[Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?

2010-07-28 Terurut Topik oka
Memang soal kemacetan di Jakarta jadi merambah kemana2. Asal mulanya kalo ngak 
salah inget, adalah komplen soal pengawalnya pak Presiden dan pejabat2 atau sok 
pejabat yang selalu pakai voreider...ditengah kemacetantiba2 issue 
pemindahan ibukota dan pembatasan sepeda motor juga mengemuka.

Saya sih skeptis lah...WWCS palinganapasih yg di Jakarta ngak diatur tapi 
tak dilaksanakan? mulai larangan buang sampah sembarangan sampai larangan 
merokok dimuka umum? wong tanda verboden aja dilanggar, polisi dan Dishub ngak 
bisa ngapa-ngapain

Pembatasan sepeda motor berpotensi memicu kecemburuan dan kerawanan 
sosialsaya kira tak akan nyaman orang yg menggunakan mobil, ketika ada 
orang yang cuma mampu naik motor tapi ngak boleh...

Dari sisi ekonomi jelas kok, mekanisme demand supply, incentive disincentive yg 
harus dipakaimisalnya motor atau mobil tak boleh beli premium...saya kira 
dengan sendirinya speda motor berkurang...alternatif lain meningkatkan pajak 
kendaraan...sensitivitas pengendara motor terhadap kenaikan pajak tentu lebih 
tinggi dari pemilik mobil dst dst...




Pertumbuhan Kendaraan di Jakarta Capai 1.172 per Hari   
Rabu, 28 Juli 2010 | 17:02 WIB
Besar Kecil Normal   Kemacetan di kawasan Sudirman. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Udar Pristono 
menyampaikan pertumbuhan kendaraan baik roda dua atau empat di ibukota mencapai 
1.172 unit per harinya. Sebanyak 186 unit kendaraan roda dua dan 986 unit 
kendaraan roda dua terdaftar di Dinas Perhubungan Jakarta tiap harinya. 

Menurut Udar, hingga kini jumlah total kendaraan di Jakarta mencapai 6,7 juta 
unit. 2,4 juta unit roda empat dan 4,3 juta unit roda dua, ujarnya sore ini.

Atas dasar itu, pihaknya membuat kajian komprehensif untuk mengendalikan 
persebaran motor di jalan. Apakah kran ini di setop, dibuka terus atau 
difilter, ujarnya.

Upaya yang sudah dilakukan Dinas Perhubungan DKI, kata Udar, adalah dengan 
memposisikan motor di jalur lambat di sejumlah jalan protokol. Selain 
mengurangi macet juga untuk menghindari kecelakaan. 

Rencana pembatasan peredaran motor yang sedang dikaji pihaknya juga didasari 
atas pertumbuhan jalan yang lelet di Jakarta. Cuma 0,01 per tahun, kata Udar. 
Uji coba pembatasan motor ini rencananya akan dilakukan di rute Blok M-Kota 
pada jam-jam sibuk.

Dengan pembatasan motor ini, Udar berjanji akan mengkompensasi angkutan publik 
dengan layanan yang lebih baik. Untuk itu, pada Senin mendatang (2/8) akan 
dilakukan sterilisasi jalur Transjakarta. 

Mudah-mudahan dengan meningkatnya pelayanan Transjakarta, masyarakat akan 
beralih ke angkutan publik, ujarnya.






Re: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?

2010-07-28 Terurut Topik winarto sugondo
Sebenernya kemacetan di Jakarta bisa diatasi dengan mudah, yaitu Mulailah
menghargai pengguna jalan lain sebagai ayah, ibu, adik, kakak, dan saudara
kita sendiri

Jangan memotong jalur di jalur antrian lalin.
Jangan memotong jalur disaat kondisi rapat.
Nyalakan sign lamp 5-10 detik sebelum pindah jalur
dan satu yang paling penting
PERGILAH LEBIH PAGI KALAU TAKUT MASUK KERJA TERLAMBAT

Kendaraan umum mah sudah dari tahun 70-an sejak berkibarnya PPD sudah
semerawut, ingat tahun 80-an terminal di lapangan banteng dipindahkan?

Kalau petugas lapangan tidak tegas, maka Jakarta akan dibuat malu oleh
mereka-mereka yang tidak bisa menghargai orang lain sesama pemakai jalan
raya.

Kalau saya prinsipnya di jalan DIA JUGA PEMBAYAR PAJAK BRO

Semoga ngga terlalu pusing mikirin Motor. Saya seorang Biker, dan saya orang
yang pasti akan menentang ketentuan larangan pengendara sepeda motor,
kecuali negara memberikan saya PTKP tambahan dan benefit in cash setiap
bulannya. Saya naik motor hanya habis 50 ribu seminggu jarak 600 KM PP,
apakah saya telah menyia-nyiakan BBM bersubsidi? Dengan bangga saya jawab
tidak. Saya naik motor karena saya tidak mau naik mobil. Saya naik motor
karena saya tidak percaya pada keamanan di dalam kendaraan umum. Dan satu
yang paling penting.saya naik motor agar dapat menambah uang harian
keluarga saya mengingat harga cabai lebih pedas daripada rasanya. Apakah
cabai di-dump di Malaysia?

Salam,


Winarto Sugondo

2010/7/28 Wing Wahyu Winarno masw...@yahoo.com



 Saya punya usul memecahkan kemacetan Jakarta dan sudah saya tulis di
 Kompasiana
 ( http://umum.kompasiana.com/2009/09/08/mengurangi-kemacetan-jakarta/ ).
 Inti
 ide saya adalah, kementrian harus diurai dan disebar ke berbagai kota besar
 di
 Indonesia. Kementrian yang ada di Jakarta ya hanya yang memang benar2 perlu

 saja, yaitu Menlu, Mensesneg, dan mungkin Mendagri. Menteri2 lain harus di
 luar
 Jakarta. Menpariwisata di Bali, Menhut di Kalteng, Mendiknas di Yogya,
 Menkelautan ya di Ambon, dst (silakan baca artikel lengkap saya di sana).
 Bahkan
 pejabat tinggi seperti Panglima TNI atau Kapolri, tidak harus di Jakarta.
 Yang
 harus di Jakarta hanya paspampres dan unit2 khusus saja.

 Sata tidak setuju kalau ibukota dipindah ke kota lain, karena berarti akan
 menciptakan neraka Jakarta di kota lain itu. Kalau pengertian ibukota yang
 dipindah hanya presiden, juga tidak mungkin, karena harus diikuti dengan
 pemindahan kedutaan besar. Jadi biar saja presiden tetap di Jakarta.

 Kalau ada keberatan: nanti presiden butuh koordinasi dengan menteri
 bagaimana?
 Halah, sekarang ada sms, ada chatting, ada e-mail, ada telpon, ada video
 conference. Lagipula, berapa kali seminggu sih presiden rapat dengan para
 menteri?

 Sangat tidak lucu Menhut kok di Jakarta. Lha tidak pernah melihat hutan,
 kok
 harus ngurusi hutan (ekstrimnya begitu kan?). Kalau Menteri Kelautan
 berkantor
 di Ambon, pasti deh pelabuhan di Ambon segera maju. Kalau Menteri
 Perdagangan
 ada di Medan, pasti deh Medan akan segera setara dengan Singapura atau KL.

 Biaya untuk memindahkan kementerian bisa ditutup dengan ruislag kantor2
 kementerian dan dirjen2nya. Dengan begitu, daerah menjadi ikut kebagian
 perputaran uang. Penerbangan tidak terpusat ke Jakarta. Pelabuhan tidak
 hanya
 Tanjung Priok. Pameran mobil tidak mesti di Jakarta.

 Saya kira, ide saya bukan sesuatu yang mustahil. Malah menurut saya, lebih
 mustahil dengan memikirkan pembangunan monorel atau memperbanyak busway.

 Salam,

 Wing Wahyu Winarno
 ada di facebook
 http://maswing.wordpress.com


 - Original Message 
 From: oka oka.wid...@indosat.net.id oka.widana%40indosat.net.id
 To: 
 AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 Sent: Wed, July 28, 2010 7:58:11 PM
 Subject: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?

 Memang soal kemacetan di Jakarta jadi merambah kemana2. Asal mulanya kalo
 ngak
 salah inget, adalah komplen soal pengawalnya pak Presiden dan pejabat2 atau
 sok
 pejabat yang selalu pakai voreider...ditengah kemacetantiba2 issue
 pemindahan ibukota dan pembatasan sepeda motor juga mengemuka.

 Saya sih skeptis lah...WWCS palinganapasih yg di Jakarta ngak diatur
 tapi
 tak dilaksanakan? mulai larangan buang sampah sembarangan sampai larangan
 merokok dimuka umum? wong tanda verboden aja dilanggar, polisi dan Dishub
 ngak
 bisa ngapa-ngapain

 Pembatasan sepeda motor berpotensi memicu kecemburuan dan kerawanan
 sosialsaya kira tak akan nyaman orang yg menggunakan mobil, ketika ada
 orang
 yang cuma mampu naik motor tapi ngak boleh...

 Dari sisi ekonomi jelas kok, mekanisme demand supply, incentive
 disincentive yg
 harus dipakaimisalnya motor atau mobil tak boleh beli premium...saya
 kira
 dengan sendirinya speda motor berkurang...alternatif lain meningkatkan
 pajak
 kendaraan...sensitivitas pengendara motor terhadap kenaikan pajak tentu
 lebih
 tinggi dari pemilik mobil dst dst...

 Pertumbuhan Kendaraan di