[Keuangan] Re: Logika Sekuler tentang Bank Syariah

2009-07-18 Terurut Topik Jerry Matanari
Numpang memberikan pendapat:
 
Berdasarkan analisa saya terhadap kenyataan di lapangan, saya kurang setuju 
dengan pernyataan bahwa bank syariah tidak menerapkan bunga. Memang benar, 
tidak ada istilah bunga dalam form atau namanya, tapi secara substance ada.
 
Bank syariah dalam akadnya (e.g: mudharabah, musyarakah, murabahah, ijarah) 
menetapkan tingkat imbal hasil tertentu. Bedanya dengan bank konvensional 
(berdasarkan pengamatan nyata saya), tingkat imbal hasil yang diminta bank 
syariah bersifat tetap, tidak mengambang atau floating seperti bank 
konvensional.
 
Kalau tingkat return atau bagi hasil yang diterima nasabah (baca: deposan) di 
bank syariah lebih tinggi, it implies (itu menyiratkan) bahwa tingkat imbal 
hasil yang diminta atau diambil dari debitur (yang meminjam) sebenarnya juga 
lebih tinggi. Karena bank syariah dan bank konvensional, walaupun diberi label 
berbeda, tapi substance kedua-duanya adalah bisnis. Logikanya, kalau satu 
perusahaan bisa bagi-bagi duit lebih besar, berarti pendapatannya lebih besar. 
Darimanakah pendapatan bank syariah? Ya, dari imbal hasil itu yang diterima 
dari para debiturnya.
 
Pendapat saya ini murni analisa bisnis. Mohon maaf bagi yang kurang berkenan 
dengan pendapat saya. Janganlah kiranya dibawa-bawa melantur di luar dari ranah 
analisa bisnis.
 
Jadi in conclusion, menurut hemat saya tidak ada pinjem duit tanpa bunga. 
Paling-paling cuma ganti istilah atau nama saja.


Cheers and Best Regards,
SJ

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, anton ms wardhana 
ari.am...@... wrote:

 sekali lagi dari iB Blogger Competitioan @ Kompasiana
 tulisan yang menarik tentang Bank Syariah, setidaknya menurut kuncen ki
 brankas seperti saya
 
 tetapi apakah memang demikian, adanya ? mohon bantuan penjelasan rekan2
 financiers
 
 *BR, ari.ams*
 
 http://ib-bloggercompetition.kompasiana.com/2009/07/10/logika-sekuler-tentang-bank-syariah/
 *
 Logika Sekuler tentang Bank Syariah *Oleh Subhan - 10 Juli 2009 -
 Dibaca 352Kali -
 
 Rasanya tidak cukup hanya mengedepankan dalil-dalil agama untuk meyakinkan
 masyarakat bahwa kehadiran bank syariah merupakan salah satu solusi untuk
 mengatasi masalah ekonomi bangsa. apalagi jika yang dihadapi adalah kalangan
 sekuler yang begitu alergi terhadap penerapan nilai-nilai agama dalam
 kehidupan bermasyarakat, umumnya mereka enggan menerima penjelasan yang
 dipenuhi dengan kutipan-kutipan ayat quran atau hadits. Yang diinginkan
 adalah penjelasan logis kenapa sesuatu itu dianggap bagus dan baik.
 
 Penjelasan agama hanya berlaku bagi kalangan yang yakin bahwa setiap yang
 diatur oleh quran dan sunnah adalah baik. Sedangkan bagi kalangan sekuler,
 yang begitu mendewakan pikiran dalam setiap pengambilan keputusan,
 diperlukan data empirik untuk benar-benar yakin bahwa sesuatu itu memang
 benar-benar baik. Dalam pelaksanaan bank syariah misalnya, kalangan sekuler
 sangat membutuhkan bukti nyata bahwa bank syariah benar-benar lebih baik
 dibanding bank konvensional.
 
 Berikut ini beberapa alasan yang sekiranya bisa diterima kalangan sekuler
 kenapa bank syariah sangat layak dijadikan alternatif penyelesaian masalah
 ekonomi bangsa.
 
 *Pertama, bank syariah lebih menguntungkan.*
 
 Ini bukan hanya klaim tapi bisa dibuktikan secara empirik. Berdasar data
 yang terpampang dalam website salah satu bank syariah dan juga bank
 konvensional bisa diketahui secara jelas bahwa bank syariah lebih banyak
 memberikan keuntungan material di banding bank konvensional. Per tanggal 9
 Juli 2009, salah satu bank syariah berani memberikan bagi hasil senilai
 3,22% bagi nasabah tabungan. Bagi hasil 3,22% ini diberikan kepada seluruh
 nasabah pemilik rekening tabungan tanpa mensyaratkan saldo minimal. Angka
 3,22% ini muncul setelah besaran bagi hasil tabungan diekuvalenkan ke dalam
 bentuk persentase.
 
 Sementara pada tanggal dan produk yang sama, salah satu bank konvensional
 tidak memberikan bunga sama sekali bagi pemilik rekening tabungan yang
 saldonya kurang dari Rp 1 juta. Bunga baru bisa diberikan ketika saldo
 tabungan nasabah di atas Rp 1 juta. Itupun tidak sebesar bagi hasil yang
 diberikan bank syariah.
 
 Bank konvensional milik pemerintah ini hanya bisa memberikan bunga sebesar
 1,75% bagi nasabah pemilik tabungan dengan saldo antara Rp 1 juta hingga Rp
 5 juta. Sedangkan bagi nasabah tabungan dengan saldo Rp 5 juta -  Rp 50 juta
 bank konvensional yang banyak cabangnya ini hanya bisa memberikan bunga
 sebesar 2,25%.
 
 Selanjutnya bagi nasabah tabungan yang memiliki saldo sebesar Rp 50 juta –
 Rp 100 juta akan diberikan bunga sebesar 2.5%. Bagi nasabah dengan saldo
 minimal Rp 100 juta hingga saldo kurang dari satu milyar rupiah bank
 konvensional hanya berani membayar bunga 2,75%. Bunga yang cukup besar yaitu
 3,75% baru bisa dinikmati nasabah bank konvensional jika memiliki saldo
 tabungan lebih besar dari satu milyar rupiah.
 *See*, terbukti bank syariah lebih menguntungkan bagi nasabah. Untuk
 mendapatkan bagi hasil sebesar 3% 

Re: [Keuangan] Re: Logika Sekuler tentang Bank Syariah

2009-07-18 Terurut Topik anton ms wardhana
salam, Bung Jerry

saya sendiri ketika memforward ke milis ini, justru berniat dibicarakan dari
sisi bisnisnya
ketika dibawa ke titik lain ya udah pasti titik, pembahasan terhenti

saya percaya, sepanjang dibicarakan secara sehat, akan membawa manfaat bagi
praktisi syariah maupun yang non syariah. karena selama ini, IMHO,
diskusinya seperti ngga pernah ketemu.

BR, ams

Pada 18 Juli 2009 18:13, Jerry Matanari jerr_f...@yahoo.com menulis:



 Numpang memberikan pendapat:

 Berdasarkan analisa saya terhadap kenyataan di lapangan, saya kurang setuju
 dengan pernyataan bahwa bank syariah tidak menerapkan bunga. Memang benar,
 tidak ada istilah bunga dalam form atau namanya, tapi secara substance
 ada.

 Bank syariah dalam akadnya (e.g: mudharabah, musyarakah, murabahah, ijarah)
 menetapkan tingkat imbal hasil tertentu. Bedanya dengan bank konvensional
 (berdasarkan pengamatan nyata saya), tingkat imbal hasil yang diminta bank
 syariah bersifat tetap, tidak mengambang atau floating seperti bank
 konvensional.

 Kalau tingkat return atau bagi hasil yang diterima nasabah (baca: deposan)
 di bank syariah lebih tinggi, it implies (itu menyiratkan) bahwa tingkat
 imbal hasil yang diminta atau diambil dari debitur (yang meminjam)
 sebenarnya juga lebih tinggi. Karena bank syariah dan bank konvensional,
 walaupun diberi label berbeda, tapi substance kedua-duanya adalah bisnis.
 Logikanya, kalau satu perusahaan bisa bagi-bagi duit lebih besar, berarti
 pendapatannya lebih besar. Darimanakah pendapatan bank syariah? Ya, dari
 imbal hasil itu yang diterima dari para debiturnya.

 Pendapat saya ini murni analisa bisnis. Mohon maaf bagi yang kurang
 berkenan dengan pendapat saya. Janganlah kiranya dibawa-bawa melantur di
 luar dari ranah analisa bisnis.

 Jadi in conclusion, menurut hemat saya tidak ada pinjem duit tanpa bunga.
 Paling-paling cuma ganti istilah atau nama saja.

 Cheers and Best Regards,
 SJ


 --- In 
 AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com,
 anton ms wardhana ari.am...@... wrote:
 
  sekali lagi dari iB Blogger Competitioan @ Kompasiana
  tulisan yang menarik tentang Bank Syariah, setidaknya menurut kuncen ki
  brankas seperti saya
 
  tetapi apakah memang demikian, adanya ? mohon bantuan penjelasan rekan2
  financiers
 
  *BR, ari.ams*
 
 
 http://ib-bloggercompetition.kompasiana.com/2009/07/10/logika-sekuler-tentang-bank-syariah/
  *
  Logika Sekuler tentang Bank Syariah *Oleh Subhan - 10 Juli 2009 -
  Dibaca 352Kali -
 
  Rasanya tidak cukup hanya mengedepankan dalil-dalil agama untuk
 meyakinkan
  masyarakat bahwa kehadiran bank syariah merupakan salah satu solusi untuk
  mengatasi masalah ekonomi bangsa. apalagi jika yang dihadapi adalah
 kalangan
  sekuler yang begitu alergi terhadap penerapan nilai-nilai agama dalam
  kehidupan bermasyarakat, umumnya mereka enggan menerima penjelasan yang
  dipenuhi dengan kutipan-kutipan ayat quran atau hadits. Yang diinginkan
  adalah penjelasan logis kenapa sesuatu itu dianggap bagus dan baik.
 
  Penjelasan agama hanya berlaku bagi kalangan yang yakin bahwa setiap yang
  diatur oleh quran dan sunnah adalah baik. Sedangkan bagi kalangan
 sekuler,
  yang begitu mendewakan pikiran dalam setiap pengambilan keputusan,
  diperlukan data empirik untuk benar-benar yakin bahwa sesuatu itu memang
  benar-benar baik. Dalam pelaksanaan bank syariah misalnya, kalangan
 sekuler
  sangat membutuhkan bukti nyata bahwa bank syariah benar-benar lebih baik
  dibanding bank konvensional.
 
  Berikut ini beberapa alasan yang sekiranya bisa diterima kalangan sekuler
  kenapa bank syariah sangat layak dijadikan alternatif penyelesaian
 masalah
  ekonomi bangsa.
 
  *Pertama, bank syariah lebih menguntungkan.*
 
  Ini bukan hanya klaim tapi bisa dibuktikan secara empirik. Berdasar data
  yang terpampang dalam website salah satu bank syariah dan juga bank
  konvensional bisa diketahui secara jelas bahwa bank syariah lebih banyak
  memberikan keuntungan material di banding bank konvensional. Per tanggal
 9
  Juli 2009, salah satu bank syariah berani memberikan bagi hasil senilai
  3,22% bagi nasabah tabungan. Bagi hasil 3,22% ini diberikan kepada
 seluruh
  nasabah pemilik rekening tabungan tanpa mensyaratkan saldo minimal. Angka
  3,22% ini muncul setelah besaran bagi hasil tabungan diekuvalenkan ke
 dalam
  bentuk persentase.
 
  Sementara pada tanggal dan produk yang sama, salah satu bank konvensional
  tidak memberikan bunga sama sekali bagi pemilik rekening tabungan yang
  saldonya kurang dari Rp 1 juta. Bunga baru bisa diberikan ketika saldo
  tabungan nasabah di atas Rp 1 juta. Itupun tidak sebesar bagi hasil yang
  diberikan bank syariah.
 
  Bank konvensional milik pemerintah ini hanya bisa memberikan bunga
 sebesar
  1,75% bagi nasabah pemilik tabungan dengan saldo antara Rp 1 juta hingga
 Rp
  5 juta. Sedangkan bagi nasabah tabungan dengan saldo Rp 5 juta - Rp 50
 juta
  bank konvensional yang banyak cabangnya ini hanya bisa memberikan 

Re: [Keuangan] Re: Logika Sekuler tentang Bank Syariah

2009-07-18 Terurut Topik Ari Condro
chowdurry yg orang IDB memberikan sebutan manfaat ekonomi itu dgn
istilah economic value added, karena memang sifatnya beda dengan
interest rate yg ada dalam time value of money (sudah disebutkan
sepintas oleh oom jerry).

sayangnya belum ada hitungan yg rasional dan sistematis untuk
menghitung berapa besarnya economic value added itu.  lagian rancu ama
istilah EVA yg lebih dulu dipopulerkan untuk mengukur kinerja manajer.

jadi karena belum ada kesepakatan untuk hitungan matematisnya,
praktisi bank syariah, masih pakai interest rate buat proxy manfaat
ekonomi itu deh. wehehehhe




2009/7/18 Jerry Matanari jerr_f...@yahoo.com:


 Numpang memberikan pendapat:

 Berdasarkan analisa saya terhadap kenyataan di lapangan, saya kurang setuju
 dengan pernyataan bahwa bank syariah tidak menerapkan bunga. Memang benar,
 tidak ada istilah bunga dalam form atau namanya, tapi secara substance
 ada.

 Bank syariah dalam akadnya (e.g: mudharabah, musyarakah, murabahah, ijarah)
 menetapkan tingkat imbal hasil tertentu. Bedanya dengan bank konvensional
 (berdasarkan pengamatan nyata saya), tingkat imbal hasil yang diminta bank
 syariah bersifat tetap, tidak mengambang atau floating seperti bank
 konvensional.

 Kalau tingkat return atau bagi hasil yang diterima nasabah (baca: deposan)
 di bank syariah lebih tinggi, it implies (itu menyiratkan) bahwa tingkat
 imbal hasil yang diminta atau diambil dari debitur (yang meminjam)
 sebenarnya juga lebih tinggi. Karena bank syariah dan bank konvensional,
 walaupun diberi label berbeda, tapi substance kedua-duanya adalah bisnis.
 Logikanya, kalau satu perusahaan bisa bagi-bagi duit lebih besar, berarti
 pendapatannya lebih besar. Darimanakah pendapatan bank syariah? Ya, dari
 imbal hasil itu yang diterima dari para debiturnya.

 Pendapat saya ini murni analisa bisnis. Mohon maaf bagi yang kurang berkenan
 dengan pendapat saya. Janganlah kiranya dibawa-bawa melantur di luar dari
 ranah analisa bisnis.

 Jadi in conclusion, menurut hemat saya tidak ada pinjem duit tanpa bunga.
 Paling-paling cuma ganti istilah atau nama saja.

 Cheers and Best Regards,
 SJ

 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, anton ms wardhana
 ari.am...@... wrote:

 sekali lagi dari iB Blogger Competitioan @ Kompasiana
 tulisan yang menarik tentang Bank Syariah, setidaknya menurut kuncen ki
 brankas seperti saya

 tetapi apakah memang demikian, adanya ? mohon bantuan penjelasan rekan2
 financiers

 *BR, ari.ams*


 http://ib-bloggercompetition.kompasiana.com/2009/07/10/logika-sekuler-tentang-bank-syariah/
 *
 Logika Sekuler tentang Bank Syariah *Oleh Subhan - 10 Juli 2009 -
 Dibaca 352Kali -

 Rasanya tidak cukup hanya mengedepankan dalil-dalil agama untuk meyakinkan
 masyarakat bahwa kehadiran bank syariah merupakan salah satu solusi untuk
 mengatasi masalah ekonomi bangsa. apalagi jika yang dihadapi adalah
 kalangan
 sekuler yang begitu alergi terhadap penerapan nilai-nilai agama dalam
 kehidupan bermasyarakat, umumnya mereka enggan menerima penjelasan yang
 dipenuhi dengan kutipan-kutipan ayat quran atau hadits. Yang diinginkan
 adalah penjelasan logis kenapa sesuatu itu dianggap bagus dan baik.

 Penjelasan agama hanya berlaku bagi kalangan yang yakin bahwa setiap yang
 diatur oleh quran dan sunnah adalah baik. Sedangkan bagi kalangan sekuler,
 yang begitu mendewakan pikiran dalam setiap pengambilan keputusan,
 diperlukan data empirik untuk benar-benar yakin bahwa sesuatu itu memang
 benar-benar baik. Dalam pelaksanaan bank syariah misalnya, kalangan
 sekuler
 sangat membutuhkan bukti nyata bahwa bank syariah benar-benar lebih baik
 dibanding bank konvensional.

 Berikut ini beberapa alasan yang sekiranya bisa diterima kalangan sekuler
 kenapa bank syariah sangat layak dijadikan alternatif penyelesaian masalah
 ekonomi bangsa.

 *Pertama, bank syariah lebih menguntungkan.*

 Ini bukan hanya klaim tapi bisa dibuktikan secara empirik. Berdasar data
 yang terpampang dalam website salah satu bank syariah dan juga bank
 konvensional bisa diketahui secara jelas bahwa bank syariah lebih banyak
 memberikan keuntungan material di banding bank konvensional. Per tanggal 9
 Juli 2009, salah satu bank syariah berani memberikan bagi hasil senilai
 3,22% bagi nasabah tabungan. Bagi hasil 3,22% ini diberikan kepada seluruh
 nasabah pemilik rekening tabungan tanpa mensyaratkan saldo minimal. Angka
 3,22% ini muncul setelah besaran bagi hasil tabungan diekuvalenkan ke
 dalam
 bentuk persentase.

 Sementara pada tanggal dan produk yang sama, salah satu bank konvensional
 tidak memberikan bunga sama sekali bagi pemilik rekening tabungan yang
 saldonya kurang dari Rp 1 juta. Bunga baru bisa diberikan ketika saldo
 tabungan nasabah di atas Rp 1 juta. Itupun tidak sebesar bagi hasil yang
 diberikan bank syariah.

 Bank konvensional milik pemerintah ini hanya bisa memberikan bunga sebesar
 1,75% bagi nasabah pemilik tabungan dengan saldo antara Rp 1 juta hingga
 Rp
 5 juta. Sedangkan bagi nasabah tabungan dengan saldo Rp