Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,
Berikut jawabannya dari situs almanhaj.
Wallahu a'lam
Syamsul
http://www.almanhaj.or.id/content/1738/slash/0
Hukum Menggantungkan Ayat-Ayat Al-Qur'an Di Dinding
Kamis, 19 Januari 2006 06:43:04 WIB
HUKUM MENGGANTUNGKAN AYAT-AYAT AL-QUR'AN DI DINDING
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Segala puji hanya milik Allah, dengan pujian yang banyak sesuai apa
yang diperintahkanNya. Saya bersyukur kepadaNya, sedangkan Dia telah
mengumumkan janji tambahan rahmat bagi orang yang bersyukur. Dan saya
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah
saja, tidak ada sekutu bagiNya, meskipun ini dibenci oleh setiap orang
musyrik dan kafir, dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan
utusanNya, sayyid seluruh manusia, yang memberi syafa'at dan yang
diizinkan untuk memberi syafa'at di Mahsyar. Semoga Allah melimpahkan
shalawat dan salam kepadanya, keluarganya dan para sahabatnya yang
merupakan sebaik-baik sahabat dan golongan, juga kepada para tabi'in
yang mengikuti mereka dengan cara yang baik, selama fajar masih tampak
dan bercahaya, amma ba'du.
Sesungguhnya saya ingin memperingatkan dua hal yang berhubungan dengan
Al-Qur'an Al-Karim.
Pertama.
Bahwa kebanyakan orang menggantungkan ayat-ayat yang mulia. Mereka
menggantungkannya pada dinding di tempat-tempat duduk mereka dan
penggantungan (ayat-ayat) ini termasuk perbuatan bid'ah yang tidak
pernah dilakukan oleh para sahabat dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan cara yang baik. Saya tidak mengetahui untuk apa
orang-orang itu menggantungkan ayat-ayat ini !?
Apakah mereka menggantungkan ayat-ayat ini untuk penolak bala ? (Jika
ini tujuannya) maka sesungguhnya penggantungan itu bukan wasilah
(sarana, cara) untuk menolak bahaya. Yang hanya bisa dijadikan wasilah
penolak bahaya adalah seseorang membaca dengan lisannya (ayat-ayat
atau surah-surah) yang dinyatakan dalam As-Sunnah, bahwa hal itu bisa
menolak bala, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Artinya : Barangsiapa membaca ayat kursi di suatu malam, maka
senantiasa Allah memberi penjagaan bagi orang itu dan tidak didekati
setan hingga pagi hari [1]
Dan ayat Kursi adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Artinya : Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia
Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhlukNya), tidak
mengantuk dan tidak tidur. KepunyaanNya apa yang di langit dan di
bumi. Tiada yang dapat memberi sya'faat di sisi Allah tanpa izinNya.
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melainkan
apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan
Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi
lagi Maha Besar [Al-Baqarah : 255]
Maka menempelkan ayat ini atau yang lainnya tidak bisa melindungi
mereka sedikitpun.
Apakah mereka hendak ber-tabarruk dengan menempelkan Al-Qur'an pada
dinding itu ? Padahal tabarruk dengan Al-Qur'an menggunakan cara
seperti ini tidak disyari'atkan, bahkan itu bid'ah dan Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
Artinya : Setiap bid'ah itu sesat
Ataukah mereka menginginkan dengan hal itu agar orang mengingat
Al-Qur'an tatkala mereka mengangkat kepala kearahnya ? Namun hal ini
bila kau terapkan pada kenyataan yang ada tentu engkau tidak menemukan
sedikitpun pengaruh. Sesungguhnya pada semua majelis-mejelis (tempat
duduk) itu, engkau tidak melihat seorangpun dari kalangan orang-orang
yang duduk mengangkat kepalanya untuk membaca ayat ini atau untuk
mengingat pelajaran-pelajaran dan rahasia-rahasia yang tekandung di
dalamnya. Para ulama salaf berbeda pendapat : Apakah boleh bagi orang
yang sakit jiwa atau sakit jasmani menggangtungkan ayat Al-Qur'an di
dadanya atau meletakkannya di bawah bantalnya dengan tujuan
penyembuhan dengannya, karena cara macam ini tidak pernah bersumber
dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
Ataukah mereka (orang-orang) yang menempelkan ayat-ayat yang mulia ini
hanya menginginkan menempelkannya dengan sia-sia dan sekedar
pemandangan ? Sesungguhnya Al-Qur'an tidak layak dijadikan permainan
sia-sia dan pemandangan yang menjadi hiasan saja. Sesungguhnya
Al-Qur'an lebih tinggi kedudukannya dan lebih agung derajatnya dari
sekedar dijadiakn hiasan dinding.
Oleh sebab itu, saya menyerukan kepada semua saudara-saudara kita yang
telah menggantungkan agar segera melenyapkannya karena semua
kemungkinan-kemungkinan yang telah kalian dengar. Seluruhnya
menunjukkan bahwa menggantungkan ayat-ayat itu adalah sesuatu yang
tidak layak.
Kedua.
Adapun hal yang ke dua yang ingin saya ingatkan dan saya
mengkhususkannya kepada para khaththah (ahli tulisan Arab) yang suka
menuliskan untuk orang lain tulisan-tulisan di atas kertas atau
lainnya, yaitu apa yang dilakukan oleh para khaththah. Mereka menulis
ayat-ayat yang mulia dengan selain khat Utsmani dan membentuk
tulisan-tulisan ini seperti rekaan, sampai saya mendengar bahwa
sebagian mereka