--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, arianro pantun daud 
<arianro...@...> wrote:
>
> Kalau depresiasinya rupiahnya sehat sebenarnya cukup banyak yang diuntungkan
> tidak hanya spekulan, petanipun mendapat keuntungan dari hal ini. Dengan
> turunnya nilai mata uang maka tentu ada komoditas kita yang mempunyai daya
> saing lebih baik, proyek2 yang dahulu secara ekonomi tidak menguntungkan
> sekarang mungkin menjadi visible dan lainnya.
> 
> Rgds,
> Arianro
> 


Logika eksport itu kan senbenarnya sederhana saja. Kalau anda jualan ke luar 
negeri senilai 1 juta US $ dan anda nggak butuh dolar karena segala biaya 
operasional dan belanja anda dalam rupiah maka otomatis rupiahnya jadi cadangan 
devisa. Karena yang anda butuhkan rupiah dan dolarnya boleh disimpen sama yang 
nerbitkan rupiah.

Naik turunnya kurs tidak berpengaruh terhadap pendapatan negara yang 1 juta US 
$ tadi malah yang terjadi pembeli diluar negeri malah minta harga diturunkan 
dari 1 juta US $ karena kurs tadi, ia hanya berpengaruh terhadap pengupahan 
yang lebih rendah karena tadinya 1 juta  x 9000 = 9 Milyar rupiah menjadi 12 
Milyar rupiah dengan kurs 12.000. Dan pada akhirnya akan menaikkan upah 
sehingga daya beli orang-orang yang terlibat pada kegiatan eksport tersebut 
kembali ke angka normal atau angka sebelumnya.

Jadi jelas bahwa paradigma yang didengungkan selama ini kurs murah untuk 
meningkatkan daya saing sebenarnya adalah proses pembodohan oleh orde baru yang 
nggak mampu menahan nilai rupiah.

Salam

RM






Kirim email ke