Re: [Millis AKI- stop smoking] AMERIKA SERIKAT EMAS PAPUA

2010-03-15 Terurut Topik Sich Jerry
Audit apa nih maksudnya Pak? Audit laporan keuangan atau audit operasional?

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, daniel marsan denici...@... 
wrote:

 
 
  
 Menarik sekali membaca artikel tentang freeport ini. Satu pertanyaan apakah 
 dari pemerintah sendiri tidak pernah melakukan audit resmi setahun sekali 
 misalnya terhadap laporan keuangan Freeport dan juga pengawasan ke lokasi 
 penambangan itu sendiri?
 
  
 
 
   
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [Millis AKI- stop smoking] AMERIKA SERIKAT EMAS PAPUA

2010-03-14 Terurut Topik daniel marsan


 
Menarik sekali membaca artikel tentang freeport ini. Satu pertanyaan apakah 
dari pemerintah sendiri tidak pernah melakukan audit resmi setahun sekali 
misalnya terhadap laporan keuangan Freeport dan juga pengawasan ke lokasi 
penambangan itu sendiri?

 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Millis AKI- stop smoking] AMERIKA SERIKAT EMAS PAPUA

2010-03-12 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
dari salah satu milis ...


*NEGARA AMERIKA SERIKAT DIBANGUN DARI EMAS
PAPUA*http://mediakata.blogdetik.com/2010/03/10/negara-amerika-serikat-dibangun-dari-emas-papua/

http://mediakata.blogdetik.com/2010/03/10/negara-amerika-serikat-dibangun-dari-emas-papua/

[image: 
pp]http://mail.google.com/mail/?ui=2ik=732da97774view=attth=12746ad7e2a08e28attid=0.1disp=embzw

Freeport adalah pertambangan emas terbesar di dunia! Namun termurah dalam
biaya operasionalnya. Sebagian kebesaran dan kemegahan Amerika sekarang ini
adalah hasil perampokan resmi mereka atas gunung emas di Papua tersebut.
Freeport banyak berjasa bagi segelintir pejabat negeri ini, para jenderal
dan juga para politisi busuk, yang bisa menikmati hidup dengan bergelimang
harta dengan memiskinkan bangsa ini. Mereka ini tidak lebih baik daripada
seekor lintah!

Akhir tahun 1996, sebuah tulisan bagus oleh Lisa Pease yang dimuat dalam
majalah Probe. Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di
Washington DC. Judul tulisan tersebut adalah “JFK, Indonesia, CIA and
Freeport.”

Walau dominasi Freeport atas gunung emas di Papua dimulai sejak tahun 1967,
namun kiprahnya di negeri ini sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya. Dalam
tulisannya, Lisa Pease mendapatkan temuan jika Freeport Sulphur, demikian
nama perusahaan itu awalnya, nyaris bangrut berkeping-keping ketika terjadi
pergantian kekuasaan di Kuba tahun 1959.

Saat itu Fidel Castro berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh
Castro, seluruh perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan. Freeport
Sulphur yang baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya
terkena imbasnya. Ketegangan terjadi. Menurut Lisa Pease, berkali-kali CEO
Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Castro, namun
berkali-kali pula menemui kegagalan.

Ditengah situasi yang penuh ketidakpastian, pada Agustus 1959, Forbes Wilson
yang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan
Direktur pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen. Dalam pertemuan itu
Gruisen bercerita jika dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas
Gunung Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jaques Dozy
di tahun 1936. Uniknya, laporan itu sebenarnya sudah dianggap tidak berguna
dan tersimpan selama bertahun-tahun begitu saja di perpustakaan Belanda. Van
Gruisen tertarik dengan laporan penelitian yang sudah berdebu itu dan
membacanya.

Dengan berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pemimpin Freeport Sulphur
itu jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga
menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah. Tidak seperti wilayah
lainnya diseluruh dunia, maka kandungan biji tembaga yang ada disekujur
tubuh Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak
tersembunyi di dalam tanah. Mendengar hal itu, Wilson sangat antusias dan
segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk mengecek kebenaran cerita
itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan ini benar, maka perusahaannya
akan bisa bangkit kembali dan selamat dari kebangkrutan yang sudah di depan
mata.



[image: 
bb]http://mail.google.com/mail/?ui=2ik=732da97774view=attth=12746ad7e2a08e28attid=0.2disp=embzw

Selama beberapa bulan, Forbes Wilson melakukan survey dengan seksama atas
Gunung Ersberg dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini kelak
ditulisnya dalam sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain.
Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar yang untuk
memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu telah
terhampar di permukaan tanah. Dari udara, tanah disekujur gunung tersebut
berkilauan ditimpa sinar matahari.

Wilson juga mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain
dipenuhi bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas
dan perak!! Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama GOLD
MOUNTAIN, bukan Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson
memperkirakan jika Freeport akan untung besar dalam waktu tiga tahun sudah
kembali modal. Pimpinan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat. Pada
1 Februari 1960, Freeport Sulphur meneken kerjasama dengan East Borneo
Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut.

Namun lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan
yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah Irian
Barat tengah mengancam. Hubungan Indonesia dan Belanda telah memanas dan
Soekarno malah mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat.

Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John Fitzgerald
Kennedy agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah spertinya
mendukung Soekarno. Kennedy mengancam Belanda, akan menghentikan bantuan
Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat. Belanda yang saat itu
memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari
puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II terpaksa mengalah dan mundur
dari Irian Barat.

Ketika itu