[Keuangan] Re: Mungkinkah Kompas Dibagikan Gratis?

2008-02-15 Terurut Topik Jerry Matanari
Think out the box! Ungkapan lama, namun saya ingat dilontarkan salah 
satu mantan dosen saya Bapak Theo M Tuanakotta. Beliau salah satu 
seorang yang amat saya respect.

Bagi orang kebanyakan mungkin mengulas dan memprediksi strategi 
perusahaan adalah suatu hal yang silly. Tapi bagi saya memang 
menarik, Pak. Karna memang kebanyakan inovasi bisa berawal dari situ.


Warm regards,
S Jerry M

Partner,
The Chosen One Optima Consulting
0881-121-00631




--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Dikky Zulfikar 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Terimakasih Bung Jerry. 
 
  
 
 Dz
 
  
 
  
 
 From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Jerry 
Matanari
 Sent: 04 Februari 2008 11:42
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Subject: [Keuangan] Re: Mungkinkah Kompas Dibagikan Gratis?
 
  
 
 Ulasan strategi yang cukup menarik, Pak.
 
 Regards,
 
 S Jerry M
 Accountant/Consultant
 
 (021) -98765 -903
 
 --- In HYPERLINK
 mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan-
[EMAIL PROTECTED]
 ogroups.com, Dikky Zulfikar 
 dikkyz@ wrote:
 
  Buat rekan-rekan pembaca dan penggemar Kompas, berikut artikel 
 saya tentang
  surat kabar Kompas. Mohon pendapatnya. 
  
  
  
  Gebrakan Kompas Update: Mungkin kah Nantinya Kompas Dibagikan 
 Gratis?
  
  HYPERLINK HYPERLINK
 http://www.dikkyzulfikar.comhttp://www.dikkyzulfikar.comwww.dikk
yzulfikar
 .com
  
  
  
  Setiap sore hari, khususnya di lampu merah perempatan jalan di 
 kota-kota
  besar, penjaja koran menawarkan koran murah, Kompas Update, 
 seharga Rp
  1.000,-. Ini lah strategi jitu dari salah satu harian nasional, 
 Kompas. 
  
  Harga seribu perak untuk koran Kompas, tentunya menjadi daya 
tarik
  tersendiri bagi para pengguna kendaraan bermotor yang sedang 
 menunggu lampu
  merah. Dengan banyaknya penjaja koran yang menawarkan Kompas 
 Update tersebut
  sebagai dagangan utama, dapat disimpulkan peminat koran tersebut 
 cukup
  banyak. Tentu saja hal ini menjadi pukulan telak bagi harian 
lain 
 yang
  terbit sore hari. 
  
  Saya penasaran, hari ini (1/2/08) saya membeli Kompas Update 
untuk
  membandingkan dengan Kompas yang terbit pagi hari. Hasilnya 
adalah:
  
  1. Jumlah halaman Kompas pagi hari 60 + 12 halaman, 
 sedangkan Update
  hanya 32 + 12 halaman.
  
  2. Yang tidak ada dalam Update adalah halaman rubrik seperti 
 Sport,
  Teropong, dan Sorotan (total 28 halaman)
  
  3. Yang baru dari Updata dan tidak ada dalam halaman Kompas 
 pagi
  hanyalah dua halaman koran, yaitu halaman 1 dan halaman 15 yang 
 berubah sama
  sekali (karena update berita). Selain halaman tersebut maka sama 
 persis.
  
  4. Iklan-iklan dan berita (selain disebut poin 3) di Kompas 
 pagi sama
  persis dengan Update.
  
  5. Harga Kompas pagi Rp 2.900,- sedangkan harga Update Rp. 
 1.000,-
  
  Bagi orang yang sudah berlangganan atau membeli Kompas pagi, 
maka 
 membeli
  Update hanya akan mendapatkan berita baru di halaman 1 dan 15. 
 Selebihnya
  sama persis. Sehingga harga seribu perak untuk update berita 
 tersebut di
  atas menurut saya terlalu mahal. 
  
  Bagi orang yang belum membaca Kompas dan membeli Kompas 32+12 
 halaman
  seharga Rp 1.000,- maka tidak terlalu murah, karena dibandingkan
  mendapatkan 60+12 halaman apabila membayar Rp 2.900,- tentunya 
 Kompas pagi
  lebih menarik. Artinya lebih baik beli edisi pagi, karena yang 
 pasti lebih
  lengkap walau sedikit lebih mahal. Mungkin edisi pagi tidak 
memuat 
 berita
  Update, namun 28 halaman tambahan yang tidak ada di Update 
terlalu 
 sayang
  untuk dilewatkan. 
  
  Mungkin karena alasan di atas pula, manajemen Kompas tidak 
kuatir 
 Update
  akan mengkanibal Kompas pagi yang artinya pelanggan Kompas pagi 
 tidak akan
  beralih ke Update. 
  
  Terhadap mereka yang sudah membaca Kompas pagi namun gila dengan 
 berita up
  to date, ya memang harus menambah seribu perak untuk mendapatkan 
 dua halaman
  berita baru, dan selebihnya masuk tong sampah.
  
  Mari kita gali kenapa Kompas memutuskan menerbitkan edisi Update 
 pada sore
  hari dengan harga Rp1.000,-. Menurut saya adalah sebagai berikut:
  
  1. Kompas ingin memukul telak pesaingnya di sore hari, yaitu
  koran-koran sore seperti Suara Pembaruan. Karena dari sisi harga 
 lebih
  murah, dan dari sisi berita juga up to date (walaupun cuma dua 
 halaman
  update saja).
  
  2. Tidak sampai disitu, strategi ini adalah double strike, 
 yaitu
  selain memukul koran sore juga menyikut koran pagi yang masih 
 dijual sore,
  seperti Jawa Pos, Republika, Media Indonesia, Sindo dan lainnya.
  Keunggulannya adalah harga yang pasti lebih murah dan ditambah 
 lagi berita
  lebih up to date dibandingkan dengan koran-koran pagi tersebut. 
  
  3. Dengan kemampuan menjual di bawah harga standar, yaitu 
 seribu
  perak, maka Kompas akan memperluas basis pembacanya. Yaitu para 
 pembaca yang
  tadinya tidak beli koran sama sekali, pembaca yang sudah beli 
 koran sekelas
  Kompas dalam hal harga, maupun pembaca yang

RE: [Keuangan] Re: Mungkinkah Kompas Dibagikan Gratis?

2008-02-12 Terurut Topik Dikky Zulfikar
Terimakasih Bung Jerry. 

 

Dz

 

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Jerry Matanari
Sent: 04 Februari 2008 11:42
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] Re: Mungkinkah Kompas Dibagikan Gratis?

 

Ulasan strategi yang cukup menarik, Pak.

Regards,

S Jerry M
Accountant/Consultant

(021) -98765 -903

--- In HYPERLINK
mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED]
ogroups.com, Dikky Zulfikar 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Buat rekan-rekan pembaca dan penggemar Kompas, berikut artikel 
saya tentang
 surat kabar Kompas. Mohon pendapatnya. 
 
 
 
 Gebrakan Kompas Update: Mungkin kah Nantinya Kompas Dibagikan 
Gratis?
 
 HYPERLINK HYPERLINK
http://www.dikkyzulfikar.comhttp://www.dikkyzulfikar.comwww.dikkyzulfikar
.com
 
 
 
 Setiap sore hari, khususnya di lampu merah perempatan jalan di 
kota-kota
 besar, penjaja koran menawarkan koran murah, Kompas Update, 
seharga Rp
 1.000,-. Ini lah strategi jitu dari salah satu harian nasional, 
Kompas. 
 
 Harga seribu perak untuk koran Kompas, tentunya menjadi daya tarik
 tersendiri bagi para pengguna kendaraan bermotor yang sedang 
menunggu lampu
 merah. Dengan banyaknya penjaja koran yang menawarkan Kompas 
Update tersebut
 sebagai dagangan utama, dapat disimpulkan peminat koran tersebut 
cukup
 banyak. Tentu saja hal ini menjadi pukulan telak bagi harian lain 
yang
 terbit sore hari. 
 
 Saya penasaran, hari ini (1/2/08) saya membeli Kompas Update untuk
 membandingkan dengan Kompas yang terbit pagi hari. Hasilnya adalah:
 
 1. Jumlah halaman Kompas pagi hari 60 + 12 halaman, 
sedangkan Update
 hanya 32 + 12 halaman.
 
 2. Yang tidak ada dalam Update adalah halaman rubrik seperti 
Sport,
 Teropong, dan Sorotan (total 28 halaman)
 
 3. Yang baru dari Updata dan tidak ada dalam halaman Kompas 
pagi
 hanyalah dua halaman koran, yaitu halaman 1 dan halaman 15 yang 
berubah sama
 sekali (karena update berita). Selain halaman tersebut maka sama 
persis.
 
 4. Iklan-iklan dan berita (selain disebut poin 3) di Kompas 
pagi sama
 persis dengan Update.
 
 5. Harga Kompas pagi Rp 2.900,- sedangkan harga Update Rp. 
1.000,-
 
 Bagi orang yang sudah berlangganan atau membeli Kompas pagi, maka 
membeli
 Update hanya akan mendapatkan berita baru di halaman 1 dan 15. 
Selebihnya
 sama persis. Sehingga harga seribu perak untuk update berita 
tersebut di
 atas menurut saya terlalu mahal. 
 
 Bagi orang yang belum membaca Kompas dan membeli Kompas 32+12 
halaman
 seharga Rp 1.000,- maka tidak terlalu murah, karena dibandingkan
 mendapatkan 60+12 halaman apabila membayar Rp 2.900,- tentunya 
Kompas pagi
 lebih menarik. Artinya lebih baik beli edisi pagi, karena yang 
pasti lebih
 lengkap walau sedikit lebih mahal. Mungkin edisi pagi tidak memuat 
berita
 Update, namun 28 halaman tambahan yang tidak ada di Update terlalu 
sayang
 untuk dilewatkan. 
 
 Mungkin karena alasan di atas pula, manajemen Kompas tidak kuatir 
Update
 akan mengkanibal Kompas pagi yang artinya pelanggan Kompas pagi 
tidak akan
 beralih ke Update. 
 
 Terhadap mereka yang sudah membaca Kompas pagi namun gila dengan 
berita up
 to date, ya memang harus menambah seribu perak untuk mendapatkan 
dua halaman
 berita baru, dan selebihnya masuk tong sampah.
 
 Mari kita gali kenapa Kompas memutuskan menerbitkan edisi Update 
pada sore
 hari dengan harga Rp1.000,-. Menurut saya adalah sebagai berikut:
 
 1. Kompas ingin memukul telak pesaingnya di sore hari, yaitu
 koran-koran sore seperti Suara Pembaruan. Karena dari sisi harga 
lebih
 murah, dan dari sisi berita juga up to date (walaupun cuma dua 
halaman
 update saja).
 
 2. Tidak sampai disitu, strategi ini adalah double strike, 
yaitu
 selain memukul koran sore juga menyikut koran pagi yang masih 
dijual sore,
 seperti Jawa Pos, Republika, Media Indonesia, Sindo dan lainnya.
 Keunggulannya adalah harga yang pasti lebih murah dan ditambah 
lagi berita
 lebih up to date dibandingkan dengan koran-koran pagi tersebut. 
 
 3. Dengan kemampuan menjual di bawah harga standar, yaitu 
seribu
 perak, maka Kompas akan memperluas basis pembacanya. Yaitu para 
pembaca yang
 tadinya tidak beli koran sama sekali, pembaca yang sudah beli 
koran sekelas
 Kompas dalam hal harga, maupun pembaca yang biasa membeli koran 
murah, yaitu
 koran seribu perak, seperti harian Lampu Merah. 
 
 Tiga alasan tersebut di atas dapat dikategorikan strategi agresif, 
karena
 langsung menyerang para pesaing dengan senjata harga. Harga yang 
lebih murah
 dijadikan alat yang sangat efektif untuk mendapatkan pembaca baru 
dan
 mengalihkan pembaca koran pesaing kepada Kompas. 
 
 Pertanyaannya apakah Kompas tidak rugi dengan menjual di bawah 
harga
 standar?. Sudah disebutkan di atas bahwa Kompas menjual Update 
dengan harga
 seribu perak tapi mengurangi jumlah halaman secara signifikan. 
Dari tadinya
 60+12 halaman, menjadi 32+12 halaman. Dengan demikian, sebenarnya 
dalam hal
 jumlah halaman, harga yang ditetapkan

[Keuangan] Re: Mungkinkah Kompas Dibagikan Gratis?

2008-02-07 Terurut Topik Jerry Matanari
Ulasan strategi yang cukup menarik, Pak.


Regards,

S Jerry M
Accountant/Consultant

(021) -98765 -903


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Dikky Zulfikar 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Buat rekan-rekan pembaca dan penggemar Kompas, berikut artikel 
saya tentang
 surat kabar Kompas. Mohon pendapatnya. 
 
  
 
 Gebrakan Kompas Update: Mungkin kah Nantinya Kompas Dibagikan 
Gratis?
 
 HYPERLINK http://www.dikkyzulfikar.comwww.dikkyzulfikar.com
 
  
 
 Setiap sore hari, khususnya di lampu merah perempatan jalan di 
kota-kota
 besar, penjaja koran menawarkan koran murah, Kompas Update, 
seharga Rp
 1.000,-. Ini lah strategi jitu dari salah satu harian nasional, 
Kompas. 
 
 Harga seribu perak untuk koran Kompas, tentunya menjadi daya tarik
 tersendiri bagi para pengguna kendaraan bermotor yang sedang 
menunggu lampu
 merah. Dengan banyaknya penjaja koran yang menawarkan Kompas 
Update tersebut
 sebagai dagangan utama, dapat disimpulkan peminat koran tersebut 
cukup
 banyak. Tentu saja hal ini menjadi pukulan telak bagi harian lain 
yang
 terbit sore hari. 
 
 Saya penasaran, hari ini (1/2/08) saya membeli Kompas Update untuk
 membandingkan dengan Kompas yang terbit pagi hari. Hasilnya adalah:
 
 1.   Jumlah halaman Kompas pagi hari 60 + 12 halaman, 
sedangkan Update
 hanya 32 + 12 halaman.
 
 2.   Yang tidak ada dalam Update adalah halaman rubrik seperti 
Sport,
 Teropong, dan Sorotan (total 28 halaman)
 
 3.   Yang baru dari Updata dan tidak ada dalam halaman Kompas 
pagi
 hanyalah dua halaman koran, yaitu halaman 1 dan halaman 15 yang 
berubah sama
 sekali (karena update berita). Selain halaman tersebut maka sama 
persis.
 
 4.   Iklan-iklan dan berita (selain disebut poin 3) di Kompas 
pagi sama
 persis dengan Update.
 
 5.   Harga Kompas pagi Rp 2.900,- sedangkan harga Update Rp. 
1.000,-
 
 Bagi orang yang sudah berlangganan atau membeli Kompas pagi, maka 
membeli
 Update hanya akan mendapatkan berita baru di halaman 1 dan 15. 
Selebihnya
 sama persis. Sehingga harga seribu perak untuk update berita 
tersebut di
 atas menurut saya terlalu mahal. 
 
 Bagi orang yang belum membaca Kompas dan membeli Kompas 32+12 
halaman
 seharga Rp 1.000,-  maka tidak terlalu murah, karena dibandingkan
 mendapatkan 60+12 halaman apabila membayar Rp 2.900,- tentunya 
Kompas pagi
 lebih menarik. Artinya lebih baik beli edisi pagi, karena yang 
pasti lebih
 lengkap walau sedikit lebih mahal. Mungkin edisi pagi tidak memuat 
berita
 Update, namun 28 halaman tambahan yang tidak ada di Update terlalu 
sayang
 untuk dilewatkan. 
 
 Mungkin karena alasan di atas pula, manajemen Kompas tidak kuatir 
Update
 akan mengkanibal Kompas pagi yang artinya pelanggan Kompas pagi 
tidak akan
 beralih ke Update. 
 
 Terhadap mereka yang sudah membaca Kompas pagi namun gila dengan 
berita up
 to date, ya memang harus menambah seribu perak untuk mendapatkan 
dua halaman
 berita baru, dan selebihnya masuk tong sampah.
 
 Mari kita gali kenapa Kompas memutuskan menerbitkan edisi Update 
pada sore
 hari dengan harga Rp1.000,-. Menurut saya adalah sebagai berikut:
 
 1.   Kompas ingin memukul telak pesaingnya di sore hari, yaitu
 koran-koran sore seperti Suara Pembaruan. Karena dari sisi harga 
lebih
 murah, dan dari sisi berita juga up to date (walaupun cuma dua 
halaman
 update saja).
 
 2.   Tidak sampai disitu, strategi ini adalah double strike, 
yaitu
 selain memukul koran sore juga menyikut koran pagi yang masih 
dijual sore,
 seperti Jawa Pos, Republika, Media Indonesia, Sindo dan lainnya.
 Keunggulannya adalah harga yang pasti lebih murah dan ditambah 
lagi berita
 lebih up to date dibandingkan dengan koran-koran pagi tersebut. 
 
 3.   Dengan kemampuan menjual di bawah harga standar, yaitu 
seribu
 perak, maka Kompas akan memperluas basis pembacanya. Yaitu para 
pembaca yang
 tadinya tidak beli koran sama sekali, pembaca yang sudah beli 
koran sekelas
 Kompas dalam hal harga, maupun pembaca yang biasa membeli koran 
murah, yaitu
 koran seribu perak, seperti harian Lampu Merah. 
 
 Tiga alasan tersebut di atas dapat dikategorikan strategi agresif, 
karena
 langsung menyerang para pesaing dengan senjata harga. Harga yang 
lebih murah
 dijadikan alat yang sangat efektif untuk mendapatkan pembaca baru 
dan
 mengalihkan pembaca koran pesaing kepada Kompas. 
 
 Pertanyaannya apakah Kompas tidak rugi dengan menjual di bawah 
harga
 standar?. Sudah disebutkan di atas bahwa Kompas menjual Update 
dengan harga
 seribu perak tapi mengurangi jumlah halaman secara signifikan. 
Dari tadinya
 60+12 halaman, menjadi 32+12 halaman. Dengan demikian, sebenarnya 
dalam hal
 jumlah halaman, harga yang ditetapkan untuk Update masih masuk 
akal. 
 
 Justru ada keuntungan strategis lainnya yang didapatkan Kompas 
dengan
 strategi Updatenya tersebut, yaitu:
 
 1.   Total oplah koran Kompas akan bertambah secara signifikan.
 
 2.   Dengan semakin besarnya oplah Kompas, maka koran tersebut 
akan
 lebih mudah