[ac-i] Ngamen Puisi Wiji Thukul, 28-29 Agustus 2010
NGAMEN PUISI WIJI THUKUL DIBUTUHKAN SEGERA!!! Dibutuhkan relawan segala usia, apapun latar belakang, dimana pun berada, di atas apapun kini berpijak untuk ngamen puisi-puisi Wiji Thukul pada tanggal 28 dan 29 Agustus 2010. Ngamen ini untuk memperingati hari kelahiran Wiji yang jatuh pada 26 Agustus. Lokasi ngamen bebas, mau di terminal, di dalam bus, di emper mal, di tengah pasar, di manapun! Atau bila Anda malu ngamen di depan publik, silahkan membacakan puisi di depan orang terdekat atau keluarga. Waktu ngamen bebas! Boleh saat berangkat atau pulang kerja, di sela perjalanan, selepas ibadah di masjid, pura atau gereja, kapan pun! Daftarkan diri Anda ke: sahabatwijithu...@gmail.com atau sms ke: 0899 839 3685 Panitia akan mengirimkan bahan: puisi-puisi Wiji Thukul, profil penyair dan pamflet Peringatan Hari Penghilangan Paksa Internasional. Beberapa hal yang harus diperhatikan: Tak ada niat nyari duit apalagi memaksa, kalau publik mengapresiasi dengan memberi receh silahkan Anda sumbangkan untuk perjuangan para keluarga korban atau digunakan untuk keperluan baik-baik. Respek terhadap rakyat yang diinjak oleh sepatu pembangunan (mengutip Iwan Fals). Berlaku santun dan tidak mengganggu mereka yang tidak ingin diganggu pembacaan puisi. Kirimkan rekaman video/foto/audio dan kesan Anda selama ngamen ke: sahabatwijithu...@gmail.com. Kiriman Anda akan kami dokumentasikan dalam blog “Sahabat Wiji Thukul” yang segera online. Sebagai sahabat Wiji Thukul, Anda bebas mengirimkan bahan apa saja yang berkaitan dengan keresahan, kegamangan, protes, kemarahan, nasihat, atau apapun yang telah mencederai rasa keadilan dan kemanusiaan Anda. Sumber: Note Facebook Idaman Andarmosoko, 27 Agustus 2010 Teman, Kami kirimkan materi dan tambahan satu flyer tentang Ngamen Puisi Wiji Thukul. Format file-nya .zip Kalau teman berkenan bisa juga diperbanyak sendiri flyer-nya dan dibagikan untuk audience yg mungkin belum mengenal siapa Thukul. File nya dapat diunduh dari sini: https://docs.google.com/leaf?id=0B67U0GS4bGJ_OGQzM2YyODItNjkzOS00MmViLWIzMzktOGNlZjg2MDQzMTBlsort=namelayout=listnum=50 Gitu aja, teman. Jangan lupa untuk mendokumentasikan acara ngamen-nya untuk blog Sahabat Wiji Thukul ya. Audio, foto, video (pake hp juga bisa kalo gak punya camcorder). Satu hal lagi, ternyata ada cukup banyak permintaan informasi dari media baik di Jakarta maupun di daerah untuk meliput inisiatif ngamen dari kawan-kawan ini. Karena itu, kami mohon bantuannya kawan-kawan untuk mengirim SMS ke 08998393685 atau sebaris pesan di email ini yg berisi: Waktu ngamen (hari, jam), siapa saja (individu atau komunitas apa saja), nomer kontak, lokasi tempat ngamen. Hidup Thukul, Jayalah Sastra dan Kebudayaan Indonesia! Salam hangat!
[ac-i] UNDANGAN GELADAK SASTRA #5 KOMUNITAS LEMBAH PRING
UNDANGAN GELADAK SASTRA #5 ACARA: BEDAH NOVEL PEMBUNUH DI ISTANA NEGARA, KARYA DHIAN HARI M.D ATMAJA HARI/ TANGGAL: JUM'AT, 23 JULI 2010 PUKUL: 13.OO Wib (BA'DA JUM'ATAN) TEMPAT: PADEPOKAN SELO ADJI (RUMAH RIBUT SUMIYONO/ PEMATUNG BATU TROWULAN), Jl. RAYA JATISUMBER 11, Dsn. JATISUMBER, Ds. WATESUMPAK, Kec. TROWULAN, Kab. MOJOKERTO NARASUMBER: 1. HALIM HD (NETWORKER KEBUDAYAAN/ FORUM PINILIH, SOLO) 2. ROBIN AL-KAUTSAR (PEMERHATI SENI-BUDAYA, JOMBANG) 3. NUREL JAVISSYARQI (PENYAIR, LAMONGAN) MODERATOR: YUSUF SUHARTO (LITBANG ISNU JOMBANG) ACARA INI KERJA-BARENG ANTARA KOMUNITAS LEMBAH PRING dan PADEPOKAN SELO ADJI. SALAM: JABBAR ABDULLAH (LURAH KOMUNITAS LEMBAH PRING) Pembunuh di Istana Negara adalah sebuah novel karya Dhian Hari M.D. Atmaja yang digarap dengan ciri khas dan identitas tersendiri. Selama ini, cerita-cerita cinta hadir sebagai permasalahan personal yang sedikit banyak (dapat dikatakan) bergejolak pada lingkup terbatas dan cenderung melepaskan diri dari dunia realitasnya. Dalam alur cerita Pembunuh di Istana Negara, perasaan cinta seorang lelaki pada perempuan, mampu membawa si pencinta untuk berdiri di antara dua pilihan yang saling berlawanan. Novel ini secara ringkas menggambarkan perjalanan cinta seorang Paspampres (Kapten Agung Sutomo) untuk menjalani perenungan atas sistem pemerintahan negara. Kapten Agung Sutomo sebagai seorang Paspampres juga mengagumi seorang penulis yang dalam perjalanan kehidupannya, si penulis yang dikagumi ini terasing dari masyarakatnya karena sebuah jalan pikiran yang bersemayam di dalam kepala. Pikiran si penulis itu jauh berada di awang-uwung. Suatu ketika, Agung menyelinap keluar Istana Negara untuk menemui kekasihnya yang bernama Rina. Betapa sakit perasaan sang Paspampres ketika menemukan sang kekasih sedang bercumbu dengan tangisan dan luka yang kejam menghantam dunia seorang perempuan cantik yang dia cintai dengan tulus. Dari keadaan itu, Agung mengetahui bagaimana luka Rina sampai mengucurkan darah penderitaan yang tidak mampu dia bendung. Terbelenggu di dalam masalah yang sangat rumit dan melibatkan berbagai pihak. Dengan berselimutkan derai air mata yang dikucurkan Rina, Kapten Agung Sutomo diajak untuk menyaksikan pergulatan penderitaan para petani yang sedang dilanda peperangan. Kapten Agung Sutomo yang setiap harinya bersama dengan Presiden di dalam gemerlap Istana Negara dan kemewahan negara, kali ini dipaksa untuk menyaksikan penderitaan karena perang petani yang tidak mungkin lagi dimenangkan oleh para petani. Kapten Agung Sutomo dengan sambil terus dibajiri oleh air mata kekasihnya menyaksikan bagaimana para petani diusir dengan paksa oleh pada penguasa kaya. Para petani diusir dari tanah yang selama ini mereka jadikan sandaran kehidupan yang panjang dan melelahkan. Bersamaan dengan rasa sakit yang mengucurkan darah di dalam dada, seorang relasi Kapten Agung Sutomo yang berkerja sebagai seorang wartawan nasional memberikan kabar bahwa dia telah membuatkan janji untuk bertemu dengan sang Wiku (penulis yang dikagumi Agung). Kapten Agung pun berinisiatif untuk mengajak Rina berlibur ke kota sang Wiku, Yogyakarta. Kapten Agung berharap, liburannya ke Yogyakarta mampu menjauhkan Rina dari kesedihan yang berkepanjangan. Akantetapi, setelah Kapten Agung sampai di Yogyakarta dan bertemu dengan sang Wiku, dia kembali teringat dengan penderitaan para petani yang sebentar lagi, tanah mereka akan terenggut begitu saja. Dia pun mencoba untuk mencari jalan keluar dengan meminta pendapat dari sang Wiku yang dia kagumi. Saat itu, mimpi-mimpi besar yang pernah ditulis sang Wiku kembali terlintas di kepala Kapten Agung Sutomo. Mimpi besar tentang perubahan, tentang negara yang mengedepankan hati nurani dan kemanusiaan dalam menjalankan sistem pemerintahan. Bahwa rakyat adalah segalanya. Kapten Agung pun kemudian berniat melakukan perubahan itu. Terjadi prahara yang besar karena rasa cinta yang dalam yang dimiliki oleh seorang Paspampres untuk meletuskan pistolnya, dan akhirnya media pun menulis: PEMBUNUH DI ISTANA NEGARA Pertanyaan yang melintas saat ini, adalah bahwa siapa sebenarnya yang menjadi PEMBUNUH di ISTANA NEGARA? Silahkan temukan kemudian tafsirkan sendiri dengan membaca keseluruhan cerita dari novel PEMBUNUH DI ISTANA NEGARA karya Dhian Hari M.D. Atmaja yang diterbitkan di Yogyakarta oleh SDS Fiction. Judul : PEMBUNUH DI ISTANA NEGARA Tahun : Maret 2010 Penulis : Dhian Hari M.D. Atmaja Tebal : 355 halaman Ukuran : 11 x 17 cm Penerbit : SDS Fiction, Yogyakarta ISBN : 978-602-96664-0-3 Katalog Dalam Terbitan Harga : Rp. 33.000,00 (berlaku untuk seluruh wilayah di Indonesia) NB: Pembelian dapat dilakukan dengan mengirimkan pemesanan melalui alamat e-mail: dhianh...@yahoo.com atau sds.fictionbo...@gmail.com atau dapat juga melakukan pemesanan via SMS ke nomor HP 085643218682
[ac-i] SIARAN PERS GreenArt 2010, Hanya Satu Bumi
SIARAN PERS GreenArt 2010, Hanya Satu Bumi Untuk kali ketiga, Komunitas Perupa Peduli Lingkungan (KPPL) menyelenggarakan GreenArt, sebuah hajatan kesenian yang berwawasan lingkungan. Pameran seni rupa, pameran produk dan pengelolaan lingkungan, gelar seni pertunjukan, workshop dan seminar, diselenggarakan di Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85 Surabaya, mulai tanggal 22 – 25 Juli 2010. Acara ini juga merupakan bentuk kepedulian tersendiri dari Bank Jatim sebagai sponsor utama, dan akan membuka acara pada hari Kamis, 22 Juli 2010, pukul 15.00, di pendopo Taman Budaya Jatim. Kali ini, giliran Sawung Jabo yang menjadi bintang dalam sajian pergelaran musiknya, hari Sabtu, 24 Juli 2010. Pada mulanya, GreenArt merupakan hajatan yang digelar Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman, Trawas, Mojokerto, bekerjasama dengan British Council. Acara tahun 1991 itu merupakan pameran karya seni rupa yang menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Sayangnya, acara ini tidak berulang kembali, sehingga memunculkan kerinduan sejumlah seniman yang pernah menjadi pesertanya. Tahun 2008, kerinduan itu mengkristal dengan menggelar hajatan dengan nama sama, GreenArt, yang diselenggarakan di Kampung Seni Pondok Mutiara Sidoarjo. Momen ini lantas melahirkan Komunitas Perupa Peduli Lingkungan (KPPL) yang menjadi pelaksana, dengan menggandeng sejumlah elemen seniman dan LSM Lingkungan, termasuk PPLH Seloliman sebagai penggagas pertama. Sukses dengan acara ini, event yang lebih besar digelar di Taman Budaya Jatim, dengan lebih banyak lagi melibatkan berbagai pihak untuk berpartisipasi, termasuk kalangan perguruan tinggi yang baru kali itu unjuk karya. Intinya, acara utamanya masih serupa, yaitu pameran seni rupa dan produk-produk ramah lingkungan, workshop apresiasi lingkungan hidup, pergelaran performance art yang menyuarakan persoalan lingkungan, pemutaran film dan pertunjukan kesenian lainnya. Karya-karya seni rupa yang tampil konsisten dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Baik yang berupa limbah pertanian dan flora, maupun limbah industri dan rumah tangga berupa barang-barang bekas dan daur ulang. Misalnya, patung dan instalasi yang menggunakan jerami, serbuk gergaji, daun tebu, batang padi, gabah, yang mewakili sektor agraris. Sementara di sektor perkotaan, diwakili dengan karya-karya seni dengan menggunakan bahan limbah kaleng bekas, kain perca, barang-barang rongsokan. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, kali ini aspek Green lebih mendapat perhatian dibanding aspek Art yang dirasa terlalu menonjol dalam event sebelumnya. Ada keseimbangan antara aspek lingkungan dengan kesenian sehingga Green dan Art betul-betul menjadi kesatuan. Hal remeh yang dulu belum sempat diperhatikan misalnya, penyediaan tempat sampah (organik dan anorganik) yang harusnya tersebar di berbagai sudut lokasi acara. Penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan untuk kepentingan operasional panitia, misalnya, tidak lagi menggunakan kemasan stereofoam untuk wadah makanan. Dan yang merupakan langkah maju, adalah pembagian tanaman gratis kepada undangan. Soal tanaman gratis ini bukan hanya dibagikan begitu saja. Ada semacam surat pernyataan yang harus ditandatangani oleh penerima tanaman itu. Pernyataan bahwa dia bersedia merawat tanaman itu tumbuh subur dan berkembang biak, bersedia membagi-bagikan hasil biakan tanaman itu manakala sudah beranakpinak, bersedia mengajak sanak saudara dan teman serta komunitasnya untuk mencintai kelestarian lingkungan hidup, dan bersedia melakukan apa saja sesuai kapasitas dan kemampuannya demi penyelamatan planet bumi ini dari bahaya pemanasan global. GreenArt Indonesia, akhirnya tidak lagi hanya merupakan pameran seni rupa berbasis lingkungan atau pertunjukan kesenian yang menyuarakan lingkungan, melainkan menjadi sebuah gerakan moral untuk mengajak berbagai pihak agar secara simultan menyelamatkan planet bumi ini dari bahaya pemanasan global. Karena itu tema yang dipilih adalah “Hanya Satu Bumi”, sebuah slogan lawas yang pernah dikumandangkan Barbara Ward menjelang Konferensi Lingkungan Hidup PBB tahun 1972 di Stockholm. Meski sudah dilontarkan 38 tahun yang lalu, isu tersebut masih terasa aktual dan tetap relevan dikumandangkan saat ini dan sampai kapan saja. Pihak yang Terlibat: PERFORMING ARTS: Teater Idi Sumenep, Teater Panta Rhei (Solo), Teater Gress (Gresik), Komunitas Samar (Lumajang), Teater Dinding IKIP PGRI, Teater Kosong, Teater Oxygen, Teater Biagador (Jember), Teater Merah Putih (Banyuwangi), Teater Pilar (Pasuruan), Teater Fataria (Pamekasan), Teater Musikal SMP IPIEMS, Teater SMP V Hang Tuah Sidoarjo, Ugeng Performance, Sidoarjo Musik Lesung, Sidoarjo, Musik Jajan Pasar, Sidoarjo, Musik Wukir, Surabaya, Musik Sawung Jabo PAMERAN SENI RUPA
[ac-i] PEMENANG LOMBA CERPEN BERDASAR CERITA PANJI (KERJASAMA DK JATIM dan DEKAJO) 2010:
PEMENANG LOMBA CERPEN BERDASAR CERITA PANJI (KERJASAMA DK JATIM dan DEKAJO) 2010: I. Gunawan Maryanto (Yogyakarta), Judul Cerpen: PANJI LARAS. II. Widodo Basuki (Surabaya), judul cerpen: SANG PANJI PARMI (N). III. S. Jai (Surabaya), judul Cerpen: REMBULAN TERPERANGKAP RANTING DAHAN. HARAPAN I: MS. Nugroho (Mojoagung, Jombang), Judul cerpen: JAGO UNTUK PRESIDEN. HARAPAN II: Ratna Indraswari Ibrahim (Malang), judul cerpen: ANDE-ANDE LUMUT. -- SETIAP PEMENANG MENDAPATKAN PENGHARGAAN BERUPA UANG dan PIAGAM. Susunan Dewan Juri: Ketua: Beni Setia (Caruban) Anggota: Fahrudin Nasrulloh (Jombang) dan Rakhmat Giryadi (Sidoarjo). -- Keputusan ini telah ditetapkan diumumkan dan pd Pekan Budaya Panji Jombang 2010, tgl 10 Juli 2010, pkl. 13.15 Wib dan TIDAK DAPAT DIGANGGU GUGAT. Informasi: Mashuri,Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur HP 081 331 3331 31 Jl.Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 8555 43 04 e-mail: dk_ja...@yahoo.com. CC: misterh...@yahoo.com Liputan: Jabbar Abdullah dari Jombang LOMBA CERPEN BERTEMA CERITA PANJI KERJASAMA DEWAN KESENIAN JATIM DAN DEWAN KESENIAN JOMBANG LATAR BELAKANG Penciptaan dan penikmatan karya sastra belum banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat. Masyarakat kita lebih akrab dengan hal ihwal di luar sastra, padahal sastra adalah salah satu penopang kebudayaan yang mengandung nilai-nilai yang sangat berguna bagi kehidupan bermasyarakat. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengakrabkan kembali sastra kepada masyarakat adalah dengan diadakannya lomba penulisan yang berdasar pada kisah Panji, yang merupakan khasanah warisan Jawa Timur yang mendunia. Dalam hal ini adalah dengan lomba penciptaan cerpen. Apalagi untuk saat ini perkembangan cerpen di Jawa Timur sangat pesat. Di sisi lain, menulis cerpen memang bukanlah suatu kegiatan mudah namun bukan berarti tidak bisa dilakukan. Siapa saja bisa menciptakan cerpen, tentang apa saja dan bertujuan apa saja. Dengan menulis sastra maka bisa menghaluskan jiwa, meningkatkan kepekaan, serta memiliki kepedulian lebih tinggi terhadap sesama. Apalagi dengan berpatok pada tema Panji, maka bisa menumbuhkan karya-karya baru yang memiliki spirit melestarikan akar tradisi. DASAR PEMIKIRAN 1. Masyarakat perlu diperkenalkan kembali dengan khasanah lama sehingga bisa mengambil nilai-nilai positif yang dikandungnya. 2. Memacu masyarakat untuk mengenal jati diri lewat internalisasi karya-karya lama ke dalam bentuk karya baru. 3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menciptakan cerpen yang berbasis cerita Panji. 4. Meningkatkan kreativitas dan daya apresiasi masyarakat terhadap sastra lama dan baru. 5. Diperlukan pembacaan baru dan kontemporer pada khasanah lama, terutama cerita Panji, sehingga sesuai dengan semangat zaman. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Membangkitkan minat masyarakat dalam dunia kesastraan dan potensi lokal 2. Menambah wawasan masyarakat terhadapa sastra/cerpen. 3. Mencetak cerpenis yang berpotensi dan berbakat 4. Membumikan cerita Panji dengan pendekatan dan perspektif baru 5. Merangsang daya cipta dan kreativitas masyarakrat dalam menciptakan karya baru berdasarkan khasanah lama. KELUARAN 1. Munculnya sikap positif masyarakat terhadap cerpen. 2. Adanya sikap positif masyarakat terhadap Cerita Panji dan nilai-nilai kearifan lokal. 3. Munculnya cerpenis berbakat dan potensial dan karya-karya yang brilian LOKASI Kantor Dewan Kesenian Jatim dan Dewan Kesenian Kabupaten Jombang WAKTU Batas akhir pengumpulan naskah 3 Juli 2010 Penjurian antara tanggal 4-9 Juli 2010 Pengumuman pemenang pada 10 Juli 2010 KARYA DIKIRIM KE: Dewan Kesenian Jawa Timur Jl.Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 8555 43 04 e-mail: dk_ja...@yahoo.com. CC: misterh...@yahoo.com Kontak person: Mashuri,Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur HP 081 331 3331 31 PENYELENGGARA Dewan Kesenian Jatim bekerja sama dengan Dewan Kesenian Kabupaten Jombang PESERTA Umum JURI 1.Beni Setia (penulis dan sastrawan serba bisa, tinggal di Caruban Madiun) 2.R. Giryadi (aktor, sutradara, cerpenis, pengurus DK-Jatim) 3.Fakhrudin Nashrullah (cerpenis, penyair dan komite sastra DK-Jombang) TARGET PESERTA 150 orang PEMENANG Dipilih 5 pemenang, dengan perincian 3 pemenang utama, dan 2 pemenang harapan HADIAH Total hadial Rp 10.000.000, dengan perincian sebagai berikut: Juara I mendapat Rp 3.000.000 (Tiga juta rupiah) Juara II mendapat Rp 2.500.000 (Dua juta lima ratus ribu rupiah) Juara II mendapat Rp 2.000.000 (dua juta rupiah) Juara Harapan I 1.500.000 (Satu juta lima ratus ribu rupiah) Juara Harapan II 1.000.000 (Satu juta rupiah) Panjang naskah minimal 5 halaman A4, spasi 1,5, times news roman 12.
[ac-i] SEMINAR SEHARI ‘TEATER JAWA TIMUR: MENCIPTA (KEMBALI) TRADISI’
(TERM OF REFERENCE) SEMINAR SEHARI ‘TEATER JAWA TIMUR: MENCIPTA (KEMBALI) TRADISI’ A. Dasar Pemikiran Dalam konstelasi teater di Indonesia, teater Jawa Timur pernah mengalami kejayaan pada periode tahun 70-80 an. Setelah periode itu, teater Jawa Timur, dinilai kurang mampu berbicara ditingkat nasional. Persoalan yang sering muncul adalah minimnya pengiat-penggiat teater yang berwibawa sekelas, Basuki Rachmat, Emil Sanosa, Akhudiat, Max Arifin, dan lain sebagainya. Persoalan lain adalah minimnya perguruan tinggi seni yang ada di Jawa Timur. Hal ini tentu sangat berbeda dengan kota-kota seperti Solo, Yogjakarta, Bandung, Padang, dan Jakarta. Secara signifikan, perguruan tinggi seni itu mampu membangun wacana perkembangan terhadap seni pertunjukan. Ini artinya perkembangan teater di kota-kota di atas, memiliki hubungan secara langsung terhadap keberadaan perguruan seni. Namun, apakah dengan demikian kita perlu mendirikan perguruan seni, semacam ISI (Institut Seni Indonesia)? Tidak harus demikian. Di Jawa Timur secara sumberdaya, telah memiliki tokoh-tokoh, pekerja seni, di daerah-daerah yang cukup potensial. Selain itu, Jawa Timur memiliki sub kultur yang lebih beragam dengan kota-kota yang dimaksud di atas. Sub kultur bisa berdayakan kembali menjadi ‘lahan baru’ proses penciptaan teater. Kita semua tahu, Jawa Timur memiliki sub kultur yang sangat banyak. Sub kultur itu bisa kita bagi atas keterpengaruhan budaya tertentu. Orang banyak menyebut, warna Jawa Timur itu sangat dipengaruhi oleh sub kultur ‘Subaraga’ (Surabaya, Banyuwangi, Madura, Ponorogo). Kalau mau kita kelompokan dalam sub kultur yang lebih besar, ada empat subkultur yang menjiwai kebudayaan (kesenian) di Jawa Timur yaitu, Mataraman, Blambangan, Pesisiran, dan Madura. Keempat sub kultur inilah yang diharapkan bisa dikembangan menjadi ‘spirit’ penciptaan kembali tradisi teater di Jawa Timur. Diharapkan proses ini juga memunculkan bentuk-bentuk baru teater. Inilah yang belum banyak dilakukan oleh pekerja teater selama ini. Padahal kalau kita mau melihat puncak-puncak teater nasional kita terjadi tahun 1970-1980-an, kita bisa melihat, terjadinya pertemuan antara bentuk dan konsep teater tradisi dengan konsep teater modern yang dikembangkan Stanilavky (Moskow), Breacht (Jerman), Antoni Artaud (Prancis), dan lain-lain. Dalam hal ini, seminar sehari dengan tema, Teater Jawa Timur: Mencipta (Kembali) Tradisi, akan mendorong terciptanya teater (modern) yang digali dari muatan-muatan local. Kita berharap dengan usaha ini, akan terwujud sebuah bentuk teater yang bernafaskan dan berwawasan local genius. B. Maksud dan Tujuan 1. Meningkatkan kualitas SDM teatrawan dan masyarakat teater Jawa Timur 2. Mencari bentuk-bentuk teater modern yang berwawasan dan berspirit local C.Keluaran 1. Munculnya teatrawan yang berkualitas 2. Lahirnya karya-karya teater yang berwawasan dan berspirit local genius. D. Nama Kegiatan Seminar Sehari : Teater Jawa Timur : ‘Mencipta (Kembali) Tradisi’ E. Bentuk Kegiatan 1. Seminar F. Pemateri 1. Gunawan Maryanto (Yogjakarta), 2. Zainuri (Surabaya), 3. Jujuk Prabowo (Yogjakarta) 4. Moderator : Sujai (Surabaya) 5. Keynote speaker : Akhudiat (Surabaya) G. Waktu dan Tempat 7 Juli 2010, Pukul : 10.00 Wib sampai selesai. Tempat : Gedung Cak Durasim, Jl. Genteng Kali 85, Surabaya H. Peserta Seminar 1. Stageholder teater di Jatim 2. Penggiat teater kampus Jatim 3. Pelatih/guru teater SMP/SMA/SMK Jatim I. Pelaksana Kegiatan Komite Teater Dewan Kesenian Jawa Timur dan Teater Institut Universitas Negeri Surabaya. Terbuka untuk umum dan gratis. Informasi: R Giryadi, Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jatim Hp 081 330 65 7845 e-mail: zahi...@yahoo.com
[ac-i] Peluncuran Buku dan Diskusi Sastra : DARI YANG DIBUANG DAN DIBUNGKAM
[ac-i] JADWAL PENTAS LUDRUK KARYA BUDAYA MOJOKERTO BULAN JULI 2010
JADWAL PENTAS LUDRUK KARYA BUDAYA MOJOKERTO BULAN JULI 2010 1. TANGGAL, 1 JULI 2010, Kamis Kliwon; Tempat: Ds. Janti, Tarik, Sidoarjo 2. TANGGAL, 3 JULI 2010, Sabtu Pahing; Tempat: Ds. Awar-awar Gunting, Krembong, Sidoarjo 3. TANGGAL, 4 JULI 2010, Minggu Pon; Tempat: Ds. Sawo RW. II, Beringin, Surabaya 4. TANGGAL, 5 JULI 2010, Senin Wage; Tempat: Ds. Janti/Wunut, Mojoanyar, Mojokerto 5. TANGGAL, 8 JULI 2010, Kamis Pahing; Tempat: Ds. Banyuurip, Kedamean, Gresik 6. TANGGAL, 9 JULI 2010, Jumat Pon; Tempat: Ds. Kedungbocok, Tarik, Sidoarjo 7. TANGGAL, 10 JULI 2010, Sabtu Wage; Tempat: Ds. Pasinan/Kupang, Jetis, Mojokerto 8. TANGGAL, 11 JULI 2010, Minggu Kliwon; Tempat: Ds. Cendoro, Dawar, Mojokerto. ( Ada WAYANG SARAT). 9. TANGGAL, 12 JULI 2010, Senin Legi; Tempat: Ds. Klothok, Prambon, Sidoarjo 10. TANGGAL, 14 JULI 2010, Rabu Pon; Tempat: Ds. Pilangrejo, Balong Panggang, Gresik 11. TANGGAL, 15 JULI 2010, Kamis Wage; Tempat: Ds.Losari/ Sidoharjo, Gedeg, Mojokerto 12. TANGGAL, 16 JULI 2010, Jumat Kliwon; Tempat: Ds. Gading/ Cangkir, Driyorejo, Gresik 13. TANGGAL, 17 JULI 2010, Sabtu Legi; Tempat: Ds. Mulung, Driyorejo, Gresik 14. TANGGAL, 18 JULI 2010, Minggu Pahing; Tempat: Ds. Wates Tanjung, Wringin Anom, Gresik. (Ada WAYANG SARAT) 15. TANGGAL, 19 JULI 2010, Senin Pon; Tempat: Ds. Pendhem, Kedamean, Gresik 16. TANGGAL, 21 JULI 2010, Rabu Kliwon; Tempat: Ds. Tempuran, Pungging, Mojokerto 17. TANGGAL, 22 JULI 2010, Kamis Legi; Tempat: Ds. Pendhem, Wonoayu, Sidoarjo 18. TANGGAL, 24 JULI 2010, Sabtu Pon; Tempat: Ds. Mancar Barat, Peterongan, Jombang 19. TANGGAL, 25 JULI 2010, Minggu Wage; Tempat: Ds. Sambikerep RW. IV, Surabaya 20. TANGGAL, 26 JULI 2010, Senin Kliwon; Tempat: Ds. Simpang/ Sidoharjo, Gedeg, Mojokerto 21. TANGGAL, 27 JULI 2010, Selasa Legi; Tempat: Ds.Randegansari, Driyorejo, Gresik 22. TANGGAL, 29 JULI 2010, Kamis Pahing; Tempat: Ds.Wunut, Porong, Sidoarjo 23. TANGGAL, 31 JULI 2010, Sabtu Kliwon; Tempat: Ds. Brangkal, Sooko, Mojokerto Mojokerto, 22 Juni 2010 Pimpinan Ludruk Karya Budaya Mojokerto Cak Edy Karya - INFO : H. Drs. EKO EDY SUSANTO, M. Si (PIMPINAN LUDRUK KARYA BUDAYA MOJOKERTO) Telepon: 081 231 893 47 e-mail:cakedikarya(at)yahoo.com, cakedikarya(at)gmail.com
[ac-i] Riri Riza, Novel, dan Film Indonesia oleh Fahrudin Nasrulloh
Riri Riza, Novel, dan Film Indonesia Fahrudin Nasrulloh* “You have to be passionate to do something,” ujar sutradara Riri Riza dalam sebuah acara Tatap Muka yang dipandu selebriti Farhan di TV One (13/12/09). Sebuah ungkapan antusiasme, kegairahan, untuk tetap konsisten pada sebuah pilihan. Pilihan untuk beda, dengan idealisme dan kebebasan bersikap. Karena itu, film Sang Pemimpi, sebagai kelanjutan dari Laskar Pelangi, merupakan pilihan idealis yang juga dapat menggairahkan dunia kepenulisan novel di tanah air. Andrea Hirata dengan dua novelnya tersebut bisa dikatakan menjadi titik-tolak kebangkitan film Indonesia yang patut dicatat. Novel dan film merupakan katalisator penting untuk menakar sejauh mana perkembangan kebudayaan dan peradaban suatu bangsa. Banyak novel di sejumlah negara maju di Eropa yang diangkat ke dalam film. Semisal novel The Name of The Rose-nya Umberto Eco yang difilmkan, dengan judul yang sama, tahun 1986. Secara umum, khalayak Indonesia baru bisa membaca setelah novel tersebut diterbitkan tahun 2005 oleh Penerbit Jalasutra. Pun War and Peace-nya Leo Tolstoy. Sebelumnya, novel ini menjadi bacaan wajib di sekolah umum Rusia, karena mengangkat peristiwa momentum pergolakan politik di Rusia menjelang abad ke-20. Sejak masa kejayaan Usmar Ismail hingga sekarang, tradisi serupa ini belum maksimal digarap oleh para sutradara kita sekarang. Ada segelintir film yang memang, bukan berdasarkan novel. Misalnya, November 1928 (Teguh Karya) atau Cut Nyak Dien (Eros Djarot). Selain itu, ada sejumlah film yang berdasarkan skenario keroyokan atau individu yang berdasarkan naskah dari cerita fiksi atau cerita rakyat atau cerita kuno atau babad seperti Jaka Sembung, Si Buta dari Gua Hantu, Fatahillah, Tutur Tinular, Mahkota Mayangkara, dan lain-lain. Mengapa kita yang juga memiliki ragam khazanah novel belum digarap secara serius oleh para sineas kita. Bisa saja penggarapan itu berujud tema film perjuangan tokoh bangsa dalam berbagai bidang, baik dengan latar masa kerajaan-kerajaan nusantara, masa perjuangan melawan kolonialisme, ataupun masa kini. Kita bisa mengambil contoh sejumlah film manca yang digarap dengan cemerlang dan berbobot seperti pada film yang bertopik sejarah; Ben Hur, Spartacus, Nero, The Lion of Desert, Gladiator, The Last Emperor, Dawn Fall, Schandlir List, The Passion of The Christ, atau Kingdom of Heaven. Kita patut bertabik pada Jepang yang memiliki sutradara tangguh semacam Akira Kurosawa yang mengangkat ke dalam film dari novel Yasunari Kawabata yang berjudul Rhasomon. Di samping film besutannya yang lain yang wajib diapresiasi seperti Ran, Kaghemusa, Ikiru, dan Dreams. Konon, menurut sebagian kritikus film dunia, film-film garapan Kurosawa telah mengilhami sejumlah sutradara kaliber Hollywood seperti Steven Spielberg, David Lean, Oliver Stone, Martin Scorsese, di mana film-film mereka kerap mendulang pujian dan mendapatkan piala Oscar. Bagaimana kabar sederet novel bermutu kita bila dihubungkan dengan sejauh mana kiprah para sutradara mutakhir Indonesia? Ketika film Daun di Atas Bantal-nya Garin Nugroho muncul tahun 1997, barangkali inilah babak baru film Indonesia bangkit dalam keberagaman gagasan alternatif. Di samping film-filmnya yang lain: Cinta dalam Sepotong Roti (1991), Surat untuk Bidadari (1993), Bulan Tertusuk Ilalang (1995), Puisi Tak Terkuburkan (1999), Aku ingin Menciummu Sekali Saja (2002), Rindu Kami Padamu (2005), dan terakhir Opera Jawa (2006). Peran Garin dalam menggarap tema-tema alternatif ihwal fenomena sosial-budaya kekinian Indonesia menghadirkan sebentang terobosan baru yang kini menginspirasi banyak sineas muda seperti Riri Riza bersama Mira Lesmana untuk keluar dari mainstream film Nasional yang semata mengeduk animo pasar yang dangkal dengan film-film hantu-komedi-seronok. Bagi Riri, ada tiga film Indonesia yang membuatnya tergugah sekaligus bangga: Tiga Buronan (sutradara Nyak Abbas Akub), Secangkir Kopi Pahit (Teguh Karya), dan Babi Buta yang Ingin Terbang (Edwin, sineas muda dari Surabaya) yang menyorongkan dilema etnis Tiong Hoa, sentimen agama, dan HAM. Dahulu idealisme yang bergelora juga digarap oleh Sjumandjaya dan ia sendiri yang menulis skenarionya dalam film yang berjudul Aku. Sebuah film tentang perjalanan kepenyairan Chairil Anwar di masa pergolakan kemerdekaan Indonesia, meski entah kenapa gagal diwujudkan. Sebagaimana film Gie yang dibesut Riri, masih banyak tokoh-tokoh lain dalam berbagai bidang yang patut digarap seperti sosok Pangeran Dipanegara, Raden Saleh, Jenderal Sudirman, Soekarno, Affandi, H.B. Jassin dan lain lain. Dalam hal ini kita bisa bercermin pada sejumlah film terkait semisal Byron (Lord Byron, penyair Inggris), Surviving Picasso (Pablo Picasso, pelukis Prancis), Patton (Jenderal Patton dari Amerika pada masa Perang Dunia I), A Beautiful Mind (tentang sosok John Nash, peraih Nobel di bidang matematika), dan lain sebagainya. Tampaknya kini, dunia
[ac-i] Undangan Jumpa Pers Kompetisi Teater Indonesia memperebutkan piala WS Rendra
Yth. Kawan-kawan Jurnalis Untuk mengenang dan memberi penghormatan atas karya-karya dan jasa almarhum WS Rendra dalam kancah teater Indonesia, serta untuk memberi ruang ekspresi kompetitif bagi pelaku teater, Lintas Masyarakat Teater Jawa Timur dan Dewan Kesenian Surabaya bermaksud untuk menggelar acara Kompetisi Teater Indonesia memperebutkan piala WS Rendra di Surabaya. Kompetisi ini kali pertama diselenggarakan di Indonesia dalam skala nasional. Untuk itu, guna membagi informasi mengenai acara ini secara lebih rinci, kami mengundang kawan-kawan untuk hadir dalam JUMPA PERS yang akan kami helat pada: Hari/Tanggal : Senin/21 Juni 2010 Waktu : 13.00 WIB Tempat : Galeri Surabaya, Komplek Balai Pemuda, Jl Gubernur Suryo 15, Surabaya. Demikian undangan ini. Kami mengharapkan kerjasama kawan-kawan media untuk menyukseskan acara ini. Salam hangat, Farid Syamlan (Ketua Panitia) Sabrot D Malioboro (Ketua Dewan Kesenian Surabaya) Informasi dan komunikasi : 085 232 444 023 (Diana Sasa) NB; mohon undangan ini dibagikan kepada kawan jurnalis lainnya. Terimakasih
[ac-i] LOMBA CERPEN BERTEMA CERITA PANJI YOTAL HADIAH 10 JUTA RUPIAH
LOMBA CERPEN BERTEMA CERITA PANJI KERJASAMA DEWAN KESENIAN JATIM DAN DEWAN KESENIAN JOMBANG LATAR BELAKANG Penciptaan dan penikmatan karya sastra belum banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat. Masyarakat kita lebih akrab dengan hal ihwal di luar sastra, padahal sastra adalah salah satu penopang kebudayaan yang mengandung nilai-nilai yang sangat berguna bagi kehidupan bermasyarakat. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengakrabkan kembali sastra kepada masyarakat adalah dengan diadakannya lomba penulisan yang berdasar pada kisah Panji, yang merupakan khasanah warisan Jawa Timur yang mendunia. Dalam hal ini adalah dengan lomba penciptaan cerpen. Apalagi untuk saat ini perkembangan cerpen di Jawa Timur sangat pesat. Di sisi lain, menulis cerpen memang bukanlah suatu kegiatan mudah namun bukan berarti tidak bisa dilakukan. Siapa saja bisa menciptakan cerpen, tentang apa saja dan bertujuan apa saja. Dengan menulis sastra maka bisa menghaluskan jiwa, meningkatkan kepekaan, serta memiliki kepedulian lebih tinggi terhadap sesama. Apalagi dengan berpatok pada tema Panji, maka bisa menumbuhkan karya-karya baru yang memiliki spirit melestarikan akar tradisi. DASAR PEMIKIRAN 1. Masyarakat perlu diperkenalkan kembali dengan khasanah lama sehingga bisa mengambil nilai-nilai positif yang dikandungnya. 2. Memacu masyarakat untuk mengenal jati diri lewat internalisasi karya-karya lama ke dalam bentuk karya baru. 3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menciptakan cerpen yang berbasis cerita Panji. 4. Meningkatkan kreativitas dan daya apresiasi masyarakat terhadap sastra lama dan baru. 5. Diperlukan pembacaan baru dan kontemporer pada khasanah lama, terutama cerita Panji, sehingga sesuai dengan semangat zaman. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Membangkitkan minat masyarakat dalam dunia kesastraan dan potensi lokal 2. Menambah wawasan masyarakat terhadapa sastra/cerpen. 3. Mencetak cerpenis yang berpotensi dan berbakat 4. Membumikan cerita Panji dengan pendekatan dan perspektif baru 5. Merangsang daya cipta dan kreativitas masyarakrat dalam menciptakan karya baru berdasarkan khasanah lama. KELUARAN 1. Munculnya sikap positif masyarakat terhadap cerpen. 2. Adanya sikap positif masyarakat terhadap Cerita Panji dan nilai-nilai kearifan lokal. 3. Munculnya cerpenis berbakat dan potensial dan karya-karya yang brilian LOKASI Kantor Dewan Kesenian Jatim dan Dewan Kesenian Kabupaten Jombang WAKTU Batas akhir pengumpulan naskah 3 Juli 2010 Penjurian antara tanggal 4-9 Juli 2010 Pengumuman pemenang pada 10 Juli 2010 KARYA DIKIRIM KE: Dewan Kesenian Jawa Timur Jl.Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 8555 43 04 e-mail: dk_ja...@yahoo.com. CC: misterh...@yahoo.com Kontak person: Mashuri,Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur HP 081 331 3331 31 PENYELENGGARA Dewan Kesenian Jatim bekerja sama dengan Dewan Kesenian Kabupaten Jombang PESERTA Umum JURI 1.Beni Setia (penulis dan sastrawan serba bisa, tinggal di Caruban Madiun) 2.R. Giryadi (aktor, sutradara, cerpenis, pengurus DK-Jatim) 3.Fakhrudin Nashrullah (cerpenis, penyair dan komite sastra DK-Jombang) TARGET PESERTA 150 orang PEMENANG Dipilih 5 pemenang, dengan perincian 3 pemenang utama, dan 2 pemenang harapan HADIAH Total hadial Rp 10.000.000, dengan perincian sebagai berikut: Juara I mendapat Rp 3.000.000 (Tiga juta rupiah) Juara II mendapat Rp 2.500.000 (Dua juta lima ratus ribu rupiah) Juara II mendapat Rp 2.000.000 (dua juta rupiah) Juara Harapan I 1.500.000 (Satu juta lima ratus ribu rupiah) Juara Harapan II 1.000.000 (Satu juta rupiah) Panjang naskah minimal 5 halaman A4, spasi 1,5, times news roman 12.
[ac-i] PAGELARAN LAYAR TANCAP SEMESTA EDUCATION FILM FESTIVAL 20-26 JUNI 2010
PAGELARAN LAYAR TANCAP SEMESTA EDUCATION FILM FESTIVAL 20-26 JUNI 2010 OSIS Madrasah Tsanawiyah Smesta 789, Brangkal Kabupaten Mojokerto bekerja sama Smestasineklub, Maja van Java Cinema Club, Universal Entertainment, majalah Peace, Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto menyelenggarakan pemutaran film dan diskusi bertajuk PAGELARAN LAYAR TANCAP SEMESTA EDUCATION FILM FESTIVAL pada tanggal 20-26 Juni 2010. Pembukaan oleh Bapak H Drs Eko Edy Susanto, MSi Ketua Umum Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto 20 Juni 2010 pukul 7 malam DI KAMPUNG MERDEKA JL.LURUS 12-24 KEDUNGMALING, KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO PEMUTARAN FILM LAYAR TANCAP BERTEMA PENDIDIKAN setiap hari mulai pukul 7 malam Menyajikan 12 judul filem tentang pendidikan hasil karya para sineas kelas dunia dari berbagai negara yang akan merubah cara pandang kita terhadap bagaimana seharusnya mendidik dan menjalankan pendidikan. Acara yang sangat layak tonton terutama para guru, orangtua dan siapapun yang peduli dengan pendidikan yang baik dan benar. 20 Juni 2010 pukul 8 malam 3 IDEOTS, SUTRADARA RAJKUMAR HIRANI, 2009, 160 menit, India 21 Juni 2010 pukul 7 malam -DEAD POETS SOCIETY, SUTRADARA PETER WEIR, 1989, 128 menit, Amerika -CHILDREN OF HEAVEN, SUTRADARA MAJID MAJIDI, 1997,89 menit, Iran 22 Juni 2010 pukul 7 malam -MY LEFT FOOT, SUTRADARA JIM SHERIDAN, 1990, 103 menit, Amerika -NOT ONE LESS, SUTRADARA ZHANG YIMOU, 1999, 106 menit, China 23 Juni 2010 pukul 7 malam -KIRIKOU AND THE SORCERESS, SUTRADARA MICHEL OCELOT, 1998, 74 menit, Perancis - FREEDOM WRITERS, SUTRADARA RICHARD LAGRAVENESE, 2007, 123 menit, Amerika 24 Juni 2010 pukul 7 malam -BUDDHA THE COLLAPSED OUT THE SHAME, SUTRADARA HANA MAKHLABAF, 2007, 81 menit, Iran -MONA LISA SMILE, SUTRADARA MIKE NEWELL, 2003, 117 menit, Amerika 25 Juni 2010 pukul 7 malam -THE MIRROR, SUTRADARA JAFAR PANAHI, 1997, 95 menit, Iran -RINDU KAMI PADA MU, SUTRADARA GARIN NUGROHO, 2004, 92 menit, Indonesia 26 Juni 2010 pukul 7 malam THE CUP, SUTRADARA KHYENTSE NORBU, 1999, 93 menit, Bhutan DISKUSI dengan tema Film sebagai sarana membangun “jalan pikiran”. Narasumber: -Bambang Ardianto -Amal Wijisaksono keduanya dari Universal Entertainment, Yogyakarta Sebuah filem dicipta dengan “logika tertentu” dibelakangnya. Dengan cara itu, filem menjadi alat yang efektif untuk memaksa penonton agar mengakui “kebenaran' logika yang disodorkan. Orang mustahil bisa menikmati filem jika ia protes melulu lantaran baginya, filem itu tak “masuk akal”. Nah, potensi ini semestinya bisa dimanfaatkan oleh para pendidik dalam rangka membangun sebuah jalan pikiran pada anak didik—tentu saja jalan pikiran yang “benar”, itu jika kita setuju bahwa sebuah pendidikan hakekatnya adalah serangkaian prosesi pembangunan jalan pikiran. Tetapi, apakah kenyataanna pendidikan kita mengarah ke sana? Itu yang harus dijawab oleh para pendidik, orang tua dan guru yang repotnya, hobi nonton sinetron itu dengan logika kompetitifnya yang penuh syahwat itu. Diskusi ini terbuka untuk umum, terutama para guru, siswa dan wali murid. Didukung oleh: -MAJA VAN JAVA CINEMA CLUB -BALAI BELAJAR BERSAMA BANYUMILI -DEWAN KESENIAN KABUPATEN MOJOKERTO -UNIVERSAL ENTERTAINMENT, YOGYAKARTA -UDIN JAYA SOUND SYSTEM -KURSUS BAHASA INGGRIS GLOBAL COMMUNITY -PERCETAKAN FAJAR HARAPAN -POLIKLINIK DAN RAWAT INAP KAMAR MEDIKA, DLANGGU -MITRA FAJAR GRAFIKA Terbuka untuk umum dan gratis. Informasi: 1.Hadi Masud (Cak Oed), Madrasah Tsanawiyah Smesta 789, Brangkal Kabupaten Mojokerto 081 91 31 031 32 2.Fahrudin Nasrulloh, Maja Van Java Cinema Club, 081 57 81 776 71 3.Abdul Malik, balai belajar bersama Banyumili, 081 80 3230 472
[ac-i] Makalah Fahrudin Nasrulloh untuk Halte Sastra, 12 Juni 2010
Tentang Penyair dan Penyakit Puisi Fahrudin Nasrulloh* Apa hebatnya puisi sehingga tak lelah-lelah terus dituliskan? Penyair-penyair muda terus bermunculan. Yang lawas-lawas kian mengukuhkan kepenyairannya. Sedang yang lain adalah mereka yang telah kehilangan gairahnya, karena tuntutan hidup yang riil lebih mencambuk ketimbang mengurusi puisi. Memang, gairah pada puisi, pada belantara teks, pada kembara pengalaman puitik, pengalaman di kedalaman bahasa, merupakan kerahasiaan tersendiri atas segala proses itu. “The text you write must prove to me that it desires me. This proof exists: it is writing,” Begitu ungkap Barthes dalam The Pleasure of the Text. Ada semacam desakan besar di sana, yakni melahirkan corak puisi sendiri, menempanya bertahun-tahun, seperti Empu Gandring, dengan segala cinta, dengan segala yang bakal menghilang, dan yang tak mungkin direngkuh kembali. Dua Penyair dalam kumpulan sajak Gobang Semarang (KataKita: Depok, 2009) berada pada perbatasan di “awang-awang” itu. Perbatasan, di mana “jeda” untuk mengada tak selamanya kuasa menemukan “tanda”. Puisi seperti makhluk asing yang mengandung daya tersendiri tapi juga sebagai penyakit: penyakit kala puisi jadi tindakan yang terus menerus ditulis, kata Afrizal Malna. Ia selalu bermasalah dengan bahasa dan kekacaun dirinya. “Aku berpikir, maka aku berantakan,” katanya. Dalam konteks luarnya, bukan berarti setiap penyair berantakan seperti Afrizal. Daya hidup dari puisi, secara bawah sadar, menjadi kekuatan lelaku penyair, sehingga apapun penyakit itu, akan larut di dalamnya. Larut sekaligus menguatkan. Kian mengokohkan kepercayaan akan yang sekedar “puisi” itu. Seperti laku sholat yang diyakini muslim yang taat, kekuatan religius tak dapat ditembus oleh apa pun selain Allah. Dan “tanda” dari kekuatan puisi dan kenyataan yang teralami maupun “jeda” saat disergap segala penyakitnya: di situlah jalan Beno Siang Pamungkas dan Timur Sinar Suprabana beriktiair meyakini puisi mreka. Pada puisi Timur, bebayang dan tilas kenangan juga panorama cinta dengan nuansa melankolik yang memerih dapat kita nikmati misalnya pada puisi “langgam kembang kemesraan” yang diperuntukkan buat istrinya: sajak-sajak/ minta tempat berpijak/ kuberi di hati/ tak kenal sepi/ tiada yang tak terperi/ : di Istri/ di Seluruh jarak dengan mati/ …… Tampak pula kerja kreatif tiada putusnya pada puisi-puisi Beno, yang tersirat dalam puisi “Gobang” misalnya. Ia tak ingin tersilap dalam “keterpanaan yang bebal” akan masa lalu, akan puisi-puisi Tardji, Sapardi, dan Zawawi. Rasa gagal memahaminya, atau terbetik serapah berontak pada mereka, sehingga dengan gobangnya seolah-olah Beno mlotot menantang: …./ sebilah gobang memandangku dan bertanya/ tardji, mana kapakmu/ sapardi, mana pisaumu/ zawawi, mana celuritmu… . Menggobang dalam tangkapan saya bisa bermakna sebagai perlawanan kecil. Walau sepelemparan kerikil. Untuk diri, atau pada luar diri. Bisa jadi bukan untuk hal-hal yang bersifat sentimentil. Seperti menampik kegelisahan Edmond Jabès pada segala yang telah dituliskannya, “little by little words will finish me”. Dua penyair ini memiliki corak puisi yang liris, naratif, dan melankolis. Dalam kerangka ungkapan yang gampang dipahami dan terang, dengan kedalaman makna tersendiri dan balutan metafora yang ritmis. Seperti nyanyian, kadang pekikan, yang melambungkan ke padalaman kenangan ihwal diri, cinta, negeri yang tenggelam, tafsir cerita kota dan kelokan mitosnya, pengingkaran, pun kenestapaan. Apakah penyair memiliki sejenis “iman kepenyairan” masing-masing dalam memperjuangkan apa yang kita sebut sebagai atas nama kebenaran yang dicerapnya, dihayatinya? Iman di sana tersembunyi di batin, seperti asap gaib, deru ombak, atau cuma kentut demi sebuah jalan pencarian. Meski ia tak bisa secara mutlak “menggenggam” kebenaran itu. Ia hanya mendekati dengan semacam “kecintaan” akan kebenaran. Dalam situasi demikian, penyair telah melompat menembus ketidaktahuan. Jika dicermati lebih intens, apa kiranya landasan pemikiran puitik yang disorong Beno dengan tematik “gobang”-nya itu sebagai pilihan estetiknya, terkait isi, dan peristiwa puisi yang dibangunnya? Ataukah kata “gobang” cuma comotan sekenanya untuk judul buku? Jika tidak, tentu ada hakl lain yang dapat disusuri pembaca, misalnya kenapa kata “gobang” tidak tersemat di keseluruhan puisi Beno? Ini pertanyaan yang agak dangkal, tapi perlu dijabarkan. Karena proses kreatif ini penting dituliskan. Sebenarnya, ada beberapa puisi Beno yang mengangkat fenomena “facebook”: ini menarik. Jika kita berpikir futuris, bagaimana posisi puisi (secara umum sastra) dan penyairnya di balik selebrasi guncangan teknologi yang demikian gigantik itu. Semua orang jadi mesin, entah demi apa-siapa. Mungkin puisi atau kesenian yang lebih luas juga kian tak menjadi bagian penting bagi kehidupan masyarakat dalam percepatan-percepatan zaman dan perubahan. Dunia maya bak
[ac-i] Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan -Mei 2010
UNDANGAN TERBUKA. SALAM HORMAT, DEWAN KESENIAN KABUPATEN MOJOKERTO TURUT MERAYAKAN HUT LUDRUK KARYA BUDAYA KE-41, MENGGELAR ACARA FESTIVAL BULAN PURNAMA MAJAPAHIT TROWULAN 2010, pada: HARI/ TANGGAL : SABTU, 29 MEI 2010 PUKUL : 19.00 Wib (BA'DA ISYA') TEMPAT : di GAPURA WRINGIN LAWANG, TROWULAN ATAS PERHATIANNYA DISAMPAIKAN TERIMA KASIH. SUSUNAN ACARA FESTIVAL BULAN PURNAMA MAJAPAHIT TROWULAN 2010 A. PRA ACARA, GENDING CAMPURSARIAN, menampilkan : - Duet Mbak Win dan Cak Sutris - Duet Mbak Ririn dan Cak Sukis B. ACARA INTI : 1. PEMBUKAAN 2. PRAKATA oleh H. Drs. Eko Edy Susanto, M. Si (Ketua Umum Dewan Kesenian Kab. Mojokerto) dan pembacaan laporan anggaran kegiatan Festival Bulan Purnama Majapahit bulan April 2010 3. ORASI BUDAYA oleh Bapak R. B Sentanu, Direktur Mind Management Center dari Katahati Institute,. Jakarta 4. LAUNCHING WEBSITE FESTIVAL BULAN PURNAMA MAJAPAHIT TROWULAN 2010 www.festivalbulanpurnamamajapahit.com 4. SAMBUTAN oleh Bapak Drs. Afandi Abdul Hadi, SH, M. Pd (Kepala Dinas PORABUDPAR Kab. Mojokerto) 5. PENTAS KOLABORASI LUDRUK KARYA BUDAYA, PENGURUS DEWAN KESENIAN KAB. MOJOKERTO dan MAHASISWA JURUSAN TEATER STKW SURABAYA --- KONTAK PERSON : 1. Bapak H. Drs. Eko Edi Susanto, M. Si, Ketua Umum Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, Jl. Jayanegara 4 Kabupaten Mojokerto 61361, HP: 081 231 89 347. e-mail: dewankeseniankabmojoke...@gmail.com 2. Bapak Drs Hadi Sucipto, Ketua Panitia Pelaksana Festival Bulan Purnama Majapahit 2010, Jl. Jayanegara 4 Kabupaten Mojokerto 61361, HP. 081 359127 800 3. Bapak Drs Afandi Abdul Hadi, SH, MPd. Kepala Kantor Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto, Jl. Jayanegara 4 Kabupaten Mojokerto 61361, HP. 081 331 894 120 4. Ibu Sri Mulyaningsih, SE, Bendahara Panitia Pelaksana Festival Bulan Purnama Majapahit 2010, Jl. Jayanegara 4 Kabupaten Mojokerto 61361, HP. 03216238527 5. Bapak Aris Soviani, Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jatim, Trowulan, HP. 081 216 14166 6. Heri Lentho Prasetyo, Ketua Bidang Program Dewan Kesenian Jatim, Surabaya, HP. 081 851 2220 7. Bapak Muhammad Yusuf, Katahati Institute, 081 330 666 919/ 08133 222 1109 - DONASI: NO REKENING DEWAN KESENIAN KAB. MOJOKERTO : BCA MOJOKERTO 0501863326. Laporan Keuangan akan ditampilkan pada website www.festivalbulanpurnamamajapahit.com
[ac-i] Siaran Pers Festival Negarakretagama 2010
Festival Negarakretagama 2010 Sebuah perhelatan mengenai Seni pertunjukan, Musik, Film, Sastra, Pameran Museum Pawai budaya, bakal digelar di Surabaya dengan label Negarakretagama Festival atau Festival Negarakratagama yang dilangsungkan tanggal 19 – 27 Juni 2010, di beberapa kantong-kantong kesenian di Surabaya. Penyelenggaraan festival ini merupakan kerjasama Pemerintah Propivinsi Jawa Timur (c/q Dinas Kebudayaan dan Pariwisata), Indonesian Dance Festival 2010, Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL) Surabaya, TVRI Jawa Timur, UPTD Pendidikan dan Pengembangan Kesenian Taman Budaya, Royal Plaza,City Of Tomorrow, Seni Gallery AJBS Nama festival ini adalah ”Negarakretagama Festival 2010” adapun tema kegiatannya adalah ”Retrospeksi Daya Seni Jawa Timur: Dahulu, Kini dan Esok”. Nama dan Tema kegiatan ini melatarbelakangi Subtema Kegiatan, masing-masing: (a) Spirit of Traditional untuk pertunjukan musik, (b) Tradisi dalam Gerak untuk pertunjukan tari, (c) Kembali ke Ranah Tradisi untuk pertunjukan teater, dan (d) Imaji-Imaji Tradisi dalam heritage untuk pameran museum Mengapa menggunakan nama Negara Kratagama? Secara tekstual Negarakretagama Festival adalah menunjuk pada prinsip-prinsip leadership dan sistem pemerintahan yang berfihak pada rakyat. Adapun makna subjudul: ”Retrospeksi Daya Seni Jawa Timur: Dahulu, Kini dan Esok” adalah merenungkan/memikirkan kembali kekuatan seni Jawa Timur, baik yang berisifat tradisional (mewakili dahulu), modern (mewakili kini), dan yang kontemporer (mewakili esok). Jadi bila ditafsirkan menurut lesikalnya, makna Negarakretagama Festival : Retrospeksi Daya Seni Jawa Timur: Dahulu, Kini dan Esok adalah suatu peristiwa budaya yang konsepnya didasarkan pada spirit kepemimpinan Majapahit, dan kemudian direinterpretasikan dalam bentuk kreativitas seni budaya Jawa Timur. Festival ini menampilkan berbagai sajian pertunjukan seni, antara lain: seni musik, tari, film, teater dan sastra. Baik yang berorientasi pada seni tradisional (merepresentasikan seni masa lalu), seni modern (mempresentasikan seni saat ini), maupun seni kontemporer (merepresentasikan seni masa depan). Adapun, seluruh jenis kesenian tersebut akan ditampilkan dibeberapa ruang yang berbeda, yang masing-masing disesuaikan dengan gaya dan karakter keseniannya. Untuk kesenian tradisional dan modern yang bersifat masif, seperti: Sandur Lamongan, Ludruk Jombang, Wayang Topeng Malang, Parade musik kolintang, Parade musik gamelan dan lain-lain akan ditampilkan di public Space Royal Plaza, City Of Tomorrow dan Lapangan Museum Mpu Tantular Sidoarjo dan diramaikan dengan Pameran bersama beberapa Museum daerah Jawa Timur . Sementara untuk pertunjukan teater, tari dan musik kontemporer akan dipergelarkan di gedung tertutup. Antara lain : pertunjukan musik akan dipentaskan di Pusat Kebudayaan Perancis (CCCL) Jalan: Darmokali Surabaya, Pertunjukan tari di Studio 2 TVRI JawaTimur dan Teater akan dipentaskan di Gedung Cak Durasim, Jalan: Gentengkali 85, Surabaya Selain pertunjukan yang dimainkan dalam panggung terbuka dan tertutup, peristiwa budaya ”Negarakretagama Festival: Retrospeksi Daya Seni Jawa Timur: Dahulu Kini dan Esok” juga akan menggelar pertunjukan seni bersifat edukatif. Yaitu, dimainkan siswa-siswi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Mahasiswa, seperti acara lomba-lomba disela pameran museum Jawa Timur dan juga parade Kolintang dan Gamelan. Guna menandai seluruh akumulasi perhelatan akbar ini pada hari pertama akan dibuka dengan arak-arakan keliling kota Surabaya sebagai simbol dimulainya festival. Pengisi Acara: Musik: Ligro (Jakarta), Prabumi (Yogyakarta), Karinding Colaborative Project (Bandung), Koko Harsoe dan Bali Etnic (Bali), The Lagaligo Syndicate (Makassar), Geliga (Riau), Surabaya All Star, Komunitas Jazz Surabaya, One Unnion marcia (Singapura), Wandi (Surabaya ) Tari: Sukarji Sriman (Malaysia), Nurul Malay University (Malaysia), Ery Mefri ( Padang), Eko PC ( Solo ), Satriyo Handriyatno ( Jogja ), Vincen Mansoe (Africa ), HunPen/January ( Kambodia/Malaysia) Kolaborasi Agustinus dan Sulistyo Tirtokusumo (Surabaya /Jakarta), Sobari Sofyan (Banyuwangi). Teater: Monolog 4 Seniman (Surabaya), Teater Lentera ( Palu) Das Teater 151 ( Banyuwangi ), Lanjong ( Kutai Kertanegara ) Pabrik Teater Indonesia ( Bandung) Film : Memutar film Indie yang diproduksi oleh Sineas Muda Jawa Timur dan beberapa sineas luar Jawa timur. Kesenian Tradisi : Wayang Topeng ( Malang), Sandur (Lamongan), Ludruk ( Jombang ) Pameran Museum : Museum Mpu Tantular secara khusus memamerkan koleksinya disertai dengan koleksi dari beberapa museum Kabupaten/Kota Jawa Timur.
[ac-i] Antologi puisi dan cerpen Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto
Dengan hormat, Biro Sastra Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto mengundang untuk mengirim puisi (minimal 2) dan cerpen (1 saja), dilengkapi dengan profil singkat. Tema bebas. Terbuka untuk seluruh warga negara Indonesia. Dikirim ke e-mail: dewankeseniankabmojoke...@gmail.com. Paling lambat 1 Juni 2010. Puisi dan cerpen yang lolos seleksi akan diterbitkan dalam antologi. Launching 23 Oktober 2010 pukul 19.00 wib di salah satu kawasan candi di Trowulan, Kabupaten Mojokerto sebagai rangkaian program Festival Bulan Purnama Majapahit 2010. Informasi: Biro Sastra Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto Jl. Jayanegara 4 Kabupaten Mojokerto 61361 CP: -Dadang Ari Murtono 085 64 869 33 52 -Suyitno Ethexs 081 33 22 761 67 Terima kasih. Mohon disebarluaskan kepada kawan-kawan yang lain.
[ac-i] Pentas “Rasanya Baru Kemarin” oleh Teate r Layar Rutan Klas 1 Medaeng Sidoarjo
Salam Budaya, Lakon “Rasanya Baru Kemarin” oleh narapidana/ penghuni Rutan Klas I Medaeng yang tergabung dalam Kelompok Teater Layar diangkat berdasarkan pengalaman para pemainnya itu sendiri. Mereka, terpidana berbagai kasus, yang tergabung dalam kelompok teater ini, ada yang baru sekali masuk sel tahanan dan ada yang berkali-kali, bahkan ada yang lebih dari lima kali. Sutradara asal Teater Bengkel Muda Surabaya, Zainuri, menggarapnya dalam seni pertunjukan yang empirik sehingga pertunjukan ini bagian dari terapi penyadarannya. Namun para pemain beranggapan bahwa ini bukan teater melainkan bagian dari media untuk mengungkap isi perasaan yang selama ini dirasa tidak bisa keluar, sekaligus mengeluarkan air mata yang lama sudah tidak bisa keluar atau bahkan dirasa sudah habis. Lakon ini akan dipentaskan, Kamis, 6 Mei 2010, pukul 13.00, di lingkup Rutan Klas 1 Medaeng, Jl. Letjen Sutoyo, Medaeng, Waru, Sidoarjo. Sayangnya tertutup untuk umum karena pihak keamanan Rutan belum siap mengantisipasi berbagai kemungkinan terburuk, semisal kemungkinan tahanan yang berupaya melarikan diri saat acara berlangsung. Surabaya, 1 Mei 2010 Hormat Kami, a/n Panitia Hanif Nashrullah 081 74 80 2453 Teater Layar Rutan Klas 1 Medaeng Kamis, 6 Mei 2010 pukul 13.00 di Rutan Klas I Surabaya (Medaeng) Jl. Letjen Sutoyo, Medaeng, Sidoarjo Pemain Mohamad Fadeli (Ndoweh), umur 21 tahun Rachmat Hidayat (Bogel), umur 17 tahun Yuliantoni prabowo (Anton), umur 16 tahun Lila Rustika Aryati (Lila), umur 28 tahun Rr. Peni Berlianingtyas (Berlian), umur 33 tahun Dian Nur Aviva Ragis (Dian), umur 25 tahun Elsa Yuniarti (Elsa), umur 23 tahun. Sinopsis Tiga narapidana resah tidak bisa tidur di tengah ruang yang pengab dan panas. Lalu mereka saling bicara, saling mengumpat, tentang hari-harinya yang kalah dibuat berjudi di sel tahanan. Pembicaraan yang panjang lebar ini tak ada ujungnya, akhirnya kelelahan hingga tertidur. Dalam tidurnya yang sekejab ini mereka bermimpi tentang perempuan yang diidolakan masing-masing. Namun sialnya mimpi yang muncul juga tidak sesuai dengan yang dibayangkan. Menemukan mimpi tentang perempuan sudah kesampaian namun para perempuan cantik-cantik ini tidak membawa pada alam kegembiraannya. Para perempuan ini justru mempunyai ketakutan yang sama dengan dirinya yang ada dalam tahanan. Para wanita ini lebih banyak mengalami pelanggaran bahkan mereka terjebak masuk sel tikus. Sel tikus adalah tahanan yang paling sempit dan mengerikan. Dalam wujud peranannya para perempuan tersebut ada yang mengomel dengan dirinya sendiri. Ada yang menyanyi sendiri. Seakan-akan banyak aktivitas tapi menuju kejemuan yang sama. Jadi tidak heran ketika mereka saling bertatapan seperti melihat dirinya sendiri. Berulang-ulang mereka saling menatap, setiap berpapasan selalu dirinya sendiri yang dilihat. Namun begitu para perempuan ini meninggalkan mimpinya, ketiga narapidana ini terbangun. Dari kebangkitan inilah mereka hampir tak berani menceritakan kembali mimpinya masing-masing. Muncullah pelampiasan emosi untuk menahan beban berat masing-masing yang tidak bisa disalurkan. Mereka menceritakan pengalamannya hingga saling berkelahi dan pada puncaknya mereka mulai merasakan kesepian. Akhirnya mereka menutup dengan dialog, “Pikiranku wis mulai tenang, yo opo le balik turu mane. Dongakno gak mimpi macem-macem mane (Pikiranku sudah mulai tenang, bagaimana kalau kembali tidur lagi. Doakan tidak mimpi yang aneh-aneh lagi)”.
[ac-i] PARADE TEATER V MAN NGAWI
PARADE TEATER V MAN NGAWI sabtu, 24 april 2010 pukul 19.30 wib Dhanyang karya/sutradara Kusprihyanto Namma ahad, 25 april 2010 pukul 08.00 wib parade teater v man ngawi 1.teater cobhe, naskah petualangan bejo, sutradara napik 2.teater gotri, naskah santri gemblung, sutradara erdik 3.teater the comice, naskah jojko kendil, sutradara anis 4.teater kutu, naskah goro-goro jimat, sutradara bagus 5.teater monggo, naskah ande-ande lumut sutradara rifa 6.teater d,comman a, naskah calonarang, sutradara vivi ahad, 25 april 2010 jam 19.30 wib monolog blong oleh mh iskan dan skak oleh kusprihyanto namma tempat aula depag ngawi jl.kartini 15 ngawi kontak person: Kusprihyanto Namma teater magnit ngawi 0857 90 21 7124
[ac-i] UNDANGAN TERAS SENI # 1 @ Mojokerto
UNDANGAN TERAS SENI # 1 Senin, 19 April 2010 mulai pukul 19.00 wib di Gedung Madrasah Ibtidaiyah Nurul Amal Dusun Wunut Desa Sampang agung Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto Tema “Siapa Puisi Itu?” Perform musik reggae oleh Kompeni Info: Arif 085 64501 29 27 Terbuka untuk umum dan gratis.
[ac-i] Ludruk Karya Budaya Mojokerto-Gudang Garam Djaja Tour 3 Kota
Ludruk Karya Budaya Mojokerto-Gudang Garam Djaja Tour 3 Kota Salam, Ludruk KARYA BUDAYA Mojokerto didukung sponsor rokok GUDANG GARAM DJAJA tampil di 3 kota, masing-masing Mojokerto, Trenggalek dan Malang. Jadwal selengkapnya adalah: 1.Sabtu, 10 April 2010 pukul 19.00-24.00 wib Di Lapangan Desa Balongwono Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Lakon: Kemanten Jonggol 2.Sabtu, 17 April 2010 pukul 19.00—24.00 wib di Lapangan Karangan Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Lakon: Janda Milyuner 3. Sabtu, 24 April 2010 pukul 19.00-24.00 wib Di lapangan Donomulyo Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang. Lakon Juragan Dhemit. Bintang tamu di 3 kota: Lutfi Galajapo dan Insaf Suzana. Tim lawak ludruk Karya Budaya Mojokerto: Cak Trubus, Cak Slamet, Cak Liwon, Cak Togel, Cak Kentut, Cak Supali (khusus pentas tanggal 24 April 2010 di lapangan Donomulyo Kabupaten Malang Cak Supali absen) Jumlah pemain dan crew Ludruk Karya Budaya Mojokerto: 70 orang. Terbuka untuk umum dan tentu saja gratis. Ada door prize dari sponsor. Even organizer: Cak Hengki Kusuma dan Cak Lutfi Galajapo Informasi: Bapak H Drs Eko Edy Susanto, MSi (Cak Edy Karya) Pimpinan Ludruk Karya Budaya Dusun Sukodono RT 1 RW 2 Desa Canggu Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto 61310 Jawa Timur Kontak person : Cak Edy Karya Telp : 0321-362847, Hp 081 231 89 347 Email: cakedika...@yahoo.com 081 231 893 47 Selamat menonton ludruk. Terima kasih.
[ac-i] GELADAK SASTRA #2 KOMUNITAS LEMBAH PRING bersama SABRANK SUPARNO
UNDANGAN KOMUNITAS LEMBAH PRING mengundang Anda dalam agenda rutin GELADAK SASTRA #2 : Bedah Kumpulan Cerkak BOBOK SURUH BODEH karya SABRANK SUPARNO Ahad, 18 April 2010 Pukul 9 pagi di Mushollah Dusun Dowong Desa Ploso Kerep Kecamatan Sumbito Jombang Pembahas: Anjrah Lelono Broto (sastrawan bahasa Jawa, Jombang ) dan Ngaidi Wibowo (seniman ludruk Jombang) Moderator : Koko Hari Purnomo. Gratis dan terbuka untuk umum Contact person: 1.Jabbar Abdullah, Komunitas Lembah Pring Biro Mojokerto-Jombang: 081 55 99 51 306 2.Fahrudin Nasrulloh, Komunitas Lembah Pring Biro Tandes Surabaya:081 57 81 77 671 3.Sabrank Suparno: Hp: 081-359-913-627 Sebuah Cerkak Bobok Suruh Bodeh Sabrank Suparno* Emboh yok opo nalare, ora ono udan, ora ono angin, bledek koyok nyamber-nyamber ndukure omah. Padahal titimongso ketigo. Atine Sumini koyok diremet-remet lugute galéng campur uyah. Ora koyok-koyo’o uripe. Ibarate ndunyo kate kiamat. Srengengene mudun tambah mendek nduk nduwure ndas. Wit-witan podo kobong. Lemahe marong nyemomong abang mbranang. Howo kiwo tengene Sumini kroso panas. Sak ben tleraman kedipe moto dadi koyok munclak-munclak’e mowo. Ono paribasan, panase srengenge disonggo wong akeh, tapi panase ati disonggo dewe-dewe. Wes sepuluh tahun suwene Sumini orep bebrayan karo Cak Sriono. Gak ono duso, gak ono perkoro. Pancene atine Sumini kadang rondok tratapan lek nyawang anak wedhok loro karone. Warti seng umur 9 tahun, ambek Saripah seng umur 7 tahun. Warti lan Saripah kaet cilik uripe lewung. Emboh salah opone. Gak dirumat dino becike, ta kurang jangkep uborampene. Kok sampek ngunu kedadeane. Barang wes kadung kate diapakno. Bubur gak bakal balek dadi sego. Kadung lahir rupo menungso mosok kate dibalekno nang guo garbane emakne. Senajan ngunu, atine Sumini jek tumeko. Tegel ngadepine. Dikapakno ae seng jenenge anak iku pancet daging getene wong tuo. Asale kroso enak, moro-moro dadi anak. Onok’e anak iku pancen asale olehe gawe yo enak. Demit opo seng ngranjingi Sumini. Kok sampek koyok ngene iki kedadeane. Ono rong wulan iki Cak Sriono jarang moleh. Roso tresno lan welas asihe marang anak bojone asat saknaliko. Ora mili maneh teko pupuk punjere dodone Cak Sriono. Opo maneh duwek koyone nyambut gawe malah gak tau mampir ngusapi gembremete telapaan tangane Sumini. Mesti ae nggarakno jatae blonjo koter keteter-teter. Tanggung jawabe Cak Sriono molai luntur. Jawabane jek ono, tapi tanggungane kabur kawusanane. Cak Sriono yo wes gak tau nggatekno. Masio koncone seng jenenge Cak Pi’i gelek nyemoni. Jarene Cak Pi’i, “lek nang Jombang mampiro Sengon/ lemah geneng akeh wedhine/ lek gak sambang kirimo ingon/ lek gak seneng opo mestine.” Mbok menowo mari nglangkai oyote mimang. Pikirane Cak Sriono melang-melung. Sewek kawung bedah pinggire, atine lewung owah pikire. Kahanan iki kepetong sakjeke Cak Sriono riwa-riwi nang Tangkés Kali Bengawan. Tangkés seng sak ben bengi dienggoni gembrumbul poro lonte, senuk, utowo ondolan. Jalaran ondolan, rupane Cak Sriono kesebet bokong semoke. Langganan rutine Cak Sriono seng jenenge Sablah senajan gak ayu tapi luweh semlohe tinimbang Sumini. Mesti ae irunge Cak Sriono seng pancene nyonyo két bujang mekrok maneh. Mblenger disuguhi lodeh, rupane Cak Sriono kepingin ngrasakno liyane. Ono seng rawon, soto, gule, lan kare. “Sri Sri, biyen ketok opo, sak iki ketok opo. Biyen seneng, sak iki ngendeng. Lek niate njajan nang warung, bungkuse buwak’en ae. Ojo digowo moleh. Lek mari mangan ajange balekno,” kandane Cak Pi’i.. Mutung cendek alias negesnoe Cak Pi’i nambahi, “Mosok uwong kok ngenteni dikandani, gak iso ngandani awake dewe ta!” Gak nerimakno digremengi, Cak Sriono mulai mbukak cangkeme, ngobah ilate, “I, P’i, aku nduk omah iku gak tau digatekno. Mangan ta gorong, mole ta gak, pegel ta ora. Kathek bojoku lek tak jaluki, mesti sambatan pegel. Opo maneh rasane seje, turu lek ambek bojo iku rasane koyok ambek dulur dewe.” Senajan salah, rupane Cak Sriono tetep nduwe alasan mbelo awake dewe. Sepur ono stasiune, tapi omongane Cak Sriono nyecret koyok maling kuyuan. Luweh mandes maneh nduk pungkasane omongan. Mari ngomongno iku ketoke Cak Sriono lego. Omongane nggenah karo tolah-toleh lan dipungkasi ngguyu njekakak, “Lek ambek Sablah iku I, iso digawe model sembarang kalér. Lek Sumini, gak gelem.” Sawangane ndlolat-ndlolet, gak disongko Cak Sriono tibak’e doyan nggawe model. Cak Pi’i godek-godek. Tlapakane nebas dodo. Batine Cak Pi’i, bojo mosok digladrah. Gak wurungo lek bejat yo repot ndandakno. “Kebone tonggo iku mesti ketok luweh mrajak, timbang kebone dewe. Engkok lek wes nduk kebone tonggo, ganti kebone dewe mau seng ketok luweh ijo. Orep iku sawang sinawang. Podo karo klantheng iku, lho. Masio abang, ijo, kuning, rasane podo ae. Seng gulo e akeh bedho legine,” jlentreh Cak Pi’i. Soyo suwe Cak Sriono soyo raket karo Sablah. Pancen tresno nggarakno kelet. Sablah gelek diendang-endeng liwat ngarepe Sumini. Nang endi ae
[ac-i] 27 MARET 2010 HARI TEATER SEDUNIA DI STKW SURABAYA
27 MARET 2010 HARI TEATER SEDUNIA DI STKW SURABAYA Himpunan Mahasiswa Jurusan Seni Teater Sekolah Tinggi Kesenian Wilawtikta Jl. Klampis Anom II Perumahan Wisma Mukti Surabaya Nomor : 001.A/HMJ-Teater/STKW/III/2010 Lampiran:- Perihal: Undangan Assalaamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Dengan hormat, Sehubungan dengan Peringatan HARI TEATER SEDUNIA yang menjadi program kegiatan Himpunan Mahasiswa Jurusan Teater-STKW Surabaya bekerja sama dengan Klinik Teater STK Surabaya, maka bersama ini kami mengundang Sahabat-sahabat dan teman-teman untuk berkenan hadir dalam kegiatan tersebut dan Insya Allah akan kami laksanakan pada: Hari/tanggal : Sabtu, 27 Maret 2010 Pukul : 19.00 wib-sampai selesai Tempat: Pendopo Kampus Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta, Klampis Anom II, Perumahan Wisma Mukti, Surabaya Acara: Sarasehan Teater, Art Performance Tari, Musik dan Teater Demikian undangan kami, atas kehadiran dan partisipasinya, kami menghaturkan terima kasih. Wassalaamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Hormat kami, -Arik Pangestu Y, Ketua HMJ Seni Teater -Benny Lambang Sriadji, Ketua Pelaksana Mengetahui Djuma’ali, S.Sn, Ketua Jurusan Teater STKW Surabaya Hp 081 55 31 65 721 Pengisi acara: KEMBALI PADA NURANI PERTUNJUKAN TEATER Mengenang 100 harinya MISBACH-mojokerto DISKUSI TEATER Pembicara: R Djoko Prakoso, MSn, Drs Rusdi Zaky Drs Achudiat Monolog Armageddon oleh Benny Lambang S Sampar Teater’s and friend, Malang Naskah Umang-umang karya Arifin C Noer sutradara Deha Mheong Pentas Keblinger oleh Teater Puspa SMAM 3 Bungah Gresik Monolog Mata Darah oleh Galuh, Unesa Surabaya Informasi dan kontak person: -Arik Pangestu Y, Ketua HMJ Seni Teater, hp 085649680825 -Benny Lambang Sriadji, Ketua Pelaksana, hp 0857 32 58 38 75
[ac-i] Umbul Dungo 40 Hari Wafatnya Mbah Mun, Maestro Tari Topeng Malang
Dengan hormat, Dewan Kesenian Jawa Timur memprakarsai peringatan 40 hari meninggalnya Mbah Karimun (Maestro Tari Topeng Malang), dengan menyelenggarakan Umbul Dungo Mbah Mun dalam bentuk Pertunjukan Seni yang akan diselenggarakan pada: Hari : Minggu Tanggal : 28 Maret 2010 Pukul : 19.00 WIB - selesai Tempat : Pendapa Taman Budaya Jawa Timur : Jl. Gentengkali no. 85 Surabaya Berkaitan dengan hal tersebut maka kami mohon kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/i dalam penyelenggaraan acara tersebut. Demikian atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i, kami sampaikan terima kasih. Informasi: Heri Lentho Prasetyo Ketua Bidang Program Dewan Kesenian Jawa Timur d.a.Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jatim Jl.Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 855 4304 e-mail: dk_ja...@yahoo.com www.dewankesenianjatim.com HP 081 85 12220 Prasasti Kompas Edis Jatim Jumat, 12 Maret 2010 | 14:03 WIB UMBUL DONGA UNTUK MBAH KARIMUN Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya, Sendratasik (Seni Drama, Tari dan Musik) Universitas Negeri Surabaya, dan SMK Negeri 9 Surabaya menggelar acara bertajuk Umbul Donga, 28 Maret di Taman Budaya Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. Acara itu untuk mengenang wafatnya Mbah Karimun, maestro topeng Malang. Seniman-seniman tari yang pernah menjadi murid Mbah Karimun, juga bakal tampil, di antaranya Arif Rofiq dan Ahmad Fauzi, kata Heri Lentho Prasetyo, seniman tari yang juga Ketua Program DKJT, Kamis (11/3) di Surabaya. (TIF) http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/12/14034186/prasasti
[ac-i] Tawaran menulis di Kidung Edisi 17,18,19 Dewan Kesenian Jatim
TAWARAN MENULIS: MAJALAH SENI DAN BUDAYA KIDUNG DEWAN KESENIAN JAWA TIMUR EDISI 17: BIENNALE JATIM EDISI 18: REFLEKSI EDISI 19: BUDAYA CINA Majalah Kidung terbuka untuk umum. Naskah dikirim dalam bentuk file dokumen ke sekretariat Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal Surabaya 60234 (Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jatim) atau melalui e-mail:majalahkid...@yahoo.com. Pengiriman naskah disertai biodata lengkap dan file foto diri (sertakan foto pendukung bila perlu). Rubrikasi Majalah Kidung: 1.Liputan Utama (diisi oleh Tim Redaksi) 2.Liputan Khusus (diisi oleh Tim Redaksi) 3.Esai Budaya (terbuka untuk umum) 4.Esai Seni Rupa (terbuka untuk umum) 5.Esai Tari (terbuka untuk umum) 6.Esai film (terbuka untuk umum) 7.Esai Teater (terbuka untuk umum) 8.Esai Musik (terbuka untuk umum) 9.Esai Sastra (terbuka untuk umum) 10.Puisi (terbuka untuk umum) 11.Cerpen (terbuka untuk umum) 12.Karya sastra etnik (terbuka untuk umum) 13.Wawancara (diisi oleh Tim Redaksi) 14.Liputan Seni Budaya (diisi oleh Tim Redaksi) 15.Preview (diisi oleh Tim Redaksi) 16.Resensi buku seni/sastra (terbuka untuk umum) Informasi : Sekretariat Dewan Kesenian Jatim d.a.Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jatim Jl.Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 855 4304 Senin s.d Jumat, pukul 09.00-16.00 wib www.dewankesenianjatim.com Contact person: -Riadi Ngasiran, Pemimpin Redaksi, 081 7933 55 23 -R Giryadi, Redaktur Pelaksana, 081 330 65 78 45 -Ribut Wijoto, Pemimpin Umum, 0857 4 64 82 883
[ac-i] Bengkel Penulis 1 bersama Fahrudin Nasrulloh
Fikrah Institute akan mengadakan BENGKEL PENULIS - I dengan tema MENULIS SEBAGAI IDE KREATIF pada hari: SABTU, 27 FEBRUARI 2010, PUKUL, 10.00 - 17.00 Wib. TEMPAT: PENDOPO PDP, Panglungan - Wonosalam - Kab. Jombang. Narasumber : Fahrudin Nasrulloh (Komunitas Lembah Pring, Jombang). ACARA TERBUKA UNTUK UMUM, G...RATIS dan DAPAT SERTIFIKAT. INFO : AZZAM (0856 4613 1161). Fahrudin Nasrulloh, lahir 16 Agustus 1976 di Jombang. Alumnus pesantren Denanyar Jombang (1995) dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2002). Bergiat di komunitas Lembah Pring Jombang, Jaringan Kebudayaan Banyumili, Mojokerto, Forum Apresiasi Sastra Mojokerto, Mava Van Java Cinema Society. Bekerja sebagai editor lepas dan menulis puisi, cerpen dan esai di sejumlah media massa. Puisinya termuat dalam antologi Jogja 5,9 Skala Richter (Bentang Budaya, 2006, Yogyakarta). Cerpennya berjudul Nubuat dari Sabrang masuk nominasi dalam antologi cerpen Loktong (kerjasama CWI dan MENPORA, 2007, Jakarta). Cerpennya juga dimuat majalah seni dan budaya KIDUNG Dewan Kesenian Jawa Timur. Puisinya dimuat di PESTA PENYAIR Antologi Puisi Jawa Timur(Dewan Kesenian Jawa Timur, 2009). Beberapa buku yang telah terbit Syekh Branjang Abang (Pustaka Pesantren, 2007), Geger Kiai (Pustaka Pesantren, 2009). Kini beralamat di Mojokuripan RT 1/RW 3, Jogoloyo Sumobito Jombang. Email: suraba...@yahoo.com Kontak person. 081578177671.
[ac-i] RILIS MEDIA FESTIVAL TELUK JAILOLO 2010
Dear Friend, Bersama ini kami sampaikan informasi mengenai kegiatan seni, budaya, dan olahraga di Festival Teluk Jailolo 2010, Teluk Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara, untuk dapat disebarluaskan. Bila membutuhkan informasi lebih lanjut dapat langsung menghubungi saya di nomor 0812 8781161. Terima kasih. Salam, Evi Widya Putri * RILIS MEDIA FESTIVAL TELUK JAILOLO 2010 Jailolo adalah nama sebuah kecamatan di wilayah Kabupaten Halmahera Barat, biasa disingkat dengan Halbar, merupakan salah satu kabupaten di propinsi Maluku Utara. Kabupaten Halmahera Barat dimekarkan dari Kabupaten Maluku Utara sejak tahun 2003 lalu. Dalam rangka memperkenalkan potensi seni dan budaya milik Halmahera Barat yang begitu kaya dengan keunikan dari suku-suku asli yang masih tetap dilestarikan hingga saat ini, seperti suku sahu,dan potensi bawah lautnya yang merupakan kawasan segitiga coral (coral triangle) Indonesia yang menjadi pusat keanekaragaman hayati laut dunia,Pemerintah Kabupaten Halmahera barat, Maluku Utara kembali mengadakan Festival Teluk Jailolo 2010 (FTJ 2010). FTJ 2010 yang tahun ini mengambil tema “COLOURFUL SEA OF GILOLO” adalah festival kedua yang diselenggarakan dengan konsep yang lebih menarik. Berdasarkan semangat membangun daerah secara bersama-sama, maka konsep festival kali ini melibatkan masyarakat secara utuh dan maksimal, keikutsertaan mereka berada dalam tingkat penyelenggara dan pengisi acara. Paduan dari beragam seni ini dibungkus dalam sebuah konsep baru pertunjukan, yang diberi nama Theatre on the sea. Theatre on the sea, adalah program unggulan utama FTJ 2010. Pertunjukan teater diatas laut adalah sebuah konsep teater yang belum pernah ada di Indonesia bahkan dunia. Beberapa perahu nelayan akan membentuk konfigurasi tertentu hingga menjadi panggung “apung” lengkap dengan setting yang menggambarkan biota-biota laut dengan pendekatan realisme sesuai kebutuhan visual yang melakukan gerakan kinetik sesuai aslinya. Perubahan bentuk dari perahu ke biota laut diupayakan menggunakan bahan atau materi dari daerah setempat, sehingga semua sumber daya alam dan sumber daya manusia Halmahera Barat bersatu mendukung terlaksananya pertunjukan yang orisinil , milik Halmahera Barat, yang juga milik Indonesia tentunya. Unsur seni tradisi Halmahera Barat juga akan menjadi bagian dari pertunjukan Theatre on the sea, seperti musik yanger, alat musik bambu tataruba, menuru dan tarian tradisional khas Halmahera Barat seperti Legu Salai, Sara dabi-dabi, tidak ketinggalan pula Horom Sasadu, acara makan bersama, sebuah kegiatan budaya, sebagai ungkapan rasa syukur atas panen yang melimpah. Kegiatan seni dan budaya ini adalah persembahan dari masyarakat tani kabupaten Halmahera Barat. Theatre on the sea sendiri akan berlangsung pada 29 Mei 2010 mulai pukul 15.00 WIT. Untuk itu masyarakat Teluk Jailolo akan diberikan pelatihan seni pertunjukan dengan unsur pemeranan, membangun artistik panggung, mengubah perahu ke dalam bentuk biota laut, musik, kostum serta bagaimana mengemas sebuah pertunjukan yang profesional dan menarik sehingga mampu menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri. Kegiatan pelatihan ini adalah sebuah rangsangan untuk memicu semangat dan kreatifitas masyarakat Halmahera barat agar di kemudian hari mereka dapat melakukan hal-hal kreatif bagi perkembangan diri, keluarga, lingkungan sekitar, daerah dan bangsa Indonesia secara luas. Jenis pelatihan ini adalah sesuatu yang menantang dan berbeda karena selama ini mereka sering diberikan pelatihan mengenai pertanian, perkebunan, pertambangan dan perikanan saja. Pelatihan seni yang diusung sekarang memberikan warna lain bagi masyarakat Halmahera Barat yang notabene memiliki jiwa seni yang kuat. Selama dua bulan lebih mereka akan mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut diatas dan pada puncak acara Festival Teluk Jailolo 2010, hasil karya mereka dalam pelatihan tersebut akan dipertunjukkan dalam Theatre on the sea. Festival ini akan diselenggarakan selama seminggu, sebelum puncak acara, panitia juga akan menyelenggarakan banyak kegiatan lain seperti penampilan seni dan budaya Halmahera Barat di desa- desa yang tersebar dalam wilayah Halmahera Barat dan berbagai lomba. Selain itu festival juga akan diramaikan oleh para penyelam dan fotografer dari berbagai daerah di Indonesia. Para fotografer akan mulai hunting dari tanggal 24 Mei 2010, sedangkan kegiatan menyelam atau Fun Diving dilaksanakan pada tanggal 27 dan 28 Mei 2010. Fun Diving akan menghadirkan Indonesian Diving Icon yaitu Nadine Chandrawinata yang bertujuan untuk memperkenalkan keindahan bawah laut Teluk Jailolo sebagai salah satu diving spot unggulan baru yang ada di timur Indonesia dan merupakan kawasan segitiga coral (triangle coral). Acara ini juga diramaikan oleh ratusan peselam dari berbagai daerah Maluku Utara dan diluar Maluku
[ac-i] SUSUNAN PENGURUS DEWAN KESENIAN KOTA MOJOKERTO 2009-2014
PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG SUSUNAN PENGURUS DEWAN KESENIAN KOTA MOJOKERTO (DKM) MASA BHAKTI TAHUN 2009-2014 I.PELINDUNG: Walikota Mojokerto ll.PENASEHAT : 1.Ketua DPRD Kota Mojokerto 2.Sekretaris Daerah Kota Mojokerto lll.DEWAN PEMBINA: -Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto -Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Sekretaris Daerah Kota Mojokerto -Kepala Bagian Hukum dan Perundang-undangan Sekretaris Daerah Kota Mojokerto -Kepala bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kota Mojokerto IV.KETUA UMUM: Hj Dwi Astuti Abdul Gani Soehartono (Ibu Walikota Mojokerto) Ketua l : Hj Ninis Suyitno (Ibu Sekdakot Mojokerto) Ketua lll: Hj Anis Sutomo V.SEKRETARIS l : Heriyanto Subekti (Mengundurkan diri, digantikan oleh Wita Widiyanti, SPsi) SEKRETARIS ll: Marlupi Sutikno VI.BENDAHARAl: Tutik Samsul BENDAHARAll: Achiriyah , S Pd Vll. BIDANG-BIDANG: 1.SENI MUSIK: Oky Sunarko, Darto Kuswandi, Erwin Wibowo 2.DRAMA: Gatot Sableng, M Misbach (almarhum) 3.SASTRA: Saiful Bakri, Hanibal, SPd 4.SENI RUPA: M Sochieb Husein, Shindu Utomo, SPd 5. SENI TARI : Tavia Dewi, Spd, Elita Dimawan 6.SENI INOVATIF: Zainal Abidin, Spd, Nyong Larunga, Wita Widiyanti, SPsi 7.HUMAS: Krisantus Sugiatmoko, Ruslin, Agus Triyatno, S Stp 8.UMUM: Kipni, Nurhadi Mojokerto, 1 April 2009 Walikota Mojokerto Abdul Gani Soehartono Sekretariat: DEWAN KESENIAN KOTA MOJOKERTO Jl. Gajah Mada 149 Kota Mojokerto Jawa Timur e-mail: dewankeseniankotamojoke...@gmail.com Kontak person: 1.Ibu Anis Sutomo, Ketua lll: 081 33 222 1565 2.Ibu Tutik Samsul, Bendahara l : 081134 39060
[ac-i] Buku Dewan Kesenian Jawa Timur PESTA PENYAIR ANTOLOGI PUISI JAWA TIMUR
Inilah buku ke-6 dari 11 judul buku yang diterbitkan Dewan Kesenian Jawa Timur Judul:PESTA PENYAIR ANTOLOGI PUISI JAWA TIMUR Editor: Ribut Wijoto, S Yoga, Mashuri Pracetak: Abdul Malik Desain cover: Mufian Haris Layo out: Dheny Jatmiko Cetakan pertama; 2009 ISBN: 978-979-18793-5-4 Tebal: vi + 288 halaman Penerbit: Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/ fax 031- 855 4304 e-mail: dk_ja...@yahoo.com Antologi puisi Pesta Penyair ini tak hendak digunakan sebagai acuan proyek raksasa, atau mengusung jargon politik sastra, juga tak hendak sebagai ikhtiar memasang tonggak-tonggak karya, antologi ini hanyalah ikhtiar megumpulkan karya yang berserak dan tercerai-berai, sambil berharap tumbuhnya gagasan baru tentang puisi, karya-karya brilian, juga ditemukannya gaya ucap perpuisian Jawa Timur dari waktu ke waktu. Gagasan ini seiring dengan ihwal yang diungkap Octavio Paz, bahwa Barat telah berada di akhir gagasan puisi, tapi kita harus menyongsong fajar baru perpuisian dunia. Dengan diterbitkannya antologi ini, diharapkan fajar baru perpuisian Jawa Timur merekah, sebagai fajar baru perpuisian dunia.. Sekedar Pengantar Menulis puisi adalah laku banal dan subversive dalam kondisi dunia saat ini. Dunia yang kontradiktif, anomaly, jungkir-balik, tetapi selalu beralur pada sebuah pintu yang sama: upaya massalisasi nilai dan selera, juga pengabdian tanpa ampun pada pasar dan budaya massa. Meski demikian puisi tetaplah harus ditulis, sebagaimana yang telah ditulis oleh nenek moyang sejak beribu tahun lampau, karena laku menyimpang dari sebuah selera public, bahwa keawaman, bisa menerbitkan spectrum khas tentang kehidupan dan capaian-capaian otentik perihal estetik, karena nilai-nilai otentik dan kekhasan hablur dalam budaya massa dan hiperrealitas yang demikian panas. Kiranya bukan persoalan salah benar terkait dengan massalisasi nilai/selera/batas estetik yang ingin diacu dalm konteks ini, tetapi lebih merujuk pada lubuk yang kerap dihindari para pelaku budaya yang berpatok pada permukaan kehidupan semata. Padahal dalam lubuk itulah sebenarnya tersimpan hidup yang sesungguhnya. Hidup yang dihidupi oleh semangat yang bermain dalam dunia mungkin, hidup yang dihidupi oleh semangat untuk hidup dan mati, hidup yang tak jarang dihindari karena terlalu dalam dan di ceruknya menyimpan begitu banyak hal-ihwal. Namun alangkah menariknya, jika berpuisi bukanlah laku menghamba pada hidup. Berpuisi bisa bertaruh antara larut dengan gemuruh dunia, menghindarinya atau tarik ulur di baliknya. Jadi berpuisi adalah hidup itu sendiri. Sungguh, alangkah elok bila puisi dimaknai dalam kapasitas puisi itu sendiri, dengan logikanya sendiri. Alangkah cantiknya jika puisi dimaknai sebagai sebuah pesta, sebuah guyuran waktu murni (meminjam Octavio Paz), sehingga puisi tak lagi bernafsu merubah dunia tapi merayakan kemurnian kemanusiaan, yang dalam kurun waktu belakangan ini, semakin langka dijumpai, tercabik, termanipulasi dan tersedot oleh arus dunia yang selalu berkutat pada materi dan pamrih. Mungkin beberapa patah kata tadi terlalu raksasa, atau bahkan tak berujung apa-apa, tapi kemurnian memang selalu berpulang pada wilayah dada, wilayah yang tak bisa diukur dengan depa. Dengan segala kerendahan hati, antologi puisi Pesta Penyair ini tak hendak digunakan sebagai acuan proyek raksasa , atau mengusung jargon politik sastra, juga tak hendak sebagai ikhtiar memasang tonggak-tonggak karya, antologi ini hanyalah ikhtiar megumpulkan karya yang berserak dan tercerai-berai, sambil berharap tumbuhnya gagasan baru tentang puisi, karya-karya brilian, juga ditemukannya gaya ucap perpuisian Jawa Timur dari waktu ke waktu. Gagasan ini seiring dengan ihwal yang diungkap Octavio Paz, bahwa Barat telah berada di akhir gagasan puisi, tapi kita harus menyongsong fajar baru perpuisian dunia. Dengan diterbitkannya antologi ini, diharapkan fajar baru perpuisian Jawa Timur merekah, sebagai fajar baru perpuisian dunia. Mashuri, Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur Hp 081 331333131 Daftar nama penyair yang termuat dalam antologi puisi ini: 1.A Junianto 2.A Muutaqin 3.Abdul Mukhid 4.AF Tuasikal 5.Ahmad Faisal 6..Akhmad Fatoni 7.Akhudiat 8.Alek Subairi 9.Aming Aminoedhin 10.Anas Yusuf 11.As’adi Muhammad 12.Bambang Kempling 13.Benazir Nafilah 14.Beni Setia 15.Deny Tri Aryanti 16.Dheny Jatmiko 17.Dian Nita Kurnia 18.D Zawai Imron 19.Dody Kristianto 20.Eny Rose 21.F Azis Manna 22.Fahrudin Nasrulloh 23.Herry Lamongan 24.Hidayat Raharja 25.Indra Tjahyadi 26Javed Paul Syatha 27.Joko Susilo 28.Kukuh Yudya Karnanta 29.Lukman Hakim AG 30.L Machali 31.M Faizi 32.M Fauzi 33.Mardi Luhung 34.Mashuri 35.MK Hamdani Halim 36.Muhammad Aris 37.Nanang Suryadi 38.Panji K Hadi 39.Pringgo HR 40.Roesdi Zaki 41.Rohmat Djoko Prakosa 42.Sirikit Syah 43.S Yoga 44.Sabrot D Malioboro 45.Saiful Hadjar 46.Samsudin Adlawi 47.Syaf Anton 48.Tengsoe Tjahyono 49.Timur Budi
[ac-i] Pementasan Drama GEER Karya Putu Wijaya Produksi TEATER PELANGI
Pementasan Drama GEER Karya Putu Wijaya Sutradara Leo Tani Maju Produksi TEATER PELANGI Diselenggarakan Pada Tanggal 17 sampai 18 Februari 2010 pukul 19.00 wib-selesai di Gedung J9 Universitas Negeri Malang, HTM Rp 5000 Para Pemain; Muhammad Zaqi Faluqi, Ersa, Nur Lyla, Nur Maulidya, Jaynuddin, Nanang, Thoriq, Rizka, Heny, Dhafi, Wima,Yanthi,dan Ilfi Kontak: Leo Tani Maju 081 80 50 27 903
[ac-i] Kredo Kecil Penyair Kecil # 9 Komunitas Hysteria Semarang
Kredo Kecil Penyair Kecil #9 Penyair undangan: Dea Anugrah (Jogjakarta), Saiful Bakri (Mojokerto), Dodo Al Husain (Semarang) BENTUK ACARA Pembacaan puisi dari para penyair muda dan diskusi puisi WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN Kegiatan akan dilaksanakan pada Rabu, tanggal 27 Januari 2010 di Grobak A(r)t Kos Jl. Stonen no 29 Sampangan Semarang Jawa Tengah Indonesia TUJUAN. Sarana mengekspresikan karya dari para penyair muda dalam bentuk puisi Apresiasi terhadap keyakinan penyair muda tentang puisi sebagai sarana aktualisasi diri. Menawarkan khazanah estetik lain dalam masyarakat. OUTPUT Memperluas jejaring komunitas Hysteria dan komunitas-komunitas lain yang ada di Indonesia. Menciptakan forum diskusi puisi yang menarik mengenai keyakinan para penyair muda lewat sajak-sajak mereka OUT COME Masyarakat sadar bahwa selain nilai-nilai yang dianut arus utama, juga ada nilai lain yang juga eksis. Diharapkan dari situ menumbuhkan ideologi kepenyairan yang menganggap puisi sebagai sarana aktualisasi diri. JADUAL* Rabu, 27 Januari 2010 - 19.15 Pembukaan 19.15 - 19.30 Pembacaan Puisi dari Penyair ke-1 19.30 - 20.00 Pembacaan Puisi dari Penyair ke-2 20.00 - 20.15 Pembacaan Puisi dari Penyair ke-3 20.15 - 20.30 Pembacaan Puisi dari Peserta Diskusi 20.30 - 22.00 Diskusi Puisi dan Pengungkapan Kredo Penyair Muda . PROFIL HYSTERIA Komunitas Hysteria merupakan lembaga non profit yang menjadikan sastra sebagai jalan untuk memahami kebudayaan. Komunitas yang berdiri sejak 2004 ini menerbitkan bulletin secara berkala. Juga sering mengadakan kajian serta event-event seni. Festival-festival yang telah kita adakan yaitu: Tahun 2007 komunitas Hysteria berpartisipasi dalam Festival Kesenian Jogjakarta di Vredenbur, serta membuat festival lintas disiplin di jl. Atmodirono Semarang. Tahun 2008 Festival Kesenian Semarang: konsoemsi ataoe Mati! Hingga kini dalam agenda Stonen Mini Fest 2009: Jalur Alternatif. Sebagai ilustrasi bahwa komunitas ini cukup diakuai keberadaannya adalah nama-nama tokoh yang pernah terlibat diantaranya: Sitok Srengenge, Afrizal Malna, Triyanto Triwikromo, Muhammad Al Fayyad, kelompok musik Zoo, dan lain sebagainya bisa dicari pada situs pencarian Google. Komunitas Hysteria berkantor di Jl. Stonen 29 Sampangan Semarang No telp: (024) 8316860 atau 081325 552925 ‘Kredo Kecil Penyair Kecil #9’ PENGANTAR Dalam 5 tahun Hysteria berjalan sebagai komunitas, menjadi pengalaman tersendiri untuk kami. Banyak acara yang sudah dilaksanakan selama 2009 yang lalu dan tahun-tahun sebelumnya, itu memberi pelajaran luar biasa buat kami untuk lebih menyempurnakan berbagai sisi yang masih kurang tertata atau bahkan belum ada. Program rutin kami adakan supaya kami bisa lebih belajar mengorganisir acara tidak hanya di bidang sastra, tapi juga lintas disiplin. LATAR BELAKANG Dalam setiap perbincangan mengenai kepenyairan seringkali terdengar keluh-kesah para pemerhati terhadap lahirnya teks-teks terkini. Keluh-kesah itu antara lain persoalan mengenai kebaruan, ketiadaan gagasan yang bernas, maupun kedalaman isi dari sajak yang dianggit dari para penyair. Seolah-olah orang yang menyatakan dirinya penyair itu tidak banyak ‘membaca’. Meskipun tidak tahu apakah memang kenyataannya demikian. Namun di tengah keluh-kesah dan rentetan harapan yang banyak itu toh sajak tetap ditulis dengan atau pretensi apapun. Bisa jadi hal yang dilakukan para penyair merupakan pengulangan-pengulangan yang dicapai para pendahulunya dan barangkali tidak juga. Di luar semua kecenderungan tersebut ‘Kredo Kecil Penyair Kecil #9’ diadakan tidak ikut dalam perdebatan mengenai kualitas sajak yang dihasilkan penyair bagus atau tidak. Akan tetapi lebih mementingkan mengapa masih ada orang yang percaya bahwa puisi adalah sarana efektif untuk aktualisasi diri. Forum ini diciptakan sebagai forum pendengar yang baik, ramah dan tidak sombong serta jauh dari kesan menghakimi. Dengan begitu apakah kritik menjadi tidak penting? Tentu saja tidak. Penilaian tetap harus dilakukan namun bukan di forum ini. Dan sepertinya dibutuhkan forum lain untuk hal tersebut. Sekali lagi forum ini diciptakan untuk mendengar curahan hati bagi kawan-kawan yang sedang semangat-semangantya untuk mempercayai kekuatan kata. Mengapa mereka percaya? Mari kita dengar baik-baik.
[ac-i] WORKSHOP CERPEN INDONESIA BERSAMA FAHRUDIN NASRULLOH
WORKSHOP CERPEN INDONESIA BERSAMA FAHRUDIN NASRULLOH Kamis, 28 januari 2010 pukul 19.00 wib di Pondok Pesantren Darul Falah, Jerukmacan Sawo Jetis Kabupaten Mojokerto Narasumber: FAHRUDIN NASRULLOH, Cerpenis asal Jombang, pegiat Komunitas Lembah Pring Gratis. Informasi: 1.Chamim Kohari 081 93 10 91 965 2.Fahrudin Nasrulloh 081 578 177671 Fahrudin Nasrulloh, lahir 16 Agustus 1976 di Jombang. Alumnus pesantren Denanyar Jombang (1995) dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2002). Bergiat di komunitas Lembah Pring Jombang. Bekerja sebagai editor lepas dan menulis puisi, cerpen dan esai di sejumlah media massa. Puisinya termuat dalam antologi Jogja 5,9 Skala Richter (Bentang Budaya, 2006, Yogyakarta). Cerpennya berjudul Nubuat dari Sabrang masuk nominasi dalam antologi cerpen Loktong (kerjasama CWI dan MENPORA, 2007, Jakarta). Beberapa buku yang telah terbit Syekh Branjang Abang (Pustaka Pesantren, 2007), Geger Kiai (Pustaka Pesantren, 2009). Kini beralamat di Mojokuripan RT 1/RW 3, Jogoloyo Sumobito Jombang. Email: suraba...@yahoo.com Kontak person. 081578177671.
[ac-i] Pentas Teater Tiyang Alit (UK Teater ITS) Anak Haram
Pentas Teater Tiyang Alit (UK Teater ITS) Anak Haram Di Plasa Dr. Angka Kampus ITS SUkolilo, Surabaya Jumat 5 Februari 2010 Pk. 19.00 Gratis Teater tiyang alit jika dunia adalah cinta, maka kita adalah satu aku cinta kamu. teater tiyang alit adalah sekumpulan anak muda yang masih saja ingin disebut Manusia. mereka ingin merasakan kehidupan yang lebih hidup, ditengah badai penyeragaman yang marak digencarkan. sepercik konflik batin pribadi dalam rutinitas sehari-hari yang semakin mengaburkan perasaan mereka sebagai “manusia”. kebosanan dalam hidup yang statis, menstimulus pemberontakan dalam diri untuk ingin lebih menikmati hidup yang lebih indah. baik itu dari hati, maupun sikap tutur kata yang didasari rasa cinta, antara manusia satu dengan yang lainnya. tiyang alit diambil dari bahasa kromo inggil jawa. yang berarti orang kecil, orang miskin, orang yang tertindas. dari nama tersiratlah makna dan esensi kenapa teater ini ada?, untuk apa?, dari apa?, dan kepada siapa?, mereka selalu ingin berkarya. buah kesadaran insan teater tiyang alit tak bisa lepas dari dirinya sebagai mahluk sosial, ditengah maraknya perkembangan teater modern kontemporer indonesia, yang kini makin mengedepankan ego populis teater itu sendiri. semoga insan teater tiyang alit, nantinya menjadi aktor. aktor yang saat ini sangat sulit didapatkan. aktor yang bukan sebarang pentas karena tuntutan naskah dan sutradara. melainkan aktor yang lebih menjiwai realitas sosial di lingkungan sekitarnya, baik itu dalam skala lokal maupun global, baik itu kampus, kampung, kota, sampai negara sekalipun. apapun skalanya cintanya tetap saja untuk orang-orang kecil yang tertindas(*bila dinegara yang tertindas adalah rakyat, maka di kampus yang sering ditindas adalah mahasiswa). bukan aktor seperti dalam serial drama sinetron, selesai main dapat gaji. bahkan sebaliknya, aktor yang harus bekerja keras dengan sekuat tenaga dengan tanpa dana sepersen pun, tidak lupa juga selalu mengedepankan kualitas pementasan yang maksimal. walaupun akhirnya berakhir dengan kata “tiyang alit,capek dehh!” berbuah keringat mereka, selalu ingin mencari jati diri hingga akhir hayatnya. mereka aktor sesungguhnya dalam kehidupan mereka. tak perlu sutradara yang mengajarkan, karena sutradara bukanlah bos dalam pemutusan aktor harus seperti apa. kemerdekaan menentukan peran dan pemaknaan subjektif terhadap peran yang akan di mainkan. itulah yang utama. pematangan penjiwaan oleh mereka sendiri, baik itu mulai dari menulis naskah sendiri, sampai apa yang ingin mereka perankan. singkatnya mereka berperan karena nuraninya merasa, ada yang perlu diungkapkan, dari hitam pekatnya rahasia dari segala ruang hidup sehari-hari. baik itu yang teratur, maupun awut-awutan. cinta itu indah, karena dia tidak memaksa. dia begitu fleksibel. karena cinta membebaskan. maka bebaslah, kalahkan egomu, jadilah manusia sesungguhnya… ~ oleh teater tiyang alit di/pada 28 Agustus 2009. http://teatertiyangalit.wordpress.com/2009/08/28/prolog/#more-82 Pada dasarnya Blog teater tiyang alit ini diciptakan tidak lain adalah sebagai usaha untuk mengenalkan Teater Tiyang Alit, kepada mereka yang ingin mengenalnya lebih dalam. Baik itu dari manusia-manusianya, segala aktifitas ke-teater-annya, sampai detail-detail kehidupannya. “JAS MERAH saudara-saudara, ingat itu selalu, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”, bung Karno berpidato berdiri di podium di depan ribuan rakyatnya dengan semangat revolusi yang berapi-api. Tiap para tiyang alit’ers adalah kupu-kupu zaman, berharap menggores tinta kesenian keindahan ke-teater-an di zamannya. Mengharap kebudayaan teater tetap tumbuh subur di zamannya. Hingga bahkan kelak akhir zaman sekalipun berharap para penerusnya tetap menjaga tongkat estafet perjuangan itu turun temurun. “Adalah mereka kaum muda yang harus selalu memimpin menjadi garda terdepan dalam perubahan” , Soe Hok Gie. Setiap zaman beralih, haruslah yang muda adalah yang memimpin. Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengenal dirinya dan yang di pimpinnya dengan baik. Untuk mengenal dirinya dan yang dipimpinnya tentu saja membutuhkan sejarah, baik sejarah diri pemimpin maupun yang dipimpin. Jelaslah seorang teater adalah mereka yang mengenal dengan baik dirinya. Baik itu sejarah diri, lingkungan , kampung tempat ia tinggal bahkan bangsanya dan negaranya. Bolehlah disebut juga seorang teater adalah seorang sejarahwan tulen. Akhir kata, semoga di bumi Teater Tiyang Alit ini, tidaklah terlahir “angkatan-angkatan gagap” seperti yang tertulis dalam sajaknya Rendra. Semua matang, semua siap, semua berlari, semua kepakkan sayap. Walau nanti akhirnya tulang menjadi debu dan menghilang tertiup angin. Kelak arah sejarah itu tidaklah hilang, menjadi pegangan dalam menyongsong perubahan yang akan datang. Selangkah demi selangkah namun pasti untuk berkata TIDAK, bagi sebuah pertanyaan “Lantas, apakah sejarah itu dibuang saja ke tempat sampah?”
[ac-i] DIKLAT TARI REMO UNTUK TRAVESTI LUDRUK KARYA BUDAYA MOJOKERTO
DIKLAT TARI REMO UNTUK TRAVESTI LUDRUK KARYA BUDAYA MOJOKERTO Mengharap kehadiran Bapak/Ibu pada hari Jumat, 29 Januari 2010 pukul 19.00 wib di Pondok Jula Juli Ludruk Karya Budaya Dusun Sukodono RT 02 RW 01 Desa Canggu Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto Acara: Diklat Tari Remo untuk travesti Pelatih: Sunawan, Jurusan Tari SekolahTinggi Kesenian Wilwatikta, Surabaya Terima kasih. Salam, H. Drs Eko Edy Susanto,Msi (Cak Edy Karya) Pimpinan Ludruk Karya Budaya Mojokerto Profil Sunawan Sunawan, kelahiran Mojokerto, 9 Maret 1978, merupakan salah satu penata tari berbakat di Mojokerto.Alumni SMAN 1 Gedeg Kabupaten Mojokerto, mahasiswa jurusan tari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta, Surabaya. Beberapa karya tarinya antara lain Durgo gugat (2001, Surabaya), Sumpah Palapa (2002, HUT Kostrad di Jakarta), Empluk Markona (2005, Surabaya), Kemuning (2006, Surabaya), Kembang Kemuning (2007 di Festival Seni Mojopahit). Profil Ludruk Karya Budaya Mojokerto Dengan maraknya ludruk yang diprakarsai oleh TNI dan Polri, tahun 1967 membuat para tokoh masyarakat di Desa Canggu Kecamatan Jetis Mojokerto tergerak hatinya untuk mendirikan organisasi ludruk. Di desa Canggu secara turun temurun sejak jaman penjajahan Belanda selalu berdiri grup ludruk. Maka diamanatkan pada Cak Bantu yang kebetulan anggota Polsek Jetis untuk mendirikan grup ludruk. Tepatnya tanggal 29 Mei 1969 berdirilah ludruk yang diberi nama Karya Budaya dipimpin oleh Cak Bantu dengan binaan Polsek Jetis. Menjelang pemilu 1971, ludruk Karya Budaya ditanggap Partai Golkar sebagai hiburan kampanye Golkar selama satu bulan berpindah dari desa ke desa. Hal tersebut sangat dimanfaatkan Cak Bantu mempromosikan ludruk Karya Budaya. Dengan keberhasilan pada setiap pementasan membuat ludruk Karya Budaya dikenal masyarakat. Tahun 1993 Cak Bantu Karya wafat, dan secara aklamasi seluruh anggota memilih putra sulung Cak Bantu Karya memimpin ludruk Karya Budaya yakni Drs Eko Edy Susanto, Msi (lebih akrab dipanggil Cak Edi Karya, ludruk Karya Budaya mengalami perkembangan yang bertambah pesat. Merayakan ulang tahun ke-30 pada tanggal 29 Mei 1999, ludruk Karya Budaya resmi menjadi Yayasan Kesenian dengan SK Notaris No.06 melalui akte Notaris Grace Yeanette Pohan, SH. Informasi: H. Drs Eko Edy Susanto,Msi (Cak Edy Karya) Pimpinan Ludruk Karya Budaya Dusun Sukodono RT 02 RW 01 Desa Canggu Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto Jawa Timur Telp 0321- 362847 HP 081 231 89 347 Email:cakedika...@yahoo.com, cakedika...@gmail.com
[ac-i] Jadwal Pentas Wayang Topeng Malang di Padepokan Asmoro Bangun, Malang Tahun 2010
UNDANGAN: Mengharap kehadiran Bapak/Ibu pada Minggu Kliwon, 17 Januari 2010 pukul 8 malam di Padepokan Seni Asmoro Bangun Jl.Prajurit Slamet 69 Dk. Kedungmonggo Kec.Pakisaji Kabupaten Malang Jawa Timur acara: pentas Wayang Topeng Malang Lakon Adegke Kediri Terima kasih. Contac person : Handoyo 08175404437 JADWAL PENTAS WAYANG TOPENG MALANG TAHUN 2010 PADEPOKAN SENI ASMORO BANGUN Jl.Prajurit Slamet 69 Dk. Kedungmonggo Kec.Pakisaji Kabupaten Malang Jawa Timur Minggu , 17 Januari Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Adege Kediri Pemain : Wayang Topeng Dewasa Minggu , 21 Pebruari Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Sayembara Sadalanang Pemain : Wayang Topeng anak-anak Minggu , 28 Maret Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Umbul-umbul Majapura Pemain : Wayang Topeng Dewasa Minggu , 2 Mei Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Jenggala mbangun Candi Pemain : Wayang Topeng anak-anak Minggu , 6 Juni Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Rabine Gunung Sari Pemain : Wayang Topeng Dewasa Minggu , 11 Juli Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Bader Bang Sisik Kencana Pemain : Wayang Topeng anak-anak Minggu , 19 September Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Laire Panji Laras Pemain : Wayang Topeng Dewasa dan anak-anak Minggu , 24 Oktober Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Gajah Putih Mata Sanga Pemain : Wayang Topeng Dewasa Minggu , 28 Nopember Waktu : pk. 19.30 - selesai Lakon : Rabine Maesosuro Pemain : Wayang Topeng Dewasa dan Anak-anak Contac person : Handoyo 08175404437
[ac-i] Majalah Seni dan Budaya KIDUNG Dewan Kesenian Jatim # 15 : TEATER
NASKAH YANG DIMUAT MAJALAH SENI DAN BUDAYA KIDUNG # 15 DEWAN KESENIAN JAWA TIMUR “MENCARI CELAH KONVERGENSI” Editorial : Lalu, Ambillah Langkah oleh Riadi Ngasiran Laporan Utama: Mencari Celah Konvergensi oleh Riadi Ngasiran Teater Teater Jawa Timur, Kenyataan dan Harapan oleh Rakhmat Giryadi Wawancara S Jai : Kata-Kata Telah Membuat Teater Tersiksa Lapsus: Turut Berjuang Lewat Film Pendek Kuncoro Indra Catatan : Budaya Arek, Identitas Budaya Lokal yang Paling Revolusioner oleh Autar Abdillah Esai : Drama Pendek, Siapa Takut? Oleh Rusdi Zaki Esai : Puisi Tubuh yang Meruntuh oleh Fahrudin Nasrulloh Cerpen : Makan Siang oleh Ratna Indraswari Ibrahim Cerpen : Lelaki Anjing oleh Imam Muhtarom Pengantar Puisi : Menapak Jejak Bakat Alam dan Intelektualisme oleh Ribut Wijoto Puisi : Nang, Ning, Nung Nurel Javissyarqi Resensi : Monograf Ini Bukan Album, tapi Galeri oleh Diana Av Sasa Kronik : -Surabaya Juang, Dari Surabaya Untuk Indonesia -Temu Sastra Jatim 2009 Meruahnya Sastrawan Jatim -Surabaya Full Music 2009 Maksimalkan Ruang Publik -Pameran Lukisan Julnadi MS, Kertas Simbol Sejarah -The Cellebration of Ambience Experiment Public Art, Simbol-Simbol Kegelisahan -Balai Bahasa Surabaya, Penghargaan untuk 2 Komunitas Sastra -Pameran lukisan Dukan wahyudi, Telepon Seluler Jadi Gaya Hidup -Pra Kongres Bahasa Jawa V, Kompleksitas Permasalahan Bahasa dan Sastra Jawa -HUT Jatim, 10 Seniman raih Penghargaan -Diskusi Panjak Hore dan Rock Progresif, Terpinggirkan dari Industri Musik Cuk Tembang Dolanan dan Ingatan Kolektif oleh Akhudiat Informasi : Sekretariat Dewan Kesenian Jatim d.a.Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jatim Jl.Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 855 4304 Senin s.d Jumat, pukul 09.00-16.00 wib Contact person: -Riadi Ngasiran, Pemimpin Redaksi, 081 7933 55 23 -Rahmat Giryadi, Redaktur Pelaksana, 081 330 65 7845 -Ribut Wijoto, Pemimpin Umum, 0857 4 64 82 883 Terima kasih.
[ac-i] Buku Dewan Kesenian Jatim: ORDE MIMPI, Drama Pilihan 1994-2007 R Giryadi
Inilah buku ke-10 dari 11 judul buku yang diterbitkan Dewan Kesenian Jawa Timur. Judul buku : ORDE MIMPI, Drama Pilihan 1994-2007 Penulis : R Giryadi Editor : Tjahjono Widarmanto Pracetak : Ribut Wijoto dan Abdul Malik Desain cover dan layout: R Giryadi dan Mufian Haris Foto cover : Akbar Insani Cetakan pertama: November 2009 Tebal: 236 halaman+v ISBN: 978-602-96092-1-9 Diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jawa Timur Jl.Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 8554304 Email:dk_ja...@yahoo.com Bekerja sama dengan; Bayumedia Publishing Jl.Bukit Barisan 23 Malang Telp 0341- 570343 fax 0341- 570342 Email:bayume...@yahoo.com DAFTAR ISI -Tentang Salah paham Generasi -Monolog Biografi Kursi Tua -Luka Panjang Karena Perang -Monolog Peperangan -Korupsi Yang Berurat dan Berakar -Monolog Retorika Lelaki Senja -Gagal Melahirkan Generasi Baru -Monolog Orde Mimpi -Rumitnya Menyelsaikan Masalah -Monolog Orang-orang Bawah Tanah -Dari Kacau ke Kacau -Monolog Terompet Senjakala -Sebuh Adaptasi dari Novel Bumi Manusia Hikayat Perlawanan Sanikem: Nyai Ontosoroh -Biodata PENGANTAR PENULIS Seiring dengan tumbuh kembangnya teater di Indonesia hal yang masih menjadi keprihatinan adalah minimnya penerbitan naskah lakon. Banyak naskah lakon karya penulis ternama seperti Putu Wijaya, WS Rendra, Wisran Hadi, Danarto, Ikranegara, Remy Silado, Arifin C Noer, Arthur S Nalan, Akhudiat dan lain sebagainya kurang tersosialisasi dengan baik. Minimnya penerbitan naskah lakon ini mengakibatkan anggota teater kurang tahu tentang naskah lakon. Bagaimanapun keberadaan naskah drama, sesungguhnya tidak dapat diabaikan dari jagad teater tanah air. Apabila merujuk pengertian teater modern dan teater tradisional di Indonesia, salah satu unsure pembeda yang utama adalah ada atau tidaknya naskah yang dimainkan. Begitu pula, pentingnya naskah lakon sebagai bagian dari teater Indonesia kurang disadari. Naskah lakon seolah-olah hanya bagian dari sastra an-sich, sementara di dunia sastra sendiri naskah lakon identik dengan teater.Selain itu, tidak banyak pula Pembina/pelatih/sutradara/guru teater yang menulis naskah sendiri. Mereka masih menganggap bahwa penulisan termasuk naskah lakon, lebih merupakan wilayah sastra. Menyadari hal tersebut diatas, kehadiran buku ini menjadi sangat penting. Tidak untuk memberikan jawaban atas kelangkaan itu, tetapi untuk memberikan dorongan bangkitnya semangat menulis naskah lakon dan penerbitan naskah lakon. Naskah-naskah yang terangkum dalam kumpulan Orde Mimpi ini, saya tulis sejak saya benar-benar serius di teater sekitar tahun 1990-an. Saya memilih beberapa naskah yang saya anggap layak untuk dimainkan oleh siswa SMA dan yang sederajat. Naskah ini saya susun terdiri dari tiga bagian, pertama: Monolog. Ada tiga naskah monolog yang saya tawarkan. Tiga naskah ini untuk belajar bermain karakter secara mandiri. Selain itu naskah ini juga untuk mengantisipasi minimnya pemain. Bagian kedua: Dialog, memuat tiga naskah yang dimainkan lebih dari empat orang. Naskah ini untuk belajar bermain teater tingkat lanjut. Setelah penguasaan bermain secara mandiri, actor perlu berlatih bermian secara kelompok. Bagian keiga: Epilog, memuat naskah adaptasi dari novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Naskah adaptasi ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa karya sastra seperti novel, cerpen, puisi juga bisa dimainkan dalam seni teater. Untuk mempermudah memahami, setiap naskah sengaja saya tuliskan sedikit pengantar mengenai tema, synopsis dan gambaran setting. Namun semua itu tidak mengikat. Terakhir , saya berharap buku ini menjadi tambahan referensi naskah-naskah drama, di lingkungan teater SMA ataupun teater umum lainnya. Surabaya, November 2009 R Giryadi 081 330 65 78 45 e-mail: zahi...@yahoo.com SEKAPUR SIRIH Syukur Alhamdulillah, program penerbitan buku tahap kedua berjalan sesuai rencana. Sejak semula, Dewan Kesenian Jawa Timur memahami bahwa kesenian tidak hanya terpaku dengan wilayah olah rasa. Tapi juga ada gelibat kencang dari pergulatan pemikiran. Inilah yang perlu dicatat. Problemnya, mencatat pemikiran belum menjadi tradisi yang mengakar di Jawa Timur. Terbukti, penerbitan buku di provinsi yang beragam etnik ini masih teramat sepi. Tetapi kami tetap optimistis. Sepi bukan berarti tidak ada sama sekali. Kami berharap usaha penerbitan ini mampu meningkatkan gairah kehidupan kesenian. Terkhusus di Jawa Timur. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para seniman yang telah mencurahkan keringat-dinginnya untuk menulis buku, editor, penerbit, dan seluruh insan yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan kesenian di Jawa Timur. Selebihnya, ungkapan kuno, tiada gading yang tak retak, patut kami ketengahkan. Artinya, kami tetap mengharapkan adanya kritik dan saran demi terciptanya kondusivitas berkesenian yang sehat dan progresif. Amin. Surabaya, 10 November 2009 Achmad Fauzi Ketua Umum Dewan Kesenian Jatim
[ac-i] Buku Dewan Kesenian Jatim: Kondisi Postmodern Kesusastraan Indonesia, RIBUT WIJOTO
Inilah buku ke-9 dari 11 judul buku yang diterbitkan Dewan Kesenian Jawa Timur. Judul : Kondisi Postmodern Kesusastraan Indonesia Penulis : Ribut Wijoto Editor : Indra Tjahyadi Pracetak: Abdul Malik Desain cover lay out: Mufian Haris ISBN : 978-979-18793-8-5 Cetakan pertama: November 2009 Tebal :278 halaman Penerbit: Dewan Kesenian Jawa Timur Jl.Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031-8554304 Email:dk_ja...@yahoo.com brangwetan.wordpress.com www.dewankesenianjatim.com Bekerja sama dengan; Bayumedia Publishing Jl.Bukit Barisan 23 Malang Telp 0341- 570343 fax 0341- 570342 Email:bayume...@yahoo.com DAFTAR ISI -Sekapur sirih : Achmad Fauzi Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Timur -Pengantar Penulis Buku l: Kondisi Puisi Indonesia 1. Krisis Kepenyairan Kita 2.Surabaya 1962, Kerja Sebagai Sumber Estetika 3.Pergeseran pola Puitik (dari Chairil Anwar Menuju Arif B Prasetyo) 4.Kerja kepenyairan: Tentang Masa Lalu Penyair Tardji 5.Gaya Barok Pada Puisi Indonesia 6.Mengenang Penyair Afrizal 7.Kabar Kenyataan Antroposentrisme: Berbelah Puisi Indonesia Kontemporer 8.Kitsch, Membongkar Konvesnsionalitas Estetika Puisi 9.Estetika Skizofrenia Puisi Indonesia 10.Strategi Tekstual Pastiche 11.Parodi:Rekreasi Dan Kreasi Puisi 12.Puisi Camp, Feminisme Dan Penghancuran Realitas 13.Bumi Kesunyian Arco Etrusco 14.Rahasia Dan Godaan Puisi 15.Bila Nirwan Seorang Penyair 16.Propinsi Para Penyair 17.Dead Poets Society 18.Manusia Tak Pernah Ada Buku ll: Kondisi Cerpen Indonesia 1.Cerpen Koran dan Jurnal Cerpen 2.Tawaran Estetika Cerpen Koran 3.Fatalitas Eksplorasi Cerpen Buku lll: Kondisi Sastra Indonesia 1.Tidak Ada Sastra Religius 2.Sastra Dari Bahasa Yang Rapuh 3.Perlawanan Karya Sastra 4.Pencerahan Estetik Sastra Internet 5.Dilentatisme Gramsci dan Gagasan Sastra Biodata: Ribut Wijoto, lahir di Tulungagung, 23 Maret 1974. Anggota Forum Studi Sastra dan Seni Luar Pagar (FS3LP) Surabaya dan Teater Gapus, Unair, Surabaya . Lulusan Fakultas Sastra Unair. Saat ini bekerja di Harian Jatim Mandiri dan Majalah Kidung (DK-Jatim). Esai sastranya pernah dimuat di Surabaya Post, Surabaya News, Jawa Pos, Republika, Riau Pos, Banjarmasin Post, Media Indonesia, Majalah Bende (Taman Budaya), Majalah Kidung DKJT, Koran Tempo, BPK Penabur, Mimbar Pembangunan Agama, Sinar Harapan, Islam Liberal (Kajian Utan Kayu), Suara Anum (Malaysia), Solo Pos, dan beberapa media kampus. Tahun 2001, esai sastranya dipilih sebagai juara 1 dan juara harapan 1 dalam sayembara esai sastra tingkat nasional oleh Departemen Pendidikan Nasional (Pusat Bahasa). Bukunya yang telah terbit adalah Pengantar Menuju Sastra Bermanfaat (Gapus Press, 2002), stensilan. Pernah mengeditori buku puisi Ayang-Ayang (Gapus Press, 2003), Ijinkan Aku Mencintaimu (Gapus Press, 2006), Menguak Tanah Kering (Kumpulan puisi bersama Teater Gapus, 2001), dan Permohonan Hijau, Antologi Penyair Jawa Timur (Festival Seni Surabaya, 2003), Buku Propinsi Para Penyair (Kumpulan esai bersama Teater Gapus, 2007), Buku Puisi Rumah Pasir (Festival Seni Surabaya, 2008), Buku Puisi Halte Sastra (DKS, 2009), Buku Pertemuan Sastrawan Jawa Timur (Disbudpar, 2009), Buku Puisi Pesta Penyair (DK-Jatim, 2009). Alamat: Taman Sutorejo Timur 40, Surabaya . Telepon: 031-70184612 dan 085746482883. Email: ribut_wij...@yahoo.com
[ac-i] Buku Dewan Kesenian Jatim: wong Agung, Gurit Punjul Rong Puluh, BUDI PALOPO
Inilah buku ke-8 dari 11 judul buku yang diterbitkan Dewan Kesenian Jawa Timur. Judul Buku: Wong Agung, Gurit Punjul Rong Puluh Penulis :Budi Palopo Editor :Mashuri Pracetak: Abdul Malik, Ribut Wijoto Desain cover dan lay out: Budi Palopo Cetakan pertama: November 2009 Tebal: 100 halaman ISBN :978-979-18793-9-2 Penerbit : Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal Surabaya 60234 telp/fax 031- 8554304 email:dk_ja...@yahoo.com www.dewankesenianjatim.com brangwetan.wordpress.com Bekerja sama dengan; Bayumedia Publishing Jl.Bukit Barisan 23 Malang Telp 0341- 570343 fax 0341- 570342 Email:bayume...@yahoo.com -AMIT SEWU -GURIT PITAKON -GURITAN SUKMA -WEWANGEN KAPUJANGGAN -GURIT BANDHOSA -ANGGANIRA - BYAR… ! - GURIT DOLANAN -LUDIRANIRA -GURIT GRANTANG -LELAGON KEMBANG GLALI -SABDA PINANDHITA -KUMBARA KUMBAKARNA -WIJI ALIP -MEGATRUH SOLAH PINILIH DONGA SRABA -TEJA LANGIT -TANGIS MAWAR -DAMAR KANDHIL -KRETAGAMA -CEMPLUK -GENDER PEDHALANGAN --RERONCEN KEMBANG MLATHI -WOT PANGGAYUH --SUN TULUP BIRUNE LANGIT --GURIT PEDHALANGAN --SASTRA GENDRA --BAGENDA KILIR -AYANG-AYANG PEWAYANGAN -KALAM MUNYENG --LAYANG KUMITIR --LANGGENG --RAH ROH SUN RUH --NYAWIJI “…..!” -DILAH SUMARAH PIWELING -WONG AGUNG -CEP MENENGA -GURIT DHAKON --LUH JAMRUT -GURIT GANDA MAYIT -WALI LANANG -BALUNG JANUR PASEKSEN -GURIT TANPA TANDHA -PANGREH -MBURU TRACAK --SRENGENGE --“Ck…!” -“Hh…!” -TRUMPAH LARS -KEMBANG LAMBE -KEMBANG GENI -WALI KAWULA -SULUK BANARAWA --WIJI THUKUL PANEMU -AUM -MAK DILLAH -ANGIN TUMIYUP -RETNA DUMILAH -GURIT TANPA WIS -SULUK PAGUNUNGAN -LAYANG LEMBAH BANG --TAN TINANDHING -SULUK CARAKA -DHAWUH -CAKRIMAN -JARENE WONG BIODATA: BUDI PALOPO, lahir di Gresik (27 April 1962) dengan nama Budi Utomo. Dalam dunia kepenulisan ia juga punya nama Budi Tom Sega. Pendidikan terakhir FMIPA / matematika Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya. Pernah mendapat tropy penghargaan dari Kanwil Deppen Jawa Timur, sebagai penulis terbaik dalam Lomba Karya Tulis Bulan Komunikasi, Surabaya 1985. Sebagai Juara III dalam Lomba Karya Tulis Bulan Produksi, Kanwil Depnaker Jawa Timur, Surabaya 1986. Mendapat penghargaan dari RRI Surabaya, sebagai Juara III dalam Lomba Menulis dan Membacakan Naskah Humor Hari Radio 1987. Ketika masih aktif di kampus, Budi pernah menjadi Pemimpin Redaksi majalah Himatika ITS. Sejak tahun 1987, ketika Karya Darma masih terbit seminggu 3 kali, Budi membuka rubrik sastra Bina Karya Para Pemula; sebuah rubrik sastra alternatif yang menerapkan laku asah-asih-asuh bagi mereka yang baru belajar menulis sastra. Pada awal tahun 1990-an, setelah Karya Darma terbit sebagai koran harian, Budi Palopo membuka sekaligus menjaga rubrik budaya Lembar Lontar. Sebagai penjaga gawang rubrik budaya, Budi Palopo ketika itu merasakan kegelisahan kreatif. Betapa tidak. Kala itu, penulis sastra dari IKIP (sekarang UNESA) sangat mendominasi media massa terbitan Surabaya. Sementara, mereka yang baru tahap belajar menulis, praktis tak punya ruang-kesempatan. Oleh karena itu, rubrik budaya Lembar Lontar sengaja dijadikan semacam ’laboratorium pembebasan’ kreativitas. Kepada sejumlah mahasiswa prodi sastra Universitas Airlangga, setiap ada kesempatan, Budi Palopo terus menggelitik agar arek-arek prodi sastra Unair tersebut terus bergerak, berkarya, dan tidak menyia-nyiakan ruang gladi sastra Lembar Lontar. Dalam bersastra, tahun 1987, Budi Palopo telah menggelar pentas pembacaan antologi Tembang Damai di gedung pusat kebudayaan Perancis (CCF, sekarang CCCL) Surabaya. Antologi Sajak Hong, dipentas-bacakan di galery Dewan Kesenian Surabaya, 1988. Naskah drama Sluku-Sluku Bathok yang ditulisnya juga dipentas-tayangkan di TVRI Surabaya, 1988. Antologi puisi Suara ’89 dihelat di Pusat Persahabatan Indonesia-Amerika (PPIA), Surabaya 1989. Gurit Rong Puluh dipentas-bacakan di Dewan Kesenian Surabaya (1995), digelar-pentaskan di Taman Budaya Jawa Tengah (1996) dan Taman Budaya Jatim (1997). Karya-karyanya juga tersebar dalam sejumlah buku kumpulan puisi lainnya. Aktivitas baca puisinya juga seringkali turut memarakkan suasana Festival Cak Durasim, Festival Seni Surabaya dan sejumlah event kesenian lainnya. Karya guritnya, Sastra Gendra, telah pula jadi sastra inspiratif yang mengusik Mashuri untuk dieksplor buat isian novel HUBU-nya. Kini, sejak akhir Juni 2009, dengan aktivitas sastra kreatifnya, Budi menjaga kolom Cak Cuk di Surabaya Post edisi Minggu. (Email: budi_pal...@yahoo.com, CP: 03177205999, Alamat: DomasRT 02/ RW I, Kec. Menganti, Gresik 61174). Buku Terbitan Dewan Kesenian Jawa Timur tahun 2009: 1. Koreografi Etnik Jawa Timur Penulis: Tri Broto Wibisono, Bambang Sugito, Rahmat Djoko Prakosa, Eko Wahyuni Rahayu, Peni Puspito, Setyo Yanuarti Editor: Eko Wahyuni Rahayu Produksi Komite Tari, Tahun 2009 2. Teater dan Kembarannya Penulis: Antonin Artaud (terjemahan) Penerjemah: Max Arifin Editor: Abdul Mukhid Produksi Komite Teater, Tahun 2009 3. Dua Kutub, Panjak Hore Rock Progresif Penulis: Suwarmin
[ac-i] SUSUNAN PENGURUS DEWAN KESENIAN MALANG PERIODE 2009-2013
SUSUNAN PENGURUS DEWAN KESENIAN MALANG PERIODE 2009-2013 I.PELINDUNG/PENANGGUNG JAWAB : Walikota Malang PENASEHAT : -Ketua DPRD Kota Malang -Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang -Drs Muhadjir Effendi -Drs KH Kamilun Muhtadin II.KETUA : Dwi Cahyono SEKJEN: FX Anthony Wibowo BENDAHARA: 1.Diah Mayangsari 2.Fanny BADAN PENGURUS HARIAN 1.BPH SENI RUPA: Drs Yon Wahyuono, Karyono 2.BPH SASTRA: Nanang Suryadi, Soesilo 3.BPH MUSIK: Drs Sunari, Didik KSG 4.BPH TARI: Rachmad Budiri, Arif Sudarmanto 5.BPH TEATER:Drs Darmanto, Totok Suprapto 6.BPH FILM: Dimyati, Hermin 7.BPH FOTOGRAFI: Hariyanto, Spd, Nedi Putra AW III. ANGGOTA PLENO 1.Ratna Indraswari Ibrahim 2.Dra Sri Untari 3.DR Djoko Saryono 4.Prof DR Handoko Kalim 5.Djati Kusumo 6.Johan Budhi Sava 7.Ya’qud Ananda Qudban, MM 8.Herman Maryono 9.Drs Jemianto 10.Agus Basuki 11.Soetikno 12.Chattam AR 13.Farid 14.Imam Muhajir 15.Tengsoe Tjahyono Sekretariat: DEWAN KESENIAN MALANG Jl. Mojopahit 3 Malang Telp 0341- 7706 512 Fax 0341- 3239 66 e-mail: dkm_mal...@yahoo.com Kontak person: 1.Dwi Cahyono, Ketua: 081 232 10 426, 0341-7061820 2.FX Anthony Wibowo, Sekjen:081 7388709
[ac-i] Catatan Kebudayaan Akhir Tahun 2009 Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto
Dengan hormat, Mengundang kehadiran Bapak/ Ibu pada : Hari : Kamis Pon Tanggal : 31 Desember 2009 Pukul : 19.00 Wib (Ba’da Isya') Tempat : Sekretariat Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto Jl. Jayanegara No. 04 Kabupaten Mojokerto Acara : Catatan Kebudayaan Akhir Tahun 2009 Narasumber : H. Drs. Eko Edy Susanto, M. Si Ketua Umum Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto 2009-2014 Tema : Seniman dan Pemerintah Demikian undangan kami sampaikan. Atas perkenannya kami sampaikan terima kasih. Salam, Abdul Malik, Ketua Panitia Terbuka untuk umum dan gratis. Konfirmasi kehadiran: • ِAbdul Malik : 081 803 230 472 • Ema Sujalma : 082 839 051 28 • Saiful Bakri : 081 330 06 1978 • Jabbar Abdullah : 081 5599 51 306 • Arif Gopar : 081 93 88 477 07
[ac-i] Terbit buku Konservasi Budaya Panji, Henri Nurcahyo (editor)
Inilah buku ke-7 dari 11 judul buku yang diterbitkan Dewan Kesenian Jawa Timur. Konservasi Budaya Panji Editor Henri Nurcahyo Penulis: Aminudin Kasdi Bambang Tetuko Dwi Cahyono Henri Nurcahyo Lydia Kieven Narsen Afatara Nasrul Illahi R. Joko Prakosa RM. Yunani Prawiranegara S. Jai Soemarno Pracetak: Abdul Malik, Ribut Wijoto Desain cover dan lay out: Kang Madrim Cetakan pertama: November 2009 Tebal: 216 halaman+xi ISBN: 978-979-18793-7-8 Diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jawa Timur Jl.Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 8554304 Email:dk_ja...@yahoo.com Bekerja sama dengan; Bayumedia Publishing Jl.Bukit Barisan 23 Malang Telp 0341- 570343 fax 0341- 570342 Email:bayume...@yahoo.com SEKAPUR SIRIH Syukur Alhamdulillah, program penerbitan buku tahap kedua berjalan sesuai rencana. Sejak semula, Dewan Kesenian Jawa Timur memahami bahwa kesenian tidak hanya terpaku dengan wilayah olah rasa. Tapi juga ada gelibat kencang dari pergulatan pemikiran. Inilah yang perlu dicatat. Problemnya, mencatat pemikiran belum menjadi tradisi yang mengakar di Jawa Timur. Terbukti, penerbitan buku di provinsi yang beragam etnik ini masih teramat sepi. Tetapi kami tetap optimistis. Sepi bukan berarti tidak ada sama sekali. Kami berharap usaha penerbitan ini mampu meningkatkan gairah kehidupan kesenian. Terkhusus di Jawa Timur. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para seniman yang telah mencurahkan keringat-dinginnya untuk menulis buku, editor, penerbit, dan seluruh insan yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan kesenian di Jawa Timur. Selebihnya, ungkapan kuno, tiada gading yang tak retak, patut kami ketengahkan. Artinya, kami tetap mengharapkan adanya kritik dan saran demi terciptanya kondusivitas berkesenian yang sehat dan progresif. Amin. Surabaya, 10 November 2009 Achmad Fauzi Ketua Umum Dewan Kesenian Jatim Semacam Pengantar Apa yang disebut dengan Cerita Panji, ternyata bukan sekadar kisah percintaan antara Panji Asmarabangun dan putri Galuh Candrakirana. Ada banyak hal yang menarik terkait dengan cerita rakyat ini sehingga pantas menjadi perbincangan banyak kalangan. Bukan hanya terkait dengan sastra lokal, melainkan juga menyangkut aspek sejarah, arkeologi, antropologi, pertanian, politik, dan aspek budaya secara luas. Itu sebabnya, khasanah cerita rakyat ini tidak hanya berhenti sebagai karya sastra, melainkan sudah menjadi budaya. Dan apa yang disebut Budaya Panji, adalah sebuah fenomena tersendiri. Sebagai sebuah kisah percintaan, menjadi hal yang menarik ketika ternyata kisah itu menjadi cerita utama banyak seni pertunjukan. Mulai dari Wayang Beber, Wayang Topeng, Wayang Krucil, Wayang Gedhog dan sejumlah teater rakyat. Dan ternyata lakon tersebut juga melahirkan banyak varian sehingga pertunjukan teater rakyat memiliki banyak alternatif ketika mementaskan cerita Panji. Inilah fenomena yang pertama. Kedua, banyak orang mengenal cerita-cerita rakyat seperti Ande-ande Lumut, Timun Mas, Keong Mas, Thothok Kerot, Utheg-utheg Ugel dan sebagainya. Namun yang tidak disadari, bahwa cerita yang akrab di kalangan anak-anak desa itu adalah juga varian dari cerita Panji. Bisa dikatakan bahwa cerita-cerita itu adalah fragmen-fragmen dari cerita besar mengenai pengembaraan Raden Panji Asmorobangun ketika patah hati karena kekasihnya yang pertama, Dewi Anggraeni, bunuh diri sebelum dibunuh utusan Raja. Ketiga, kisah yang bersumber dari kerajaan Kadiri dan Jenggala ini ternyata menyebar ke seluruh Jawa, Bali, Nusa Tenggara, menyeberang ke Sumatra, Kalimantan, bahkan hingga ke negara-negara Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar dan sebagainya. Bukankah ini dapat disebut sebagai ekspor budaya? Keempat, dirunut dari aspek sejarah, kisah ini terjadi pada masa kerajaan Kadiri, namun justru muncul dua ratus tahun sesudah itu, yaitu pada masa kerajaan Majapahit. Dari sini saja sudah memancing kajian sejarah dan aspek politik yang menarik diperbincangkan. Bahkan, mempersoalkan apakah Panji ini memang merupakan fakta sejarah atau hanya dongeng belaka, sudah menjadi bahan diskusi yang menarik. Kelima, meski “hanya” berupa kisah percintaan dua anak manusia, seorang arkeolog asal Jerman, Lydia Kieven, menemukan adanya kisah Panji ini di 20 (dua puluh) relief candi di Jawa Timur. Apakah ada sesuatu yang luar biasa sehingga sampai sebegitu banyak candi yang mengabadikan kisah ini? Semakin menelisik lebih jauh ke dalamnya, akan banyak ditemui fenomena kisah sastra yang mampu menjadi alternatif kisah Mahabarata dan Ramayana ini. Itu sebabnya, Dewan Kesenian Jawa Timur ingin mengangkat Budaya Panji ini sebagai ikon Jawa Timur, melalui program Konservasi Budaya Panji. Hal ini merupakan langkah kongkrit dari serangkaian acara bertemakan Panji yang digelar di Universitas Merdeka Malang tahun 2007, menyusul Pasamuan Budaya Panji di PPLH Seloliman tahun 2008, dan diskusi bedah
[ac-i] Perpanjangan Jadwal Registrasi Temu Teater KATIMURI Kendari 2010
Perihal; Perpanjangan Jadwal Registrasi TEMU TEATER KATIMURI KENDARI 2010 ; Dengan Hormat, [Khusus]; Sebelumnya Dihaturkan Terima Kasih Yang TAK TERHINGGA Buat Sahabat2ku Yang Telah Mengembalikan FORM - REGISTRASI A/B/C Baik Itu Via E-mail Maupun Via Pos / Titipan Kilat. Selanjutnya Setelah Melalui/Selesainya Proses Pengarsipan Secara Kelembagaan Akan Mengirimkan UNDANGAN Beserta PETUNJUK TEKNIS, Dll; ; Disampaikan Juga Kepada Sahabat2 Pegiat Teater [Komunitas / Personal] Yang Telah Menerima Penyampaian Via Email; reg.katimuri.kendari2...@gmail.com Including Lampiran /Attachment File [Form-A; Registrasi Peserta/ Form-B; Kesediaan Ikut Serta Form-C; Questioners]; dan Atau Penyampaian Via Group [FB]; TEMU TEATER KATIMURI KENDARI 2010 Akan Tetapi Belum Sempat Mengembalikan Form Tersebut Oleh Karena Sebuah Sebab [Keterlambatan Mendapatkan Informasi]; ; Sebagaimana Jadwal Yang Telah Ditetapkan Semula Yakni Bahwa Batas Akhir Pengembalian Form Tersebut Adalah Pada Tanggal 16 Desember 2009 [via E-mail dan Cap/Stempel Pos]; Selanjutnya, Untuk Maksud Tersebut PIHAK PENYELENGGARA Bersepakat MEMPERPANJANG Waktu Registrasi Peserta Sampai Dengan TANGGAL 30 DESEMBER 2009 ; ; ^^^ Tajuk TEMU TEATER KATIMURI KENDARI 2010 [SPECIAL EDITION/EDISI KHUSUS] Adalah; Teater, Tubuh, Refleksi Lingkungan [Theater, Body, Reflection Environment] ^^^ ; Bagi Sahabat2 Pegiat Teater [Komunitas/Personal] Yang Belum Mendapatkan E-mail Yang Kami Maksudkan Diatas Dan Ingin Berpartispasi Dengan Kegiatan TEMU TEATER KATIMURI KENDARI 2010 [SPECIAL EDITION/EDISI KHUSUS]. Diharapkan Agar Sesegera Mungkin Mendaftarkan E-mail Berikut Nomor Kontak Person Sahabat2ku ke E-mail ; reg.katimuri.kendari2...@gmail.com. Demikian Dari Kami, Salam Jabat Erat, PASeBA Institute [Sentul-Bogor, West Java_INDONESIA] Aiz.ice.eYes-OrganizatioN [Jakarta_INDONESIA] T_wOrk_7 [Kendari-Southeast Sulawesi_INDONESIA] --- Catatan; Jika Ada Hal2 Yang Belum Jelas Tentang Penyelenggaraan Kegiatan TEMU TEATER KATIMURI KENDARI - 2010 Sahabat2Ku Dipersilahkan Menghubungi Kontak PERSON Berikut Dibawah Ini ; 1. Jakarta; Aiz-PASeBA [FB-Arrie De Marco] 021 36 73-081 806 020 608 Main Management/E.O 2. Solo-Jawa-Tengah; Satriana Didiek [FB-Kebo Madu] - 085 647 441 037 E.O / S.C 3. Kendari-Sulawesi Tenggara; Ahmad Zain [FB-Zain Stone] - 085 756 666 123 O.C 4. Kendari-Sulawesi Tenggara; A.Razak Abadi [FB-Adhy Rical] - 081 935 304 005 O.C ---
[ac-i] Temu Teater KATIMURI Kendari Juli 2010
Sentul-Bogor, 17 November 2009 Kepada yang terhormat, Sahabat-sahabatku ; 1. Ketua Group/Komunitas/Sanggar-sanggar Teater 2. Personal Pegiat Teater 3. Pemerhati Teater Di – Tempat Perihal : Penyampaian / Registrasi Keikutsertaan Temu Teater KATIMURI Kendari 2010 Dengan Hormat, Salam Teater, Salam Seni Budaya. Sehubungan dengan rencana Pelaksanaan Kegiatan Temu Teater KATIMURI Kendari – 2010 yang Insya Allah akan dilaksanakan pada; Tanggal : 11 – 17 Juli 2010 Durasi / Waktu : 7 [tujuh] hari Tempat : Taman Budaya Kendari Jalan Saranani Kendari – Provinsi Sulawesi Tenggara Kami dari Lembaga Kajian PASēBA Nusantara [PASēBA Institute] yang berkedudukan di Sentul – Bogor, Jawa Barat [INDONESIA] sebagai Manajemen Induk Pelaksana Temu Teater KATIMURI Kendari – 2010 telah menetapkan Tajuk/Thema Acara ; “Teater, Tubuh, Refleksi Lingkungan (Theater, Body, Reflection Environment)”. Kegiatan yang dimaksudkan dibantu oleh Aiz.ice.eYes- OrganizatioN [Event Organizer] yang berkedudukan di Jakarta [INDONESIA] dan T_wOrk_7 [Organizing Committee] yang berkedudukan di Kendari-Sulawesi Tenggara [INDONESIA]. Untuk maksud tersebut diatas dengan kerendahan hati menyampaikan kepada Sahabat – sahabatku bahwa pendaftaran/registrasi keikutsertaan Peserta Temu Teater KATIMURI Kendari – 2010 telah dibuka terhitung mulai tanggal 17 November 2009 sampai dengan tanggal 16 Desember 2009; Hal-hal yang berhubungan dengan proses keikutsertaan kami persilahkan Sahabat-sahabatku untuk mengisi; 1. Form – A : Registrasi Peserta Temu Teater KATIMURI Kendari – 2010 2. Form – B : Kesediaan Untuk Ikut Serta Temu Teater KATIMURI Kendari – 2010 3. Form – C : Questioners [Pertanyaan – pertanyaan] Keterangan/Petunjuk Pengisian Form [A/B/C; Lihat di Attachment ] Pengembalian Form A/B/C telah kami terima paling lambat tanggal 16 Desember 2009. Kami akan mengirimkan Undangan Resmi beserta Petunjuk Teknis/Jadwal Acara setelah proses Pemutakhiran / Pengarsipan / Pendokumentasian telah selesai. Demikian dari kami untuk dimaklumi. Jabat Erat, PASeBA Institute Aiz.ice.eYes- OrganizatioN T_wOrk_7 A.R. Ar-rasyidi Boediman La Ede Perihal; Perpanjangan Jadwal Registrasi TEMU TEATER KATIMURI KENDARI 2010 ; Dengan Hormat, [Khusus]; Sebelumnya Dihaturkan Terima Kasih Yang TAK TERHINGGA Buat Sahabat2ku Yang Telah Mengembalikan FORM - REGISTRASI A/B/C Baik Itu Via E-mail Maupun Via Pos / Titipan Kilat. Selanjutnya Setelah Melalui/Selesainya Proses Pengarsipan Secara Kelembagaan Akan Mengirimkan UNDANGAN Beserta PETUNJUK TEKNIS, Dll; ; Disampaikan Juga Kepada Sahabat2 Pegiat Teater [Komunitas / Personal] Yang Telah Menerima Penyampaian Via Email; reg.katimuri.kendari2...@gmail.com Including Lampiran /Attachment File [Form-A; Registrasi Peserta/ Form-B; Kesediaan Ikut Serta Form-C; Questioners]; dan Atau Penyampaian Via Group [FB]; TEMU TEATER KATIMURI KENDARI 2010 Akan Tetapi Belum Sempat Mengembalikan Form Tersebut Oleh Karena Sebuah Sebab [Keterlambatan Mendapatkan Informasi]; ; Sebagaimana Jadwal Yang Telah Ditetapkan Semula Yakni Bahwa Batas Akhir Pengembalian Form Tersebut Adalah Pada Tanggal 16 Desember 2009 [via E-mail dan Cap/Stempel Pos]; Selanjutnya, Untuk Maksud Tersebut PIHAK PENYELENGGARA Bersepakat MEMPERPANJANG Waktu Registrasi Peserta Sampai Dengan TANGGAL 30 DESEMBER 2009 ; ; ^^^ Tajuk TEMU TEATER KATIMURI KENDARI 2010 [SPECIAL EDITION/EDISI KHUSUS] Adalah; Teater, Tubuh, Refleksi Lingkungan [Theater, Body, Reflection Environment] ^^^ ; Bagi Sahabat2 Pegiat Teater [Komunitas/Personal] Yang Belum Mendapatkan E-mail Yang Kami Maksudkan Diatas Dan Ingin Berpartispasi Dengan Kegiatan TEMU TEATER KATIMURI KENDARI 2010 [SPECIAL EDITION/EDISI KHUSUS]. Diharapkan Agar Sesegera Mungkin Mendaftarkan E-mail Berikut Nomor Kontak Person Sahabat2ku ke E-mail ; reg.katimuri.kendari2...@gmail.com. Demikian Dari Kami, Salam Jabat Erat, PASeBA Institute [Sentul-Bogor, West Java_INDONESIA] Aiz.ice.eYes-OrganizatioN [Jakarta_INDONESIA] T_wOrk_7 [Kendari-Southeast Sulawesi_INDONESIA] --- Catatan; Jika Ada Hal2 Yang Belum Jelas Tentang Penyelenggaraan Kegiatan TEMU TEATER KATIMURI KENDARI - 2010 Sahabat2Ku Dipersilahkan Menghubungi Kontak PERSON Berikut Dibawah Ini ; 1. Jakarta; Aiz-PASeBA [FB-Arrie De Marco] 021 36 73-081 806 020 608 Main Management/E.O 2. Solo-Jawa-Tengah; Satriana Didiek [FB-Kebo Madu] - 085 647 441 037 E.O / S.C 3. Kendari-Sulawesi Tenggara; Ahmad Zain [FB-Zain Stone] - 085 756 666 123 O.C 4. Kendari-Sulawesi Tenggara; A.Razak Abadi [FB-Adhy Rical] - 081 935 304 005 O.C -
[ac-i] Pembukaan Biennale Jatim 2009, Mengurai Akar Budaya
Pembukaan Pameran Seni Rupa ”Mengurai Akar Budaya” Biennale Jawa Timur III 2009 Kamis, 10 Desember 2009 pukul 19:00 wib Pameran akan dibuka oleh Dr. H. Rasiyo, Msi Sekretaris Daerah Pemprov Jawa Timur di House of Sampoerna Taman Sampoerna 6, Surabaya 60163, Indonesia Tel. +62 31 353–9000 – Fax. +62 31 353-9009 Website: www.houseofsampoerna.museum Kontak: Eka Mayasari Art Gallery Senior Executive House of Sampoerna E-mail: eka.mayas...@sampoerna.com
[ac-i] Novelis Ratna Indraswari Kena Stroke- Radar Malang
[ Jum'at, 04 Desember 2009 ] Novelis Ratna Indraswari Kena Stroke MALANG - Novelis Kota Malang Ratna Indraswari Ibrahim sejak Rabu (2/12) lalu tergolek lemah di RSSA Malang. Wanita kelahiran Malang 24 April 1949 itu terkena serangan stroke. Hasil CT-scan menunjukkan pembuluh darah di atas otak pecah. Diprediksi, pemecahan pembuluh darah ini akibat penyempitan otak karena faktor usia. Saat Radar menjenguknya di Pavilliun RSSA ruang Bougenville kamar 206, wanita yang konsisten melajang itu tampak sedang tidur. Beberapa aktivis dan penggemar sastra Kota Malang kemarin tampak menjenguk wanita yang telah melahirkan hampir 100 karya novel itu. Bahkan istri Wali Kota Malang Heri Pudji Utami Peni Suparto secara khusus datang menjenguk. Heri datang sekitar pukul 13.00 ditemani sang ajudan. Sedangkan kerabat dekat Ratna, yakni adik-adik dan kakak-kakaknya belum tampak karena terhalang jadwal pesawat. Ruhadi Rarundra, kerabat yang selama ini merawat Ratna, mengungkapkan sebelumnya tidak ada tanda-tanda bahwa novelis yang menderita kelumpuhan sejak usia 11 tahun itu bakal terkena stroke. Meski selama ini sering sesak nafas, namun Ratna tidak pernah dirawat di rumah sakit. Hanya saja, pada Selasa (1/12) lalu Ratna terserang flu. Lalu Rabu pagi merasa kedinginan dan sedikit pusing. Itu terjadi sekitar pukul 09.00. Dan tiba-tiba saja tangan kanan Ratna mengalami tremor atau kejang. ''Saya begitu khawatir dan langsung saya lari ke RSSA sambil mendorong kursi roda. Saat itu tremor pada tangan Mbak Ratna sudah tak terkendali, kata laki-laki yang akrab disapa Siro itu. Untungnya, jarak rumah Ratna di kawasan Jl Diponegoro 3 tak jauh dari RSSA. ''Mau naik taksi saya pikir terlalu lama. Karena butuh naik dan turun. Maka saya putuskan untuk lari saja, tambah dia. Begitu tiba di RSSA, Siro mengaku masih menggunakan Jamkesda. Namun karena Jamkesda khusus untuk pasien kelas III, maka langsung diputus dan pindah ke Pavilliun. ''Mbak Ratna sempat dirawat di unit stroke. Baru pindah ke kamar 26 pagi tadi (kemarin pagi), bebernya. Hingga kemarin siang, belum ada tanda-tanda kondisi Ratna pulih. Namun, menurut Siro, perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah itu akan diserap dengan obat. Jika tak memungkinkan dengan obat, maka alternatif terakhir adalah operasi pembedahan. ''Kata dokter yang merawat begitu. Jadi kami tetap menunggu perkembangan selanjutnya, tandas Siro. (nen/war) http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detailrid=129865 Informasi: hp 081 25237104 (RUHADI RARUNDRA) hp 081 703233870 (RAGIL)
[ac-i] Temu Teater Pelajar dan Mahasiswa Kabupaten Ngawi
TEMU TEATER PELAJAR MAHASISWA KABUPATEN NGAWI 5 DESEMBER 2009 PUKUL19.00- 22.00 WIB di AUDITORIUM LANTAI 2 MADRASAH ALIYAH NEGERI NGAWI JLN. JEKITUT 688.A NGAWI - JAWA TIMUR Informasi: Kusprihyanto Namma 085 235756846 Email: kusprihyanto_na...@yahoo.co.id
[ac-i] Tawaran menulis di majalah seni dan budaya Kidung Dewan Kesenian Jatim edisi 15
TAWARAN MENULIS: MAJALAH SENI DAN BUDAYA KIDUNG DEWAN KESENIAN JAWA TIMUR EDISI 15 : MENYINGKAP AKAR-AKAR PERSOALAN TEATER DI JAWA TIMUR Majalah Kidung terbuka untuk umum. Naskah dikirim dalam bentuk file dokumen ke sekretariat Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal Surabaya 60234 (Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jatim) atau melalui email:majalahkid...@yahoo.com. Pengiriman naskah disertai biodata lengkap dan file foto diri (sertakan foto pendukung bila perlu). Naskah yang dimuat akan mendapatkan honorarium sepantasnya. Rubrikasi Majalah Kidung: 1.Liputan Utama (diisi oleh Tim Redaksi) 2.Liputan Khusus (diisi oleh Tim Redaksi) 3.Esai Budaya (terbuka untuk umum) 4.Esai Seni Rupa (terbuka untuk umum) 5.Esai Tari (terbuka untuk umum) 6.Esai film (terbuka untuk umum) 7.Esai Teater (terbuka untuk umum) 8.Esai Musik (terbuka untuk umum) 9.Esai Sastra (terbuka untuk umum) 10.Puisi (terbuka untuk umum) 11.Cerpen (terbuka untuk umum) 12.Karya sastra etnik (terbuka untuk umum) 13.Wawancara (diisi oleh Tim Redaksi) 14.Liputan Seni Budaya (diisi oleh Tim Redaksi) 15.Preview (diisi oleh Tim Redaksi) 16.Resensi buku seni/sastra (terbuka untuk umum) Deadline tanggal 5 Desember 2009. Informasi : Sekretariat Dewan Kesenian Jatim d.a.Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jatim Jl.Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 855 4304 Senin s.d Jumat, pukul 09.00-16.00 wib Contact person: -Riadi Ngasiran, Pemimpin Redaksi, 081 7933 55 23 -Kukuh Yudha Karnanta, Redaktur Pelaksana, 081 793 44 752 -Ribut Wijoto, Pemimpin Umum, 0857 4 64 82 883 -Abdul Malik, Sekretaris Redaksi, 081 80 3230 472 Nb: Redaksi menunggu kiriman foto pementasan teater Jawa Timur. Foto dilengkapi data: judul, naskah, sutradara, tempat, nama kelompok teater, fotografer, sinopsis singkat. Foto dikirim ke :majalahkid...@yahoo.com. Terima kasih.
[ac-i] Rekomendasi Penataran
Rekomendasi Penataran Bahwasanya keberadaan Candi Penataran di desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, bukan sekadar peninggalan purbakala yang perlu dilestarikan, melainkan menyimpan potensi yang amat sangat berharga. Kompleks bangunan candi yang dibangun selama sekitar 300 tahun itu merupakan modal dasar bagi pengembangan pariwisata, pendidikan, inspirasi kesenian dan industri kreatif, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah penyelamatan sebelum jauh terlambat. Sehubungan dengan hal itu, maka Sarasehan Peduli Penataran, yang digelar di Museum Penataran, hari Minggu, 22 November 2009, oleh Dewan Kesenian Jawa Timur (DK Jatim) dan Blitar Heritage Society (BHS) merumuskan rekomendasi sebagai berikut: 1. Pemerintah pusat perlu menyampaikan masterplan pengembangan kawasan Candi Penataran secara terbuka agar tidak bertentangan dengan upaya-upaya yang dilakukan masyarakat secara swadaya dalam upaya ikut melestarikan dan mengembangkan potensi kawasan Candi Penataran. Kasus kontroversial pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) diharapkan jangan sampai terjadi di Penataran. 2. Diperlukan pemetaan ulang kawasan Candi Penataran dan sekitarnya sehingga dapat diketahui secara persis batas-batas yang merupakan kawasan purbakala yang harus dilindungi sebagaimana ditentukan berdasarkan Undang-Undang Cagar Budaya. Pemetaan ini sangat penting untuk menentukan langkah lebih lanjut berupa penataan ulang (redesign) sarana dan prasarana kawasan sekitar candi yang, meskipun sudah terlambat, dihuni oleh penduduk dan peruntukan lainnya. Realitanya, masih sering terjadi penduduk menemukan artefak di sekitar Candi Penataran ketika menggali tanah. Sangat mungkin bahwa batas-batas kompleks Candi Penataran lebih luas daripada batas yang sekarang ini. 3. Terkait dengan itu, maka mulai sekarang harus tegas memberlakukan bahwa tidak boleh ada pemanfaatan zona inti di kompleks Candi Penataran untuk aktivitas apapun, termasuk menggelar pertunjukan dan aktivitas di bangunan di zona inti tersebut. Apa yang sudah terjadi selama ini merupakan pelajaran mahal, karena kalau hal ini diteruskan, merupakan bentuk vandalisme yang melanggar UU Cagar Budaya, yang akan berakibat terjadinya kerusakan pada bagian-bagian candi. Sebagai solusinya, pemerintah perlu membebaskan lahan di sebelah barat sebagai areal seni pertunjukan sehingga keberadaan Candi Penataran dapat menjadi latarbelakang sebagaimana yang juga dilakukan di kawasan Candi Prambanan, Jawa Tengah. 4. Diperlukan pemahaman yang tepat mengenai pariwisata yang memanfaatkan Candi Penataran, bahwa pariwisata dapat tetap dijalankan dengan tetap mengindahkan batasan-batasan tertentu yang sudah ditentukan Undang Undang. Justru bagian-bagian yang tidak dapat dikunjungi itu merupakan eksotisme tersendiri dalam pariwisata. Dalam waktu tak lama lagi, sudah harus ada klaim pemetaan kawasan obyek wisata. 5. Keberadaan relief-relief di Candi Penataran dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar atau media pendidikan, sumber inspirasi kesenian (seni rupa, sastra dan pertunjukan) serta menjadi inspirasi industri kreatif. Demikian pula tata letak serta arsitektur kompleks Candi Penataran, yang telah terbukti memberi inspirasi candi Majapahit (candi Angka Tahun), model atap masjid (Candi Induk), serta tata letak petilasan Wali Songo (kompleks makam Sunan Giri dan Sunan Bonang), serta menginspirasi model rumah adat Bali dan Jawa Kuna. Harus diakui, masih banyak fakta yang belum terungkap dari keberadaan kompleks candi ini yang memerlukan kajian tersendiri secara serius dan berkesinambungan. 6. Untuk memaksimalkan informasi potensi kawasan Candi Penataran, diperlukan langkah-langkah untuk membuat publikasi dan/atau penerbitan, termasuk melalui media audiovisual, sejalan dengan konsep Arkeologi Publik. Termasuk, gelar karya kesenian yang berangkat dari khasanah budaya lokal dan membuat galeri seni rupa yang menjadikan Candi Penataran sebagai obyek dan subyeknya. 7. Konon desa Penataran masa dulu merupakan pusat pembuatan kerajinan dari kuningan, khususnya untuk keperluan sesaji. Desa lokasi candi itu dulu dikenal dengan nama Bumi Pangrumbitan. Sehubungan dengan pengembangan kawasan Candi Penataran sebagai kawasan wisata dan juga untuk meningkatkan kesejahteran penduduk setempat, maka pembuatan industri kerajinan itu dihidupkan kembali. 8. Penataran merupakan simbol kerukunan Hindu dan Budha pada masanya. Disamping itu, sehubungan dengan beberapa indikasi, diperlukan kajian lebih lanjut mengenai keterkaitan Islam dengan Candi Penataran. Beberapa indikasi itu misalnya, Prasasti Palah konon diambil dari nama dalam bahasa Arab, Al Falah yang berarti kemenangan. Juga adanya petilasan Syeh Subakir yang terdapat di desa Penataran. Fakta yang menarik: Bale Agung yang terdapat di bagian paling depan kompleks Candi Penataran, ternyata tanpa relief sama sekali, pintu masuk dari arah tenggara, menghadap ke kiblat. 9. Kemegahan dan
[ac-i] Dialog Nasional Situs Ibukota Mojopahit Sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional
DIALOG NASIONAL TENTANG : SITUS IBUKOTA KERAJAAN MOJOPAHIT DAN PENGEMBANGANNYA SEBAGAI ”KAWASAN CAGAR BUDAYA NASIONAL” LANDASAN PEMIKIRAN Bumi yang kita pijak ini sebelum menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah “bumi Mojopahit”. Mojopahit adalah “ikon” kebesaran sejarah dan budaya bangsa Indonesia yang patut menjadi warisan dunia. Sejarah telah membuktikan bahwa kerajaan Mojopahit pada abad ke XIV di bawah pemerintahan raja “Hayam Wuruk” dan Mahapatih “Gajahmada” telah mencapai puncak kejayaan dan zaman keemasan. Salah satu bukti monumentalnya adalah disatukannya seluruh nusantara termasuk semenanjung Malaka di bawah kekuasaan Negara Mojopahit. Perjalanan sejarah Mojopahit merupakan pelajaran yang amat berharga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemahaman tentang kebesaran dan kejayaannya akan menumbuhkan semangat juang, kepercayaan diri dan memperkokoh identitas bangsa. Mojopahit memiliki makna penting bagi Indonesia. Beberapa simbul kenegaraan diadopsi dari Mojopahit, diantaranya Bhineka Tunggal Ika, Sumpah Palapa, dll. Keberhasilan Mojopahit dalam mempersatukan bangsa yang heterogen telah memperkaya budaya bangsa yang amat besar dan berwibawa di mata negara-negara lain. Perbedaan suku, adat istiadat dan agama justru menjadi kekayaan bangsa menciptakan negara kokoh lahir dan batin. Kestabilan politik dan keamanan menciptakan kepercayaan tidak saja masyarakat nusantara, tetapi juga bangsa-bangsa lain yang berdagang dan melakukan transaksi ekonomi di bandar-bandar internasional di seluruh wilayah nusantara. Rakyat hidup sejahtera “gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo”, adil dan aman dalam kerangka kesatuan pikiran dan perbuatan. Situs Mojopahit yang berada di Trowulan Jawa Timur, ternyata belum diperlakukan secara proporsional sebagai aset nasional. Seluk beluk ibukota kerajaan Mojopahit dan kehidupan masyarakatnya hingga sekarang belum dapat diketahui secara lebih pasti. Banyak peninggalan menunjukkan keberadaan ibukota kerajaan Mojopahit, tetapi banyak yang rusak, hancur dan hilang akibat aktivitas alam dan manusia. Banyak penelitian dilakukan oleh para ahli, tetapi belum ada kesepakatan akhir tentang ibukota kerajaan Mojopahit. Dalam perkembangannya masyarakat mulai mempertanyakan tentang keberadaan ibukota kerajaan Mojopahit dan apa yang semestinya dapat diperbuat oleh masyarakat terhadap potensi sumber daya budaya yang sangat potensial. Hal ini tentu merupakan suatu tahap “rasa memiliki” yang sangat perlu direspon secara proporsional. Penanganan terhadap situs Mojopahit dengan segala aspeknya perlu kesungguhan dan komitmen dari berbagai pihak dalam hal penelitian, pelestarian, dan pengelolaannya agar kondisinya tidak semakin rusak mengingat pemukiman di kawasan ini semakin padat. Perusakan situs terjadi setiap saat, baik disengaja maupun tidak, antara lain berupa pembuatan bata yang terdeteksi lebih dari 3.000 lokasi, telah berlangsung sejak berpuluh-puluh tahun lamanya. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang terpadu untuk dapat menampilkan bekas ibukota kerajaan Mojopahit. Salah satu alternatif strategisnya adalah dengan menetapkan kawasan tersebut sebagai ”Kawasan Cagar Budaya Nasional”. Perlu langkah-langkah strategis dan praktis untuk menyikapi kondisi yang ada, karena kawasan Mojopahit memiliki daya tarik luar biasa jika dapat dikemas dengan baik dan benar. Untuk itu dibutuhkan kepedulian, kerjasama serta dukungan semua pihak agar kekayaan sejarah dan warisan budaya bangsa tersebut dapat bermanfaat secara luas. MAKSUD DAN TUJUAN : Agar langkah strategis dan praktis dapat diwujudkan, maka perlu diadakan Dialog Nasional sebagai wahana diskusi dan musyawarah bagi berbagai pihak yang kompeten. Disamping itu Dialog Nasional ini juga dimaksudkan sebagai langkah awal bagi upaya penataan kawasan situs Trowulan. Tujuannya adalah untuk menetapkan situs ibukota kerajaan Majapahit sebagai “kawasan Cagar Budaya Nasional” yang dapat digunakan sebagai pijakan penyelamatan dan pemugaran ibukota kerajaan Mojopahit sesuai dengan konsep pengembangan dan pemanfaatannya kearah wisata budaya. HASIL YANG HENDAK DICAPAI : Tercapainya kesepakatan Nasional tentang “batas-batas” dan “tata ruang” Ibukota Kerajaan Majapahit; Rekomendasi kepada Pemerintah untuk menetapkan Situs Ibukota Kerajaan Majapahit sebagai “Kawasan Cagar Budaya Nasional”; Terjadinya “kemitraan” dari Pemerintah (Pusat, Propinsi dan Daerah), Kelompok Peduli, masyarakat dan swasta secara harmonis agar terbentuk program kegiatan yang terpadu untuk penyelamatan, pelestarian, perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan situs Mojopahit. NARASUMBER : Prof. Dr. Mundardjito., tentang “Perlunya Penelitian di situs Trowulan secara integratif”. Drs. Nurhadi Rangkuti, M.Hum., tentang “Tata Ruang dan Batas-batas Ibukota Kerajaan Mojopahit”. Drs. Daud Aris Tarmudiyo, Phd., tentang “ Pentingnya Pengelolaan Situs Ibukota Kerajaan Mojopahit secara Nasional”.
[ac-i] MOJOKERTO ART FESTIVAL 2009
MOJOKERTO ART FESTIVAL 2009 (MORAL) 16-19 November 2009 Penyelenggara: Dewan Kesenian Kota Mojokerto JADWAL ACARA: SENIN, 16 NOVEMBER 2009 08.00-10.00 WIB: Grand opening oleh Walikota Mojokerto Pameran lukisan on the spot Melukis on the spot bersama Weldo Pringgo, Kuta Bali- Rizky Karamoy, Kuta Bali-Ben Hendro,Yogya-Dwi S,Ubud Bali-Eko Jombang-Wiji PR Tulungagung-M Arif Tamam, Surabaya-Taufik Monyong,Surabaya-Jansen Jasien, Krian-Taufik Kamajaya,Madiun 10.00-19.00 WIB: Lomba melukis dan seleksi lomba mewarna 19.00-22.00 WIB: Pagelaran drama musical MBALJIGONG SELASA, 17 NOVEMBER 2009 09.00-19.00 WIB: Lomba tari kreasi anak dan remaja 19.00-21.00 WIB: Teatrikal puisi,TEATER Q-THA SMA PGRI 1 Kota Mojokerto 21.00-22.30 WIB: Pagelaran Musik Keroncong BENPAS RABU, 18 November 2009 19.00-22.00 WIB: Monolog Burung Merak bersama Putu Wijaya, Teater Mandiri, Jakarta di GOR Mojopahit Jl. Gajah Mada 149 Mojokerto Tiket monolog Putu Wijaya @ 10 ribu rupiah dan undangan @ 50 ribu rupiah. Didukung musikalisasi puisi Sajak Sebatang Lisong bersama Files, Saiful Bakri, Mita KAMIS, 19 November 2009 19.00-21.00 WIB: Baca Puisi SOSIAWAN LEAK,Solo dan SAIFUL BAKRI, Mojokerto 21.15.-22.00 WIB: Pentas TUKANG TAGIH oleh TEATER AWAN Kelompok GUBUK PENCENG Mojokerto Penyelenggara: Dewan Kesenian Kota Mojokerto Jl. Gajah Mada 149 Kota Mojokerto Kontak: Heriyanto Subekti, Ketua panitia 081 232 00345 Catatan: *Seluruh kegiatan diadakan di halaman sekretariat Dewan Kesenian Kota Mojokerto Jl.Gajah Mada 149 Kota Mojokerto kecuali pentas monolog Putu Wijaya di GOR Mojopahit Jl.Gajah Mada 149 Kota Mojokerto. * Kamis , 19 November 2009 pukul 19.00-21.00 WIB akan diadakan Baca Puisi Sosiawan Leak (Solo) dan Saiful bakri ( Mojokerto). Saiful Bakri akan membacakan 8 puisi karyanya berjudul: Susi dan Inilah (dari antologi puisi bersama Selamat Pagi Ngoro Industri), Kereta Ekonomi, Patah Hatiku dan Kami Datang (dari antologi puisi tunggal Berita Basi), Bangunan Itu dan Kopi Pahit (dari antologi puisi tunggal 11 Puisi Saiful Bakri), dan satu puisi terbarunya berjudul Hemm.. Sosiawan Leak akan mendeklamasikan 5 puisinya berjudul: Ya ( Aku Tulis Puisi), Pobhia, Negri kadal, Pejantan babi dan Dunia Bogambola. Sosiawan Leak dikenal dengan gaya pemanggungan puisinya yang memikat. Acara baca puisi tersebut terbuka untuk umum dan gratis.
[ac-i] ETALASE BUDAYA PANJI 2009 DI BLITAR
ETALASE BUDAYA PANJI 2009 PENGANTAR Cerita Panji adalah karya cipta yang merupakan simbol pertama kebangkitan sastra lisan dari Jawa Timur sebagai wilayah kerajaan besar yang menyatukan nusantara. Dari sudut tertentu, Cerita Panji bahkan dapat bersanding dengan dua epos raksasa yaitu Mahabarata dan Ramayana yang penyebarannya beriringan dengan agama Hindu di Jawa. Sehingga Cerita Panji menjadi sebuah alternatif atau produk budaya sanding (kalau tak disebut budaya tanding - counter culture) seniman Jawa pada masa itu terhadap dua epos tadi. Terlebih wilayah penyebarannya hingga ke berbagai daerah di nusantara hingga ke seluruh wilayah Asia Tenggara, terutama Thailand dan Madagaskar. Bermula dari sastra lisan, Cerita Panji kemudian merasuk dalam berbagai seni pertunjukan rakyat. Dalam perkembangannya, muncul berbagai varian baru cerita Panji dalam pertunjukan tersebut sehingga semakin menambah kekayaan khasanah sastra lisan tersebut. Hal ini tidak terlepas dari kreativitas dalang atau komunitas setempat yang menghidupi masing-masing seni pertunjukan itu. Dalam pertunjukan Wayang Topeng misalnya, banyak ditemukan lakon-lakon baru yang bersumber dari cerita Panji. Demikian pula dalam seni pertunjukan lainnya yang juga berbasis cerita Panji. Sementara ada pula seni pertunjukan yang seperti menggenggam erat cerita Panji seolah-olah menjadi pakem yang tak perlu diubah. Dalam seni pertunjukan itu lantas juga muncul karya-karya tari yang bernuansa cerita Panji, seperti Tari Gunungsari, Tari Panji, Tari Ayon-ayon (Tari Golek Ayun-ayun?) dan sebagainya. Sementara itu, visualisasi cerita Panji dari sastra lisan menjadi seni pertunjukan melahirkan konsekuensi tersendiri, yaitu menghadirkan bentuk fisiknya sendiri, terutama dalam hal perwajahan. Dalam Wayang Beber misalnya, sosok-sosok pelaku dalam cerita Panji muncul dalam bentuk seni rupa dua dimensi yang sangat berbeda dengan sosok wayang pada umumnya. Visualisasi tokoh-tokoh dalam wayang Beber ini sangat unik, bahkan mirip dengan seni rupa modern di Barat yang tentu lahirnya lebih belakangan ketimbang Wayang Beber itu sendiri. Demikian pula visualisasi tokoh-tokoh cerita Panji dalam Wayang Topeng misalnya. Dari latar belakang seperti itulah maka diselenggarakan acara bernama ETALASE BUDAYA PANJI dengan memfokuskan dari sisi keseniannya. MAKSUD DAN TUJUAN Menciptakan suatu forum untuk menunjukkan kekayaan budaya Panji dalam berbagai bentuk ekspresi kesenian. Mengajak berbagai pihak (termasuk kalangan generasi muda) untuk peduli terhadap budaya Panji sebagai potensi budaya Jawa Timur yang layak dikenali dengan baik sebagai sumber kreatif. Mempromosikan obyek wisata budaya dalam kaitannya dengan budaya Panji. Menciptakan peluang industri kreatif berbasis budaya Panji kepada masyarakat. WAKTU DAN TEMPAT Diselenggarakan tanggal 15 - 22 November 2009 di Pendapa Utama Candi Penataran, Kab. Blitar dan kompleks Makam Bung Karno (amphitheater dan perpustakaan), Kota Blitar PENYELENGGARA Dewan Kesenian Jawa Timur, bekerjasama dengan Dewan Kesenian Kota Blitar dan Dewan Kesenian Kabupaten Blitar PESERTA - Seniman - Budayawan - Kalangan pelajar - MGMP Kesenian - Masyarakat setempat JADWAL ACARA Minggu – Minggu: 15 – 22 November 2009 Pameran di Perpustakaan Nasional Bung Karno (Dibuka mulai Minggu pagi, 15 November 2009) - Lukisan Wayang Beber - Pameran Komik Panji, Narsen, Surakarta - Pameran Topeng Panji (koleksi Reno Surabaya dan Malang) - Pameran Wayang Krucil (Kediri) - Pameran Wayang Thengul (Bojonegoro) - Pameran dan Peragaan Batik motif Panji (Banyuwangi) - Pameran Buku-buku Panji Minggu, 15 November Tempat : Amphitheatre, Kota Blitar Pukul 18.00 : Pembukaan Peragaan Busana Batik (Blitar) Mocopat Panji (Blitar) Peragaan Tari Topeng (Blitar) Pemutaran Film Animasi Panji (karya Narsen) Sarasehan Budaya Panji Sabtu, 21 November Tempat : Altar Candi Penataran Pukul 13.00 – 17.00: - Reog Ponorogo, Blitar - Pembukaan (sambutan-sambutan) - Mocopat Panji (Klaten) - Tarian Topeng Sandur Jombang Pukul 19.00 – selesai - Kentrung Sumeh, Blitar - Jaranan Ketoprak (Japrak), Blitar Minggu, 22 November Pukul 09.00 – 12.00: Sarasehan Peduli Penataran Pukul 13.00 – 17.00: - Jaranan Senterewe, Kediri - Tari Gunungsari, Malang Pukul 19.00 – selesai - Penutupan - Wayang Beber, Pacitan - Wayang Topeng, Malang ACARA PENDUKUNG Pasar Rakyat di Penataran Festival Dolanan Anak KEPANITIAAN Penanggungjawab : Ketua Umum Dewan Kesenian Jatim Ketua : Nasar Bathati Panitia Pengarah : Henri Nurcahyo, Heri “Lentho” Prasetyo, Syahlan Husein, Meimura PO. Pagelaran : Rakhmad Giryadi PO. Pameran : Nonot Sukrasmono PO. Sastra : Mashuri PO. Pemutaran Film : Mahayana Wisnu Wardhana, Galih S. Ahmad Panitia Pelaksana : - Dewan Kesenian Kabupaten Blitar - Dewan Kesenian Kota Blitar Surabaya, 22 Oktober 2009 Kontak person:
[ac-i] Terbit, Majalah Kidung Dewan Kesenian Jatim Edisi 14: INDUSTRI KREATIF
TERBIT, 2 NOVEMBER 2009 MAJALAH KIDUNG DEWAN KESENIAN JAWA TIMUR EDISI 14 : INDUSTRI KREATIF EKONOMI KREATIF Editorial : Meletakkan Proporsi Kebebasan Ekspresi oleh Riadi Ngasiran Laporan Utama: - Industri Kreatif, Ekonomi Kreatif oleh Riadi Ngasiran -Kesenian Bukan Sekedar Kerajinan oleh Arif Junianto -Gambaran Daya Cipta Jatim, Gambaran 10 Sub Kebudaryaan oleh Ribut Wijoto -Wawancara Ayu Sutarto oleh Kuncoro Indra Kurniawan -Menguak Hiperrealitas Dalam Video Art oleh Kukuh Yudha Karnanta -Cerpen Apresiasi Redaktur oleh Kukuh Yudya Karnanta -Kuburan Ayah oleh Wayan Sunarta -Stasiun Terakhir oleh Dheny Jatmiko -Puisi Tiga Pengembang Tradisi oleh Ribut Wijoto -Puisi Muhammad Aris : Seperti Kaum Yang Dihunjam Seribu Dubur, Syi’ir Pengantin, Lagu Orang-Orang Perahu, Lulur Pejuh -Puisi Javed Paul Syatha: Angin Yang Menulis Pintu, Ekstase Kunangkunang, Sepotong Senja Yang Usai, Kudatangi Kau Kekasih -Puisi Saiful Bakri: Selamat Pagi Ngoro Industri, Sengketa, Parmi, Karyawan Kontrak -Peradaban Abad Digital: Dinamika Kehidupan Dalam Virtualitas Budaya oleh Yasraf A Pilliang -Feature Lestarikan Budaya Lewat Koleksi Topeng oleh Arif Junianto -Reportase Menuju Dewan Kesenian Nasional oleh Kukuh Yudya Karnanta -Memahami Feminisme Audio Visual -Kronik : Wayang Topeng Malang Pentas di Bali -Jagongan Budaya di TVRI -Resensi buku Puitika Teater Artaud oleh Indra Tjahyadi -Cuk Sekakmat oleh Akhudiat Informasi: Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 8554304 Email: dk_ja...@yahoo.com www.dewankesenianjatim.com www.brangwetan.com sms: 031- 7077 8332, 087851954782
[ac-i] Diskusi dan Peluncuran Buku Musik 2 Kutub, Dewan Kesenian Jatim
Diskusi dan Peluncuran Buku Musik 2 Kutub (Panjak Hore Rock Progresif) Pembicara Suwarmin (STKW Surabaya) Gamantyo Hendrantoro (ITS Surabaya) Moderator Bambang Sukmo Pribadi (Komite Musik Dewan Kesenian Jatim) Waktu Sabtu, 24 Oktober 2009 13.00 WIB – Selesai Tempat Jurusan Desain Produk Industri Kampus ITS Sukolilo, Surabaya Keterangan - Acara ini diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jawa Timur - Peserta tidak dipungut biaya (gratis) - Peserta diskusi mendapatkan buku Musik 2 Kutub terbitan Dewan Kesenian Jatim Informasi: Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 8554304 email:dk_ja...@yahoo.com www.dewankesenianjatim.com www.brangwetan.com CP: Nashar Bathati (0817306239)
[ac-i] Performance art DARAH SUCI PEREMPUAN @ Mojokerto
PERFORMANCE ART DARAH SUCI PEREMPUAN-Meizhtruation Performance OLEH Enny Asrinawati DAN Oktaviani Puspitasari Konsep Pertunjukan Sebuah performance art dalam bentuk gerak dengan media kain putih, gendok, cat merah, rantai, kain jarik, plastik, dan boneka. Untaian gerak yang kaya dengan media yang di gunakan adalah sebagai simbol tentang perihal perempuan yang ingin disampaikan dari para perempuan yang terlibat di dalamnya. Berbicara murni tentang perempuan dengan kodratnya, hingga pemberontakan akan sebuah pandangan yang setengah mata saja. Bukan karena darah yang murni di milikinya menjadi sebuah titik lemah akan kodratnya, namun justru adalah sebuah awal titik lahir dari sebuah perjuangan yang ada. Sebuah awal kelahiran manusia menjadi awal dari kelahiran apa pun yang ada di muka bumi ini. Tanpa darah, tanpa rahim yang dimiliki perempuan, tidak akan ada kelahiran, tidak akan ada perjuangan, tidak akan ada kehidupan, tidak akan muncul karya karya megah di dunia. Bukan sebuah kejahatan, bukan sebuah pengkhianatan, bukan sebuah kemunafikan yang diinginkan untuk di pandang dengan congkak oleh suatu bangsa yang telah lahir dari ibu pertiwi mereka, namun memang begitulah adanya, dunia yang kejam telah merubah bayi bayi merah itu menjadi ganas, dan lalai akan masa ketika dia di lahirkan. Hingga tak jarang, perempuan perempuan pun hilang harap untuk melahirkan keturunan keturunan mereka, dunia yang kejam masih belum pantas untuk menerima bayi bayi mereka yang suci. Tapi bayi bayi itu tak pernah memilih akan lahir di mana, dari rahim siapa. Dia akan tumbuh dengan senidirinya dan dunia mengajarinya Tidak, Jangan pernah Kau hancurkan Harapan harapan kami Dari bayi bayi kami yang suci... Masih kah akan ada harapan itu, pada dunia yang bergitu megahnya sekarang. Yang akan mengajarkan banyak hal pada mereka, kebaikan, kejahatan, kemunafikan, dan mereka bebas memilih di mana pun jalannya.masih ada kah?? Aku akan melahirkan bayi bayi, yang akan kutitipkan padamu, pada dunia mu yang nyata... Meizhtruation Performance Lahir dari sebuah kegelisahan perempuan yang melihat mulai minimnya sebuah pertunjukan yang murni di gawangi oleh para perempuan saja di jawa timur. Maka di sini timbul keinginan untk menciptakan sebuah karya seni yang akan di lakoni oleh perempuan-perempuan saja. Hal yang disampaikan pun akan banyak berbicara tentang perempuan, meski pun di sini kami juga masih sangat butuh banyak belajar tentag banyak hal mengenai perempuan. Tapi ini lah kami, mencoba bergerak atas nama perempuan dengan kekayaan dan keterbatasan yang kami miliki, menggulirkan sebuah karya untuk dapat diapresiasi dan dinikmati sebagai karya seni performance. Sekelompok perempuan lahir dari kota dingin, Malang, meski tidak seluruhnya lahir di Kota ini, namun setidaknya seluruhnya mengenyam pendidikan di sini. Dari bidang konsentrasi berkesenian yang berbeda, kami mencoba menyati di ruang perempuan ini. Mencoba mengentaskan segala perbedaan dan meraciknya di Darah Suci Perempuan ini. Waktu Tempat Minggu, 25 Oktober 2009 pkl 16.30 wib Di halaman sekretariat Dewan Kesenian Kota Mojokerto Jl.Gajah Mada 149 Kota Mojokerto Kerjasama dengan Biro Teater Dewan Kesenian Kota Mojokerto Kontak: Mohammad Misbakh 085 64 88 76 410 Komite Teater Dewan Kesenian Kota Mojokerto Selain Kota Mojokerto, Meizhtruation Performance bermaksud menyelenggarakan performance di beberapa kota di Jawa Timar: -Pusat Informasi Pariwisata Blitar, 28 Oktober 2009 -Ruang Terbuka Hijau kebun Binatang Probolinggo, 1 November 2009 -Selomangleng Kediri 15 November 2009 -Dampit Malang, 5 Desemebr 2009 -Stasiun Kota Baru malang, 6 Desember 2009 Profil Pelaku Enny Asrinawati Dalam Meizhtruation performance ini bertindak sebagai lakon demikian juga sutradara. Lahir di Kota Malang, asli sebagai perempuan, dan bergelut di dunia pertunjukan sejak masih duduk di Bangku SMU bersama Teater Lachen, yang kemudian dilanjutkan di Teater ARCa FIA Universitas Brawijaya Malang tahun 2001. Sempat aktif di Lembaga Pers Mahasiswa FIA UB; Menjadi sekretaris umum di Teater ARCa dan Komunitas Teater Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2002; tahun 2002 aktif di Forum Pelepas Lelah – Pekerja seni Universitas Brawijaya dan tahun 2005 aktif di Teater Sampar Indonesia; Tahun 2006 bergelut di Padepokan Gunung Wukir Batu; serta merupakan pendiri laboratorium kesenian dengan nama Laboratorium P[i]lar Indonesia; bergabung dalam Teater 0341 yang mendadak berdiri dari kaum pekerja seni lepas di Kota Malang; dan gabung dalam satu proses pertunjukan dengan Teater Satrasia Univ. Kanjuruhan Malang, di mana pelaku menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Bahasa Sastra Indonesia. Banyak proses berkesenian yang di lakoni dari performance art, happening art, tari, dan pertunjukan teater, beberapa diantaranya: Bawang Putih Bawang Merah (1999-Teater Lachen); Kisah Cinta Lain-Lain (2002- Forum Pelepas Lelah – Pekerja
[ac-i] Perupa Mojokerto Peduli Gempa -Jilid 2
Pers release PERUPA PEDULI Minggu 25 0ktober 2009 Dewan Kesenian Kota Mojokerto bekerjasama dengan Biro Seni Rupa dan Komunitas Perupa Mojokerto akan mengadakan kegiatan amal penggalangan dana sosial dalam bentuk bursa lukisan berlangsung tgl. 28 - 30 Oktober, pembukaan tgl.28 0tober 2009 jam 8.00 pagi oleh Ibu Walikota Hj. Dwi Astuti Abdul Gani - Ketua Umum Dewan Kesenian Kota Mojokerto Secara tehnis kegiatan apresiasi karya sekaligus bursa lukisan diikuti 37 perupa dari Mojokerto, dan berbagai kota : Madiun, Nganjuk, Surabaya, Krian,Jombang dan Kuta Bali berjumlah 208 karya yang akan di display di depan kantor Pemerintah Kota, Perpajakan di jln Gajah Mada kota Mojokerto. Karya yang terjual 50 persen diperuntukan perupa, 50 persen untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah gempa di Padang Sumatera Barat. Kegiatan ini termasuk kegiatan silatuhrami dan komunikasi antar perupa, karena jika di fungsikan secara maksimal akan terjalin hubungan komunikasi antar perupa, dengan harapan tidak terjadi kesenjangan antara perupa senior dan yunior, karena secara baku hukumnya saling membutuhkan. Saya bahagia sekaligus bangga dalam kegiatan ini hadir perupa senior seperti Hadi Sucipto, Ngudi Rahardjo , djoko sutrisno, Yusachk.NH,Taufik Kamajaya, B.Sutopo, Suhardiman, Yunus Jubair, Bangun Asmoro, Priyo Dinasty dan juga perupa di sela kesibukan masih membagi waktu seperti Mas Ronny ,Gono, Anik Suhartatik, Nuzul, Christy, Susi, Ema Sujalma, Nursilam dll.salut untuk mereka yang peduli ( ungkap Shocieb Husein – Ketua pelasana) Dengan bergeliatnya atmosfer kesenian – seni rupa, semoga akan membawa Mojokerto lebih baik pada masa yang akan datang, saling mempertahankan dan mengembangkan seni budaya melalui kegiatan yang apresiasiatif. Sehingga mendapat perhatian baik dari pemerhati seni, Pemerintah maupun Lembaga yang lain. Mojokerto yang secara universe history tak kan lepas dari nama besar Mojopahit tentang kejayaan pemerintahan , seni dan budaya tentunya. MojopahitKita buang abunya kita simpan api semangatnya, kata bijak HARDJONO WS. Kontak person: Sochieb Husain, Biro Seni Rupa Dewan Kesenian kota Mojokerto 085649697027 djoko sutrisno Public relations 0 8 1 2 4 9 7 3 7 9 7
[ac-i] Gratis ! Seminar Internasional di UNAIR
GRATIS ! INTERNATIONAL SEMINAR 3 NOVEMBER 2009 PUKUL 08.00 WIB DI AULA GEDUNG C LANTAI 3 FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA LOCALIZING THE GLOBAL:MEDIA, CULTURE, AND IDENTITIES IN INDONESIA FEATURING: -LOCAL NUSIC AND IDENTITIES BY EMMA BAULCH, AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY AND MAX RICHTER , AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY -PERFORMING ARTS AND LITERATURE BY BARBARA HATLEY, UNIVERSITY OF TASMANIA AND DIAH ARIMBI, UNAIR SURABAYA -LOCAL INDEPNDENT FILMS BY RACHMAH IDA, UNAIR SURABAYA AND IGAK SARTYA WIBAWA, UNAIR SURABAYA, MOHAMMAD SHOLIKIN, INDEPENDENT FILM MAKER -LOCAL PERFORMERS EXPERIENCE BY WUKIR SURYADI BIAYA SEMINAR GRATIS. PENDAFTARAN : IBU RATIH PUSPA +62 85 63 17 17 19 PENYELENGGARA: COMMUNICATION DEPARTEMENT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA- SCHOOL OF ASIAN LANGUAGES AND STUDIES UNIVERSITY OF TASMANIA-EAST JAVA BOARD OF CULTURE -DEWAN KESENIAN JAWA TIMUR
[ac-i] Pentas teater MAGNIT Geger Wong Ngoyak Wewe
PENTAS TEATER MAGNIT KE-63 GEGER WONG NGOYAK WEWE Sabtu, 31 Oktober 2009 pukul 19.00 wib Pukul 19.30 wib Di aula Madrasah Aliyah Negeri NGAWI Jl. A. Yani Gg Jekitut 688 A (Sms dari Kusprihyanto Namma 085 235 756 846)
[ac-i] PERAIH PENGHARGAAN SENIMAN JAWA TIMUR 2009
PERAIH PENGHARGAAN SENIMAN JAWA TIMUR 2009 Setelah mencari masukan dari para seniman, instansi terkait dan tokoh masyarakat di kabupaten/kota di Jatim, dan penelusuran dari berbagai pihak, maka Tim Penilai Penghargaan Seniman Jatim 2009 memberikan nominator nama-nama seniman kepada 18 orang anggota Tim penilai yang bersifat Standing Committee. Setelah dilakukan tabulasi dari hasil 18 orang tersebut, dengan ini memutuskan nama-nama tersebut dibawah ini untuk mendapatkan Penghargaan dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur: 1. Bambang SP, seni musik, Surabaya 2. Koeboe Sarawan, seni rupa, Malang 3. Chatam AR, seni tari, Malang 4. S Yoga, seni sastra, Surabaya 5. Ndindy Indijati, seni teater, Surabaya 6. Saiful Hadjar, seni rupa, Surabaya 7. Sirikit Syah, seni sastra, Surabaya 8. A Tasman, seni tradisi, Surakarta 9. Peni Priyono, seni tari, Probolinggo 10. Yuwono, alm, penggerak seni, Malang Penghargaan khusus 1.TVRI Stasiun Jatim 2.RRI Surabaya Tim Penghargaan Seniman Jatim 2009 1.H Bambang Sujiyono, SE, Koordinator 2.Aribowo, Ketua 3.Tri Broto Wibisono, SPd, Wakil Ketua 4.Sabrot D Malioboro, sekretaris 5.Eko Wahyuni R, anggota 6.Chusnul Huda Sholeh, anggota 7.Amir Kiah, anggota Tim Juri Seni Sastra: 1.Budi darma 2.Adi Setyowati 3.Mashuri Seni Teater: 1.Prof DR H Sam Abede Pareno, MM 2.Ribut Basuki, MA 3.Harwi Mardianto Seni Musik: 1.Musafir Isfanhari 2.Errol Jonathan 3.Subiantoro Seni Rupa: 1.Drs Djuli Jatiprambudi 2.Henri Nurcahyo 3.Hari Prayitno Seni Tari: 1.Peni Puspito 2.Drs Robby Hidayat, Msn 3.Drs Arif Rofiq, MSi Seni Tradisi: 1. M Sholeh Adi Pramono, SSn 2. Drs FY Darmono Saputro 3. Drs Jariyanto, MSi Penghargaan diberikan pada hari jumat, 16 Oktober 2009 pukul 21.00 wib di Halaman kantor Gubernur Jatim Jl.Pahlawan 110 Surabaya. Setiap penerima penghargaan mendapatkan uang tunai 10 juta rupiah. (sumber: buku katalog Penghargaan Seniman Jawa Timur 2009) __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[ac-i] Jadwal Surabaya Juang
PROGRAM SURABAYA JUANG PENGANTAR Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November sesungguhnya bukan hanya milik warga kota Surabaya, melainkan milik bangsa Indonesia. Ketika kota Surabaya dikukuhkan sebagai Kota Pahlawan, maka hal itu menjadi suatu inspirasi bagi bangsa ini agar menjadi produktif menatap masa depan. Kepahlawanan bukan hanya bermakna lepas dari penjajahan dan menjadi bangsa yang merdeka secara politis, namun juga harus dipahami dari perspektif ekonomi untuk mensejahterakan rakyat. Hakekat kepahlawanan adalah semangat untuk memberi, berbakti dan berkorban atas kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih luas. Itu sebabnya semangat kepahlawanan harus terus menerus dikobarkan agar bangsa ini tidak terjebak dalam hedonisme, ego sektoral dan sikap-sikap yang lebih mementingkan diri sendiri. Ir. Soekarno mengatakan, “pahlawan sejati tidak minta dipuji jasanya, bunga mawar tidak mempropagandakan harumnya, tetapi harumnya sendiri semerbak ke kanan kiri. Hanya bangsa yang tahu menghargai pahlawan-pahlawannya dapat menjadi bangsa yang besar….” Memperingati Hari Pahlawan di Kota Pahlawan, adalah suatu kepentingan nasional yang dimulai di Surabaya untuk terus menerus mengingatkan semangat berkorban dan berbakti demi negara dan bangsa ini. Atas dasar pemikiran seperti itulah maka dirancang sebuah acara yang bernama SURABAYA JUANG MAKSUD DAN TUJUAN 1. Surabaya sebagai Kota Pahlawan perlu dikuatkan kembali dalam menumbuhkan nilai-nilai Kepahlawanan 2. Menggelorakan kembali semangat kepahlawanan untuk menumbuhkan jiwa berbakti demi bangsa dan negara. 3. Memberikan kesempatan pada masyarakat luas untuk mengekspresikan semangat kepahlawanan 4. Menciptakan ruang ekspresi bagi karya-karya kesenian bernafaskan kepahlawanan 5. Menanamkan jiwa kepahlawanan pada generasi muda sebagai penerus pembangunan sebagai wujud transformasi dasar bersosialisasi bagi kepentingan yang lebih mulia. 6. Menyebarkan inspirasi untuk membangun iklim yang produktif sebagai perwujudan semangat kepahlawanan secara luas, termasuk nilai-nilai ekonomi dan produktifitasnya. 7. Memperingati Hari Pahlawan (10 November) yang diawali dengan peringatan Sumpah Pemuda (28 Oktober). WAKTU DAN TEMPAT Acara diselenggarakan tanggal 20 Oktober - 8 November 2009. Bertempat di : 1. Taman Surya Surabaya 8. Tugu Pahlawan 2. Hotel Majapahit 9. Monumen Bambu Runcing 3. Monumen Gubernur Suryo 10. Tunjungan Plaza 4. Monumen Jendral Sudirman 11. Pintu Gerbang CitraLand 5. Tol Bunderan Waru 12. RRI Surabaya 6. Taman Pelangi depan Dolog 13. Gedung Cak Durasim 7. Taman Bungkul PENYELENGGARA KOMINITAS SURABAYA JUANG Jalan Indrapura No. 33 A Surabaya, Telp. 031 91745132, Fax. 031 3522944 Email : soerabaiadjoe...@yahoo.com, Blogspot : soerabaiadjoeang.blogspot.com PROGRAM UTAMA 1. PARADE SURABAYA JUANG Sebuah Kegiatan yang bertujuan mentransformasikan nilai-nilai kepahlawan dan semangat 10 November 1945 kepada Generasi Muda melalui media pawai kepahlawanan yang akan diikuti oleh Para Veteran TNI dan Polri serta dari berbagai komunitas dan organisasi kemasyarakatan di Kota Surabaya. Minggu, 1 November 2009, mulai pukul 14.00 - 17.00 WIB. START : Tugu Pahlawan – Siola – Hotel Mojopahit – Jalan Gubernur Suryo – Jl. Yos Sudarso – FINISH : Taman Surya Peserta : 1. Drum Band Taruna AAL Surabaya 2. Para Veteran TNI Polri di Surabaya 3. Komunitas/ Paguyuban Sepeda Kuno 4. Komunitas Otomotif se Surabaya 5. PRAMUKA Surabaya 6. Pelajar dan Mahasiswa dan Karang Taruna se-Surabaya 7. Marching Band Pelajar dan Universitas UPN Veteran Surabaya 2. KONSER LUDRUK JUANG Minggu, 1 November 2009, 19.30 – 21.00 WIB di Taman Surya Surabaya MUSIK : Leo Kristi, Syaharani, Sawung Jabo, Vicky Sianipar, Cornelia Aggata, D. Zawawi Imron, Ratna Riantiarno, Wukir dan Orkestra UNESA KOLABORASI LUDRUK JUANG Lakon “ DERU REVOLUSI ‘45” Sutradara : INDRA Penata Musik : Ki Enthus Susmono Pemain : Ludruk RRI Surabaya dan Bintang Ludruk Jatim Penari Remo dari Sanggar Respati Bima Surabaya Sanggar Tari Gito Maron Surabaya Paguyuban Cak Ning Surabaya Bintang Tamu : Kartolo Cs. ,Inggrid Wijanarko, Slamet Rahardjo, Ratna Nano Riantiarno 3. PERFORMANCE ART 100 PATUNG PAHLAWAN Seni Pertunjukan di berbagai ruang terbuka berupa patung-patung hidup oleh 100 performer Surabaya dengan spirit kepahlawanan. Dilaksanakan mulai pukul 15.00 – 20.00 WIB. 2 November 2009 : ”MANA YANG ASLI PALSU”, Patung Jendral Sudirman, Patung Gubernur Suryo, 3 November 2009 “MENANTI PENDEKAR BARU”, Bundaran Waru, Taman depan Dolog, 4 November 2009 “MARI BERCERMIN”, Tunjungan Plaza, CitraLand, 5 November 2009 “BENDERA MERAH PUTIH”, RRI, Monumen Bambu Runcing 4. SEMINAR KEPAHLAWANAN 7 November 2009, 09.00 – 15.00 WIB., di Gedung Cak Durasim, Jl. Gentengkali 85 Surabaya Tema : “Makna Kepahlawanan dalam Perspektif Masa Lalu dan Masa Datang” Pembicara : 1. Aminudin Kasdi, Surabaya 2. Heru Antoro Dirjen Sejarah Purbakala, Depbudpar 3. Tjuk Sukiadi, Surabaya
[ac-i] Penyerahan Asuransi Kesehatan untuk Seniman Jatim, 16 Oktober 2009
Dengan hormat, Program Pemberian Asuransi Kesehatan untuk Seniman Jawa Timur secara simbolis akan diserahkan oleh Gubernur Jawa Timur pada : Hari, tanggal : Jumat, 16 Oktober 2009 Pukul : 19.00 WIB – selesai Tempat : Kantor Pemprov Jawa Jimur Jl. Pahlawan Surabaya 1.Hardjono WS, Mojokerto, penulis 2.Ratna Indraswari Ibrahim, Malang, penulis 3.Mbok Temu, Banyuwangi, penari gandrung 4.Bambang Gentolet, Surabaya, pelawak Srimulat 5.Zakiah, Surabaya, pimpinan ludruk Irama Budaya Terima kasih. Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 8554304 Email:dk_ja...@yahoo.com www.brangwetan.com www.dewankesenianjatim.com sms:081 830 1252 (meimura), 081 730 62 39(nasar bathati)
[ac-i] Pemutaran Film Pertunjukan Dewan Kesenian Jatim-CCCL Surabaya
Pemutaran Film Pertunjukan dan Diskusi « Sine Pertunjukan » Acara bulanan CCCL bersama Dewan Kesenian Jawa Timur (Tiap Rabu awal bulan) Rabu, 7 Oktober 2009, pk. 15.00 Salle France – CCCL Surabaya, Darmokali 10 Diskusi bersama Peni Puspito Moderator: Eko Wahyuni Rahayu Melihat antusiasme publik Surabaya terhadap seni pertunjukan, khususnya tari, dan menanggapi gagasan dari Dewan Kesenian Jawa Timur untuk membuat pertukaran wawasan seni melalui media film, CCCL Surabaya menyambut dengan baik keinginan untuk mewadahinya dengan membuat program “Rendez-vous arts vivants” atau “Sine Pertunjukan”, bekerjasama dengan Dewan Kesenian Jawa Timur. Acara ini kami jadwalkan setiap bulan sekali di CCCL, pada hari Rabu awal bulan, mulai bulan Oktober 2009. Program baru ini akan memutar film-film dokumenter dari pertujukan seni asal Prancis, yang akan didampingi oleh film dari Indonesia, lalu kemudian akan digelar diskusi bersama para profesional di bidangnya. “Sine Pertunjukan” pertama, akan kami adakan pada Rabu, 7 Oktober pk. 15.00 di Salle France – CCCL. Pada kesempatan ini, kami akan memutar film asal Prancis, “Petit psaume du matin” (Doa-Doa Kecil Pagi Hari), sebuah dokumenter balet karya koreografer Josepf Nadj. Lalu akan dilanjutkan dengan memutar film “Terima Kost” karya Jecko Siempo. Setelahnya akan digelar diskusi bersama Peni Puspito. Acara terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Kami berharap bahwa acara ini dapat menjadi ajang untuk mengenal lebih jauh tentang dunia pertunjukan Prancis maupun Indonesia, menjadi wadah bertemu dan bertukar wawasan, antara publik maupun pemerhati dan praktisi seni pertunjukan di Surabaya dan sekitarnya. Salam, Pramenda Krishna Atase Pers (Attachée de presse) CCCL Surabaya Jln. Darmokali 10 Surabaya - Indonésie website : www.ccclsurabaya.com e-mail : bud...@ccclsurabaya.com Tél. : +6231-5678639, 5620079 Fax : +6231-5615246 081 331 487 498 Mahayana Wisnu Wardhana Ketua Komite Film Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 855 43 04 email: dk_ja...@yahoo.com www.brangwetan.com www.dewankesenianjatim.com 081 75 090070
[ac-i] Jagongan Budaya TVRI Jatim-Dewan Kesenian Jatim, Minggu, 4 Oktober 2009
Dengan hormat, JAGONGAN BUDAYA adalah Program Dewan Kesenian Jawa Timur bekerjasama dengan TVRI Jawa Timur bertujuan untuk mengkaji dan mensosialisasikan potensi ekonomi dan budaya yang dimiliki Provinsi Jawa Timur kepada masyarakat melalui media Televisi. Program ini disiarkan langsung setiap hari Minggu mulai pukul 18.00 hingga 19.00 WIB setiap 2 (dua) minggu sekali. Dalam rangka turut memaknai peringatan Hari Jadi Provinsi Jatim ke-64, kami pada edisi 4 Oktober 2009 merencanakan sajian khusus dengan pokok bahasan “ Babad Jawa Timur Dalam Perspektif Kini dan Mendatang “ dengan narasumber sebagai berikut : 1. Bpk. DR. H. Soekarwo ( Gubernur Jawa Timur ) 2. Bpk. Prof. Ayu Sutarto ( Anggota Pleno Dewan Kesenian Jawa Timur ) 3. Bpk. Basuki Baabusalam ( Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur ) 4. Bpk. Ahmad Fauzi ( Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Timur ) 5. Bpk Aribowo (Anggota Pleno Dewan Kesenian Jawa Timur) Informasi: Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 8554304 Email:dk_ja...@yahoo.com www.brangwetan.com www.dewankesenianjatim.com Terima kasih.
[ac-i] Statemen Dewan Kesenian Jatim pada Silaturrahim Gubernur dengan Seniman Jatim
Statemen DEWAN KESENIAN JAWA TIMUR ( dalam rangka Silaturrahim Gubernur dengan Seniman dan Budayawan Jawa Timur) 9 September 2009 Pukul 09.00 wib di Graha Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jatim Jl Wisata Menanggal Surabaya Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas perkenanNYA, kita diberi kesehatan dan kemampuan untuk melangsungkan silaturrahim Gubernur dengan Seniman dan Budayawan Jawa Timur di tengah intensitas kesibukan kita, di bulan Ramadhan, yaitu bulan yang penuh rahmad. Silaturrahim ini adalah yang pertama , sejak Pak De dan Gus Ipul menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, untuk itu dengan bangga dan hormat , kami atas nama Dewan Kesenian Jawa Timur dan seluruh Seniman dan Budayawan Jawa Timur menyampaikan selamat serta dengan dilaksanakannya acara ini kami haturkan terimakasih atas perhatian, kepedulian serta simpati Bapak yang telah berkenan meneruskan tradisi silaturrahim disetiap bulan Ramadhan dengan para Seniman dan Budayawan yang sudah berlangsung 11 tahun. Persamuan seperti ini, kiranya akan menjadi rajutan komitmen serta simpuh bathin bersama antar pemimpin dan rakyatnya agar dalam prosesi pembangunan dapat saling menopang. Apalagi kita sadari bahwa perubahan multi sektor berlansung begitu dinamis dan saling bergesekan dengan sekian kompleksitasnya. Ini adalah tantangan sekaligus tanggungjawab yang perlu disikapi bersama dan kita yakin bahwa kepemimpinan Pak De ini akan mampu menapak langkah dengan cerdas, cermat, cepat dan tepat. Kami laporkan pula bahwa Dewan Kesenian Jawa Timur kini menjalankan estafet kepengurusan ke-3 dan sesungguhnya sangat diuntungkan oleh 3 faktor utama : pertama, kami tinggal melanjutkan dari kuatnya fondasi yang telah dibangun oleh kepengurusan sebelumnya. Kami seperti tinggal menuai berkah dari masa tanam 10 tahun yang sangat melelahkan. Kami sungguh memberikan apresiasi yang tinggi dan merasa berhutang pada kepengurusan sebelumnya. Kedua, kami berada pada sebuah moment kulminasi dari berlangsungnya proses reformasi yang ditandai dengan kian mandirinya masyarakat sipil, otonomi daerah kian menemukan arah dan bentuknya, transparansi dan profesionalisme pemerintahan kian proporsional, demokrasi kian berlangsung lebih baik dan lain semacamnya, termasuk secara institusional Dewan Kesenian dipahami sebagai bagian dari perangkat negara yang ditandai dengan persetujuan Presiden untuk membentuk Dewan Kesenian Nasional. Ketiga, kita memasuki peradaban ekonomi gelombang ke-4, yang dipahami bahwa ekonomi kreatif sebagai mata uang baru bagi negara. Hal ini didasari oleh kajian bahwa dalam situasi krisis ekonomi global, justru kekayaan seni budaya dan insan kreatif yang kita miliki adalah modal utama yang memiliki daya saing tinggi. Sehingga para insan kreatif (seniman) tengah ditimang dan dicanangkan tidak hanya untuk memperkokoh ketahanan budaya tapi juga sebagai ujung tombak dalam persaingan ekonomi kreatif yang meng-global ini. Untuk itu, perlu kita sadari pula bahwa kekayaan seni budaya Jawa Timur dan peluang yang terbentang ini sangat membutuhkan kesungguhan dan kesediaan kualitas SDM yang memadai. Dalam hal ini mari kita urai dengan seksama tentang apa yang telah kita capai dan apa yang hendak digapai agar senantiasa tetap bermuara pada kemaslahatan bersama pula. Dari silaturrahmi ini, kiranya akan kian menguatkan kesungguhan kita untuk kian bermakna dalam menjalankan peran, tugas dan fungsi masing-masing. Semoga komitmen, ketulusan dan keindahan yang dirajut dalam silaturrahim ini mendapat ridho dan barokah dari Allah SWT. Amin. Wassallaamu’alikum Warahmatullahi Wabarokatuh. DEWAN KESENIAN JAWA TIMUR Achmad Fauzi Ketua Umum Konfirmasi: Achmad Fauzi Ketua Umum Dewan Kesenian Jatim Jl. Wisata Menanggal Surabaya Telp/fax 031-8554304 081 330 89 73 27, 031- 700288 02, 081 94 64 722 72 Email:dk_ja...@yahoo.com www.dewankesenianjatim.com *Publikasi ini disebarluaskan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi Dewan Kesenian Jawa Timur. Rabu, 9 September 2009
[ac-i] Gubernur Janjikan Seniman Jawa Timur Dapat Jaminan Kesehatan
GUBERNUR JANJIKAN SENIMAN JAWA TIMUR DAPAT JAMINAN KESEHATAN Silaturahmi Gubernur dengan seniman dan budayawan Jatim Rabu, 9 September 2009 pukul 09.00 wib bertempat di Graha Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jatim Jl Wisata Menanggal Surabaya, sejumlah 300 seniman menerima tali asih dari Gubernur Jawa Timur. Seni sebagai pembersih jiwa. Karena itu seniman dipahamai oleh Gubernur sebagai penjaga nilai pada identitas dalam berbangsa dan bernegara. Karena itu ketika tari pendet di klaim oleh Malaysia, kita jadi tersadar bahwa kesenian adalah bagian dari nilai kebangsaan. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jatim menggulirkan program Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) untuk seniman sehingga nantinya pemerintah provinsi akan memberikan asuransi kesehatan kepada seniman.Disiapkan tahun 2010 sebanyak 2 ribu polis asuransi untuk seniman di Jawa Timur yang akan dilakukan pendataan secara bertahap. Secara terpisah Bapak Prasetiyo Hadi, Kepala Bapeprov Jatim berencana menggalang dana kesejahteraan untuk seniman yang diperoleh dari Corporate Social Responsibilty. Achmad Fauzi, Ketua Umum Dewan Kesenian Jatim, menyatakan “ Kita sangat berbangga dan memberikan apresiasi tinggi kepada Gubernur Jatim yang telah memberikan perhatian dan kepedulian kepada seniman melalui program Jamkesmas khusus seniman, dan merupakan program pertama di Indonesia.”.(***) Konfirmasi: Achmad Fauzi Ketua Umum Dewan Kesenian Jatim Jl. Wisata Menanggal Surabaya Telp/fax 031-8554304 081 330 89 73 27, 031- 700288 02, 081 94 64 722 72 Email:dk_ja...@yahoo.com www.dewankesenianjatim.com *Publikasi ini disebarluaskan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi Dewan Kesenian Jawa Timur. Rabu, 9 September 2009
[ac-i] FESTIVAL FILM PENDEK 2009 AYO BERJUANG !!!
Calling For Entries FESTIVAL FILM PENDEK 2009 AYO BERJUANG !!! 01 – 07 November 2009 Festival ini adalah arena. Berpesta dan bersaing. Perang ide, adu keberanian berkarya, tanding kemampuan komunikasi visual, serta saling berjibakumenawarkan cerita – cerita baru yang mengandung rasa nasionalisme pada penonton. Bergandengan dan belajar bersama mengembangkan perspektif segar dalam lingkaran film Indonesia dengan mengusung tema ”Ayo Berjuang !!!” yang memiliki keterkaitan dengan peringatan Hari Pahlawan. Dalam Festival Film Pendek 2009 ”Ayo Berjuang !!!” panitia memberikan 3 kategori penghargaan, diantaranya adalah : Cinematography Terpuji Ide Cerita Terpuji Special Apresiasi/ Penghargaan Khusus dari dewan juri ( tentative ) Ayo Berjuang !!! tunjukkan bakat dan kemampuanmu. PERATURAN FESTIVAL Festival Film Pendek 2009 ”Ayo Berjuang !!!” adalah festival yang diselenggarakan oleh Panitia Surabaya Juang 2009 dan berlangsung pada tanggal 01 – 07 November 2009. Kompetisi dalam Festival Film Pendek 2009 ”Ayo Berjuang” bersifat Nasional. Keikutsertaan dalam kompetisi ini tidak dikenakan biaya apapun. Proses pendaftaran berlangsung mulai tanggal 01 September – 17 Oktober 2009 (cap pos/ diantar langsung). Pendaftar kompetisi ini wajib memenuhi seluruh persyaratan pendaftaran. Film peserta yang tidak memenuhi persyaratan tidak akan disertakan dalam Festival Film Pendek 2009 ”Ayo Berjuang” Proses seleksi film dilakukan oleh Panitia Surabaya Juang dengan dibantu dewan juri festival film pendek 2009. Keputusan panitia dan dewan juri bersifat mutlak serta tidak dapat diganggu gugat. Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada tanggal 01 November 2009, waktu dan tempat akan diinformasikan lebih lanjut melalui e-mail. Panitia tidak menanggung biaya transportasi dan akomodasi bagi peserta saat pengumuman dilaksanakan. Film – film tertentu selain pemenang berdasarkan keputusan panitia dan dewan juri akan diikut sertakan pada roadshow yang dimulai pada tanggal 05 – 07 November 2009. Panitia Surabaya Juang tidak akan mengembalikan film karya peserta (baik yang memperoleh penghargaan maupun tidak). Seluruh film karya peserta akan menjadi koleksi Panitia Surabaya Juang 2009. Syarat Pendaftaran Film tema dari festival ini adalah ”Ayo Berjuang !!!” (dalam rangka memperingati Hari Pahlawan) film fiksi bergenre apa saja dengan durasi putar 5 menit tidak termasuk credit title film yang dibuat tidak mengandung unsur SARA ( Suku, Agama, dan Ras ) film yang dibuat harus mencerminkan tema yang ada (Ayo Berjuang !!!) film harus diterima oleh panitia paling lambat tanggal 17 Oktober 2009 pukul 18.00 WIB siapapun berhak mengikuti festival ini tanpa ada batasan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan profesi apabila ada bahasa selain bahasa Indonesia yang dipergunakan dalam dialog film, maka peserta wajib mencantumkan subtitle bahasa Indonesia wajib menyerahkan fotokopi kartu tanda penduduk (KTP)/ kartu susunan keluarga (KSK)/ kartu pelajar penyerahan karya berupa 3 (tiga) buah keping DVD Video PAL film yang telah dibuat belum pernah dikirim ke festival manapun. Apabila panitia mengetahui bahwa film ini telah mengikutu festival film sebelumnya maka panitia berhak mendiskualifikasi film tersebut, meskipun telah menjadi pemenang Festival Film Pendek 2009 ”Ayo Berjuang !!!” film tidak menggunakan materi hak intelektual milik orang lain (musik, footage, dll) kecuali menyertakan surat keterangan/ persetujuan penggunaan materi kreatif dari pemilik hak intekektual tersebut panitia hanya menerima film yang sudah selesai produksi Penting ! Panitia Festival Film Pendek 2009 ”Ayo Berjuang !!!” tidak bertanggung jawab atas terjadinya kesalahan pengiriman semua keperluan yang berhubungan dengan festival ini yang mungkin terjadi bila alamat yang tercantum tidak tertulis dengan benar. Perubahan alamat pengirim/ pendaftar harus diberitahukan sebelum tanggal 17 Oktober 2009. Kelengkapan Pendaftaran Harap kirim formulir pendaftaran yang telah lengkap terisi bersama persyaratan berikut dalam satu amplop tertutup. Copy karya film dalam format DVD Video PAL sebanyak 3 buah Fotokopi kartu tanda penduduk (KTP)/ kartu susunan keluarga (kSK)/ kartu pelajar Formulir dan kelengkapan pendaftaran dikirimkan ke : Panitia Festival Film Pendek 2009 ”Ayo Berjuang” d/a Panitia Surabaya Juang 2009 Jl. Indrapura no. 33 A Surabaya, Indonesia Telp. 031.3522944 E-mail : soerabaiadjoe...@yahoo.com Blog : soerabaiadjoeang.blogspot.com Koordinator : Wisnu Benu (081.7509.0070) Formulir Pendaftaran Harap diisi dengan lengkap Harap diisi dengan huruf capital Data Film Judul : Tahun Produksi : Format media rekam yang digunakan dalam proses produksi : Film ke berapa : Sinopsis Film ( maksimal 100 karakter ) : Data Pembuat Film Nama Sutradara :
[ac-i] MEMPERINGATI 40 HARI RENDRA BERPULANG
MEMPERINGATI 40 HARI RENDRA BERPULANG, AKAN DIADAKAN DI: KAMPUS BENGKEL RENDRA, CIPAYUNG JAYA, PANCORAN MAS, DEPOK. SENIN, 14 SEPTEMBER 2009 JAM 17.00 S.D 23.00 WIB. TAUSIAH RENDRA DAN HUTAN OLEH MS KABAN. AKU CINTA PADAMU. (sms KEN ZURAIDA 081 875 92 38 )
[ac-i] PEMILIHAN KETUA UMUM DEWAN KESENIAN KABUPATEN MOJOKERTO (DKKM) 2009-2014
PEMILIHAN KETUA UMUM DEWAN KESENIAN KABUPATEN MOJOKERTO (DKKM) 2009-2014 HARI : SABTU TANGGAL: 1 AGUSTUS 2009 PUKUL : 09.00 WIB TEMPAT : AULA DINAS PEMUDA OLAH RAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN MOJOKERTO JL.JAYANEGARA 4 MOJOKERTO Setiap komite (Sastra, Musik, Tradisi, Teater, Tari, Rupa) akan diwakili 5 orang. Konfirmasi Undangan: Bapak Drs H Eko Edy Susanto, Msi 081 231 89 347
[ac-i] Sarasehan Ludruk Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto
SARASEHAN LUDRUK DEWAN KESENIAN KABUPATEN MOJOKERTO Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto bekerjasama dengan Dinas Pemuda Olah raga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto akan menyelenggarakan Sarasehan Ludruk pada Sabtu, 18 Juli 2009 mulai pukul 08.30 wib di aula Dinas Pemuda Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto Jl.Jayanegara 4 telp 0321-322244 Kabupaten Mojokerto Narasumber: 1.Ludruk sebagai komoditi pariwisata oleh Drs Hengki Kusuma, RRI Surabaya 2.Penyutradaraan oleh Jumaali, Ketua Jurusan Teater STKW Surabaya 3.Pengelolaan organisasi ludruk oleh Drs Eko Edy Susanto, Msi, Ludruk Karya Budaya 4.Sosialisasi nomor induk kesenian oleh Bapak Rejo Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pemuda Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kab Mojokerto. 5.Diskusi Moderator: Drs Joko Priyono, Kasi Kesenian Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah raga Kab Mojokerto Peserta: Pimpinan ludruk di Kabupaten Mojokerto (20), sutradara ludruk (20), pengurus Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto (10). Informasi: Drs.H Eko Edy Susanto,Msi, Ketua Panitia 081 231 89 347
[ac-i] Launching Antologi Puisi Bersama INDONESIA DALAM SECANGKIR KOPI PAHIT di Malang
U N D A N G A N Launching Buku Antologi Puisi Bersama INDONESIA DALAM SECANGKIR KOPI PAHIT Penulis: Muhammad Nashir- Hasan CaLeg -Thantien Hidayat- Denny Misharudin- Deddy Gerandong Sabtu, 27 Juni 2009 Pukul:18.30 WIB Di Resto Gama Watu Gong, Malang Menulis puisi bagi sebagian orang adalah pekerjaan yang membosankan. Bagaimana tidak, selain harus memilih kata-kata yang tepat, urut, sistematis, harus berbunga-bunga lalu merangkainya menjadi sebuah kalimat–kalimat dan menjadikannya sebagai bait–bait puisi, si penulis pun diharuskan untuk membuatnya agar bisa enak dibaca sehingga bisa enak didengar. Tapi mungkin itu bentuk puisi jaman dahulu, karena pada saat ini telah dikenal sebuah genre puisi yang disebut puisi modern. Pada puisi modern ini penulis dibebaskan untuk menuliskan kata sesuka hatinya asalkan secara estetika masih bisa disebut indah. Lihat saja pada era tahun 90an, muncul puisi karya Sutarji C. Bakhri, profesor puisi Indonesia dimana rangkaian puisinya begitu meledak dikalangan anak muda. Kemudian puisi-puisi Prof. Moch. Ichsan, dosen dan penyair dari kota Malang dimana secara estetika bentuknya sangat indah, apalagi isinya, sungguh luar biasa. Dia dengan indahnya bisa melepaskan kata dari pasungan makna yang ada menjadi sebuah kata dengan makna yang baru, dan anehnya, secara tidak sadar membuat kita menjadi menyetujuinya. Lalu puisi-puisi penyair Zawawi Imron, yang keindahannya dalam kedalaman bahasa dan makna yang dikandungnya membuat orang awam yang tidak begitu peduli dengan puisi menjadi sedikit memalingkan wajahnya hanya untuk sekedar mendengar orang membacakan puisi- puisinya. Dan masih banyak lagi penulis-penulis puisi lainnya, yang membuat kita tersadar bahwa sesungguhnya telah muncul sebuah era puisi yang baru di negeri ini. Berawal dari romantisme masa lalu itulah sekelompok muda- mudi dari kota Malang ini menerbitkan antologi puisi bersama dengan judul Indonesia dalam Secangkir Kopi Pahit, sebuah kolaborasi puisi tentang kepahitan wajah Indonesia dari sisi kemanusiaan. Muhammad Nashir, yang menjadi penggagas ide ini dari komunitas diskusi forum 28an Poestaka Rakjat, mengajak kawan-kawannya untuk kembali menulis dalam media puisi yang banyak berkisah tentang lika-liku keprihatinan mereka dalam melihat kondisi bangsa Indonesia pada saat ini. Gagasan Muhammad Nashir ini disambut oleh Hasan CaLeg, Thantien Hidayati, Denny Misharudin, dan Deddy Gerandong, sehingga terbitlah antologi puisi bersama ini. Tidak banyak yang ditawarkan sekelompok muda-mudi ini selain tawaran ide tentang bagaimana membaca kondisi bangsa ini, lalu berangan-angan tentang bagaimana keadaan bisa menjadi lebih baik lagi lewat secangkir kopi pahit yang ada di hadapan mereka. Datang dan nikmati suguhan ‘secangkir kopi pahit’ kami Terimah Kasih
[ac-i] HARIADI SABAR, Pematung Perunggu, Trowulan Menerima Anugerah Kebudayaan 2009
HARIADI SABAR: PENERIMA ANUGERAH KEBUDAYAAN TAHUN 2009 KATEGORI PELESTARI DAN PENGEMBANG WARISAN BUDAYA Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia memberikan Penghargaan Kebudayaan Tahun 2009 untuk Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya kepada HARIADI SABAR sebagai Penghargaan Pemerintah Indonesia Atas Prestasinya menekuni Bidang Budaya Pengembang Seni Patung Perunggu (Jawa Timur) Berdasarkan Keputusan menteri Kebudayaan dan pariwisata Republik Indonesia Nomor : SK.02/KP.107/SEKJEN/DKP/2009 Tanggal: 5 Juni 2009 Jakarta, 5 Juni 2009 Ir Jero Wacik, SE Biografi HARIADI SABAR: Tempat dan Tgl Lahir : Mojokerto,1.Mei.1957 Alamat : Candi Brahu Gg.I/18 Trowulan-Mojokerto Telp/fax. : 0321 495241 HP. 081330 337 884 Istri : Lisfiroh, Mojokerto 12 Desember 1968 Anak : 1. Ervina Perwati ( 10 Pebruari 1980) 2. Elvira Agustina ( 22 Agustus 1989) 3. Vedanata ( 2 Nopember 1997) 4. Nara ( 12 Desember 2004) Pengalaman berkesenian sebagai Pematung Profesional Cor Logam/Perunggu : Berawal dari belajar sendiri/Otodidak sejak dibangku sekolah SD dengan pendukung pengajaran Pendidikan Orang tua yang merupakan garis keturunan turun-temurun dari Keluarga Pematung Cor logam Kuningan/Perunggu. Pernah Memberikan Kursus Pengajaran pada Mahasiswa Magang /Pusat Magang dari Mahasiswa IKJ. Jakarta,Jurusan Seni Grafis dan Seni Patung sejak tahun 1986 hingga sekarang. 1995 Memberikan pengajaran dan pengarahan Kajian Tehnik pembuatan patung logam. Pengalaman Kejuaraan : 1. Juara 1 Lomba KARYA PATUNG ,katagori Seni Patung Instalasi CIPUTRA Jakarta dengan judul ”SEPEDAKU” 2. Juara harapan 4 Lomba karya Seni Patung CIPUTRA Jakarta dengan judul ”API SEMANGAT PERJUANGAN TAK KUNJUNG PADAM ” 3. Dan Beberapa pengalaman Pameran Patung di beberapa daerah ; Jakarta,Bandung,Bogor,Jogyakarta,Surabaya Pengalaman sebagai Pematung pernah menghasilkan Karya Monumen : 1. Patung Monumen AIRLANGGA di MUSIUM SELOMANGLENG Kediri. 2. Patung Monumen GARUDA 45 BANGLI Denpasar Bali. 3. PATUNG SALIB di Singapura. 4. Patung AIRLANGGA di Melbourne Australia. 5. Monumen ADIPURA di Perempatan Jalan Bhayangkara Kota Mojokerto. Saat ini sedang menyiapkan 13 patung karya Dolorosa Sinaga, pematung, Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta, untuk pameran di Bali, Oktober 2009. (Keduanya telah bekerjasama sejak 23 tahun lalu).
[ac-i] Jadwal Pentas Ludruk Karya Budaya Mojokerto, JULI 2009
JADWAL PENTAS LUDRUK KARYA BUDAYA MOJOKERTO BULAN JULI 2009: Rabu, 1 Juli : Gedang, Modopuro, Mojosari Kamis, 2 Juli : Tanggulangin,Balongpanggang, Gresik Jumat , 3 Juli : Ngreco, Pojokrejo, Kesamben, Jombang Sabtu , 4 Juli: Kuwukan, Tandes, Surabaya Minggu , 5 Juli: Kalijaran, Sambikerep, Surabaya Kamis , 9 Juli: Watudakon, Pungging, Mojokerto Jumat, 10 Juli: Pucung, Balongpanggang, Gresik Sabtu, 11 Juli: Wonokasiyan, Wonoayu, Sidoarjo Minggu, 12 Juli: Sambiroto, Sepanjang, Surabaya Senin, 13 Juli: Sukorame Lor,Jetis, Mojokerto Selasa, 14 Juli: Bajangan, Pungging, Kabupaten Mojokerto Rabu, 15 Juli: Mojojajar Kemlagi Kabupaten Mojokerto Kamis, 16 Juli: Kedungbunder, Mantul, Lamongan Jumat, 17 Juli: K;amgkung, Pandaan, Pasuruan Sabtu, 18 Juli: Banjaranyar, Taman, Sidoarjo Minggu, 19 Juli: Sambikurep Balai Kelurahan, Surabaya Senin, 20 Juli: Wonorejo Jetis Kabupaten Mojokerto Selasa, 21 Juli :Tanjung, Canggu, Kabupaten Mojokerto Rabu, 22 Juli: Klino, Sekar, Bojonegoro Kamis, 23 Juli: Rembu Tengah, Kemlagi, Kabupaten Mojokerto Jumat, 24 Juli: Tanjungan, Balongpanggang, Gresik Sabtu, 25 Juli: Pekuwon, Bangsal, Kabupaten Mojokerto Minggu, 26 Juli: Raya Ijen Wates Mojokerto Senin, 27 Juli: Warugung, Katangpilang, Surabaya Selasa, 28 Juli :Jeramba Kedamean Gresik Rabu, 29 Juli: Banyuurip Kedamean Gresik Kamis, 30 Juli: Urung-urung Trawas Kabupaten Mojokerto Jumat, 31 Juli: Ngambar, Driyorejo, Gresik Dengan maraknya ludruk yang diprakarsai oleh TNI dan Polri, tahun 1967 membuat para tokoh masyarakat di Desa Canggu Kecamatan Jetis Mojokerto tergerak hatinya untuk mendirikan organisasi ludruk. Di desa Canggu secara turun temurun sejak jaman penjajahan Belanda selalu berdiri grup ludruk. Maka diamanatkan pada Cak Bantu yang kebetulan anggota Polsek Jetis untuk mendirikan grup ludruk. Tepatnya tanggal 29 Mei 1969 berdirilah ludruk yang diberi nama Karya Budaya dipimpin oleh Cak Bantu dengan binaan Polsek Jetis. Menjelang pemilu 1971, ludruk Karya Budaya ditanggap Partai Golkar sebagai hiburan kampanye Golkar selama satu bulan berpindah dari desa ke desa. Hal tersebut sangat dimanfaatkan Cak Bantu mempromosikan ludruk Karya Budaya. Dengan keberhasilan pada setiap pementasan membuat ludruk Karya Budaya dikenal masyarakat. Tahun 1993 Cak Bantu Karya wafat, dan secara aklamasi seluruh anggota memilih putra sulung Cak Bantu Karya memimpin ludruk Karya Budaya yakni Drs Eko Edy Susanto, Msi (lebih akrab dipanggil Cak Edi Karya, ludruk Karya Budaya mengalami perkembangan yang bertambah pesat. Merayakan ulang tahun ke-30 pada tanggal 29 Mei 1999, ludruk Karya Budaya resmi menjadi Yayasan Kesenian dengan SK Notaris No.06 melalui akte Notaris Grace Yeanette Pohan, SH. Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap ,silakan kontak: Bapak Drs. H. Eko Edy Susanto,Msi [Cak Edy Karya], Pimpinan Ludruk Karya Budaya, SEKRETARIAT: Suromulang Barat II-5 Perum Surodinawan Kota Mojokerto PONDOK: Pondok Jula Juli Dusun Sukodono RT 02 RW 1, Desa Canggu, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto 61300, Jawa Timur Telp 0321- 362847 Hp 081 231 89347. Email: cakedikarya(at)yahoo.com, cakedikarya(at)gmail.com http://ludrukkaryabudaya.multiply.com
[ac-i] Diskusi Biennale Jatim 2010
Diskusi Biennale Jatim III 2010 Minggu, 28 Juni 2009 Pkl. 10.00 s/d 14.00 WIB Tempat : Dewan Kesenian Kota Malang Jl. Majapahit No.3, Malang Pembicara : 1. Djuli Djatiprambudi 2. Henry Nurcahyo Moderator: Syarifuddin Penyelenggara : Dewan Kesenian Jawa Timur bekerja sama dengan Dewan Kesenian Kota Malang Informasi : 1.Dewan Kesenian Jawa Timur Jl.Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031-8554304 Email:dk_ja...@yahoo.com www.dewankesenianjatim.com www.brangwetan.com Kontak: Nonot Sukrasomono, Ketua Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jatim 031-71775987, 08123571968, 081357088866 2.Dewan Kesenian Kota Malang Jl.Majapahit 3 Malang Kontak: Anthony Wibowo 081 7388709
[ac-i] Daftar Tulisan Yang Dimuat Majalah Kidung Dewan Kesenian Jatim # 14
DAFTAR TULISAN YANG DIMUAT KIDUNG 14 DEWAN KESENIAN JAWA TIMUR Editorial Meletakkan Proporsi Kebebasan Ekspresi – Redaksi Laporan Utama Industri Kreatif, Ekonomi Kreatif – Redaksi Kesenian Bukanlah Kerajinan – Redaksi Laporan Khusus Keberagaman Daya Cipta Jawa Timur – Redaksi Wawancara Ayu Sutarto tentang Sub Kultur Jawa Timur – Redaksi Laporan Khusus Menguak Hiperrealitas dalam Video Art – Redaksi Cerpen Pengantar Pemilihan Cerpen – Redaksi Kuburan Ayah – Wayan Sunarta Stasiun Terakhir – Dheny Jatmiko Puisi Tiga Pengembang Tradisi – Redaksi Puisi Muhammad Aris Puisi Javed Paul Syatha Puisi Saiful Bakri Esai Peradaban Abad Digital – Yasraf Amir Piliang Feature Topeng – Redaksi Reportase Pertemuan Dewan Kesenian Tingkat Provinsi se-Indonesia – Redaksi Memahami Feminisme ‘Audio-Visual’ – Kiki Febriyanti dan Rosana Yuditia Agenda Kronik Resensi Buku Puitika Teater Artaud – Indra Tjahyadi Cuk Skakmat – Akhudiat Alamat Redaksi majalah KIDUNG DEWAN KESENIAN JAWA TIMUR: Jl.Wisata menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 85554304 email:dk_ja...@yahoo.com www.dewankesenianjatim.com www.brangwetan.com
[ac-i] Formulir Pameran Seni Rupa FKY 2009
“HOW ART LIVES” PAMERAN SENI RUPA FKY #21 20 – 27 Juni 2009 Seni rupa adalah termasuk salah satu bagian dari hasil ekspresi budaya masyarakat. Oleh karena itu, perkembangan seni rupa juga tidak terlepas dari masyarakat yang menghidupinya. Beberapa bentuk karya seni rupa yang berkembang karena dihidupi oleh masyarakat pelaku dan pengguna budaya tersebut. Begitu juga sebaliknya, hasil-hasil karya seni rupa sebuah komunitas masyarakat dapat pula menghidupi dinamika budaya masyarakat setempat termasuk dalam aspek-aspek lainnya seperti aspek ekonomis dan politis. Pada masakini, diperlukan kembali pemetaan terhadap karya-karya seni rupa yang dihidupi dan menghidupi komunitasnya. Pameran ini dimaksudkan untuk menyelusuri kembali bentuk-bentuk karya seni rupa di masyarakat yang masih hidup dan menjadi bagian dari ekspresi budaya masyarakatnya. Dengan perkembangan jaman, bentuk-bentuk seni tersebut juga mengalami perkembangan yang menyangkut bentuk, fungsi, dan nilai ekspresinya. Untuk itu, dalam proses pemetaan ini, kami akan mengadakan observasi terhadap bentuk-bentuk seni rupa yang sampai hari ini menjadi bagian dari hidup masyarakat. Juga pada karya-karya model baru yang dihidupi oleh masyarakat penggunanya. Bentuk-bentuk karya yang dihadirkan bisa berupa: patung, lukisan kaca, lukisan batik, lukisan kanvas, objek, mainan, wayang, fotografi, video, dan sebagainya. Dengan pameran ini, diharapkan karya seni rupa menjadi bagian yang integral dari masyarakat pelaku dan pengguna budaya tersebut. Seni rupa tidak saja menjadi hasil budaya yang sifatnya lepas dari masyarakat setempat, tetapi juga menjadi bagian dari ekspresi budaya sehari-hari. Antara seni dan komunitasnya menjadi bertemu kembali dalam situasi yang terjangkau dan lebih ramah lingkungan. Pameran ini juga mengadvokasi kembali, kemandirian masyarakat dalam menghidupkan kembali hasil-hasil seni yang sempat hidup dalam masyarakat setempat. Pameran ini akan mengundang seniman-seniman hasil observasi tersebut dalam sebuah ruang pamer. Syarat Pendaftaran Pameran FKY: 1. Mengisi formulir pendaftaran seniman FKY ini. Formulir ini dapat difotocopy dan setiap pengaju dapat mengajukan lebih dari satu karya. 2. Portfolio dan karya (dalam bentuk softcopy data) - CV seniman 3 tahun terakhir (format file Microsoft Office). - Foto Karya (Format JPEG) dengan keterangan karya: nama seniman, judul, ukuran, bahan, tahun pembuatan. 3. Portofolio karya dikirimkan via pos/email ke alamat: Fky How Art Lives Dinas Kebudayaan Jl. Cendana Yogyakarta Depan (eks) Gedung Among Rogo Contact Person: Bpk Atmadji: 0817267779 Bpk Ahmad Nizam: 087839814909 Atau melalui email ke: howartli...@gmail.com Paling lambat tgl 9 Juni 2009 TEKNIS: Hasil seleksi akan diumumkan melalui telepon pada tanggal 14 Juni 2009 dan bisa diakses melalui webblog kami: http://www.howartlives.blogspot.com/ Peserta mengirimkan karya ke Gedung Benteng Vredeburg, jl. Ahmad Yani no. 1 (Maliboro), pada tanggal: 17 -- 19 Juni 2009, jam 9.00 – 21.00. Setiap karya yang laku terjual akan dikenakan potongan sebesar 15%. Setiap karya yang disertakan harus dalam kondisi siap pajang. Karya akan dikembalikan ke alamat peserta oleh panitia, dalam jangka waktu 1—4 hari setelah penutupan pameran. Mohon peserta menyertakan alamat lengkap dan denah lokasi studio atau rumah. Pameran akan dilangsungkan di Benteng Vredeburg dari tgl 20 Juni 2009 – 27 Juni 2009. Buka mulai pukul 09.00 s.d. 21.00. Kamis, 2009 Mei 14 FORMAT FORMULIR FORMULIR PENDAFTARAN PESERTA PAMERAN SENI RUPA FKY Ke-21 “HOW ART LIVES” Benteng Vredeburg 20 – 27 Juni 2009 DATA SENIMAN/KELOMPOK SENIMAN Nama: _ Alamat Lengkap: No. Telp/HP: ___ E-mail: No. Rekening: __ Nama Bank: Atas Nama: Cabang: ___ DATA KARYA Judul: Media: Dimensi: Tahun Pembuatan: Syarat Pendaftaran Pameran FKY: Mengisi formulir pendaftaran seniman FKY Mengirimkan Portfolio dan Foto Karya (dalam bentuk softcopy data) - CV seniman 3 tahun terakhir (format file Microsoft Office) - Foto Karya (Format JPEG) dengan keterangan karya: nama seniman, judul, ukuran, bahan, tahun pembuatan Portofolio karya dikirmkan via pos/email ke alamat: Fky How Art Live, DINAS KEBUDAYAAN YOGYAKARTA Jl. Cendana Yogyakarta Depan (eks) Gedung Amongrogo Contact Person: Bp. Atmadji 0817267779 Foto dan data karya/seniman paling lambat tgl 9 juni 2009 *format formulir ini bisa anda ketik ulang dalam format yang lain dengan tetap melengkapi data
[ac-i] Pameran Tunggal JONI RAMLAN Menggantung masa lalu @ Orasis Art Gallery Surabaya
Orasis Art Gallery cordially invite you to attend The Opening of Solo Exhibition MENGGANTUNG MASA LALU by Joni Ramlan Opening Ceremony: Monday, June 1st, 2009 at 07:00 pm 1 - 14 June 2009 open monday - saturday 10.00 am - 08.00 pm curated by : Suwarno Wisetrotomo ORASIS ART GALLERY hr muhammad 94 surabaya - East Java - Indonesia Telp/Fax : 0321- 734 0507 Email : orasisgall...@yahoo.co.id elizabeth_orasisgall...@yahoo.com www.orasisgallery.com
[ac-i] Makalah Dewan Kesenian (Nasional) oleh Heri Lentho Prasetyo
DEWAN KESENIAN oleh HERI LENTHO PRASETYO Pada kenyataannya, setiap kali ada pembentukan maupun penyusunan pengurus baru dewan kesenian di setiap level daerah, seolah-olah keributan menyertai, dan meletakkan Lembaga Kesenian ini adalah lembaga konflik bagi seniman. Saya sangat yakin, bahwa energi berdebat dan berteriak itu memiliki banyak kepentingan yang ujung-ujungnya sama “yaitu ingin membangun kesenian disetiap daerahnya lebih baik dan lebih maju”. Hanya saja dibutuhkan kesepahaman bersama tentang fungsi dan peran lembaga ini, sehingga bagi pemangku kepentingan akan meletakan buah pikirannya dengan tepat. Untuk menghindari atau bahkan menjawab tantangan tersebut perlu upaya sosialisasi dari berbagai pihak yang memiliki kepentingan. Saya tertarik untuk mengkaji problema ini, mengapa ini semua terus dibiarkan terjadi, dan diperlukan upaya mempresentasikan dengan benar tentang manfaat adanya lembaga ini kepada masyarakat seni dan pemerintah terutama pelakunya yaitu para birokrasi. Membangun Sistem Pembangunan Seni Budaya Indonesia Ada yang menarik dari sistem pembagunan Seni di Negara-negara maju dan pengalaman saya pribadi bekerja dengan lembaga non formal di Austaralia. Australia Arts Coucil (Dewan Kesenian Australia) adalah lembaga yang ditugaskan pemerintah Australia untuk mendata berbagai draf proposal kegiatan yang diajukan oleh masyarakat seni se-Australia, kemudian oleh pengurusnya yang terdiri dari orang-orang intelektual kesenian itu dikaji dan diteliti tentang administrasi, tema, tujuan dan sasaran kegiatannya, kemudian draf-draf tadi direkomendasikan ke Pemerintah untuk dijadikan program tahunan pemerintah beserta anggarannya. Sedangkan tahun depan Masyarakat seni yang mengajukan draf proposal kegiatannya akan diumumkan untuk segera melaksanakan kegiatan tersebut. Dari pengalaman tersebut, Posisi Seniman/Kesenian/masyarakat seni pada posisi subjek, dimana mereka yang melakukan Perencanaan kemudian mempresentasikan ke Dewan Kesenainnya yang hasilnya adalah sebuah Rekomendasi ke Pemerintah yang ujungnya adalah mereka sendiri yang mengerjakan dengan pengawasan Dewan Kesenian. Sedangkan kalau kita melihat sistem di Indonesia, birokrasi yang menangani dan mengelola pembangunan kesenian menjadikan pelaku kesenian (mayarakat seni) adalah objek, dalam pengertian mereka (para birokrat) merencanakan sendiri, dikerjakan sendiri dan diawasi oleh kelompok mereka sendiri.Sedangkan kelompok-kelompok kesenian adalah bagian dari objek mereka dengan kesepakatan yang tujuan utamannya adalah menguntungkan para birokrat dari sisi financial. Dari tiga dekade pembangunan kesenian di Indonesia, yang terjadi hasilnya adalah seperti berjalan ditempat, tidak ada sebuah gerakan pembangunan kesenian yang fenomenal dan terjebak dalam rutin kerja, karena prinsip perencanaan pembangunannya tidak ubahnya dengan semangat meng-copy program lama lalu di-paste dan ditambahi anggaran yang lebih sedikit dari tahun sebelumnya. Dari problem mendasar inilah, Pembangunan Kesenian di setiap daerah di Propinsi Jawa Timur atau di Indonesia ini tidak mengalami perubahan yang besar, karena tidak melakukan pembenahan dalam membangun sistem yang benar. Jika kita merujuk terhadap sistim yang dilakukan diluar negeri yang sudah membuktikan kemajuanya, maka peranan Dewan Kesenian sangat dibutuhkan dalam keterwakilan masyarakat seni dalam menyusun program dan anggaran kesenian. Jika posisi itu sudah dipahami oleh pelaku pemerintah dibidang kesenian, mereka tidak akan lagi mengerutkan dahi tentang kontribusi Dewan Kesenian bagi pemerintah, bahkan tidak lagi mengajukan pertanyakan konyol tentang kegiatan yang bersifat teknis pada lembaga ini. Begitu juga masyarakat seni akan penuh semangat mempresetasikan draf proposal kegiatannya yang bersifat membangun manusia melalui mental dan etika yang tercermin melalui keseniannya. Sebab Dewan Kesenian adalah kumpulan orang-orang pemikir kesenian yang tugasnya hanya mendata, mengkaji dan merekomendasi hal-hal yang strategis dalam pembangunan kesenian diwilayah yang dinaunginnya. Secara sederhana membangun kesenian itu semangatnya dari bawah, lalu dikaji dan direkomendasi untuk dijadikan program pembangunan kesenian, bukan sebaliknya dari atasan yang seakan-akan mengetahui aneka problematika kesenian lalu diprogram sendiri, dikerjakan sendiri dan paling mengerikan diawasi sendiri. Hal ini sangat bahaya sekali dalam membangun apapun karena akan terjadi monopoli yang ujung-ujungnya akan menutup diri dan mudah melakukan penyimpangan. Dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengingatkan kembali bahwa semangat dari pembangunan adalah menciptakan perbaikan dan kesejahteraan masyarakatnya, termasuk dalam mencapai tujuan pembangunan di bidang seni dan budaya diperlukan peran serta masyarakat dan pihak yang terkait dengan kesenian (stakeholder); Dewan Kesenian sebagai bagian dari Elemen masyarakat seni merupakan pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan yang akomodatif dan sentitif
[ac-i] Diskusi dan Peluncuran Buku Seni Rupa Dewan Kesenian Jatim
Dengan hormat, Mengundang kehadiran Anda pada diskusi dan pembagian buku DAMAR KURUNG, DARI MASA KE MASA pada Hari, tanggal : Sabtu, 16 Mei 2009 Pukul : 10.00-13.00 wib Narasumber: - Ika Ismurdyahwati -Henri Nurcahyo Moderator: Riadi Ngasiran Tempat: Kampus Universitas Adi Buana (UNIPA) Jl.Ngagel Dadi Surabaya Terbuka untuk umum dan gratis. Informasi: Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal Surabaya email: dk_ja...@yahoo.com www.dewankesenianjatim.om www.brangwetan.com telp/fax 031- 8554304 Kontak: Nonot, Ketua Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jatim 031- 71775987 Terima kasih DAMAR KURUNG DARI MASA KE MASA Penulis : Ika Ismoerdijahwati Koeshandari Penyunting: Nonot Sukrasmono Pracetak: Ribut Wijoto, Abdul Malik Desain grafis :Mufian Haris (prot) Cetakan pertama: Januari 2009 Penerbit: Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal Surabaya email: dk_ja...@yahoo.com www.dewankesenianjatim.om www.brangwetan.com ISBN: 978-979-18793-4-7 BIODATA Ika Ismurdyahwati Penulis dilahirkan di Kotamadya Malang, Jawa Timur dan lulus SMA Santa Maria Surabaya lalu melanjutkan pendidikan di IKIP Surabaya (sekarang) Universitas Negri Surabaya. Memperoleh gelar sarjana pendidikan seni rupa dari Institut Keguruan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni jurusan Seni-Rupa. Kemudian sebagai staf pengajar seni rupa di IKIP PGRI Surabaya (sekarang) Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Bekerjasama mendirikan Rumah Produksi Fotografi dan Perfileman “studio G” Surabaya. Mengikuti berbagai event pameran seni rupa bersama dan tunggal. Mengikuti juga beberapa pelatihan tentang Penulisan Skenario Televisi Pendidikan, yang diselenggarakan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) di Surabaya dan mengikuti Kepelatihan Penggunaan teknologi Komputer untuk bidang Grafis dan Animasi oleh Hewlett Packard Internasional di Sanggrila Hotel Surabaya. Mengikuti workshop Penelitian Tradisi Lisan (ATL) Internasional, di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Mengikuti pelatihan Metode Penelitian Kesenian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Institut Kesenian Jakarta, di Wisma Karya Jasa, Pusdiklat Depnaker Ciloto Puncak – Jawa Barat. Tahun 1990 sampai dengan 1993 sebagai anggota presidium Dewan Kesenian Surabaya. Tahun 1999 mengikuti pendidikan Program Magister Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung. Tahun 2001, memperoleh gelar Magister Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung. Tahun 1999 sampai sekarang anggota direktori MSPI (Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia) TIM Jakarta. Tahun 2007, memperoleh gelar Doktor Seni Rupa dari Institut Teknologi Bandung, sekaligus menangani buku, transkrip dan naskah kuno koleksi perpustakaan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung. Email :ika_sritb(at)yahoo.com Henri Nurcahyo, lahir di Lamongan 22 Januari 1959, pernah sekolah formal di FKH (Fakultas Kedokteran Hewan) UGM Jogjakarta, terjun berkesenian sejak tahun 1977, aktif di LSM kebudayaan dan lingkungan sejak tahun 1979, menulis di banyak media massa sejak tahun 1979 dan pernah menjadi wartawan/redaktur di Harian Memorandum, Surabaya Post, Jakarta-Jakarta, Tabloid Agrobis, Tabloid Bromo, dan Tabloid Mania serta Koran Metro, Tabloid Trend Hobi dan majalah Kembang. Pernah menjadi pemimpin redaksi media on-line Yayasan AirPutih Jakarta yang berurusan dengan bencana, dan mendirikan Majalah GREEN Hobby, dan sekarang diminta menjadi pemimpin redaksi wacananusantara.org. Situs khusus soal sejarah dan budaya. Pernah menjadi juara lomba karya tulis jurnalistik sebanyak 9 (sembilan) kali dalam berbagai bidang. Menulis banyak artikel kesenian di berbagai kesempatan (koran, majalah dan katalog pameran serta makalah sarasehan), dan aktivitas terakhirnya dalam lembaga Dewan Kesenian Sidoarjo dan Lembaga Ekologi Budaya (Elbud), serta anggota pleno Dewan Kesenian Jawa Timur. Buku yang pernah terbit antara lain: Memberdayakan Masyarakat Pedesaan, Ah Cuma Sketsa, Seni Lukis Surabaya, Keramik Sebagai Media Ekspresi Seni, Ambang Cakrawala (Monografi Seni Lukis Amang Rahman) – bersama Mamannoor, Koempoel The Maestro, “Among Roso: Monografi Prestasi Imam Utomo” dan Tantangan Perupa: Mozaik Sosiologi Seni. Tahun 2001, mendapat Penghargaan Seni Budaya dari Gubernur Jawa Timur (sebagai penggerak kesenian bidang penulisan). (*) Alamat: Jl. Bungurasih Timur 40 Waru – Sidoarjo – 61256, telp: 031-8544079, 081.23100.832, e-mail: henrinurcahyo(at)yahoo.com, henri(at)airputih.or.id KATA PENGANTAR Sejak awal saya mengikuti proses penulisan buku ini. Semula saya mengira, pelukis Masmundari ini, adalah semacam Granda Moses yang bergaya naif. Tetapi kemudian ternyata bahwa lukisan-lukisan Masmundari mengandung nilai-nilai seni gambar archaik Indonesia. Arah hadap tokoh yang digambar, peletakan tokoh dalam bidang gambar, baik di kanan atau di kiri, di atas atau di bawah, serta urutan dalam mengikuti cerita dalam gambar, semua itu mengandung arti-arti
[ac-i] Pentas keliling Sum:Cerita Dari Rantau, B Verry Handayani, Teater Garasi
26 April - 10 Mei 2009. Pertunjukan 'Sum: Cerita dari Rantau' oleh B. Verry Handayani 'Sum; Cerita dari Rantau' adalah sebuah pertunjukan yang bercerita tentang problema Tenaga Kerja Wanita (TKW). Bermula dari sebuah riset kecil selama seminggu yang dilakukannya di Indramayu dan di Terminal III Bandara Soekarno Hatta, Verry kemudian tertarik untuk membuat sebuah pertunjukan berangkat dari kisah hidup beberapa orang TKW yang ditemuinya. Teks 'Sum; Cerita dari Rantau' yang kemudian ditulis oleh Andri Nur Latif, berdasarkan data dan cerita yand diperoleh Verry, memaparkan kisah tentang kesedihan, ketidakberdayaan, kekerasan dan juga kisah sukses dan kegembiraan para TKW. Pada tahun 2008, Sum; Cerita dari Rantau pernah dipentaskan di Kab. Kulonprogo, Kab. Sleman, Sekretariat Koalisi Perempuan Indonesia dan Studio Teater Garasi Yogyakarta. Kali ini, Sum; Cerita dari Rantau kembali akan dipentaskan di beberapa tempat yaitu: 26 April 2009 di Kampung Lipursari, Leksono, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah 3 Mei 2009 di Dusun NGlaran, Desa Cakul, Kab. Trenggalek, Jawa Timur 6 Mei 2009 di Sekretariat Yayasan Paricara, Tulungagung, Jawa TImur 9 Mei 2009 pukul 19.00 wib di aula SMAN 1 Jombang Jl.Diponegoro 8 Jombang, Jawa Timur Sarasehan budaya penghapusan trafficking. Kerja sama Teater Garasi, Disporabudpar Jombang, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Jombang, Sapa Budaya Management, SMAN 1 Jombang.Gratis.Info 081 331 235 113 10 Mei 2009 pukul 08.00 wib di café Amanah, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur Sarasehan Budaya Lidhie Art Forum bersama Kusworo Bayu Aji (executive directur Teater Garasi Yogyakarta), Minggu, 10 Mei 2009 pukul 08.00 wib di café Amanah, Trowulan Mojokerto.Info 0817590288 Tim kreatif 'Sum; Cerita dari Rantau' versi keliling: Penggagas Ide dan Aktor: B. Verry Handayani Acting Coach: Joned Suryatmoko Musik: Erwin Zubiyan Penata Lampu: Bahrul Ulum Stage Manager: Wisnu Yudha Wardhana Manajer Produksi: Ratri Kartika Sari Asisten Manajer Produksi dan Pencatat Proses: Erythrina Baskoro Tentang B. Verry Handayani: Aktor yang aktif di Teater Garasi sejak tahun 1993 ini menjadikan teater sebagai cara masuk untuk memahami dan merespon kenyataan yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat. Sejak tahun 2008 Verry mulai tertarik mempelajari dan bekerja dalam isu-isu yang terkait dengan buruh migran. Sebagai aktor Teater Garasi, Verry pernah terlibat dalam beberapa pertunjukan di Indonesia dan Jepang antara lain; “Wah”, “Reportoar Hujan; Tentang Seorang Laki-laki yang Demikian Mencintai Hujan”, “Mnem[a]syne”, “Bunga lantana”, “Jeja.l.an”. Di luar pentas, Verry sempat mengikuti workshop tari Lin Hwa Min dan workshop tari Constanza Marcras. Dalam kesehariannya, aktivitas berkesenian ini juga dia imbangi dengan bekerja sebagai Staf Keuangan di Teater Garasi dan sesekali menjadi penerjemah. www.teatergarasi.org
[ac-i] Pertemuan Nasional Dewan Kesenian Provinsi se-Indonesia di Malang, 21-23 Mei 2009
Surabaya, 2 Mei 2009 Kepada Yth Ketua Dewan Kesenian Provinsi Se- Indonesia Dengan hormat, Menindaklanjuti kesepakatan bersama dalam pertemuan nasional di Jakarta bulan Desember tahun 2008, maka Dewan Kesenian Jawa Timur akan mengundang Saudara untuk menghadiri Pertemuan Nasional Dewan Kesenian Provinsi se- Indonesia 2009 di Hotel Sahid Montana Jl. Kahuripan 9 Malang Jawa Timur pada tanggal 21-23 Mei 2009. Kami mengharapkan yang hadir adalah Ketua Dewan Kesenian Provinsi seluruh Indonesia yang nantinya dapat berperan secara koordinatif dan akomodatif serta sekaligus sebagai juru bicara dari dewan-dewan kesenian kota/kabupaten dari wilayahnya masing-masing. Terkait dengan ini, kami memahami keterbatasan dana yang ada pada kita semua. Dewan Kesenian Jawa Timur sebagai tuan rumah akan menanggung biaya akomodasi, transportasi lokal dan konsumsi untuk 2 orang selama pertemuan, sedangkan tiap-tiap undangan akan menanggung sendiri biaya transportasi dari tempat asal ke Surabaya. Untuk pertemuan Dewan Kesenian Provinsi se- Indonesia di Malang ini, agenda pembicaraan antara lain: -Ekonomi Kreatif -Meramu kemungkinan kerjasama kongkrit antara dewan-dewan kesenian se Indonesia baik secara bilateral maupun multilateral -Kelanjutan pembentukan Dewan Kesenian Indonesia -Evaluasi Kongres Kebudayaan dan kaitannya dengan pengembangan kesenian -Peraturan/hukum terkait dengan kesenian (hasil sementara dari studi yang dilakukan oleh tim PSHK yang ditugaskan oleh Dewan Kesenian Jakarta) Untuk melancarkan persiapan, kami mohon juga kerjasamanya untuk menegaskan kehadiran dengan mengisi dan mengembalikan formulir paling lambat tanggal 13 Mei 2009. Ketepatan pengembalian formulir sangat diperlukan untuk pemesanan tempat, kamar dan konsumsi. Terima kasih atas kerjasamanya dan salam hangat. Dewan Kesenian Jawa Timur Ketua Umum, Achmad Fauzi Jl. Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031- 8554 304 Emai: dk_jatim (at) yahoo.com www.brangwetan.com www.dewankesenianjatim.com Hp 031- 70028802, 081946472272
[ac-i] jadwal malang kembali 4
MALANG KEMBALI IV, 21-24 MEI 2009 Sepanjang Jalan Ijen Malang Kamis, 21 Mei 2009 19.00-20.00 wib:Pembukaan acara Malang Tempo Doeloe 20.00-24.00 wib: wayang topeng “Walang wati walang semirang” bersama PATMA (Paguyuban Pecinta Topeng Malang)-wayang topeng kota malang, kedung monggo, pakisaji, jati gui, jambuwer, glagahdowo tumpang,piji ombo gunung kawi Jumat, 22 Mei 2009 10.00-17.00 wib: lomba fashion batik anak dan remaja 19.00-24.00 wib: ketoprak lestari budoyo “Menak jinggo leno”. Sabtu, 23 Mei 2009 10.00-15.00 wib:lomba kreasi batik malang 19.00-20.00 wib: sendra tari “Duto sang anjilo” 20.00-24.00 wib: wayang orang “Kongso adu jago’-kelompok wayang orang Ang Hien Hoo, karawitan Eng An Kiong Minggu, 24 Mei 2009 07.00-14.00 wib: lomba menggambar dan mewarna anak 19.00-24.00:wayang kulit “Gatot koco klono joyo” oleh 10 dalang malang ZONA PENDIDIKAN RAKYAT Zona Pembelajaran -mengenal system pendidikab dan perkembangan sekolah di malang sejak 1914-1958 -mengenal alat peraga sekolah tempo doeloe (bangku, tinta, sabak, grip) Workshop -menggambar kaligrafi jawa dan islam -permainan tradisional (dakon, layangan, semprengan, umbulan, engklek, sri gendem, tepak tekong, uyek-uyek rante, jumpritan, krupukan, otong-otong bolong, kaki klek klek klek, jamuran) -ukir kayu -tari zapin Gelar Budaya -gambus/terbang jidor, kamis, 21 mei 2009, pukul 19.00 wib -sholawat, jumat, 22 mei 2009 pukul 19.00 wib -qosidah, sabtu, 23 mei 2009 pukul 19.00 wib -gambus, minggu, 24 mei 2009 pukul 19.00 wib ZONA INDUSTRI RAKYAT Zona pembelajaran mengunjungi kampong industry tahun 1950-an -pembuatan gula merah tenaga sapi -pembuatan alat rumah tangga dari tanah liat -pembuatan kerajinan besi, benda pusaka dan alat pertanian (dari besi mentah s.d pewarangan) -pembuatan batik tulis -pembuatan tikar mending, perkakas dari bamboo -bubut kayu manual -mencuci dan alat cuci kuno (klerek) -mengenal tradisi petani dan rasan-rasan -irigasi sawah (sistim buka tutup tradisional) -pengenalan alat budi daya ikan tradisional -pembuatan kue tradisional “semprit” dengan mesin pres tahun 1950-an Pameran -duplikat sungai dan system pengairan -duplikat hutan dan perkebunan tebu -duplikat pabrik gula merah tradisional -alat-alat peraga industri tradisi ZONA PERJUANGAN Zona Pembelajaran -perjuangan pejuan-pejuang /TRIP malang tahun 1942-1948 -siklus pembangunan pemerintahan malang tahun 1838-1928-2018 -sejarah pembangunan colonial dan peralihan kotapradja Pameran -foto, film dan dokumen pemerintahan dan perjuangan malang -mobil, motor dan sepeda kuno -alat-alat komuniasi tempo doeloe Gelar Budaya -gelar musik keroncong, kamis-minggu, 21-24 mei 2009 pukul 19.00-24.00 wib PANGGUNG LUDRUK Kamis, 21 mei 2009 pukul 19.00-24.00 wib, Lakon Bukan Bukti Mutilasi Jumat, 22 mei 2009 pukul 19.00-24.00 wib, lakon Kisah putri kadipaten Sabtu, 24 mei 2009 pukul 19.00-24.00 wib, lakon Balada pejuang kemerdekaan ZONA WAYANG Zona Pembelajaran Macam-macam jenis wayang, pengenalan tokoh, makna dan filososfi, macam-macam cerita, cara memainkan, cara menyungging (membuat), perlengkapan panggung, upaara-upacara adat, referensi vcd, buku, cd, dll dan kosultasi, pengenalan alat music gamelan Pameran -wayang kulit purwa, krucil, wahyu, kancil, beber, suket, -topeng malangan dari berbagai versi (pakisaji, glagahdowo, gunung kawi,dll) Workshop -Tari malangan, Jumat-Sabtu, 22-23 Mei 2009 pukul 08.00-12.00 wib -mocopat Gelar Budaya -wayang krucil-desa wiloso, malang, kamis, 21 Mei 2009 pukul 19.00-24.00 wib -wayang kulit anak dan mocopat, jumat, 22 mei 2009 pukul 19.00-24.00 wib -parade tari tradisi, sabtu, 23 mei 2009 pukul 15.00-19.00 wib; minggu, 23 mei 2009 pukul 19.00-24.00 wib ZONA MATA RANTAI Zona pembelajaran malang sebagai penghasil produk-produk pertanian -mata rantai bercocok tanam, mengolah tanah, menanam benih, menjaga sawah, memanen, mengupas, menyimpan, mengeringkan dan memasak -mengusir hama tanaman seara tradisional -memancing belut -memasak makanan dan jajanan tradisional -merawat hewan ternak(ayam, menthok, kambing, sapi) -menyiapkan bahan bakar kayu dan cara memasak dapur tradisional Pameran -duplikat sawah dan kebun desa, duplikat dapur dan alat memasak tradisional PANGGUNG KOES PLUS Setiap hari pukul 10.00-22.00 wib GRAHA TELKOMSEL Kamis-minggu, 21-24 mei 2009 pukul 10.00-17.00 wib -lomba permianan tradisional (engrang, gobak sodor, sepak bola api, engklek) -lomba foto busana tempo doeloe -parade kreasi aktifitas tradisi Penyelenggara: Disbudpar Kota Malang dan Yayasan Inggil Informasi: Yayasan INGGIL Jl. Gajah Mada No. 4 Malang (Komplek Tugu Malang) Telp. +62 (0341) 332 110,+62 (0341) 712 026 Kontak: Dwi Cahyono 081 232 10426
[ac-i] Benarkah ada Kebangkitan Prosa di Jawa Timur? Bacalah Kidung Edisi 13..
MAJALAH KIDUNG DEWAN KESENIAN JAWA TIMUR EDISI 13 TAHUN 27 APRIL 2009 ISSN: 1410-8615 Email: majalahkidung(at)yahoo.com; Facebook: majalahkidung(at)gmail.com Editorial :Peristiwa Menjadi Kata ( Riadi Ngasiran) Laporan Utama: -Yang Fenomenal, Yang Monumental (Arif Junianto) -Wawancara Arif Junianto dengan Zoya Herawati “Pembaca Tak Mau Keluar Garis”. -Cerpen Gembritt Foury (M.Shoim Anwar) -Cerpen Permintaan Ayah (Zoya Herawati) -Esai Rongga Antara (Karlina Supelli) Laporan Khusus: -Membangkitkan Film -Wawancara dengan Agung Sentausa “Merekam Realita di Abad Estetika”. -Tentang Kala Lerreina oleh Kukuh Yudha Karnanta -Program Kick Start 2008, Membangkitkan Film Dokumenter (laporan Indra dan Kukuh) -Sinopsis Film Dokumenter Kick Start 2008 -Cerpen Sungai-sungai Yang Terbentang di Kepalaku ( Ahmad Muchlish Amrin) -Puisi Didi Arisandi: Gerimis, Keluarga Kupu-kupu, Pemungut Kabar -Puisi Dian Nita K: Waktu Saga, Rindu Awang,Kulukis Kembali -Puisi Dody kristianto: Rekuim Gadis Pesisir, Rheina, membaa Khidir -Esai sains fiksi: Demarkasi Humanisme Global (Risang Anom Pujayanto) -Bahasan khusus: Harta Karun Cerita Panji (Henri Nurcahyo) -Esai Topeng : Dari Ritual, Politik ke Seni Pertunjukan (R. Djoko Prakosa) -Kreativitas dan Kolaborasi , Catatan Indonesia Dance Festival 2008 ( Aris Setiawan) -Pram, Punk, dan Gerakan Komunitas di Blora (Abdul Malik dan Fahrudin Nasrulloh) -Kolom Cuk , Mengangankan Surabaya “Central Grand Station” oleh Akhudiat Informasi: -Hariono (Sirkulasi), Sektretariat Dewan Kesenian Jawa Timur d.a Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur Jl.Wisata Menanggal Surabaya 60234 telp/fax 031- 855 4304 -Riadi Ngasiran (Pemimpin Redaksi) 081 7933 55 23 -Kukuh Yudha Karnanta (Redaktur Pelaksana) 081 793 44 752 -Ribut Wijoto (Pemimpin Umum) 031-72102178 -Abdul Malik (Sekretaris Redaksi) 081 80 3230 472
[ac-i] majalah kidung dewan kesenian jatim edisi 14
MAJALAH KIDUNG DEWAN KESENIAN JAWA TIMUR EDISI 14 Laporan Utama: Wacana dan Potensi Ekonomi Kreatif di Jawa Timur Laporan khusus : Sub kultur di Jawa Timur Majalah Kidung terbuka untuk umum. Naskah dikirim dalam bentuk file dokumen ke sekretariat Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal Surabaya 60234. (Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur) atau melalui email:majalahkidung(at)yahoo.com. Pengiriman naskah disertai biodata lengkap dan file foto diri (sertakan foto pendukung bila perlu). Naskah yang dimuat akan mendapatkan honorarium sepantasnya. Rubrikasi Majalah Kidung: 1. Liputan Utama: Wacana dan potensi Kreatif di Jawa Timur (diisi oleh Tim Redaksi) 2. Liputan Khusus: Sub kultur di Jawa Timur 3. Esai Budaya (terbuka untuk umum) 4. Esai Seni Rupa (terbuka untuk umum) 5. Esai Tari (terbuka untuk umum) 6. Esai Film (terbuka untuk umum) 7. Esai Teater (terbuka untuk umum) 8. Esai Musik (terbuka untuk umum) 9. Esai Sastra (terbuka untuk umum) 10. Puisi (terbuka untuk umum) 11. Cerpen (terbuka untuk umum) 12. Karya sastra etnik (terbuka untuk umum) 13. Wawancara (diisi oleh Tim Redaksi) 14. Liputan Seni Budaya (diisi oleh Tim Redaksi) 15. Preview (diisi oleh Tim Redaksi) Deadline tanggal 15 Mei 2009 Informasi: -Sektretariat Dewan Kesenian Jawa Timur d.a Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur Jl.Wisata Menanggal Surabaya 60234 telp/fax 031- 855 4304 Senin s.d Sabtu, pukul 09.00-16.00 WIB -Riadi Ngasiran (Pemimpin Redaksi) 081 7933 55 23 -Kukuh Yudha Karnanta (Redaktur Pelaksana) 081 793 44 752 -Ribut Wijoto (Pemimpin Umum) 031-72102178 -Abdul Malik (Sekretaris Redaksi) 081 80 3230 472 Publikasi ini disebarluaskan oleh Departemen Informasi dan Komunikasi Dewan Kesenian Jawa Timur d.a. Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur Jl.Wisata Menanggal Surabaya 60234 Telp/fax 031-8554304 www.dewankesenianjatim.com www.brangwetan.com
[ac-i] Pameran seni rupa di kampung Jagir Sidoresmo Surabaya
MAHOTSAWA SALAKSA KARYA JAGIR II kami mengundang kehadiran anda pada MAHOTSAWA SALAKSA KARYA JAGIR II warga jagir, sanggar senang (karang taruna jagir) surabaya, bersama komunitas gondorukem ISI denpasar, dan sanggar malam jum'at fakultas sastra universitas udayana menyelenggarakan acara MAHOTSAWA SALAKSA KARYA JAGIR II.mahotsawa salaksa karya (MSK) Jagir II bisa dikata semacam festival, parade, pesta, atau hajatan kesenian. MSK Jagir II digagas sebagai ruang pertemuan karya, seniman, dan masyarakat/publik yang lebih bersifat egaliter. dalam acara ini karya yang dipamerkan tidak hanya dari kalangan seniman saja, namun juga melibatkan karya-karya warga setempat. di sini dikotomi seniman dan bukan seniman ditepis, dilupakan, bahkan dihapus. selain itu maksud dari kegiatan ini juga sebagai upaya mencairkan hubungan seniman, karya, dan masyarakat awam. selama ini, baik disadari maupun tidak telah tercipta jurang yang memisahkan antara seniman dan masyarakat. hal tersebut, salah satu sebabnya, adalah selama ini seniman hanya memamerkan karya-karyanya hanya di galeri, museum, kampus semata. meskipun tempat2 tsb bisa dikata ruang publik, namun sifat lebih dekat pada ruang kuasi-publik, ruang yang seolah-olah publik. ruang2 tersebut telah mencipta elitisasi dan selektif terhadap orang2 yang datang. hal ini menyebabkan masyarakat awam tidak dapat menikmati seni. maka di sini seniman mengamini pernyataan nietzsche dan ali syariati, seni hanya dinikmati dan dikonsumsi komunitas masyarakat elit. kegiatan ini merupakan usaha untuk mendekatkan seni pada masyarakat, mendekatkan masyarakat pada seni. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan - Waktu : 25 April 2009 s.d 2 Mei 2009. - Tempat : Sepanjang koridor gang dan teras rumah warga Jagir Sidoresmo Gg.VIII RT.01/RW.01 Jagir, Surabaya. Acara Selama Kegiatan: 1. Pameran Seni Rupa: Lukisan, Batik, Fotografi, Patung, Tapestry, Mural, instalasi 2. Workshop : Lukisan, Batik, Fotografi, Patung, Tapestry 3. Performance Art pada Mahotsawa salaksa Karya Jagir II ini peserta yang turut-serta adalah;- Gondorukem - ISI Denpasar - Sanggar Malam Jum at (SMJ) Univ. Udayana Denpasar - Komunitas Asing Sing Aneh (ASA) Dharmasiswa ISI Denpasar - Kelompok Tanah Liat ISI Denpasar - Ceritanya Komunitas ISI Denpasar - Komunitas Senirupa AirPAM ISI Denpasar - Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya - Universitas Dharma Cendika Surabaya - Universitas Dr. Sutomo (Unitomo) Surabaya - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 11 (d/h SMSR) Surabaya - Universitas Kristen Petra Surabaya - Sanggar Senang Jagir - Museum Mpu Tantular Surabaya - Warga RT.01/RW.01Jagir - Universitas Negeri Malang CALL CENTER: -MIKI 081 3575 30 750 -AGUS GEMBEL HST 081 21 60 92 76 -JAUHAR 085737 408209, 081 7550724
[ac-i] Public Art AMBIENCE EXPERIMENT by ILHAM J.BADAY-WUKIR SURYADI
PUBLIC ART AMBIENCE EXPERIMENT BY ILHAM J BADAY-WUKIR SURYADI Anak muda berdiri tegak menoleh ke kiri menoleh ke kanan membaca kehidupan membuka rasa membuka jiwa --- Ambience Experiment suasana menduga menduga suasana mati - hidup siapa tahu Ambience Experiment Tangan-tangan dikepalkan Rendra Ubud, 15 April 2009 MENGGETARKAN AMBIENCE KEKUASAAN Ada dua tema dalam konser Ilham dan Wukir ( Ilwu ) kali ini. Yang pertama tema ‘lanjutan’ Ilwu dalam mengolah hidup lewat kerja musiknya. Dalam tema ini, musik bagi Ilwu tidak sekedar kegenitan ketrampilan pengorganisasian tapi lebih pada kegairahan ‘berternak’ bunyi layaknya seorang ahli biologi yang sedang mengutak-atik protein untuk bahan membuat bayi baru yang sekaligus juga punya misi. Ilwu adalah salah satu dari jumlah yang sedikit seniman musik yang memiliki perhatian pada kerja laboratorium dan bengkel. Di tengah-tengah kecanggihan berbagai karya seni baru dengan berbagai dukungan teori, ketrampilan, relasi dan lobby, Ilwu tidak terlalu ‘greng’ untuk mangapnggragas ke berbagai kenikmatan yang umum. Dari berkali-kali perbincangan dengan dia, selalu dan selalu yang dibicarakan adalah antara eksistensi dan esensi bunyi dan suara dalam hubungannya dengan benda-benda yang menjelma dan di sekitar kita. Sering diam-diam saya kurang-ajar menyebut kerja semacam ini sebagai gerakan bawah tanah ideologi bunyi yang bersuara. Dari sebutan nakal ini bisa dengan mudah akhirnya menarik laras penghubung ke dalam tema kedua. Tema kedua adalah wabah yang diderita masyarakat akibat kesurupan setan program kerja sehingga sering histeris dan bingung untuk mengambil keputusan dan menentukan skala prioritas sekaligus urut-urutan fungsi sesuatu. Taman Budaya diubah fungsinya menjadi Balai Latihan Pelajar. Ibaratkanlah dalam sebuah rumah, WC ( tempat buang air seni ) diubah fungsi untuk ruang belajar dengan harapan anak-anak kelak menjadi anak yang cerdas dan pinter. Si anak pun lalu rajin belajar dan pinter meski satu hal yang meresahkan adalah tetangga yang prihatin melihat keluarga cerdas tadi selalu mandi, kencing dan berak di halaman. Musik jika di letakan sebagai sosok kebudayaan, tentu sangat memerlukan nilai cerdas dan bernilai harta melimpah, tapi apakah lalu itu berarti kita bisa seenaknya menyimpulkan bahwa perenungan untuk tetap sadar sesadar-sadarnya sudah boleh dibuang ke tong sampah karena tidak diperlukan lagi? Tulisan ini bisa diperpanjang dengan mengupas akibat-akibat serta analisa spekulatif yang melatari kenapa semua itu terjadi, tapi tentu tidak perlu karena saya berfikir yang penting adalah bagaimana menumbuhkan niat untuk tidak menjadikan kekuasaan sebagai satu-satunya cara menggulirkan kehidupan. Karena jenis kekuasaan semacam itu selain tidak tahan lama, tidak menenteramkan juga sebenarnya itu bukan hidup tapi pemuja kematian, kematian kebudayaan. Sekarang kita nikmati saja aroma mata dan telinga Ilwu yang akan memberi tanda pada hal-hal yang tadi diungkapkan sebagai keadaan dan tanggapannya. Yuk, cak! Embie C Noer Jadwal pentas Surabaya 25 april 2009 Taman Kota, Monumen Jenderal Sudirman, Pukul 20.00 26 april 2009 Setasiun Kereta Api Gubeng Pukul, 16.00 27 april 2009 Balai Pemuda Belakang Masjid Pukul, 20.00 28 april 2009 Ex Musium Mpu Tantular Pukul, 19.30 Kontak: ILHAM J BADAY 087 85 20 46 585, email: ilhamjbaday(at)yahoo.com WUKIR SURYADI 081 87 96 307, email:wukirsuryadi(at)gmail.com
[ac-i] Ayo Dukung GREEN ART INDONESIA 2009
GREEN ART INDONESIA 2009 Persoalan lingkungan hidup sudah menjadi pekerjaan besar bagi umat manusia akhir-akhir ini. Baik karena penebangan hutan yang tiada henti atau faktor pembangunan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Ditunjukkan dengan Konferensi internasional mengenai perubahan iklim (climate change) yang diselenggarakan 2 tahun yang lalu di Bali. Namun sesungguhnya tidak hanya itu bahwa pendidikan tentang lingkungan hidup menjadi bagian yang utama dalam kelangsungan hidup manusia. Kepedulian ini juga melibatkan dunia kesenian yang tak lepas dari unsur estetika. Pendidikan dan lingkungan hidup merupakan dua hal yang saling melengkapi. Pengetahuan alam setidaknya diajarkan lebih dini dengan mengajarkan estetika agar diterimadengan baik, unsur estetika adalah unsur yang melekat di tiap individu. Didalam estetika terdapat rangkaian intellegent, emotional, creative dan spiritual yang mampu memberi serta membantu pola berpikir dalam berkarya. Hasil karya tidak akan bermanfaat apabila tidak tunjukkan atau dibandingkan dengan yang lain. Sebab rangkaian seperti ini memiliki daya rangsang atau motivasi agar berpacu untuk berbuat lebih bagus serta baik. Sudah seharusnya pendidikan, kesenian dan lingkungan hidup mampu memberikan kontribusi yang signifikan. Sehingga dapat bersinergi dengan berbagai kalangan masyarakat, utamanya dunia pendidikan merupakan kelangsungan kelestarian karena sebagai estafet kehidupan. Pendidikan lingkungan hidup adalah tanggung jawab bersama. KELOMPOK PERUPA PEDULI LINGKUNGAN terpanggil untuk memberikan wawasan dengan acara GREEN ART sebagai kelanjutan GREEN ART 1997, 2008. DASAR PEMIKIRAN 1.Menanggapi tentang lingkungan hidup, khusus Global Warming, masih gencar menjadi pembicaraan dunia, maka para seniman perlu menunjukkan kepeduliannya. 2.Memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2009 dan emnyosngsong Hari Anak Nasional 23 Juli 2009 serta Hari Lingkungan Hidup MAKSUD DAN TUJUAN 1.Dunia pendidikan tidak hanya meliputi pelajaran di sekolah namun kegiatan mengenai lingkungan adalah sangat penting. 2.Pemahaman lingkungan hidup pada dunia pendidikan dengan praktek secara langsung 3.Berkarya dengan bahan alami, tanpa meninggalkan unsur estetika serta melatih intellegent, creative, emotional dan spiritual. 4.Mewujudkan kemampuan individu serta pertukaran informasi sebagai sumber pengetahuan untuk pengembangan gagasan juga keseimbangan alam/kehidupan. TEMA Pendidikan anak berwawasan seni dan lingkungan NAMA KEGIATAN GREEN ART INDONESIA adalah kegiatan yang mengaitkan masalah seni dan lingkungan PENYELENGGARA -KOMUNITAS PERUPA PEDULI LINGKUNGAN (KPPL): Organizer -UPT Pendidikan dan Pengembangan Kesenian Taman Budaya Jawa Timur PAMERAN SENI RUPA -Siswa se Jatim -Komunitas komik ORET Surabaya -Kelompok seni rupa TARING PADI, Yogyakarta -Kelompok seni rupa TUK, Salatiga PAMERAN PRODUK DAN INFORMASI (tenda stand): -UPN Veteran Jatim, Surabaya -Universitas Airlangga -Universitas Adi Buana -Akar Rumput (kelompok seni rupa Sidoarjo) -Kaliandra -Colorline (LSM Lingkungan Surabaya) -Tunas Hijau (LSM Lingkungan Surabaya) -We-hasta (LSM Lingkungan, Mojokerto) -Bamboosa (LSM Lingkungan Mojokerto) -PKK Surabaya SPONSOR/MERCHANDISE/INFORMASI/CAFE WORKSHOP: -Komik (Komunitas ORET, Surabaya) -Cungkil (Kelompok seni rupa TARING PADI, Yogyakarta) -Kerajinan dan limbah (Kelompok seni rupa TUK Salatiga) -Film dokumenter (Komunitas film indie Surabaya) -Pengolahan bidang lingkungan (LSM Jatim) PEMUTARAN FILM Film dokumenter tentang lingkungan (Komunitas film indie) SENI PERTUNJUKAN Performance art MUSIK Kelompok musik Jajan Pasar Surabaya Kelompok musik alam Lek To Tuban Kelompok musik limbah Gresik Kelompok musik ISI Surakarta WAYANG Ki Enthus Susmono SARASEHAN-Tema lingkungan UPN Veteran Jatim, Surabaya Universitas Airlangga ISI Surakarta Bamboosa WAKTU KEGIATAN GREEN ART 2009 berlangsung 8-9-10 Juni 2009 TEMPAT KEGIATAN UPT Pendidikan dan Pengembangan Kesenian Jawa Timur Jl. Gentengali 85 Surabaya SEKRETARIAT Jl. Karet 79 A Surabaya Telepon 031- 3557679 fax 031-3550115 email: greenar...@yahoo.co.id KONTAK PERSON: H. Winarno 031- 70070033, Ketua Umum GREEN ART Luhur Kayungga 031- 72476645, Humas Tauchid S 081 330 187 630,Sekretaris
[ac-i] Buku Komite Film Dewan Kesenian Jatim: ISU MINORITAS DALAM SINEMA INDONESIA PASCA ORDE BARU
Inilah buku ke-2 dari 10 judul buku yang akan diterbitkan Dewan Kesenian Jawa Timur dalam tahun 2009. Judul: ISU MINORITAS DALAM SINEMA INDONESIA PASCA ORDE BARU Editor: IGAK Satrya Wibawa Desain Grafis Sampul dan Layout : Wawan Agus Prasetyo Cetakan pertama: Februari 2009 Jumlah halaman: x+ 123 halaman Ukuran buku: 150,5 X 212,5 mm Penerbit: Komite Film Dewan Kesenian Jawa Timur Email: dk_ja...@yahoo.com www.dewankesenianjatim.com www.brangwetan.com ISBN: 978-979-18793-2-3 Editorial: Keragaman Dialektika Isu Minoritas dalam Sinema Indonesia (IGAK Satrya Wibawa) Kata Pengantar: Mahayana Wisnu Wardhana Ketua Komite Film Dewan Kesenian Jawa Timur Daftar Isi: 1.Tema Baru dan Persoalan Lama: Quo Vadis Industri Sinema Indonesia Kini? (Rachmah Ida, PhD) 2. Maaf, Saya Menghakimi Etnis Anda: Membaca Film” Maaf saya Menghamili Istri Anda” (Yuyun W.I.Surya, MA) 3.Diseminasi Filosofi Luang Guan Swe, Tan Po Guan. Membaca Identitas Tionghoa dalam Sinema Indonesia Kini (Irfan Wahyudi, S. Sos) 4.Aku Ingin Menciummu Sekali Saja: Mencium Isu Politik, Membaca Politik “Mencium” (IGAK Satrya Wibawa, MCA) 5.Politik Tubuh, Kekerasan Seksual dan Pembalasan Dendam (Hantu) Perempuan: Jender Abjection Dalam Film Horor Indonesia (Ratih Puspa, MA) 6.Jika Perempuan Bercerita Soal Perempuan: Membaca Film Perempuan Punya Cerita (Liestianingsih Dwi Dayanti, MSi) 7.Perempuan dan Film Pasca Orde Baru: Kenapa Perempuan harus “Mengejar Mas Mas?” (Andria Saptyasari, MA) 8.Membuka Batas Identitas Keragaman Seksualitas Membaca Film Arisan (Sri Moerdijati, MS) 9.Keragaman Seksualitas (Mungkin) Tak Lagi Minoritas: Queer dalam Film Indonesia Pasca Orde Baru (Maimunah, MA) Untuk mendapatkan buku ini, silakan mengajukan permohonan tertulis/ via email ditujukan kepada: Mahayana Wisnu Wardhana Ketua Komite Film Dewan Kesenian Jawa Timur d.a Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal Surabaya email: dk_ja...@yahoo.com dan wisnub...@yahoo.com HP 081 750 90070
[ac-i] Dewan Kesenian Jatim Gelar Diskusi Terbatas Konservasi Budaya Panji
Salam Budaya, Bahwasanya Jawa Timur memiliki potensi budaya berupa Cerita Panji yang perlu dikembangkan dan dijadikan ikon atau kebanggaan tersendiri. Untuk itu maka Dewan Kesenian Jawa Timur (DK-Jatim) mencanangkan program Konservasi Budaya terhadap Cerita atau Budaya Panji tersebut. Sebagai langkah awal program itu, maka DK Jatim bermaksud mengadakan Diskusi Terbatas mengenai Budaya Panji. Acara tersebut akan dilaksanakan pada Hari, tanggal : Kamis, 2 April 2009 Waktu : Pukul 09.00 – 15.00 WIB Tempat : Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL) Jl. Darmokali 10 – 12 Surabaya Atas perhatiannya disampaikan terima kasih. Surabaya, 23 Maret 2009 Dewan Kesenian Jawa Timur Henri Nurcahyo Pelaksana Program081 23100 832email:henrinurca...@gmail.com Tembusan: - Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Timur - Arsip
[ac-i] 27 Maret : Hari Teater Sedunia
World Theatre Day - International Message 27th March 2009 Augusto Boal All human societies are “spectacular” in their daily life and produce “spectacles” at special moments. They are “spectacular” as a form of social organization and produce “spectacles” like the one you have come to see. Even if one is unaware of it, human relationships are structured in a theatrical way. The use of space, body language, choice of words and voice modulation, the confrontation of ideas and passions, everything that we demonstrate on the stage, we live in our lives. We are theatre! Weddings and funerals are “spectacles”, but so, also, are daily rituals so familiar that we are not conscious of this. Occasions of pomp and circumstance, but also the morning coffee, the exchanged good-mornings, timid love and storms of passion, a senate session or a diplomatic meeting - all is theatre. One of the main functions of our art is to make people sensitive to the “spectacles” of daily life in which the actors are their own spectators, performances in which the stage and the stalls coincide. We are all artists. By doing theatre, we learn to see what is obvious but what we usually can’t see because we are only used to looking at it. What is familiar to us becomes unseen: doing theatre throws light on the stage of daily life. Last September, we were surprised by a theatrical revelation: we, who thought that we were living in a safe world, despite wars, genocide, slaughter and torture which certainly exist, but far from us in remote and wild places. We, who were living in security with our money invested in some respectable bank or in some honest trader’s hands in the stock exchange were told that this money did not exist, that it was virtual, a fictitious invention by some economists who were not fictitious at all and neither reliable nor respectable. Everything was just bad theatre, a dark plot in which a few people won a lot and many people lost all. Some politicians from rich countries held secret meetings in which they found some magic solutions. And we, the victims of their decisions, have remained spectators in the last row of the balcony. Twenty years ago, I staged Racine ’s Phèdre in Rio de Janeiro . The stage setting was poor: cow skins on the ground, bamboos around. Before each presentation, I used to say to my actors: “The fiction we created day by day is over. When you cross those bamboos, none of you will have the right to lie. Theatre is the Hidden Truth”. When we look beyond appearances, we see oppressors and oppressed people, in all societies, ethnic groups, genders, social classes and casts; we see an unfair and cruel world. We have to create another world because we know it is possible. But it is up to us to build this other world with our hands and by acting on the stage and in our own life. Participate in the “spectacle” which is about to begin and once you are back home, with your friends act your own plays and look at what you were never able to see: that which is obvious. Theatre is not just an event; it is a way of life! We are all actors: being a citizen is not living in society, it is changing it. Augusto Boal Boal is the inventor of Forum Theatre and Theatre for the Oppressed, and was recently nominated for a Nobel Peace Prize. Augusto Boal From Wikipedia, the free encyclopedia Augusto Boal (born April 16, 1931 in Rio de Janeiro, Brazil ) is a theatre director, writer and politician. He is the founder of Theatre of the Oppressed, a theatrical form originally used in radical popular education movements. Boal served one term as a Vereador (the Brazilian equivalent of city council seat in US politics) in Rio de Janeiro from 1992 to 1996, where he developed legislative theatre[1]. Boal was recently nominated for the 2008 Nobel Peace Prize[2]. Biography Early Life Boal took an interest in theatre at an early age, but did not become involved until he received his degree. Shortly after graduating from university, Boal was asked to work with the Arena Theatre in São Paulo , southeast Brazil . It was here that he began to experiment with new forms of theatre. Exile Boal’s teachings were controversial, and as a cultural activist he was seen as a threat by the Brazilian military regime. In 1971 Boal was arrested and tortured. He was eventually exiled to Argentina , where in 1973 he published his first book Theatre of the Oppressed. He later fled to Europe, and eventually lived in Paris . There he taught his revolutionary approach to theatre for 12 years, creating several Centers for the Theatre of Oppressed, and in 1981, organizing the first International Festival for the Theatre of Oppressed. After the fall of Brazil ’s military dictatorship, Boal returned to Rio de Janeiro where he lives to this day. He has since established a major Center for the Theater of the Oppressed in Rio (CTO Rio), and has started over a dozen theater companies that work to develop community-based projects. Influences
[ac-i] Terbit: Teater dan Kembarannya, Antonin Artaud, Dewan Kesenian Jatim, 2009
NB: Inilah buku pertama dari 10 (sepuluh) judul buku yang akan diterbitkan Dewan Kesenian Jawa Timur dalam tahun ini. TEATER DAN KEMBARANNYA Antonin Artaud Diterjemahkan dari edisi bahasa Inggris The Theatre and Its Double, Antonin Artaud, Grave Press, 1994 Penerjemah: Max Arifin Editor: Abdul Mukhid Desain sampul: R Giryadi Tata letak: Zahiria Pracetak: Ribut Wijoto, Abdul Malik Diterbitkan pertama kali dalam edisi Bahasa Indonesia oleh Dewan Kesenian Jawa Timur Jl.Taman Mayangkara 6 Surabaya 60241 Telp/fax 031-5610432 email:dk_ja...@yahoo.com Kerjasama dengan: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur Cetakan pertama: Februari 2009 ISBN: 978-979-18793-0-9 Tebal: X+74 halaman Untuk mendapatkan buku ini, silakan mengajukan permohonan via surat/email/fax: Kepada Yth Sdr. R Giryadi, Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Taman Mayangkara 6 Surabaya 60241 Tel/fax 031- 5610432 Email:dk_ja...@yahoo.com, zahi...@yahoo.com Hp 081 330 65 78 45 Terima kasih. Daftar Isi Pengantar Teater dan Kembarannya Tentang Teater Bali Mise en Scene dan Metafisik Teater Kimia (Alchemist Theatre) Teater Kejam (The Theatre of Cruelty) First Manifesto Surat-surat tentang Cruelty. Teater dan kekejaman Surat tentang Bahasa Teater dan wabah Tak ada lagi Adikarya Teater dan Perpuisian Teater Oriental dan Teater Barat Pertama-tama Teater adalah Ritualistik dan Magik Sebuah Athleticism yang afektif Teater dan Kebudayaan Teater dan Dewa-Dewa Medea tanpa api Kata pengantar Serpihan-serpihan Tubuh Setelah menonton teater Bali, akumulasi kegelisahan Antonin Artaud yang selama ini dipendamnya, seperti mendapat pembenarannya. Sentuhannya dengan pertunjukan Teater Bali di Paris sekitar tahun 1931 itu, seperti menjadi hulu ledak obsesi Artaud untuk menciptakan idelaisasi teater yang digelisahkan sejak tahun-tahun sebelumnya atau sejak ia diasingkan oleh teman-temannya dalam gerakan sastra Surrealismenya. Tidak hanya teater Bali tetapi juga karya seni rupa yang tersimpan dalam museum Louvre, karya Leyden dari abad 15 berjudul The Daughters of Lot . Film karya Marx Brothers yang berjudul Monkey Business, telah menjadi pendorong keinginan Artaud untuk menciptakan teaternya yang dikemudian hari disebutnya sebagai teater kejam, The Theatre of Cruelty. Bagi Artaud ketiga karya di atas, memiliki kesamaan atas konsepsinya tentang teks teater yang telah mendominasi panggung dan actor selama betahun-tahun di seluruh dataran Eropa. Menurut Artaud, lewat gesturnya, Teater Bali mampu memberikan daya magis yang mengancam teks-teks verbal. Begitu juga dengan lukisan Leyden dan filmnya Max Brothers. Artaud memandang lukisan Leyden sebagai hasil dari arah kreatif yang diuraikan secara indah, seperti layaknya penguasaan atas suatu tontonan yang teatrikal yang digubah, disusun di atas pentas, diwujudkan di atas pentas, tanpa dialog atau teks. Artaud juga melihat lukisan itu sebagai suatu paduan, assembling, dan penyampaian eksplosi-eksplosi (ledakan-ledakan) suara untuk memperjelas pengaruh visualnya (its visual impact). Menurut Artaud, film Max Brothers, memiliki pembebasan yang lengkap dan perobekan (penghancuran) terhadap realitas. Peristiwa itu menurut Artaud memiliki potensi untuk menimbulkan ledakan yang merusak. Artaud memandang dengan kagum terhadap kekuatan gelak tawa (the power of laughter) yang bisa menimbulkan transformasi secara tiba-tiba. Ia menekankan kualitas pemberontak yang terdapat pada ledakan, keributan, dan gerakan (movement) dalam film-film Marx Brothers. Theatre of Cruelty melalui perjalanan yang sangat panjang. Selama 30 tahun, teater ini dianggap mustahil untuk diwujudkan. Bahkan teatrawan Polandia Jerzy Grotowski menganggapnya, tanpa memahami konsepsi Artaud secara baik dan benar, hanya akan menurunkan derajat teaternya dan tidak punya arti apa-apa selain hanya gaya (action) belaka. Dan memang, selama itu pula Artaud (sendiri) menemui kegagalan demi kegagalan, sampai menjelang akhir hayatnya (4 Maret 1948) sebagai seniman yang keras kepala dan miskin. Periode akhir kemunculan Artaud merupakan intensifikasi sekaligus kristalisasi terhadap karya-karya sebelumnya. Karya-karya terakhirnya memiliki kejelasan yang final, yaitu terkontrol dan liar atau brutal. Inilah projek teater kejamnya ( Theatre of Cruelty) Artaud. Gema atau gaung pengaruh Artaud terhadap seni inovatif dan eksperimental berkembang ke berbagai arah dan luas. Pengaruh itu membentang dari seni visual sampai ke seni vocal dan yang bersifat teoritik. *** The Theatre and Its Double karya Antonin Artaud, lebih konprehensif membahas konsep teater kejam, karena ditulis sendiri oleh Artaud. yang diterjemahkan oleh oleh Max Arifin menjadi Teater dan Kembarannya. Buku ini banyak mengisahkan proses perjalanan Antonin Artaud. Buku ini membeberkan konsepsi Artaud mulai dari gerakannya di seni sastra Surrealisnya sampai pada konsepsi teater
[ac-i] 64 Tahun Hardjono WS
64 TAHUN HARDJONO WS 11 MARET 2009 PROFIL HARDJONO WS Ayah saya RW Sotrisno dan ibu saya Rr Roekminiwati melahirkan saya di kota Bondowosa tanggal 11 maret 1945 dengan surat akte kelahiran nam saya lengkpnya R Soehardjono. Ketika ayah saya sakit keras,saya minta ijin untuk mengganti nama R Soehardjono menjadi hardjono Wiryosoetrisno disingkat menjadi Hardjono WS.sejak kecil saya memang suka berkesenian dan berjalan jalan.Tahun 1970 masuk Akademi senirupa surabaya,setelah dua tahun di sumatera selatan kuliah di fakultas hkum tidak selesai dan pendidikan gru selesai.Awalnya giat di senirupa,kemudian aktif menulis dan yakin sebagai penulis tahun 1972 sampai sekarang. Perteama kali membentuk teater anak anak di Surabaya tahun 1972, apalagi setelah tiga naskah anak anak karya saya menjadi pemenang di Dewan Kesenian Surabaya . Di Surabaya dikenal sebagai The Camp di bidang penulisan mulai dari menulis puisi, cerita pendek,naskah teater dan televisi,dongeng sampai televisi,dongeng sampai novel mendapat nomor utama baik di tingkat regional maupun nasional. Dari tahun 1972 sampai tahun 1995 selalu mendapat hadiah dari sayembara penulisan. 1.”Adakah suara malam ini” puisinya juara jawa timur versi Dewan Kesenian surabaya . 2.Tiga naskah teater anak anak juara jawa timur versi Dewan Kesenian surabaya . 3.Tiga naskah teater anak anak juara nasional versi Dewan Kesenian Jakarta dan Pengembangan kesenian di jakarta . 4.Dua naskah teater dewasa juara nasional masing-masing versi Pengembangan Kesenian dan kebudayaan dan PGI di jakarta : Pasar,Pabrik. ] 5.naskah televisi juara nasional versi TVRI surabaya . 6.”Anak kecil bermain main dan biarkan saja””juara nasional versi sebuah harian di jakarta . 7.Naskah teater anak anak dan remaja juara jawa timur versi departemen pendidikan dan kebudayaan jawa timur di surabaya . 8.dua naskah cerita pendek juara jawa timur versi Dewan Kesenian Surabaya. 9.Naskah Dongeng juara indonesia versi BP7 Pusat jakarta . 10.Naskah novel [cerita bersambung] Titik akhir juara indonesia versi harian Suara Pembaruan di Jakarta. 11.Dua naskah drama menjadi pemenang dalam Lomba penulisan naskah drama remaja oleh taman budaya jawa timur. Saya menggarap teater anak anak mulai dari kelompok Kelinci [1972-1983], teater Panti Asuhan Don Bosco[1983-1990] dan teater Ponakan [1992-1995] selalu dengan naskah saya sendiri, dan naskah asing yang saya adaptasi sendiri misalnya Heidi dari penulis Jerman, Le petit Prince dari penulis perancis dan Pak kampret yang jempolan karya penlis jerman dan sempat pentas di beberapa desa terpencil. Sebagai seorang yang senang berorganisasi saya pernah a.Tiga periode menjabat anggota Dewan Kesenian surabay biro sastra kemudian biro teater dan film. b.wakil ketua pengurus KEPAL [Kelompok pecinta anak dan lingkungan] c.wakil keta lembaga bantuan buku di surabaya d.menjadi ketua Yayasan ibunda [yayasan anak dan remaja] e.pernah menjadi penanggung jawab sekaligus pembawa acara Bina teater di TVRI Surabaya sekitar 4 tahun. f..saat ini menjadi Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto. Dan sudah tentu tak terhitung lagi bermain atau sebagai penulis naskah di panggung maupun televisi bersama anak anak maupun dewasa. Daua penghargaan telah diterima masing masing dari Lembaga Indonesia Amerika lewat Dewan Kesenian jakrta berupa award khusus teater dan dari Diretorat pengembangan kesenian dan kebudayaan di jakarta . Sebuah naskah anak anak karya saya yang berjudul Layang layang diterbitkan UNESCO bersama empat belas pengarang asia pasifik mwakili penulis teater anak anak di indonesia . Sampai sekarang terus menulis,menggarap teater anak anak dan berkarya patung karena studi formalnya dari seni rupa.Saat ini sedang menekuni program Kebun Kreatif yaitu belajar mendongeng,menulis, baca puisi,drama anak anak di desa jatidukuh kecamatan gondang kabupaten mojokerto jawa timur. Nah amat banyak yang saya reklamekan tentang diri saya, tetapi bgitulah memang nyatanya.semuanya saya buat dengan sebenarnya dan saya harap sampeyan mempercayainya. Salam hangat saya, Hardjono WS, Desa Jatidukuh kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto Jawa Timur email:jatidukuh@ yahoo.com flexi: 0321- 7227330. HP 081 23 15 386 34
[ac-i] 18 Tahun Sanggar Soerobojo
18 TAHUN SANGGAR SOEROBOJO LOMBA ORASI CALEG-CAPRES 22 MARET 2009 pukul 10.00 wib-selesai Di Kompleks Balai Pemuda Jl. Gubernur Soeryo 15 SURABAYA Memperebutkan Piala sanggar Soerobojo + total uang jutaan rupiah Pendaftaran dibuka 23 Februari 2009 Biaya Rp 5000,- (Lima Ribu Rupiah) Jumlah peserta dibatasi maksimal 50 orang Peserta bebas usia-sekolah-kuliah Bebsa ijasah-gelar-pangkat dll Peserta harus mewakili partai parodinya (bukan partai peserta pemilu) Peserta harus menyerahkan nama dan atau lambing partai parodinya Orasi harus original/asli/bukan jiplakan dan tidak boleh menyinggung SARA/Porno/Partai Pemilu Resmi Didukung oleh Sanggar Soerobojo Indie Lontar Production Paguyuban Arek Suroboyo Pager Suroboyo Roepolek Karoeng Goni Production Teater Ragil Surabaya Paguyuban Pedagang Pasar Suroboyo AKAR Band Tekat Teater Tempat pendaftaran: Simo Magersari Pasar 8 M Dukuh Karangan V/40 Jl..Lasem Telp 031-83750696- 031-72377757 031-77521066 081230212007
[ac-i] Diskusi buku Arts Under Pressure-Prof Joost Smiers di Dewan Kesenian Jatim
UNDANGAN Forum Kajian Sejarah dan Sosial, INSIST Press dan Dewan Kesenian Jawa Timur mengharap kehadiran Anda pada Rabu 11 Maret 2009, 09.00 wib Tempat : Sekretariat Dewan Kesenian Jawa Timur Jl.Taman Mayangkara 6 (Eks Museum Mpu Tantular) Surabaya 60241 Acara: Diskusi buku Arts Under Pressure, Memperjuangkan Keanekaragaman Budaya di Era Globalisasi karya Joost Smiers Narasumber: 1.Joost Smiers, Profesor Ilmu Politik Seni di Utrecht School of the Arts, Belanda dan mantan Profesor Tamu Fakultas Seni dan Budaya Dunia, UCLA, Los Angeles. Smiers juga adalah anggota Dewan Pengawas European Research Institute for Comparative Cultural Policy and the Arts [ERICArts]. 2.Saiful Hadjar, perupa, Surabaya Informasi: 1.FORKISS (Forum Kajian Sejarah dan Sosial) Jln. Darmawangsa Dalam No. 1 Surabaya Kontak: Aryo 0818618666 2.Dewan Kesenian Jawa Timur Jl.Taman Mayangkara 6 Surabaya Telp/fax 031-5610432 Kontak: Achmad Fauzi 081946 47 2272 Terima kasih. BUKU ARTS UNDER PRESSURE Judul: Arts Under Pressure, Memperjuangkan Keanekaragaman Budaya di Era Globalisasi/ Penulis: Joost Smiers/ Kolasi: 17x24cm, 440hal, Februari 2009/ Harga: Rp. 82.000,- Kepemilikan monopoli atau oligopoli oleh segelintir korporasi budaya (perusahaan transnasional, konglomerasi budaya, dan korporasi-korporasi raksasa lainnya) telah memaksa kita untuk hanya menyukai (mengonsumsi) karya-karya seni tertentu, dari mulai film, buku, tari, kerajinan, patung, lukisan, hingga seni pertunjukkan. Seolah-olah kita memunyai pilihan, padahal sebenarnya pilihan yang ada adalah sama-sama saja. Keanekaragaman budaya menjadi semakin terancam di era globalisasi ekonomi. Budaya dan karya seni tidak lagi merupakan ekspresi perasaan dan dialektika masyarakat, namun tak lebih hanya sekedar barang dagangan saja. Buku ini akan mengungkap hal tersebut dengan sangat menarik, dilengkapi dengan saran-saran dari penulis menyoal bagaimana mencegah semakin menguapnya keanekaragaman budaya dimakan kepentingan ekonomi dan globalisasi. Sangat cocok untuk para akademisi, seniman, pegiat budaya, aktivis, maupun masyarakat umum sebagai produsen sekaligus konsumen kebudayaan dan karya seni. “BUKU INI MENDESAK SANGAT DIPERLUKAN. Proses globalisasi telah dengan serius mengancam hak-hak dasar kebudayaan kita. Joost Smiers mengungkapkan ancaman-ancaman ini dengan rasional, mudah dipahami, dan kompeten. Dia menawarkan argumen-argumen yang kuat menyoal perlindungan keanekaragaman budaya dan sekaligus mengajak kita untuk memikirkan kembali konsep hak kekayaan intelektual.” (PROFESSOR CEES LINK J. HAMELINK, Universitas Amsterdam dan Free University, Amsterdam) “Santun dalam perspektif dan komprehensif dalam mendokumentasikan manifestasi-manisfestasi baru dari hak cipta di era globalisasi, refleksi kritis Joost Smiers dalam Art Under Pressure juga dilengkapi dengan kepedulian yang tulus terhadap kehidupan para seniman di seluruh dunia.” (RUSTOM BHARUCHA, Direktur Teater Calcutta dan penulis buku “The Politics of Cultural Practice”) “Ketika seni berada di bawah ketertindasan, identitas budaya dan keanekaragaman kreativitas pun otomatis terancam. Dunia yang dipenuhi kompleksitas regulasi dan undang-undang perdagangan baik skala nasional maupun internasional, memang sangat membingungkan. Melalui bukunya, Joost Smiers memandu kita dan menunjukkan betapa pentingnya mencegah agar kepentingan ekonomi tidak mengambil alih dunia ini. Art Under Pressure adalah buku yang sangat menarik dan kaya informasi. Buku ini adalah riset kebudayaan tanpa logo.” (OLE REITOV, Direktur Penyokong Seni dan Budaya di Pusat Budaya dan Pembangunan Denmark (Danish Centre for Culture and Development/DCCD) Sumber http://bukuinsistpress.blogspot.com/2009/02/art-under-pressure.html PROFIL JOOST SMIERS Joost Smiers is a leading expert on decision-making in cultural matters and new approaches to cultural and intellectual property. He is perhaps best known for his proposals to eliminate copyright and to break up large publishers, music producers, and movie studios in order to encourage cultural diversity and eliminate market dominance by a small number of corporations. Smiers received his Ph.D.in Political Science in 1977 from the University of Amsterdam. He is currently Professor Emeritus of Political Science of the Arts and a Research Fellow in the Research Group Arts Economics at the Utrecht School of the Arts, the Netherlands, where he served as Professor from 1985 until his retirement in 2007. He is Dutch and lives in Amsterdam. He speaks Dutch, English, French, German, Italian, and Spanish. He is a member of the AHRB Research Network on New Directions in Copyright Law, Birckbeck School of Law, University of London. He was a member of the board of trustees of ERICArts, the European Research Institute for Comparative Cultural Affairs and the Arts, and an expert for the Council of Europe in Moldova. Publications 1977. Cultuur in
[ac-i] Bedah buku Reasons for Harmony Ubud Writers and Readers Festival 2008
UNDANGAN: Bedah buku Reasons for Harmony Ubud Writers and Readers Festival 2008 Jumat legi, 27 februari 2009 pukul 14.00-16.00 wib Di sekretariat Dewan Kesenian Jawa Timur Jl.Taman Mayangkara 6 , depan Bonbin Surabaya 60241 Telp/fax 031- 5610432 Pembicara: 1.M Faizi, sastrawan, Pondok Pesantren Annuqayah Guluk Guluk,Sumenep Madura 2.Indra Tjahyadi, sastrawan, tinggal di Probolinggo Acara disertai dengan pembacaan karya dan dialog sastra kontemporer. Panitia akan membagi sekitar 20 eks buku Reasons for Harmony secara gratis. Acara ini terbuka untuk umum dan gratis. Kontak: Mashuri, ketua komite sastra Dewan Kesenian Jawa Timur Hp 081 331 333 131, email :misterh...@yahoo.com
[ac-i] Perpustakaan Pramoedya Ananta Toer Anak Blora
Perpustakaan PATABA (Pramoedya Ananta Toer Anak Blora) Dalam rangka mewujudkan “Impian Keluarga “ untuk mendirikan sebuah perpustakaan umum dan rumah pondok kenangan bagi mendiang M. Toer pendiri Instituut Boedi Oetomo tahun 1922 dan pengarang Pramoedya Ananta Toer, kami atas nama keluarga besar “M Toer” mohon doa restu warga Blora dan sekitarnya atau siapapun yang peduli demi terwujudnya impian tersebut. Kami pun sangat berterima kasih sebelumnya sekiranya ada diantara warga yang dengan tulus ikhlas mau menghadiahkan berbagai buku, majalah, koran, photo atau apa pun yang mempunyai arti khusus atau spesifik dengan almarhum M.Toer dan Pramoedya Ananta Toer diatas demi lebih semarak dan lengkapnya rumah kenangan dan perpustakaan yang kami dirikan tersebut. Atas doa restu, simpati dan partisipasinya sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga. Atas nama keluarga besar “Toer”. Bapak Soesilo Toer, Perpustakaan PATABA (Pramoedya Ananta Toer Anak Blora) Jl.Pramoedya Ananta Toer 40 ( Jl. Sumbawa 40) Kelurahan Jetis Kecamatan Blora Kabupaten Blora Jawa Tengah Kontak person: Bpk. Soesilo Toer Telp. (0296) 5100233 Koko' HP. 081328775879 Email: supersamin_...@yahoo.com NB: Perpustakaan PATABA berdiri 2 tahun lalu, kehilangan buku Sang Pemula.Ada yang merasa meminjam dan belum mengembalikan?
[ac-i] Pameran Seni Gambar RONGGOLAWE SOCIETY PERS
PAMERAN SENI GAMBAR “Berita Dalam Gambar” Mengundang dengan hormat kehadiran Bapak/Ibu pada Pembukaan Pameran Seni Gambar bertema “Berita Dalam Gambar” Pada Minggu, 1 Februari 2009 Pukul 10.00 wib Di Eks pujasera Jl. Sunan kalijaga TUBAN Jawa Timur Pameran berlangsung hingga tanggal 10 Februari 2009. Diskusi Pers, 9 Februari 2009 pukul 19.00 wib Penyelenggara: Ronggolawe Society Pers Jl. Pramuka 1 TUBAN Jawa Timur Kontak: 1.Subekti 08283 42 08 38 2.Djoko Wahono 081 94 96 09 322, 085 257 88 51 66 Peserta Pameran: Imam Sucahyo-Hen-Anwar-Sembodo-Mike-Santari-Saiful-Taufik Ruman Terbuka untuk umum dan gratis.Terima kasih.
[ac-i] Diskusi Bareng Ratna Sarumpaet di Dewan Kesenian Jatim
UNDANGAN Dewan Kesenian Jawa Timur mengharap kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada Hari Minggu, 18 Januari 2009 Pukul 19.00 – 21.00 WIB Tempat: Sekretariat Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Taman Mayangkara 6 Surabaya Telp/ Fax 031 5610432 Acara: Diskusi Bareng Ratna Sarumpaet Tema: Menyoal Strategi Kebudayaan Kita Pembicara: Ratna Sarumpaet, Jakarta Moderator: Didik Wahyudi Pelaksana: Majalah Kidung Dewan Kesenian Jawa Timur CP: Meimura (0818301252), Ribut W (031-72102178) Terima kasih. Terms of Reference Menghadapi segala perkembangan di era globalisasi, diperlukan strategi kebudayaan. Seperti diterapkan para pendiri bangsa ini, strategi kebudayaan merupakan jalan cerdas yang mempertemukan kepentingan versus nilai. Sebagaimana dilakukan Bung Karno, Bung Hatta, Agus Salim, Tan Malaka, dan Sutan Sjahrir, ketika menapaki jalan tersebut mereka menguasai logika, pemikiran, bahasa, cara-cara organisasi penjajahnya, kemudian merebutnya dengan pencerdasan kehidupan bangsa. Pencerdasan kehidupan itu dilakukan melalui pendidikan budi pekerti, mentalitas, watak, iman, dan menguasai manajemen ekonomi. Hanya individu yang cerdas, berbudi pekerti dan punya nurani jernihlah yang diharapkan bisa membuat sistem dan konstruksi struktur bagi hidup bersama. Ini merupakan tataran proses peradaban nilai dalam pembatinan pendidikan nilai-nilai. Di lain pihak, disadari pula bahwa tiap manusia lahir dalam tradisi nilai budaya yang sudah ada lebih dahulu, entah berupa adat, adab, agama atau kearifan lokal. Di sini ia sudah dibentuk atau dikonstruksi oleh tradisi kearifan-kearifan budaya tempat ia lahir dan berasal. Di sini kebudayaan sering ditafsirkan sebagai beban tradisi untuk dihidupkan dalam menghadapi tantangan perubahan-perubahan dunia dan perubahan zaman. Karena itu muncul proses-proses reaktualisasi, restrukturisasi, dan retradisionalisasi budaya. Padahal, sesungguhnya yang kita butuhkan adalah strategi transformasi budaya yang bersifat kritis terhadap nilai yang menjajah kita. Yakni nilai-nilai yang (membuat) dehumanis terhadap sesama dan lingkungan hidup, serta membahasakan secara baru. Transformasi budaya nilai-nilai dilakukan melalui proses dialektika, asimilasi inkulturatif (saling menyesuaikan) atau pun osmosis. Yakni mengambil yang baik untuk dihayati ke depan dengan proses saling membuahi hingga muncul ketangguhan nilai tersebut. Profil Ratna Sarumpaet Ratna pernah kuliah di Fakultas Teknik Arsitektur UKI selama 6 semester sebelum akhirnya dia memutuskan untuk memilih teater sebagai 'hidupnya'. Di tahun 1969, ia belajar berteater selama 10 bulan di Bengkel Teater Rendra dan selanjutnya ia belajar sendiri. Saudara kandung artis Mutiara Sani dan sutradara Sam Sarumpaet ini melakukan debut pementasannya yang berjudul Rubayyat Omar Kayam yang juga karyanya sendiri, tak lama setelah mendirikan Teater Satu Merah Panggung pada 1974. Ratna juga pernah mengelar pementasan Alia dan Jamila dan Sang Presiden. Pada masa Orde Baru, Ratna kerap berurusan dengan polisi terkait aktivitasnya yang vokal dan kerap mengkritik. Bahkan saat menjabat koordinator SIAGA dan menyelenggarakan Indonesian People Power di Ancol, Jakarta pada 1998, Ratna ditangkap dan dipenjarakan di Polda Metro Jaya sebelum dipindahkan ke Rutan Pondok Bambu. Baru tanggal 20 Mei 1998 dirinya dibebaskan. Sejak tahun 1984 sampai sekarang, Ratna sering diundang untuk berbicara dalam berbagai kegiatan seni budaya di luar negeri. Antara lain pada kongres International Woman Playwright II di Adelaide, Australia tahun 1994, dan pembicara pada 4th International Woman Playwright Center di Galway, Irlandia, 1997. Pada tahun yang sama, Ratna diundang melakukan presentasi tentang naskah-naskah drama yang ia tulis di Jerman dan Inggris. Ia juga memberikan pidato di Gedung Palais de Chaillot pada Peringatan 50 tahun Hak Asasi Manusia Sedunia tahun 1998. Panitia peringatan ini juga mengukuhkan Ratna dalam sebuah film dokumenter Les Derniers Prisonniers de Soeharto dengan sineas Bernard Debord yang ditayangkan di Stasion Televisi Arte di Prancis dan Jerman dan beberapa negara berbahasa Prancis lainnya. Pada tahun 1998, Ratna memperoleh penghargaan Female Human Rights special Award dari The Asai Foundation for Human Rights di Tokyo, Jepang serta diundang oleh PEN International sebagai pembicara pada Sydney Writer Festival, Australia dengan judul bahasan Dare to Speak Up. Ia juga hadir sebagai pembicara pada Writer In Prison-PEN International di Khatmandu, Nepal tahun 2000. Di tahun yang sama majalah sastra terkemuka di Amerika MANAO, yang menerbitkan sebagian dari Marsinah Menggugat dalam sebuah buku sastra edisi musim panas, Silent Voices mengundang Ratna melakukan presentasi di Washington, Los Angeles, Madison, New York, dan Hawaii. Pada saat yang bersamaan, ia menjadi tamu Pemerintah Amerika mengunjungi beberapa Negara Bagian di Amerika sebagai tokoh reformasi dan demokrasi Indonesia.
[ac-i] Lidhie Art Forum Bawa 3 Monolog ke Probolinggo
“ PIDATO BOSS PADA RUMAH DAN TETESAN “ “Apa kamu percaya kalau kamu tertawa tapi sebenarnya kamu menangis ..? tidak ..? kalau begitu kamu bahagia. Tidak seperti kami, tidak seperti robot ini, bangkai ini, badut besar ini..! kami harus tetap yakin dan setia meskipun tahu semua ini salah. Kamu dengar ..? kami bahkan tidak punya hak untuk merasa berdosa , itu tabu ..!!. sebagaimana semua sistim, ini adalah pembunuhan diri, tapi kami tidak berhak mati , kami harus hidup, karena kami harus menang. “ Sebuah petikan naskah Boss karya Putu wijaya” Riang sorak ramai ketika itu , langit mulai menggumpal dengan awan hitam “ tak terasa hari telah menginjak malam! Sebuah sanggar teater yang sederhana telah melakukan aktivitas (latihan) ketika itu, sebuah proses running tiga naskah monolog yang disutradarai oleh Bagus Mahayasa mewarnai suasana di Jl. Benteng Pancasila 62 Kota Mojokerto setiap hari. Tiga naskah monolog ini dimainkan oleh tiga orang aktor masing-masing Mach. Novianto dalam naskah “Boss” karya Putu Wijaya, pendiri teater Mandiri Jakarta. Naskah Boss ini ditulis dan dihadiahkan untuk almarhum Alimin Lasasi yang meninggal pada tanggal 28 september 1989, Ia merupakan salah satu aktor terbaik dari Teater Mandiri. Buyung Akhirul Akbar dalam naskah “Pidato” Karya Putu Fajar Arcana, seorang wartawan seni budaya harian Kompas dan Siti Mafruka dalam naskah “Rumah dan Tetesan” karya Riris K. Toha Sarumpaet, seorang guru besar tetap di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Ketiga reperoar akan ditampilkan sekaligus pada satu panggung oleh Lidhie Art Forum dan berlangsung satu hari saja. Dalam naskah Pidato karya Putu Fajar Arcana, Buyung Akhirul Akbar berperan sebagai sesosok pemuda yang telah dirasuki oleh roh seorang korban kekejaman masa pemberontakan PKI, yang mana ia tidak suka dengan hal yang berbau politik dimana ia menganggap bahwa orang-orang politik merupakan orang yang suka mencla-mencle. Seorang politikus yang dengan mudah mengumbar impian pada rakyat kecil yang mengatakan pada mereka bahwa mereka sanggup melepaskan penderitaan rakyat kecil yang selama ini dijerat hutang oleh para tuan tanah. Dengan tubuh yang diperankan oleh Buyung inilah ia mencoba berpidato dihadapan semua orang untuk menyampaikan semua hal yang menjadi keluhannya saat itu. Sedangkan naskah Rumah dan Tetesan yang diperankan oleh Siti Mafruka, berbicara tentang seorang Ibu yang berperan dalam rumah tangga yang harus ia jalani sendiri tanpa seorang suami yang menemaninya dalam kehidupan. Ia harus berkorban untuk kedua anak yang dicampakkan dan dibiarkan oleh sang Ayah serta kehilangan kasih sayang. Dia tak sanggup memikirkan apa yang terjadi pada anak-anaknya hanya dengannya, Ia merasa, bagaimana impian mencapai tertinggi tidak sepenuhnya membuat dia lengkap. Siti Mafruka disini mencoba menggambarkan seorang Ibu yang bingung memahami posisi seorang Ibu dalam rumah tangga , tapi meski demikian akhirnya Ia menemukan bahwa ternyata bukan sebuah keluarga kokoh, Ia mendamba bahagia banyak orang, karena bahagia adalah kita semua, yang menerima dan yang menyerahkan, yang serumah dengan perbedaan. Dalam naskah Boss karya Putu Wijaya yang diperankan oleh Mach. Novianto ini bercerita tentang kesenjangan antara Boss dan bawahannya di dalam suatu pekerjannya. Tersiksa dengan apa yang telah dilakukan oleh si Boss tersebut dan merasa cemburu dengan bawahannya. Hidup yang tidak tenang telah dialami terus setiap hari, kadang terasa jenuh dengan pekerjaannya, kadang merasa tidak nyaman dengan hidupnya yang telah dijalani. Kekhawatiran yang dialaminya seperti terjerat, terperosok ke dalam lubang pikirannya yang dalam dan jauh. Kesulitan yang terhindar oleh si bawahan ternyata sudah tak terbendung lagi bahwa ia harus tutup mulut tak peduli apa dan siapa yang ada dihadapannya. Pentas monolog tiga naskah ini merupakan salah satu agenda pentas keliling 5 kota yang dipimpin oleh Adrian Dwi C sebagai pimpinan produksi. Kelima kota tersebut adalah Probolinggo, Nganjuk, Pasuruan, Ponorogo, dan Blitar. Agenda pementasan keliling ini merupakan agenda rutin dari sanggar Lidhie Art Forum (LAF) Mojokerto yang dipimpin oleh Bagus Mahayasa. Probolinggo adalah kota pertama yang akan dijadikan tempat pentas pertama mereka. Dengan menjalin kerja sama dengan pihak SMAN 4 Probolinggo, tiga naskah monolog ini akan dipentaskan di aula SMAN 4 Probolinggo yang beralamat di Jl. Slamet Riyadi Kanigaran Probolinggo pada hari Minggu tanggal 25 Januari 2008 pukul 19.00 WIB. Disamping agenda pentas keliling 5 kota ini, Lidhie Art Forum (LAF) Mojokerto memliki agenda rutin lainnya seperti workshop keaktoran, diklat teater pelajar, dialog budaya, dll. Untuk lebih menjalin hubungan dengan pihak Lidhie Art Forum (LAF) Mojokerto dapat lewat contact person Lidhie Art Forum (LAF) Mojokerto : 0856 486 10191 (Buyung), 0852 308 88303 (Siti Mafruka), 0856 457 45176 (Adrian Dwi C) atau e-mail pada alamat : komunitas_laf...@yahoo.co.id atau add as friend via alamat
[ac-i] Opera Ikan Asin-TUK-Mega Mega- STKIP PGRI Jombang
Agenda Pentas Studi mahasiswa Prodi Pendidikan bahasa Indonesia Angkatan 2006, STKIP PGRI Jombang: OPERA IKAN ASIN Karya : Bertold Brech- Disadur N. Riantiarno; Sutradara Aulia Memet Plaza Theatre, Jl. Wachid Hasyim, Jombang, Jumat,9 Januari 2008 Perunjukan 1 pukul 15.00 Pertunjukan 2 pukul 19.30 T U K Karya : Bambang Widoyo SP Sutradara : Faisol Plaza Thetre, Jl. Wachid Hasyim, Jombang ,Sabtu,10 Januari 2009 Pertunjukan 1 : Pkl. 15.00 Pertunjukan 2 : Pkl. 19.30 MEGA MEGA Karya : Arifin C. Noer Sutradara: Yayuk N. dan Lukiati Plaza Theatre, Jl. Wachid Hasyim, Jombang , Minggu,11 januari 2009 Pertunjukan 1 ; Pkl. 10.00 Pertunjukan 2 : Pkl. 15.00 sikap kasar terhadap kaum marginal (pengantar apresiasi dari imam ghozali Ar.) Ada tiga reportoar yang akan digelar oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Angkatan 2006), STKIP PGRI Jombang. Ketiga reportoar tersebut adalah Opera Ikan Asin (Bertold Brech disadur oleh N. Riantiarno), TUK (Bambang widoyo SP.), Mega Mega (Arifin C. Noer). Pertunjukan yang berlangsung pada tanggal 9-11 Januari 2009 ini sebenarnya sebuah pentas studi matakuliah Seni Drama. *** the treepenny opera (Die Dreigoroschenoper) karya Eugene Bertold Friederich Brecht (1898 -1956) sebenarnya merupakan saduran dari The Beggar’s Opera (1728) karya John Gay, seorang dramawan dan penyair Inggris. Opera Ikan Asin ini. Selanjutnya, The Threepenny Opera-nya Brech disadur oleh N. Riantiarno dengan bantuan Tjie Tjin Siang menjadi Opera Ikan Asin ( ) dengan setting kota Batavia, tahun 1925 – 1930. Pemakaian “Ikan Asin” mengacu pada sesuatu yang murah meriah, disukai banyak orang, berkonotasi jelata, punya aroma yang tajam dan menyengat, dan merupakan simbol masyarakat kelas bawah. Namun, jika masyarakat ini sudah kehilangan kesabaran karena seringnya didzalimi mereka akan berubah menjadi sebuah kekuatan yang dasyat. Reportoar ini merupakan kisah yang membidik dan mencibir lingkungannya, terutama kaum berjuasi, yakni golongan bangsawan dan penguasa. Sebentuk satire getir yang yang menyindir realita dengan ragam rupa kritik sosial. Brecht hendak mengejek kemapanan. Bila dicermati, reportoar ini memang berkesan ugal-ugalan dan konfliknya antara kebaikan versus kejahatan. Ironisnya, sesuatu yang jahat itu keluar sebagai pemenangnya. Hal ini mengingatkan kita terhadap ramalannya Ronggowarsita, dlam kitab Kalatidha, sebuah zaman yang bernama Zaman Edan. Selain itu, reportoar ini mengingatkan kepada puisinya Sindhunata yang berjudul Zaman Edan, yang terbukukan dalam antologi Air Kata Kata. *** tuk adalah sebuah potret keresahan masyarakat urban di perkotaan yang padat dan kumuh. Di perantauan itu, mereka hidup secara magersaen ( baca: hidup menumpang ) di pekarangan Den Darsa, seorang duda kaya nan dermawan. Di pekarangan itulah, mereka lantas beranak-pinak, hidup turun-temurun. Harmoni dan solidaritas sosial yang telah lama mapan itu tiba-tiba terkoyak ketika muncul isyu akan datangnya investor properti yang bermaksud membangun supermarket di lokasi tersebut. Reportoar ini merupakan sikap empati dan advokasi Bambang Widoyo SP kepada kaum pendatang tak berdaya yang selalu digusar-gusur oleh beragam kepentingan dan kedigdayaan kuasa uang. Kebakaran atau pembakaran nyaris sama dengan penggempuran buldozer, yang sering kita saksikan di tayangan stasiun-stasiun televisi yang hasilnya adalah: puisi ratapan yang kehilangan harap. Problem-problem sosial berkelebatan, termasuk benturan budaya akibat kuatnya pengaruh modernisasi, selalu menjadi fokus diskusi lewat tujuh reportoarnya yang telah ditulis oleh bambang Widoyo SP., yakni Brug (1982), Stup atawa Suk-suk Peng (1983), Rol (1983), Leng (1985), Reh (1986/1987), dan Dom (1990). Bagi Bambang Widoyo SP, kaum marginal diletakkan dalam world view Jawa yang sedikit banyak diwarnai mistikisme dan mitologi wayang yang hidup hingga sekarang. Salah satunya adalah pandangan yang diwakili tokoh perempuan tua, Mbah Kawit ketika memperlakukan keberadaan sumur sebagai ikon sumber kehidupan. Dengan bekal ilmu klenik Jawa yang kental, ia menghubung-hubungkankan “kejadian-kejadian” yang tak normal sebagai pertanda akan datangnya disharmoni. *** Sementara di mega mega, tokoh Mae yang mandul itu adalah inti dari derita orang kecil yang ditampilkan Arifin C. Noer. Mae memang tidak sendiri. Di sekelilingnya ada Retno, pelacur yang ditinggal suaminya; Panut, pencopet kelas teri; Koyal, pemuda gila yang selalu bermimpi menang lotere; dan Tukijan, pekerja kasar yang mengidam-idamkan menjadi petani kaya. Semuanya berangkat dengan persoalan yang sama yaitu: ekonomi yang menindih, yang menunjukkan hidup dan kehidupan wong cilik yang merupakan sebuah labirin impian yang tak berujung. Mae, Retno, Tukijan, Panut, dan Hamung memang mewujudkan cita-citanya namun hanya dalam dunia impian. ''Di sini kita melamun bisa sempurna, kata Hamung. Dan mereka bermimpi menang
[ac-i] Heri Lentho dan Pemikirannya untuk Dunia Seni Surabaya
[ Minggu, 04 Januari 2009 ] JAWA POS Heri Lentho dan Pemikirannya untuk Dunia Seni Surabaya Heri Prasetyo atau Heri Lentho adalah nama yang tidak asing di dunia seni Surabaya. Seniman tari berkepala plontos itu dikenal karena menggagas berbagai festival di Surabaya. Namanya pun banyak diperhitungkan di jagat seni Surabaya. - Anda menggagas begitu banyak festival di Surabaya. Apa tujuannya? Gagasan itu muncul karena hasil pemikiran bersama rekan-rekan seniman lain. Berawal dari pengamatan bahwa masyarakat kota sekarang ini sudah banyak yang tidak menjadi manusia seutuhnya. Jiwa mereka sudah terenggut oleh pekerjaan dan rutinitas sehari-hari. Kesibukan itu kerap membuat mereka jarang bertemu dengan yang lain. Dari situlah mulai muncul gagasan untuk membuat festival. Tujuannya, masyarakat bisa berkumpul dan kembali bertemu. Dari pertemuan itu diharapkan nilai-nilai kemanusiaan bisa kembali lagi. Kapan dimulai? Dimulai sekitar 1990. Pada akhirnya, perkembangannya begitu pesat. Hingga kini sudah banyak festival yang rutin digelar setiap tahun. Mulai Festival Seni Surabaya, Festival Cak Durasim, Surabaya Full Music, G-Walk Percussion Festival, dan masih banyak lagi. Artinya, cita-cita untuk menjadikan Surabaya sebagai kota festival terwujud? Bisa dibilang begitu. Senang juga melihat kegiatan seni di Surabaya makin marak. Apalagi, perhelatan festival itu bisa dijadikan ikon kota sekaligus mendongkrak perekonomian. Sayangnya, sukses ini belum didukung infrastruktur yang baik. Bahkan, yang paling penting saja kita tidak punya. Misalnya, gedung kesenian yang representatif. Surabaya masih belum punya yang sesuai standar. Gedung kesenian Cak Durasim juga belum bisa dikatakan mumpuni. Terutama dari segi lighting dan tata suaranya. Masih kacau. Kenapa tidak ''curhat'' ke pemkot? Rencananya, pemerintah kota membuatkan satu gedung kesenian lagi. Jujur saya senang mendengar kabar itu. Pemkot mendukung keberlangsungan seni di Surabaya. Namun, di sisi lain, saya justru merasa gundah. Sebab, dukungan tersebut ternyata tidak dibarengi militansi dari seniman lokal. Para seniman lokal kita cenderung ''malas''. Itu kan ironis. Mengapa Anda menyebut para seniman itu malas? Surabaya mempunyai banyak stok seniman hebat. Namun, mereka baru benar-benar muncul ketika ada festival atau ketika ada undangan pentas di gedung-gedung kesenian. Pada hari-hari lain, mereka seperti berhibernasi. Tidur panjang. Para seniman kita itu membuat karya bukan berdasar kebutuhan ekspresi. Padahal, tidak perlu di gedung, di mana pun kita bisa melakukan eksplorasi karya seni. Di plaza, jalan raya, bus kota, semua adalah ruang yang bisa dimanfaatkan untuk menghelat sebuah pertunjukan seni. Apa yang menyebabkan itu semua? Ya karena format ilmu yang didapat terlalu formal. Mereka hanya diajari di kelas, mencatat. Selanjutnya belajar praktik di dalam ruangan yang terbatas, sehingga proses yang mereka lakukan sekadar mimikri (meniru). Hasilnya, karya yang diciptakan sekadar berbicara teknik yang tidak punya jiwa dan spirit yang nyata. Itu berbeda dari seniman dulu. Sebelum menetaskan karya, mereka ''nyantrik'' di padepokan-padepokan seniman senior. Saat ngenger, mereka tidak langsung diajari ilmunya. Mereka dikenalkan dulu pada kehidupan sehari-hari sang seniman. Seorang teman saya pernah berkesempatan belajar tari pada penari Jepang. Kali pertama, dia diajari bertani. Kekuatan itulah yang ditampilkan dalam tari. Seharusnya kita meniru yang begitu. Itu supaya ada kesinambungan antara input dan output, sehingga karya yang ditampilkan mengandung nilai-nilai dan berjiwa. Untuk mengatasi itu, apa yang harus dilakukan? Tampaknya, perlu dilakukan reformasi lagi. Untuk tari misalnya, bisa dengan menggagas kembali forum eksperimen tari seperti yang booming pada 1993-1995. Dalam forum itu, penata tari diberi kebebasan berekspresi. Mereka boleh menari di mana saja. Mau di pohon boleh, mau di jalan juga tidak masalah. Kebebasan berekspresi dan bereksperimen apa pun. Dengan memberikan kebebasan itu, mungkin spirit dan jiwa yang ditonjolkan seniman lebih nyata. (igna ardiani astuti/dos) - Nama: Heri Prasetyo Nama Panggung : Heri Lentho Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 13 Mei 1967 Istri : Siti Nur Khamimah Anak : Siti Afifah Hima Prasetyo Pendidikan : - SMAN 5 Malang 1986 - Pendidikan seni tari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Surabaya 1990 Pengalaman Berorganisasi 2008 - 2013: Ketua Bidng Program Dewan Kesenian Jawa Timur 2006 - 2010: Sekretaris Persatuan Pedalangan Indonesia Komda Jawa Timur Beberapa Karya: 2008 : Rai Gedheg Kuwung Wetan, Festival Reog Ponorogo Kuwung Wetan, Puncak Peringatan Hari Nusantara di Gresik Sinbad Advanture, Waterpark Surabaya Panji Remeng, Kolaborasi Seniman Jatim, Gedung Cak Durasim Spirit of the Heroes, Symfoni untuk Bangsa, Tugu Pahlawan, Surabaya Rai Gedheg, j...@rt Festival
[ac-i] Karlan, Palang Tersisa Topeng Sandur
Senin, 5 Januari 2009 | 02:31 WIB Karlan, Palang Tersisa Topeng Sandur Oleh INGKI RINALDI Di usianya yang senja, Karlan (70) seakan tak goyah menjaga kesenian topeng sandur. Walaupun sepi order, Karlan berupaya agar seni tradisi di Jombang, Jawa Timur, yang kini terancam punah itu bisa bertahan. Sepasang mata renta Karlan menatap truk bermesin diesel yang di bagian bak kayunya bertuliskan ”Campursari Madu Laras”. Di sekitar truk itu ada sejumlah perempuan muda dan lakilaki yang tengah hangat berdiskusi diiringi gelegar musik dangdut. Tak berapa lama truk yang biasa digunakan sebagai pengangkut peralatan musik, kru, dan artis pendukung itu melesat dari tempat parkir. Bisnis hiburan ala campursari dan orkes dangdut seakan tak pernah sepi. Jenis hiburan itu selalu ramai undangan, dari satu desa ke desa lain. ”Wah, kalau (kelompok) campursari itu sih sangat sering mendapat order manggung,” kata Karlan tentang bisnis yang dirintis Warito, anak tertuanya. Sayangnya, Karlan bukan anggota orkes dangdut atau campursari yang tengah naik daun itu. Ia merupakan satu- satunya seniman di Indonesia yang hingga detik ini terus setia mementaskan topeng sandur. Kesenian topeng sandur hanya ada di Dusun Guwo, DesaManduro, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. Menurut Ketua Program Dewan Kesenian Jatim Heri ”Lentho” Prasetyo, kesenian topeng sandur termasuk salah satu aplikasi Budaya Panji di Nusantara. Heri menjelaskan, sandur yang mengandung arti sebagai teater rakyat sebetulnya juga ada di beberapa wilayah lain di Jatim, seperti di Kabupaten Lamongan. Namun, topeng sandur hanya ada di Jombang atau tepatnya di Dusun Guwo. Order pentas sepi Dengan status sebagai satu- satunya pemimpin kelompok kesenian topeng sandur yang punya tujuh anggota penari, termasuk seorang anak kandungnya, Mardianto (35), dan empat pemain musik, tak lantas membuat Karlan besar kepala. Apalagi, di tengah derasnya modernisasi, kini nyaris tak ada order pentas bagi kelompok topeng sandur walaupun tarifnya hanya Rp 1,5 juta untuk sekali manggung. ”Paling- paling sekarang ini yang mengundang hanya orang yang punya nazar tertentu atau jika sedang ada undangan pada perayaan- perayaan tertentu di kabupaten,” kata Karlan. Kondisi yang berbanding terbalik saat kesenian topeng sandur menikmati masa jayanya pada tahun 1970-an dengan jadwal pentas hingga lima kali dalam sepekan. ”Tahun-tahun itu kami dibayar Rp 150.000 untuk 12 orang. Waktu itu harga seekor sapi Rp 300.000, sekarang kan Rp 8 juta,” ujar Karlan. Kesenian topeng sandur pimpinan Karlan memang harus menyerah pada berbagai bentuk kesenian panggung modern dan kontemporer. Fakta itu semakin buruk karena kondisi kesehatan Karlan yang terus menurun dalam setahun belakangan ini. Bagian kaki dan tangan Karlan diserang penyakit kulit yang membuat dia bergerak. Penyakit itu cenderung menyebar dan menimbulkan sejumlah luka terbuka. Perawatan medis sudah dilakukannya, tetapi penyakit itu belum hilang juga. Dalam kondisi seperti itu, Karlan tetap bertahan. Ia menjadi palang pintu yang tersisa dari kesenian topeng sandur. Sejumlah kelompok lain sudah berguguran sejak tahun 1990-an. Kelompok- kelompok itu agak sulit menjual peralatan pentas mereka. Bagi Karlan, dia mempertahankan topeng sandur karena itu satu-satunya seni asli produk Desa Manduro. Komunitas etnis Madura adalah yang paling dominan di desa tersebut. ”Kalau (kesenian) seperti karawitan kan banyak. Topeng sandur ini cuma ada satu, ya di sini,” kata Karlan yang dikaruniai delapan cucu dari lima orang anak buah pernikahannya dengan Wasinah (73) itu. Tidak mudah Tak heran, sejak tahun 1945, kakek kelahiran Desa Gesing, Kabuh, Jombang, tahun 1938 ini mendedikasikan seluruh hidupnya pada kesenian topeng sandur. Karlan yang buta huruf dan mempelajari topeng sandur dari ayahnya, Selo, ini mengaku tidak mudah mempelajari kesenian itu. Mardianto yang berusaha meneruskan jejak sang ayah mengamini hal itu. Mardianto yang mulai belajar topeng sandur sejak tahun 1980 baru merasa mulai menguasai kesenian itu tahun 1991. ”Bagian paling sulit itu menyanyikan kidungnya,” kata Mardianto. Kidungnya dalam bahasa Madura yang bentuknya nyaris seperti berbalas pantun itu. Karlan adalah generasi ketiga seniman topeng sandur di desa itu. Tiga dari total 12 orang yang terlibat dalam kelompok kesenian yang dipimpinnya itu adalah para pemuda berusia 30-an tahun. Umumnya mereka anak-anak seniman topeng sandur pada era Karlan. ”Soalnya, yang mau belajar ya yang laki- laki,” urai Karlan soal tidak adanya perempuan di kelompok kesenian itu. Padahal, salah satu di antara delapan topeng sandur yang biasanya dipentaskan dalam durasi tiga jam itu adalah tokoh perempuan. Secara urutan, pementasan topeng sandur biasa diawali pemberian sesaji, seperti telurayam kampung mentah, kemenyan, gula merah, dan sejumlah jajan pasar. Sesaji itu dilengkapi pembacaan rapal khusus dalam bahasa Madura. Pementasan dibuka dengan laga seorang penari yang mengenakan
[ac-i] HARDJONO WS SAKIT (Kompas Images)
Senin | 29 December 2008 | 00:00 WIB Hardjono WS Sakit Penulis asal Desa Jatidukuh, Kec. Gondang, Kab. Mojokerto, Jawa Timur, Hardjono Wiryosoetrisno, atau yang lebih populer dengan nama Hardjono WS, terlihat mulai bisa bereaksi saat dibesuk rekan-rekannya, seniman dari Bengkel Muda Surabaya, Senin (29/12). Sudah sepekan ini dia dirawat di Ruang Mataram 10 RSUD Prof. Sukandar, Mojosari, Kab. Mojokerto. Kondisinya mulai membaik setelah sebelumnya dilaporkan lumpuh, tidak bisa berbicara dan pandangannya kosong akibat depresi. Hardjono WS adalah penulis puisi, cerpen, novel dan naskah drama. Atas dedikasinya di antaranya dia pernah mendapat penghargaan dari Lembaga Indonesia-Amerika melalui Dewan Kesenian Jakarta serta Direktorat Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan di Jakarta. Location Mojokerto, Jawa Timur Hanif Nashrullah | http://images.kompas.com/index_journal.php