KBC) Alfi Wijaya, di Jakarta, Selasa (16/12/2008). Terus melemahnya nilai tukar rupiah dituding menjadi penyebab NPL perbankan syariah lebih tinggi diatas rata-rata perbankan konvensional. Bagi kreditur besar, kondisi ini menghambat ekspansi bisnis mereka, ujar Alfi seperti dikutip Inilah.com. Di sisi lain, Loan to Deposit Ratio (LDR) di perbankan syariah sampai akhir tahun relatif masih tinggi hingga kisaran 110-120%. LDR merupakan rasio antara pinjaman terhadap dana pihak ketiga. Perbankan syariah juga diminta lebih hati-hati menyikapi LDR ini karena penghitungan di bank syariah tidak sama dengan bank konvensional. Akibatnya, risiko perbankan syariah pun masih cukup tinggi. LDR di perbankan konvensional hanya 60 persen. Dalam perspektif intermediasi, perbankan syariah lebih bagus karena rata-rata LDR di perbankan syariah di atas 100 persen, karena semua dana yang dihimpun berhasil disalurkan. Guna mengantisipasi sulitnya likuiditas perbankan Syariah, pekan lalu BI sudah menerbitkan Peraturan BI (PBI) tentang Operasi Moneter Syariah (OMS). Itu bisa menjadi penolong kejadian luar biasa, seperti kesulitan likuiditas. OMS bisa meringankan risiko itu, kata Alfi. OMS merupakan pelaksanaan kebijakan moneter dalam rangka pengendalian melalui kegiatan operasi pasar terbuka dan penyediaan standing facilities berdasarkan prinsip syariah.
Re: [Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30%
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero hotrad...@... wrote: Mas Heri, Memangnya berapa persen kredit bank syariah disalurkan dalam mata uang asing? Lalu mengapa nilai tukar rupiah yang disalahkan? Apakah kalau rupiah menguat kualiatas kredit bank syariah pasti langsung jadi bagus? Melihat bahwa bagian terbesar dari kredit bank syariah disalurkan dalam skema Kredit Modal Kerja (53%), dan melihat bahwa bagian terbesar pembiayaan adalah untuk Usaha Kecil dan Menengah (75%) - maka saya jadi lebih heran lagi... mengapa kredit modal kerja harus terpengaruh oleh nilai tukar? Terlebih bahwa bagian terbesar dari pembiayaan syariah adalah untuk pembiayaan bisnis (business services). Seberapa besar sih eksposure UKM terhadap mata uang asing terkait business services? Di level Bank Pembiayaan Rakyat Syariah angka NPL-nya malah lebih tinggi daripada Bank Umum Syariah, yaitu sebesar 8,22% - dan secara tahunan sejak tahun 2005 tidak pernah lebih rendah dari 8,1%. Ada apa sih sebenarnya? (Masak sih angka NPL yang tinggi di BPR Syariah masih juga mau menyalahkan nilai tukar???) Note : Barangkali yang dibiayai bank bank syariah adalah pengusaha pengusaha kecil yang banyak menggunakan produk barang jadi import misalkan pengusaha mainan anak, pakaian jadi dari RRC ataupun produk produk lokal yang berbahan baku import.
[Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30%
Siapa bilang bisnis bank syariah tidak menggiurkan :-) Dari Bisnis Indonesia JAKARTA: Aset perbankan syariah sampai dengan Juni menyentuh Rp56 triliun atau tumbuh 30% dari posisi periode yang sama tahun lalu seiring dengan pembiayaan yang ekspansif dan masuknya sejumlah pemain baru. Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia Ramzi A Zuhdi menuturkan aset perbankan syariah pada semester I/2009 tumbuh 30% menjadi Rp56 triliun berkat perkembangan pembiayaan dan masuknya bank syariah baru. Kami masih yakin aset perbankan syariah sampai akhir tahun ini bisa mencapai Rp65 triliun yang didorong baik oleh peningkatan bisnis maupun munculnya bank umum syariah baru yang tahun ini akan bertambah sebanyak lima bank, ujarnya di Jakarta pekan lalu. Ramzi menjelaskan pertumbuhan perbankan syariah dari sisi bisnis terlihat dari penyaluran pembiayaan ataupun dana pihak ketiga yang meningkat dalam kisaran 25%-30% di tengah melambatnya industri perbankan. Berdasarkan data Bank Indonesia per Mei, ekspansi pembiayaan masih dapat tumbuh 26,11% dari level pada bulan yang sama 2008 lalu yang masih Rp32,29 triliun menjadi Rp40,72 triliun. Kucuran pembiayaan terbesar disalurkan ke sektor produktif khususnya sektor usaha kecil menengah yang menyerap sebesar Rp29,22 triliun atau menyumbang 72% terhadap total pembiayaan.
Re: [Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30%
Berapa persen pangsa perbankan nasional? Kalo masih kurang dari 5% ya marginal namanya Bank syariah bisa tumbuh karena mendompleng kebesaran nama induknya, misalnya BSM, BRI Syariah, BNI Syartiah, Danamon Syariah, menyusul BCA Syariah.artinya secara global ini hanya strategi diversifikasi dari induk. Karena masih 5% kurang, maka masih blm merupakan prioritas pengembangan dari induk, hanya sekedar...ibarat supermarket ya jualan A-Z. Banks syariah yang ngak punya induk bank...ya ngak kemana2...kebenaran cuma satu BMI Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: herisetiono004 herisetiono...@yahoo.com.sg Date: Wed, 22 Jul 2009 01:51:40 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: [Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30% Siapa bilang bisnis bank syariah tidak menggiurkan :-) Dari Bisnis Indonesia JAKARTA: Aset perbankan syariah sampai dengan Juni menyentuh Rp56 triliun atau tumbuh 30% dari posisi periode yang sama tahun lalu seiring dengan pembiayaan yang ekspansif dan masuknya sejumlah pemain baru. Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia Ramzi A Zuhdi menuturkan aset perbankan syariah pada semester I/2009 tumbuh 30% menjadi Rp56 triliun berkat perkembangan pembiayaan dan masuknya bank syariah baru. Kami masih yakin aset perbankan syariah sampai akhir tahun ini bisa mencapai Rp65 triliun yang didorong baik oleh peningkatan bisnis maupun munculnya bank umum syariah baru yang tahun ini akan bertambah sebanyak lima bank, ujarnya di Jakarta pekan lalu. Ramzi menjelaskan pertumbuhan perbankan syariah dari sisi bisnis terlihat dari penyaluran pembiayaan ataupun dana pihak ketiga yang meningkat dalam kisaran 25%-30% di tengah melambatnya industri perbankan. Berdasarkan data Bank Indonesia per Mei, ekspansi pembiayaan masih dapat tumbuh 26,11% dari level pada bulan yang sama 2008 lalu yang masih Rp32,29 triliun menjadi Rp40,72 triliun. Kucuran pembiayaan terbesar disalurkan ke sektor produktif khususnya sektor usaha kecil menengah yang menyerap sebesar Rp29,22 triliun atau menyumbang 72% terhadap total pembiayaan. [Non-text portions of this message have been removed] = Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 = Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas. = Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnyaYahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30%
At 08:51 AM 7/22/2009, you wrote: kan ada yang disebut dengan law of diminishing returns semakin membesar skala suatu ekonomi - maka returnnya akan semakin mengecil. jadi ukuran pertumbuhan 30% tadi semata-mata karena basis-nya memang masih sangat kecil (Asset Rp. 56T dibandingkan dengan total sistem perbankan kita yang memiliki aset Rp. 2309T). Coba kita andaikan tahun depan masing-masing asset meningkat Rp. 10 Trilyun - maka asset perbankan syariah akan disebut bertumbuh 17% - sementara untuk perbankan konvensional akan bertumbuh 0,4%. Yang mungkin perlu diperhatikan justru masalah di NPL (non performing loan) - di mana kredit bermasalah di perbankan syariah mencapai 4,77%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan angka di perbankan konvensional, yaitu 4,14%. Ini berarti debitur di perbankan syariah yang dianggap selektif - ternyata memiliki masalah serius soal kualitas kredit yang berada dalam posisi lebih tinggi kendati masih ketinggalan jauh dalam soal ukuran aset. Secara tidak langsung, ini juga berarti perbankan syariah memiliki aspek resiko yang jauh lebih tinggi daripada perbankan konvensional. Dan sebagaimana kita ketahui, resiko yang lebih tinggi harus dikompensasi oleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi (atau cost lebih rendah). Dan ini berarti tingkat bunga (atau bagi hasil atau apapun) dari perbankan syariah akan berada pada posisi yang lebih tinggi dibanding perbankan konvensional ATAU tingkat return dari penabung akan berada pada posisi lebih rendah ketimbang di bank konvensional. Salah satu pihak menjadi untung dengan beban terhadap pihak lain... Siapa bilang bisnis bank syariah tidak menggiurkan :-) Dari Bisnis Indonesia JAKARTA: Aset perbankan syariah sampai dengan Juni menyentuh Rp56 triliun atau tumbuh 30% dari posisi periode yang sama tahun lalu seiring dengan pembiayaan yang ekspansif dan masuknya sejumlah pemain baru. Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia Ramzi A Zuhdi menuturkan aset perbankan syariah pada semester I/2009 tumbuh 30% menjadi Rp56 triliun berkat perkembangan pembiayaan dan masuknya bank syariah baru. Kami masih yakin aset perbankan syariah sampai akhir tahun ini bisa mencapai Rp65 triliun yang didorong baik oleh peningkatan bisnis maupun munculnya bank umum syariah baru yang tahun ini akan bertambah sebanyak lima bank, ujarnya di Jakarta pekan lalu. Ramzi menjelaskan pertumbuhan perbankan syariah dari sisi bisnis terlihat dari penyaluran pembiayaan ataupun dana pihak ketiga yang meningkat dalam kisaran 25%-30% di tengah melambatnya industri perbankan. Berdasarkan data Bank Indonesia per Mei, ekspansi pembiayaan masih dapat tumbuh 26,11% dari level pada bulan yang sama 2008 lalu yang masih Rp32,29 triliun menjadi Rp40,72 triliun. Kucuran pembiayaan terbesar disalurkan ke sektor produktif khususnya sektor usaha kecil menengah yang menyerap sebesar Rp29,22 triliun atau menyumbang 72% terhadap total pembiayaan.
Re: [Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30%
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: oom poltak benar, ketika sudah ditahapan NPL bank syariah yg dari hari ke hari makin tinggi, tiba tiba pendekar syariah pada diam dan tidak meneruskan bahasannya. Masalah ini sudah pernah di bahas juga kok oleh ahli bank syariah, penyebabnya adalah melemahnya nilai tukar rupiah. Ini berita selengkapnya dari inilah dotcom Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah perbankan syariah bisa mencapai 3,5% hingga 4%� hingga akhir 2008. Kondisi ini merupakan lampu kuning karena kecenderunganya bakal terus naik. Dalam parameter perbankan syariah, NPL 3,5 persen�hingga 4 persen patut diwaspadai. Pasalnya, jika NPL berada pada level itu, kecenderungannya akan terus naik hingga melebihi 5% dan kategorinya adalah lampu merah, ujar Kepala Divisi Penelitian dan Manajemen Proyek Karim Business Consulting (KBC) Alfi Wijaya, di Jakarta, Selasa (16/12/2008). Terus melemahnya nilai tukar rupiah dituding menjadi penyebab NPL perbankan syariah lebih tinggi diatas rata-rata perbankan konvensional. Bagi kreditur besar, kondisi ini menghambat ekspansi bisnis mereka, ujar Alfi seperti dikutip Inilah.com. Di sisi lain, Loan to Deposit Ratio (LDR) di perbankan syariah sampai akhir tahun relatif masih tinggi hingga kisaran 110-120%. LDR merupakan rasio antara pinjaman terhadap dana pihak ketiga. Perbankan syariah juga diminta lebih hati-hati menyikapi LDR ini karena penghitungan di bank syariah tidak sama dengan bank konvensional. Akibatnya, risiko perbankan syariah pun masih cukup tinggi. LDR di perbankan konvensional hanya 60 persen. Dalam perspektif intermediasi, perbankan syariah lebih bagus karena rata-rata LDR di perbankan syariah di atas 100 persen, karena semua dana yang dihimpun berhasil disalurkan. Guna mengantisipasi sulitnya likuiditas perbankan Syariah, pekan lalu BI sudah menerbitkan Peraturan BI (PBI) tentang Operasi Moneter Syariah (OMS). Itu bisa menjadi penolong kejadian luar biasa, seperti kesulitan likuiditas. OMS bisa meringankan risiko itu, kata Alfi. OMS merupakan pelaksanaan kebijakan moneter dalam rangka pengendalian melalui kegiatan operasi pasar terbuka dan penyediaan standing facilities berdasarkan prinsip syariah.