[Keuangan] Re: Mungkinkah Kompas Dibagikan Gratis?
Think out the box! Ungkapan lama, namun saya ingat dilontarkan salah satu mantan dosen saya Bapak Theo M Tuanakotta. Beliau salah satu seorang yang amat saya respect. Bagi orang kebanyakan mungkin mengulas dan memprediksi strategi perusahaan adalah suatu hal yang silly. Tapi bagi saya memang menarik, Pak. Karna memang kebanyakan inovasi bisa berawal dari situ. Warm regards, S Jerry M Partner, The Chosen One Optima Consulting 0881-121-00631 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Dikky Zulfikar [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih Bung Jerry. Dz From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Jerry Matanari Sent: 04 Februari 2008 11:42 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: [Keuangan] Re: Mungkinkah Kompas Dibagikan Gratis? Ulasan strategi yang cukup menarik, Pak. Regards, S Jerry M Accountant/Consultant (021) -98765 -903 --- In HYPERLINK mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan- [EMAIL PROTECTED] ogroups.com, Dikky Zulfikar dikkyz@ wrote: Buat rekan-rekan pembaca dan penggemar Kompas, berikut artikel saya tentang surat kabar Kompas. Mohon pendapatnya. Gebrakan Kompas Update: Mungkin kah Nantinya Kompas Dibagikan Gratis? HYPERLINK HYPERLINK http://www.dikkyzulfikar.comhttp://www.dikkyzulfikar.comwww.dikk yzulfikar .com Setiap sore hari, khususnya di lampu merah perempatan jalan di kota-kota besar, penjaja koran menawarkan koran murah, Kompas Update, seharga Rp 1.000,-. Ini lah strategi jitu dari salah satu harian nasional, Kompas. Harga seribu perak untuk koran Kompas, tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna kendaraan bermotor yang sedang menunggu lampu merah. Dengan banyaknya penjaja koran yang menawarkan Kompas Update tersebut sebagai dagangan utama, dapat disimpulkan peminat koran tersebut cukup banyak. Tentu saja hal ini menjadi pukulan telak bagi harian lain yang terbit sore hari. Saya penasaran, hari ini (1/2/08) saya membeli Kompas Update untuk membandingkan dengan Kompas yang terbit pagi hari. Hasilnya adalah: 1. Jumlah halaman Kompas pagi hari 60 + 12 halaman, sedangkan Update hanya 32 + 12 halaman. 2. Yang tidak ada dalam Update adalah halaman rubrik seperti Sport, Teropong, dan Sorotan (total 28 halaman) 3. Yang baru dari Updata dan tidak ada dalam halaman Kompas pagi hanyalah dua halaman koran, yaitu halaman 1 dan halaman 15 yang berubah sama sekali (karena update berita). Selain halaman tersebut maka sama persis. 4. Iklan-iklan dan berita (selain disebut poin 3) di Kompas pagi sama persis dengan Update. 5. Harga Kompas pagi Rp 2.900,- sedangkan harga Update Rp. 1.000,- Bagi orang yang sudah berlangganan atau membeli Kompas pagi, maka membeli Update hanya akan mendapatkan berita baru di halaman 1 dan 15. Selebihnya sama persis. Sehingga harga seribu perak untuk update berita tersebut di atas menurut saya terlalu mahal. Bagi orang yang belum membaca Kompas dan membeli Kompas 32+12 halaman seharga Rp 1.000,- maka tidak terlalu murah, karena dibandingkan mendapatkan 60+12 halaman apabila membayar Rp 2.900,- tentunya Kompas pagi lebih menarik. Artinya lebih baik beli edisi pagi, karena yang pasti lebih lengkap walau sedikit lebih mahal. Mungkin edisi pagi tidak memuat berita Update, namun 28 halaman tambahan yang tidak ada di Update terlalu sayang untuk dilewatkan. Mungkin karena alasan di atas pula, manajemen Kompas tidak kuatir Update akan mengkanibal Kompas pagi yang artinya pelanggan Kompas pagi tidak akan beralih ke Update. Terhadap mereka yang sudah membaca Kompas pagi namun gila dengan berita up to date, ya memang harus menambah seribu perak untuk mendapatkan dua halaman berita baru, dan selebihnya masuk tong sampah. Mari kita gali kenapa Kompas memutuskan menerbitkan edisi Update pada sore hari dengan harga Rp1.000,-. Menurut saya adalah sebagai berikut: 1. Kompas ingin memukul telak pesaingnya di sore hari, yaitu koran-koran sore seperti Suara Pembaruan. Karena dari sisi harga lebih murah, dan dari sisi berita juga up to date (walaupun cuma dua halaman update saja). 2. Tidak sampai disitu, strategi ini adalah double strike, yaitu selain memukul koran sore juga menyikut koran pagi yang masih dijual sore, seperti Jawa Pos, Republika, Media Indonesia, Sindo dan lainnya. Keunggulannya adalah harga yang pasti lebih murah dan ditambah lagi berita lebih up to date dibandingkan dengan koran-koran pagi tersebut. 3. Dengan kemampuan menjual di bawah harga standar, yaitu seribu perak, maka Kompas akan memperluas basis pembacanya. Yaitu para pembaca yang tadinya tidak beli koran sama sekali, pembaca yang sudah beli koran sekelas Kompas dalam hal harga, maupun pembaca yang
RE: [Keuangan] Re: Mungkinkah Kompas Dibagikan Gratis?
Terimakasih Bung Jerry. Dz From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Jerry Matanari Sent: 04 Februari 2008 11:42 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: [Keuangan] Re: Mungkinkah Kompas Dibagikan Gratis? Ulasan strategi yang cukup menarik, Pak. Regards, S Jerry M Accountant/Consultant (021) -98765 -903 --- In HYPERLINK mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED] ogroups.com, Dikky Zulfikar [EMAIL PROTECTED] wrote: Buat rekan-rekan pembaca dan penggemar Kompas, berikut artikel saya tentang surat kabar Kompas. Mohon pendapatnya. Gebrakan Kompas Update: Mungkin kah Nantinya Kompas Dibagikan Gratis? HYPERLINK HYPERLINK http://www.dikkyzulfikar.comhttp://www.dikkyzulfikar.comwww.dikkyzulfikar .com Setiap sore hari, khususnya di lampu merah perempatan jalan di kota-kota besar, penjaja koran menawarkan koran murah, Kompas Update, seharga Rp 1.000,-. Ini lah strategi jitu dari salah satu harian nasional, Kompas. Harga seribu perak untuk koran Kompas, tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna kendaraan bermotor yang sedang menunggu lampu merah. Dengan banyaknya penjaja koran yang menawarkan Kompas Update tersebut sebagai dagangan utama, dapat disimpulkan peminat koran tersebut cukup banyak. Tentu saja hal ini menjadi pukulan telak bagi harian lain yang terbit sore hari. Saya penasaran, hari ini (1/2/08) saya membeli Kompas Update untuk membandingkan dengan Kompas yang terbit pagi hari. Hasilnya adalah: 1. Jumlah halaman Kompas pagi hari 60 + 12 halaman, sedangkan Update hanya 32 + 12 halaman. 2. Yang tidak ada dalam Update adalah halaman rubrik seperti Sport, Teropong, dan Sorotan (total 28 halaman) 3. Yang baru dari Updata dan tidak ada dalam halaman Kompas pagi hanyalah dua halaman koran, yaitu halaman 1 dan halaman 15 yang berubah sama sekali (karena update berita). Selain halaman tersebut maka sama persis. 4. Iklan-iklan dan berita (selain disebut poin 3) di Kompas pagi sama persis dengan Update. 5. Harga Kompas pagi Rp 2.900,- sedangkan harga Update Rp. 1.000,- Bagi orang yang sudah berlangganan atau membeli Kompas pagi, maka membeli Update hanya akan mendapatkan berita baru di halaman 1 dan 15. Selebihnya sama persis. Sehingga harga seribu perak untuk update berita tersebut di atas menurut saya terlalu mahal. Bagi orang yang belum membaca Kompas dan membeli Kompas 32+12 halaman seharga Rp 1.000,- maka tidak terlalu murah, karena dibandingkan mendapatkan 60+12 halaman apabila membayar Rp 2.900,- tentunya Kompas pagi lebih menarik. Artinya lebih baik beli edisi pagi, karena yang pasti lebih lengkap walau sedikit lebih mahal. Mungkin edisi pagi tidak memuat berita Update, namun 28 halaman tambahan yang tidak ada di Update terlalu sayang untuk dilewatkan. Mungkin karena alasan di atas pula, manajemen Kompas tidak kuatir Update akan mengkanibal Kompas pagi yang artinya pelanggan Kompas pagi tidak akan beralih ke Update. Terhadap mereka yang sudah membaca Kompas pagi namun gila dengan berita up to date, ya memang harus menambah seribu perak untuk mendapatkan dua halaman berita baru, dan selebihnya masuk tong sampah. Mari kita gali kenapa Kompas memutuskan menerbitkan edisi Update pada sore hari dengan harga Rp1.000,-. Menurut saya adalah sebagai berikut: 1. Kompas ingin memukul telak pesaingnya di sore hari, yaitu koran-koran sore seperti Suara Pembaruan. Karena dari sisi harga lebih murah, dan dari sisi berita juga up to date (walaupun cuma dua halaman update saja). 2. Tidak sampai disitu, strategi ini adalah double strike, yaitu selain memukul koran sore juga menyikut koran pagi yang masih dijual sore, seperti Jawa Pos, Republika, Media Indonesia, Sindo dan lainnya. Keunggulannya adalah harga yang pasti lebih murah dan ditambah lagi berita lebih up to date dibandingkan dengan koran-koran pagi tersebut. 3. Dengan kemampuan menjual di bawah harga standar, yaitu seribu perak, maka Kompas akan memperluas basis pembacanya. Yaitu para pembaca yang tadinya tidak beli koran sama sekali, pembaca yang sudah beli koran sekelas Kompas dalam hal harga, maupun pembaca yang biasa membeli koran murah, yaitu koran seribu perak, seperti harian Lampu Merah. Tiga alasan tersebut di atas dapat dikategorikan strategi agresif, karena langsung menyerang para pesaing dengan senjata harga. Harga yang lebih murah dijadikan alat yang sangat efektif untuk mendapatkan pembaca baru dan mengalihkan pembaca koran pesaing kepada Kompas. Pertanyaannya apakah Kompas tidak rugi dengan menjual di bawah harga standar?. Sudah disebutkan di atas bahwa Kompas menjual Update dengan harga seribu perak tapi mengurangi jumlah halaman secara signifikan. Dari tadinya 60+12 halaman, menjadi 32+12 halaman. Dengan demikian, sebenarnya dalam hal jumlah halaman, harga yang ditetapkan
[Keuangan] Re: Mungkinkah Kompas Dibagikan Gratis?
Ulasan strategi yang cukup menarik, Pak. Regards, S Jerry M Accountant/Consultant (021) -98765 -903 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Dikky Zulfikar [EMAIL PROTECTED] wrote: Buat rekan-rekan pembaca dan penggemar Kompas, berikut artikel saya tentang surat kabar Kompas. Mohon pendapatnya. Gebrakan Kompas Update: Mungkin kah Nantinya Kompas Dibagikan Gratis? HYPERLINK http://www.dikkyzulfikar.comwww.dikkyzulfikar.com Setiap sore hari, khususnya di lampu merah perempatan jalan di kota-kota besar, penjaja koran menawarkan koran murah, Kompas Update, seharga Rp 1.000,-. Ini lah strategi jitu dari salah satu harian nasional, Kompas. Harga seribu perak untuk koran Kompas, tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna kendaraan bermotor yang sedang menunggu lampu merah. Dengan banyaknya penjaja koran yang menawarkan Kompas Update tersebut sebagai dagangan utama, dapat disimpulkan peminat koran tersebut cukup banyak. Tentu saja hal ini menjadi pukulan telak bagi harian lain yang terbit sore hari. Saya penasaran, hari ini (1/2/08) saya membeli Kompas Update untuk membandingkan dengan Kompas yang terbit pagi hari. Hasilnya adalah: 1. Jumlah halaman Kompas pagi hari 60 + 12 halaman, sedangkan Update hanya 32 + 12 halaman. 2. Yang tidak ada dalam Update adalah halaman rubrik seperti Sport, Teropong, dan Sorotan (total 28 halaman) 3. Yang baru dari Updata dan tidak ada dalam halaman Kompas pagi hanyalah dua halaman koran, yaitu halaman 1 dan halaman 15 yang berubah sama sekali (karena update berita). Selain halaman tersebut maka sama persis. 4. Iklan-iklan dan berita (selain disebut poin 3) di Kompas pagi sama persis dengan Update. 5. Harga Kompas pagi Rp 2.900,- sedangkan harga Update Rp. 1.000,- Bagi orang yang sudah berlangganan atau membeli Kompas pagi, maka membeli Update hanya akan mendapatkan berita baru di halaman 1 dan 15. Selebihnya sama persis. Sehingga harga seribu perak untuk update berita tersebut di atas menurut saya terlalu mahal. Bagi orang yang belum membaca Kompas dan membeli Kompas 32+12 halaman seharga Rp 1.000,- maka tidak terlalu murah, karena dibandingkan mendapatkan 60+12 halaman apabila membayar Rp 2.900,- tentunya Kompas pagi lebih menarik. Artinya lebih baik beli edisi pagi, karena yang pasti lebih lengkap walau sedikit lebih mahal. Mungkin edisi pagi tidak memuat berita Update, namun 28 halaman tambahan yang tidak ada di Update terlalu sayang untuk dilewatkan. Mungkin karena alasan di atas pula, manajemen Kompas tidak kuatir Update akan mengkanibal Kompas pagi yang artinya pelanggan Kompas pagi tidak akan beralih ke Update. Terhadap mereka yang sudah membaca Kompas pagi namun gila dengan berita up to date, ya memang harus menambah seribu perak untuk mendapatkan dua halaman berita baru, dan selebihnya masuk tong sampah. Mari kita gali kenapa Kompas memutuskan menerbitkan edisi Update pada sore hari dengan harga Rp1.000,-. Menurut saya adalah sebagai berikut: 1. Kompas ingin memukul telak pesaingnya di sore hari, yaitu koran-koran sore seperti Suara Pembaruan. Karena dari sisi harga lebih murah, dan dari sisi berita juga up to date (walaupun cuma dua halaman update saja). 2. Tidak sampai disitu, strategi ini adalah double strike, yaitu selain memukul koran sore juga menyikut koran pagi yang masih dijual sore, seperti Jawa Pos, Republika, Media Indonesia, Sindo dan lainnya. Keunggulannya adalah harga yang pasti lebih murah dan ditambah lagi berita lebih up to date dibandingkan dengan koran-koran pagi tersebut. 3. Dengan kemampuan menjual di bawah harga standar, yaitu seribu perak, maka Kompas akan memperluas basis pembacanya. Yaitu para pembaca yang tadinya tidak beli koran sama sekali, pembaca yang sudah beli koran sekelas Kompas dalam hal harga, maupun pembaca yang biasa membeli koran murah, yaitu koran seribu perak, seperti harian Lampu Merah. Tiga alasan tersebut di atas dapat dikategorikan strategi agresif, karena langsung menyerang para pesaing dengan senjata harga. Harga yang lebih murah dijadikan alat yang sangat efektif untuk mendapatkan pembaca baru dan mengalihkan pembaca koran pesaing kepada Kompas. Pertanyaannya apakah Kompas tidak rugi dengan menjual di bawah harga standar?. Sudah disebutkan di atas bahwa Kompas menjual Update dengan harga seribu perak tapi mengurangi jumlah halaman secara signifikan. Dari tadinya 60+12 halaman, menjadi 32+12 halaman. Dengan demikian, sebenarnya dalam hal jumlah halaman, harga yang ditetapkan untuk Update masih masuk akal. Justru ada keuntungan strategis lainnya yang didapatkan Kompas dengan strategi Updatenya tersebut, yaitu: 1. Total oplah koran Kompas akan bertambah secara signifikan. 2. Dengan semakin besarnya oplah Kompas, maka koran tersebut akan lebih mudah