Re: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?

2010-07-28 Terurut Topik winarto sugondo
Sebenernya kemacetan di Jakarta bisa diatasi dengan mudah, yaitu "Mulailah
menghargai pengguna jalan lain sebagai ayah, ibu, adik, kakak, dan saudara
kita sendiri"

Jangan memotong jalur di jalur antrian lalin.
Jangan memotong jalur disaat kondisi rapat.
Nyalakan sign lamp 5-10 detik sebelum pindah jalur
dan satu yang paling penting
"PERGILAH LEBIH PAGI KALAU TAKUT MASUK KERJA TERLAMBAT"

Kendaraan umum mah sudah dari tahun 70-an sejak berkibarnya PPD sudah
semerawut, ingat tahun 80-an terminal di lapangan banteng dipindahkan?

Kalau petugas lapangan tidak tegas, maka Jakarta akan dibuat malu oleh
mereka-mereka yang tidak bisa menghargai orang lain sesama pemakai jalan
raya.

Kalau saya prinsipnya di jalan "DIA JUGA PEMBAYAR PAJAK BRO"

Semoga ngga terlalu pusing mikirin Motor. Saya seorang Biker, dan saya orang
yang pasti akan menentang ketentuan larangan pengendara sepeda motor,
kecuali negara memberikan saya PTKP tambahan dan benefit in cash setiap
bulannya. Saya naik motor hanya habis 50 ribu seminggu jarak 600 KM PP,
apakah saya telah menyia-nyiakan BBM bersubsidi? Dengan bangga saya jawab
tidak. Saya naik motor karena saya tidak mau naik mobil. Saya naik motor
karena saya tidak percaya pada keamanan di dalam kendaraan umum. Dan satu
yang paling penting.saya naik motor agar dapat menambah uang harian
keluarga saya mengingat harga cabai lebih pedas daripada rasanya. Apakah
cabai di-dump di Malaysia?

Salam,


Winarto Sugondo

2010/7/28 Wing Wahyu Winarno 

>
>
> Saya punya usul memecahkan kemacetan Jakarta dan sudah saya tulis di
> Kompasiana
> ( http://umum.kompasiana.com/2009/09/08/mengurangi-kemacetan-jakarta/ ).
> Inti
> ide saya adalah, kementrian harus diurai dan disebar ke berbagai kota besar
> di
> Indonesia. Kementrian yang ada di Jakarta ya hanya yang memang benar2 perlu
>
> saja, yaitu Menlu, Mensesneg, dan mungkin Mendagri. Menteri2 lain harus di
> luar
> Jakarta. Menpariwisata di Bali, Menhut di Kalteng, Mendiknas di Yogya,
> Menkelautan ya di Ambon, dst (silakan baca artikel lengkap saya di sana).
> Bahkan
> pejabat tinggi seperti Panglima TNI atau Kapolri, tidak harus di Jakarta.
> Yang
> harus di Jakarta hanya paspampres dan unit2 khusus saja.
>
> Sata tidak setuju kalau ibukota dipindah ke kota lain, karena berarti akan
> menciptakan neraka Jakarta di kota lain itu. Kalau pengertian ibukota yang
> dipindah hanya presiden, juga tidak mungkin, karena harus diikuti dengan
> pemindahan kedutaan besar. Jadi biar saja presiden tetap di Jakarta.
>
> Kalau ada keberatan: nanti presiden butuh koordinasi dengan menteri
> bagaimana?
> Halah, sekarang ada sms, ada chatting, ada e-mail, ada telpon, ada video
> conference. Lagipula, berapa kali seminggu sih presiden rapat dengan para
> menteri?
>
> Sangat tidak lucu Menhut kok di Jakarta. Lha tidak pernah melihat hutan,
> kok
> harus ngurusi hutan (ekstrimnya begitu kan?). Kalau Menteri Kelautan
> berkantor
> di Ambon, pasti deh pelabuhan di Ambon segera maju. Kalau Menteri
> Perdagangan
> ada di Medan, pasti deh Medan akan segera setara dengan Singapura atau KL.
>
> Biaya untuk memindahkan kementerian bisa ditutup dengan ruislag kantor2
> kementerian dan dirjen2nya. Dengan begitu, daerah menjadi ikut kebagian
> perputaran uang. Penerbangan tidak terpusat ke Jakarta. Pelabuhan tidak
> hanya
> Tanjung Priok. Pameran mobil tidak mesti di Jakarta.
>
> Saya kira, ide saya bukan sesuatu yang mustahil. Malah menurut saya, lebih
> mustahil dengan memikirkan pembangunan monorel atau memperbanyak busway.
>
> Salam,
>
> Wing Wahyu Winarno
> ada di facebook
> http://maswing.wordpress.com
>
>
> - Original Message 
> From: oka >
> To: 
> AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
> Sent: Wed, July 28, 2010 7:58:11 PM
> Subject: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?
>
> Memang soal kemacetan di Jakarta jadi merambah kemana2. Asal mulanya kalo
> ngak
> salah inget, adalah komplen soal pengawalnya pak Presiden dan pejabat2 atau
> sok
> pejabat yang selalu pakai voreider...ditengah kemacetantiba2 issue
> pemindahan ibukota dan pembatasan sepeda motor juga mengemuka.
>
> Saya sih skeptis lah...WWCS palinganapasih yg di Jakarta ngak diatur
> tapi
> tak dilaksanakan? mulai larangan buang sampah sembarangan sampai larangan
> merokok dimuka umum? wong tanda verboden aja dilanggar, polisi dan Dishub
> ngak
> bisa ngapa-ngapain
>
> Pembatasan sepeda motor berpotensi memicu kecemburuan dan kerawanan
> sosialsaya kira tak akan nyaman orang yg menggunakan mobil, ketika ada
> orang
> yang cuma mampu naik motor tapi ngak boleh...
>
> Dari sisi ekonomi jelas kok, mekanisme demand supply, incentive
> disincentive yg
> harus dipakaimisalnya motor atau mobil tak boleh beli premium...saya
> kira
> dengan sendirinya speda motor berkurang...alternatif lain meningkatkan
> pajak
> kendaraan...sensitivitas pengendara motor terhadap kenaikan pajak tentu
> lebih
> tinggi dari pemilik mobil dst dst...
>
> Pertumbuhan Kendaraan di Jakarta Capai

Re: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?

2010-07-28 Terurut Topik tandewi
Menurut sy selain pembatasan motor,mobil ataupun pemakaian premium..
kenapa ga coba diperbaiki, sistem transportasi umum dan juga fisik dr 
transportasi umum itu.

Jujur awal2 ada busway, sy kekantor lebih sering naik busway, tp makin 
kesini,makin ga nyaman dan akhirnya kembali nyetir lagi..ketidaknyaman itu 
diantaranya, makin ga terawatnya moda transportasi itu, makin ga teraturnya 
pengguna, belum lg pelecehan2 yg baik scr lgs ga lgs terjadi..

Spt rencana pemda DKI yg mau buat MRT, uumm bukannya underestimated, tp sy rasa 
dana utk membuat MRT itu,lebih baik smntara ini dialokasikan utk perbaikan 
kendaraan umum yg telah ada,perbaikan jalan2..MRT cukup dijadikan opsi pilihan 
jk panjang utk membantu mengatasi kemacetan.

Rdgs
Tan


Sent from my BlackBerry®

-Original Message-
From: harri3...@yahoo.com
Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Wed, 28 Jul 2010 15:18:35 
To: 
Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?

Saya fikir dlm mengatasi kemacetan lalu lintas di jakarta bukan hanya 
pembatasan sepeda motor tp juga mobil. Krn masalah kemacetan berhubungan dgn 
banyak hal, spt pihak bank, leasing (sbg pemberi kredit), perilaku pengendara, 
petunjuk jalan, dll. Dan ketika dihadapkan pada issue tersebut, kemungkinan 
akan blunder juga krn tdk jelasnya akar dr permasalahan. Kalau saya menawarkan 
solusi, bagaimana kalau seandainya pemberian SIM baik motor atau mobil 
diperketat dan dgn catatan tidak ada manipulasi dlm proses pembuatan SIM baik 
oleh masyarakat maupun POLRI yg notabene bukan rahasia umum lg dgn praktik yg 
ada selama ini. Dengan adanya pengetatan pembuatan SIM diharapkan masy yg ingin 
membuat benar2 paham dan terdidik bagaimana perilaku yg baik dlm berkendara. 
Dan otomatis masy yg tdk memp SIM akan khawatir bilamana ia tdk memp SIM di 
jalan dan secara jangka panjang bs mengurangi keinginan masy untuk menggunakan 
mobil/motor pribadi yg tentunya jg hrs diimbangi dgn peningkatan kualitas dan 
kuantitas layanan transportasi publik. Tq

Sent from my Worry FreeBerry® 



-Original Message-

From: "oka" 

Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com

Date: Wed, 28 Jul 2010 12:58:11 

To: 

Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com

Subject: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?



Memang soal kemacetan di Jakarta jadi merambah kemana2. Asal mulanya kalo ngak 
salah inget, adalah komplen soal pengawalnya pak Presiden dan pejabat2 atau sok 
pejabat yang selalu pakai voreider...ditengah kemacetantiba2 issue 
pemindahan ibukota dan pembatasan sepeda motor juga mengemuka.



Saya sih skeptis lah...WWCS palinganapasih yg di Jakarta ngak diatur tapi 
tak dilaksanakan? mulai larangan buang sampah sembarangan sampai larangan 
merokok dimuka umum? wong tanda verboden aja dilanggar, polisi dan Dishub ngak 
bisa ngapa-ngapain



Pembatasan sepeda motor berpotensi memicu kecemburuan dan kerawanan 
sosialsaya kira tak akan nyaman orang yg menggunakan mobil, ketika ada 
orang yang cuma mampu naik motor tapi ngak boleh...



Dari sisi ekonomi jelas kok, mekanisme demand supply, incentive disincentive yg 
harus dipakaimisalnya motor atau mobil tak boleh beli premium...saya kira 
dengan sendirinya speda motor berkurang...alternatif lain meningkatkan pajak 
kendaraan...sensitivitas pengendara motor terhadap kenaikan pajak tentu lebih 
tinggi dari pemilik mobil dst dst...









Pertumbuhan Kendaraan di Jakarta Capai 1.172 per Hari   

Rabu, 28 Juli 2010 | 17:02 WIB

Besar Kecil Normal   Kemacetan di kawasan Sudirman. Tempo/Tony Hartawan



TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Udar Pristono 
menyampaikan pertumbuhan kendaraan baik roda dua atau empat di ibukota mencapai 
1.172 unit per harinya. Sebanyak 186 unit kendaraan roda dua dan 986 unit 
kendaraan roda dua terdaftar di Dinas Perhubungan Jakarta tiap harinya. 



Menurut Udar, hingga kini jumlah total kendaraan di Jakarta mencapai 6,7 juta 
unit. "2,4 juta unit roda empat dan 4,3 juta unit roda dua," ujarnya sore ini.



Atas dasar itu, pihaknya membuat kajian komprehensif untuk mengendalikan 
persebaran motor di jalan. "Apakah kran ini di setop, dibuka terus atau 
difilter," ujarnya.



Upaya yang sudah dilakukan Dinas Perhubungan DKI, kata Udar, adalah dengan 
memposisikan motor di jalur lambat di sejumlah jalan protokol. "Selain 
mengurangi macet juga untuk menghindari kecelakaan." 



Rencana pembatasan peredaran motor yang sedang dikaji pihaknya juga didasari 
atas pertumbuhan jalan yang lelet di Jakarta. "Cuma 0,01 per tahun," kata Udar. 
Uji coba pembatasan motor ini rencananya akan dilakukan di rute Blok M-Kota 
pada jam-jam sibuk.



Dengan pembatasan motor ini, Udar berjanji akan mengkompensasi angkutan publik 
dengan layanan yang lebih baik. Untuk itu, pada Senin mendatang (2/8) akan 
dilakukan sterilisasi jalur Tr

Re: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?

2010-07-28 Terurut Topik sigitdani
Setuja mas WWW

Hal ini sekaligus memindahkan penduduk jakarta ke daerah.

Ah sayang presidennya bukan yg berani ambil terobosan yg kurang populer spt 
ini...

Salam

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Wing Wahyu Winarno 
Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Wed, 28 Jul 2010 06:38:39 
To: 
Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?

Saya punya usul memecahkan kemacetan Jakarta dan sudah saya tulis di Kompasiana 
( http://umum.kompasiana.com/2009/09/08/mengurangi-kemacetan-jakarta/ ). Inti 
ide saya adalah, kementrian harus diurai dan disebar ke berbagai kota besar di 
Indonesia. Kementrian yang ada di Jakarta ya hanya yang memang benar2 perlu 
saja, yaitu Menlu, Mensesneg, dan mungkin Mendagri. Menteri2 lain harus di luar 
Jakarta. Menpariwisata di Bali, Menhut di Kalteng, Mendiknas di Yogya, 
Menkelautan ya di Ambon, dst (silakan baca artikel lengkap saya di sana). 
Bahkan 
pejabat tinggi seperti Panglima TNI atau Kapolri, tidak harus di Jakarta. Yang 
harus di Jakarta hanya paspampres dan unit2 khusus saja.

Sata tidak setuju kalau ibukota dipindah ke kota lain, karena berarti akan 
menciptakan neraka Jakarta di kota lain itu. Kalau pengertian ibukota yang 
dipindah hanya presiden, juga tidak mungkin, karena harus diikuti dengan 
pemindahan kedutaan besar. Jadi biar saja presiden tetap di Jakarta.

Kalau ada keberatan: nanti presiden butuh koordinasi dengan menteri bagaimana? 
Halah, sekarang ada sms, ada chatting, ada e-mail, ada telpon, ada video 
conference. Lagipula, berapa kali seminggu sih presiden rapat dengan para 
menteri?

Sangat tidak lucu Menhut kok di Jakarta. Lha tidak pernah melihat hutan, kok 
harus ngurusi hutan (ekstrimnya begitu kan?). Kalau Menteri Kelautan berkantor 
di Ambon, pasti deh pelabuhan di Ambon segera maju. Kalau Menteri Perdagangan 
ada di Medan, pasti deh Medan akan segera setara dengan Singapura atau KL.

Biaya untuk memindahkan kementerian bisa ditutup dengan ruislag kantor2 
kementerian dan dirjen2nya. Dengan begitu, daerah menjadi ikut kebagian 
perputaran uang. Penerbangan tidak terpusat ke Jakarta. Pelabuhan tidak hanya 
Tanjung Priok. Pameran mobil tidak mesti di Jakarta.

Saya kira, ide saya bukan sesuatu yang mustahil. Malah menurut saya, lebih 
mustahil dengan memikirkan pembangunan monorel atau memperbanyak busway.

Salam,

Wing Wahyu Winarno
ada di facebook
http://maswing.wordpress.com





- Original Message 
From: oka 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Wed, July 28, 2010 7:58:11 PM
Subject: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?

Memang soal kemacetan di Jakarta jadi merambah kemana2. Asal mulanya kalo ngak 
salah inget, adalah komplen soal pengawalnya pak Presiden dan pejabat2 atau sok 
pejabat yang selalu pakai voreider...ditengah kemacetantiba2 issue 
pemindahan ibukota dan pembatasan sepeda motor juga mengemuka.

Saya sih skeptis lah...WWCS palinganapasih yg di Jakarta ngak diatur tapi 
tak dilaksanakan? mulai larangan buang sampah sembarangan sampai larangan 
merokok dimuka umum? wong tanda verboden aja dilanggar, polisi dan Dishub ngak 
bisa ngapa-ngapain

Pembatasan sepeda motor berpotensi memicu kecemburuan dan kerawanan 
sosialsaya kira tak akan nyaman orang yg menggunakan mobil, ketika ada 
orang 
yang cuma mampu naik motor tapi ngak boleh...

Dari sisi ekonomi jelas kok, mekanisme demand supply, incentive disincentive yg 
harus dipakaimisalnya motor atau mobil tak boleh beli premium...saya kira 
dengan sendirinya speda motor berkurang...alternatif lain meningkatkan pajak 
kendaraan...sensitivitas pengendara motor terhadap kenaikan pajak tentu lebih 
tinggi dari pemilik mobil dst dst...




Pertumbuhan Kendaraan di Jakarta Capai 1.172 per Hari  
Rabu, 28 Juli 2010 | 17:02 WIB
Besar Kecil Normal   Kemacetan di kawasan Sudirman. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Udar Pristono 
menyampaikan pertumbuhan kendaraan baik roda dua atau empat di ibukota mencapai 
1.172 unit per harinya. Sebanyak 186 unit kendaraan roda dua dan 986 unit 
kendaraan roda dua terdaftar di Dinas Perhubungan Jakarta tiap harinya. 


Menurut Udar, hingga kini jumlah total kendaraan di Jakarta mencapai 6,7 juta 
unit. "2,4 juta unit roda empat dan 4,3 juta unit roda dua," ujarnya sore ini.

Atas dasar itu, pihaknya membuat kajian komprehensif untuk mengendalikan 
persebaran motor di jalan. "Apakah kran ini di setop, dibuka terus atau 
difilter," ujarnya.

Upaya yang sudah dilakukan Dinas Perhubungan DKI, kata Udar, adalah dengan 
memposisikan motor di jalur lambat di sejumlah jalan protokol. "Selain 
mengurangi macet juga untuk menghindari kecelakaan." 


Rencana pembatasan peredaran motor yang sedang dikaji pihaknya juga didasari 
atas pertumbuhan jalan yang lelet di Jakarta. "Cuma 0,01 per tahun," k

Re: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?

2010-07-28 Terurut Topik harri3081
Saya fikir dlm mengatasi kemacetan lalu lintas di jakarta bukan hanya 
pembatasan sepeda motor tp juga mobil. Krn masalah kemacetan berhubungan dgn 
banyak hal, spt pihak bank, leasing (sbg pemberi kredit), perilaku pengendara, 
petunjuk jalan, dll. Dan ketika dihadapkan pada issue tersebut, kemungkinan 
akan blunder juga krn tdk jelasnya akar dr permasalahan. Kalau saya menawarkan 
solusi, bagaimana kalau seandainya pemberian SIM baik motor atau mobil 
diperketat dan dgn catatan tidak ada manipulasi dlm proses pembuatan SIM baik 
oleh masyarakat maupun POLRI yg notabene bukan rahasia umum lg dgn praktik yg 
ada selama ini. Dengan adanya pengetatan pembuatan SIM diharapkan masy yg ingin 
membuat benar2 paham dan terdidik bagaimana perilaku yg baik dlm berkendara. 
Dan otomatis masy yg tdk memp SIM akan khawatir bilamana ia tdk memp SIM di 
jalan dan secara jangka panjang bs mengurangi keinginan masy untuk menggunakan 
mobil/motor pribadi yg tentunya jg hrs diimbangi dgn peningkatan kualitas dan 
kuantitas layanan transportasi publik. Tq
Sent from my Worry FreeBerry® 

-Original Message-
From: "oka" 
Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Wed, 28 Jul 2010 12:58:11 
To: 
Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?

Memang soal kemacetan di Jakarta jadi merambah kemana2. Asal mulanya kalo ngak 
salah inget, adalah komplen soal pengawalnya pak Presiden dan pejabat2 atau sok 
pejabat yang selalu pakai voreider...ditengah kemacetantiba2 issue 
pemindahan ibukota dan pembatasan sepeda motor juga mengemuka.

Saya sih skeptis lah...WWCS palinganapasih yg di Jakarta ngak diatur tapi 
tak dilaksanakan? mulai larangan buang sampah sembarangan sampai larangan 
merokok dimuka umum? wong tanda verboden aja dilanggar, polisi dan Dishub ngak 
bisa ngapa-ngapain

Pembatasan sepeda motor berpotensi memicu kecemburuan dan kerawanan 
sosialsaya kira tak akan nyaman orang yg menggunakan mobil, ketika ada 
orang yang cuma mampu naik motor tapi ngak boleh...

Dari sisi ekonomi jelas kok, mekanisme demand supply, incentive disincentive yg 
harus dipakaimisalnya motor atau mobil tak boleh beli premium...saya kira 
dengan sendirinya speda motor berkurang...alternatif lain meningkatkan pajak 
kendaraan...sensitivitas pengendara motor terhadap kenaikan pajak tentu lebih 
tinggi dari pemilik mobil dst dst...




Pertumbuhan Kendaraan di Jakarta Capai 1.172 per Hari   
Rabu, 28 Juli 2010 | 17:02 WIB
Besar Kecil Normal   Kemacetan di kawasan Sudirman. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Udar Pristono 
menyampaikan pertumbuhan kendaraan baik roda dua atau empat di ibukota mencapai 
1.172 unit per harinya. Sebanyak 186 unit kendaraan roda dua dan 986 unit 
kendaraan roda dua terdaftar di Dinas Perhubungan Jakarta tiap harinya. 

Menurut Udar, hingga kini jumlah total kendaraan di Jakarta mencapai 6,7 juta 
unit. "2,4 juta unit roda empat dan 4,3 juta unit roda dua," ujarnya sore ini.

Atas dasar itu, pihaknya membuat kajian komprehensif untuk mengendalikan 
persebaran motor di jalan. "Apakah kran ini di setop, dibuka terus atau 
difilter," ujarnya.

Upaya yang sudah dilakukan Dinas Perhubungan DKI, kata Udar, adalah dengan 
memposisikan motor di jalur lambat di sejumlah jalan protokol. "Selain 
mengurangi macet juga untuk menghindari kecelakaan." 

Rencana pembatasan peredaran motor yang sedang dikaji pihaknya juga didasari 
atas pertumbuhan jalan yang lelet di Jakarta. "Cuma 0,01 per tahun," kata Udar. 
Uji coba pembatasan motor ini rencananya akan dilakukan di rute Blok M-Kota 
pada jam-jam sibuk.

Dengan pembatasan motor ini, Udar berjanji akan mengkompensasi angkutan publik 
dengan layanan yang lebih baik. Untuk itu, pada Senin mendatang (2/8) akan 
dilakukan sterilisasi jalur Transjakarta. 

"Mudah-mudahan dengan meningkatnya pelayanan Transjakarta, masyarakat akan 
beralih ke angkutan publik," ujarnya.







[Non-text portions of this message have been removed]





=
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
 

Re: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?

2010-07-28 Terurut Topik Wing Wahyu Winarno
Saya punya usul memecahkan kemacetan Jakarta dan sudah saya tulis di Kompasiana 
( http://umum.kompasiana.com/2009/09/08/mengurangi-kemacetan-jakarta/ ). Inti 
ide saya adalah, kementrian harus diurai dan disebar ke berbagai kota besar di 
Indonesia. Kementrian yang ada di Jakarta ya hanya yang memang benar2 perlu 
saja, yaitu Menlu, Mensesneg, dan mungkin Mendagri. Menteri2 lain harus di luar 
Jakarta. Menpariwisata di Bali, Menhut di Kalteng, Mendiknas di Yogya, 
Menkelautan ya di Ambon, dst (silakan baca artikel lengkap saya di sana). 
Bahkan 
pejabat tinggi seperti Panglima TNI atau Kapolri, tidak harus di Jakarta. Yang 
harus di Jakarta hanya paspampres dan unit2 khusus saja.

Sata tidak setuju kalau ibukota dipindah ke kota lain, karena berarti akan 
menciptakan neraka Jakarta di kota lain itu. Kalau pengertian ibukota yang 
dipindah hanya presiden, juga tidak mungkin, karena harus diikuti dengan 
pemindahan kedutaan besar. Jadi biar saja presiden tetap di Jakarta.

Kalau ada keberatan: nanti presiden butuh koordinasi dengan menteri bagaimana? 
Halah, sekarang ada sms, ada chatting, ada e-mail, ada telpon, ada video 
conference. Lagipula, berapa kali seminggu sih presiden rapat dengan para 
menteri?

Sangat tidak lucu Menhut kok di Jakarta. Lha tidak pernah melihat hutan, kok 
harus ngurusi hutan (ekstrimnya begitu kan?). Kalau Menteri Kelautan berkantor 
di Ambon, pasti deh pelabuhan di Ambon segera maju. Kalau Menteri Perdagangan 
ada di Medan, pasti deh Medan akan segera setara dengan Singapura atau KL.

Biaya untuk memindahkan kementerian bisa ditutup dengan ruislag kantor2 
kementerian dan dirjen2nya. Dengan begitu, daerah menjadi ikut kebagian 
perputaran uang. Penerbangan tidak terpusat ke Jakarta. Pelabuhan tidak hanya 
Tanjung Priok. Pameran mobil tidak mesti di Jakarta.

Saya kira, ide saya bukan sesuatu yang mustahil. Malah menurut saya, lebih 
mustahil dengan memikirkan pembangunan monorel atau memperbanyak busway.

Salam,

Wing Wahyu Winarno
ada di facebook
http://maswing.wordpress.com





- Original Message 
From: oka 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Wed, July 28, 2010 7:58:11 PM
Subject: [Keuangan] Pembatasan sepeda motor di Jakarta...apa bisa?

Memang soal kemacetan di Jakarta jadi merambah kemana2. Asal mulanya kalo ngak 
salah inget, adalah komplen soal pengawalnya pak Presiden dan pejabat2 atau sok 
pejabat yang selalu pakai voreider...ditengah kemacetantiba2 issue 
pemindahan ibukota dan pembatasan sepeda motor juga mengemuka.

Saya sih skeptis lah...WWCS palinganapasih yg di Jakarta ngak diatur tapi 
tak dilaksanakan? mulai larangan buang sampah sembarangan sampai larangan 
merokok dimuka umum? wong tanda verboden aja dilanggar, polisi dan Dishub ngak 
bisa ngapa-ngapain

Pembatasan sepeda motor berpotensi memicu kecemburuan dan kerawanan 
sosialsaya kira tak akan nyaman orang yg menggunakan mobil, ketika ada 
orang 
yang cuma mampu naik motor tapi ngak boleh...

Dari sisi ekonomi jelas kok, mekanisme demand supply, incentive disincentive yg 
harus dipakaimisalnya motor atau mobil tak boleh beli premium...saya kira 
dengan sendirinya speda motor berkurang...alternatif lain meningkatkan pajak 
kendaraan...sensitivitas pengendara motor terhadap kenaikan pajak tentu lebih 
tinggi dari pemilik mobil dst dst...




Pertumbuhan Kendaraan di Jakarta Capai 1.172 per Hari  
Rabu, 28 Juli 2010 | 17:02 WIB
Besar Kecil Normal   Kemacetan di kawasan Sudirman. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Udar Pristono 
menyampaikan pertumbuhan kendaraan baik roda dua atau empat di ibukota mencapai 
1.172 unit per harinya. Sebanyak 186 unit kendaraan roda dua dan 986 unit 
kendaraan roda dua terdaftar di Dinas Perhubungan Jakarta tiap harinya. 


Menurut Udar, hingga kini jumlah total kendaraan di Jakarta mencapai 6,7 juta 
unit. "2,4 juta unit roda empat dan 4,3 juta unit roda dua," ujarnya sore ini.

Atas dasar itu, pihaknya membuat kajian komprehensif untuk mengendalikan 
persebaran motor di jalan. "Apakah kran ini di setop, dibuka terus atau 
difilter," ujarnya.

Upaya yang sudah dilakukan Dinas Perhubungan DKI, kata Udar, adalah dengan 
memposisikan motor di jalur lambat di sejumlah jalan protokol. "Selain 
mengurangi macet juga untuk menghindari kecelakaan." 


Rencana pembatasan peredaran motor yang sedang dikaji pihaknya juga didasari 
atas pertumbuhan jalan yang lelet di Jakarta. "Cuma 0,01 per tahun," kata Udar. 
Uji coba pembatasan motor ini rencananya akan dilakukan di rute Blok M-Kota 
pada 
jam-jam sibuk.

Dengan pembatasan motor ini, Udar berjanji akan mengkompensasi angkutan publik 
dengan layanan yang lebih baik. Untuk itu, pada Senin mendatang (2/8) akan 
dilakukan sterilisasi jalur Transjakarta. 


"Mudah-mudahan dengan meningkatnya pelayanan Transjakarta, masyarakat akan 
beralih ke angkutan publik," ujarnya.








=
Millis AKI mend