Re: [Bicara] Ayah, Ibu, Gimana Kalo Aku Jual Kertas Fel?

2009-02-15 Terurut Topik dr.Akhmad Fadly Noor
assalamulaikum

saya baca tulisan ini sangat luar biasa sekali untuk para orang tua..jadi
saya mohon izin untuk memposting tulisan ini di group superparenting FB dan
biarkan tulisan ini menjadi ide banyak orang tua dan kalaupun ada yang
menyanggahi maka akan memperjelas lagi apa sebenarnya yang kita sebagai
orang tua masing2 ingin kan untuk anak2 nya.

terima kasih atas tanggapan pa ikhwan sopa.

salam



Pada 13 Februari 2009 14:16, Ikhwan Sopa ikhwan.s...@gmail.com menulis:

   *Pengembangan Diri Berbasis Fitrah*

 Tulisan ini nyaris sepenuhnya pendapat pribadi saya. Pun demikian, saya
 sangat terinspirasi oleh dua hal. Yang pertama adalah sebuah buku yang
 sempat saya baca belakangan, judulnya 40 Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak
 karangan Drs. Muhammad Thalib. Kedua, konsep Generation C yang bergulir
 belakangan ini. (C adalah content. Generation C adalah generasi yang
 didominasi oleh individu dan pribadi yang punya content. Jargonnya It's
 About You, atau It's Me.)

 Lebih dari itu, saya tetap yakin bahwa keterbukaan pikiran dan perenungan
 Anda, sangat mungkin akan mengantarkan Anda menemukan benang-benang merah
 yang bisa jadi selama ini justru Anda cari. Semoga.

 Mari kita mulai dengan yang paling mendasar.

 Sesuai fitrah, Tuhan yang Maha Menciptakan telah menciptakan manusia dengan
 karakteristik yang khas dan berlaku universal. Dan jika sesuatu berlaku
 universal, kita bisa mengatakannya sebagai hukum alam. Dan sebagai hukum
 alam, maka sifatnya adalah hampir pasti.

 Manusia dilahirkan sebagai bayi, yang kemudian tumbuh besar menjadi dewasa,
 lalu mati. Ada manusia laki-laki dan ada manusia perempuan. Dalam proses
 pertumbuhan dan perkembangan seorang anak manusia, ada usia-usia khusus yang
 punya keistimewaan. Itulah hukum alam, hukum yang dianggap pasti sesuai
 Sunatullah.

 Kita mengenal adanya the golden age, usia sekitar batita atau balita.
 Menurut penelitian, usia itu dianggap sangat penting karena merupakan waktu
 bagi terbentuknya berbagai konsepsi, sistem keyakinan, proses pembelajaran
 dan berkembangnya berbagai bentuk kreatifitas.

 Kemudian, secara fitrah ada juga masa yang disebut dengan akil baligh.

 Pada usia itu, Tuhan menentukan bahwa individu yang bersangkutan, mulai
 dianggap mandiri dan bertanggungjawab terhadap diri sendiri. Ia dianggap
 mulai mampu bertanggungjawab, mandiri, dan berdikari dalam hidup di dunia
 nyata. Pada masa itu ia diharuskan mulai memahami baik atau buruk, benar
 atau salah, menguntungkan atau merugikan, keputusan tepat dan tidak tepat,
 tindakan benar dan tindakan salah, sikap baik dan tidak baik, cara berpikir
 empower atau disempower, kreatifitas positif dan kreatifitas negatif, dan
 seterusnya.

 Apa yang menjadi ciri utama dari usia akil baligh itu, adalah bahwa
 individu yang bersangkutan mulai mengalami perubahan dan perkembangan pada
 dirinya, baik secara fisik maupun mental.

 Jika ia wanita maka ia akan mulai haid, jika ia pria maka ia akan mulai
 bermimpi basah. Keduanya, akan mulai menyukai lawan jenis. Suara mereka
 mulai berubah. Si wanita akan mulai membesar buah dadanya, dan si pria mulai
 berubah suaranya dan mulai menonjol jakunnya.

 Pola pikir, sistem keyakinan, berbagai konsep jati diri, juga mulai
 berkembang pada diri mereka di masa-masa itu. Mentalitas mereka mulai
 bergolak mencari dan menemukan berbagai hal, yang akan menjadi template
 dasar kedewasaan mereka.

 Berbagai hal dari dunia luar yang terekspos kepada diri mereka pada masa
 dan usia itu, akan membentuk siapa diri mereka nantinya. Berbagai hal itu,
 cenderung akan melekat kuat sampai akhir hayat. Bayangkan ini, sesuatu yang
 memotivasi pada usia itu, bisa jadi akan memotivasi mereka seumur hidup.
 Sesuatu yang men-demotivasi pada masa dan usia itu, sangat mungkin akan
 melumpuhkan mereka seumur hidup. Bagaimanakah itu semua jika dikaitkan
 dengan produktifitas? Dengan keberhasilan menciptakan kreatifitas? Dengan
 keberhasilan bisnis? Dengan aspek kepemimpinan dan organisasi? Dengan
 berbagai karya dan buah tangannya? Dengan relationship dan kehidupan
 sosialnya?

 Kita yakin bahwa Tuhan Maha Menciptakan dan Maha Tahu.

 Maka, sebuah kombinasi antara usia tertentu dengan perubahan dan
 perkembangan fisik serta mental pada diri mereka yang akil baligh, tentunya
 adalah ramuan terbaik dengan timing yang terbaik, untuk membentuk
 pribadi-pribadi manusia dewasa yang berhasil di dunia dan di akhirat kelak.
 Itu sebabnya, moment akil baligh itu dianggap sebagai saat yang paling tepat
 untuk mengekspos dan meng-unleashed berbagai hukum, hak dan kewajiban, dan
 berbagai pilihan yang menjadi tanggung jawab pribadi secara mandiri.

 Kita, akhirnya bisa mengatakan bahwa usia akil baligh itu, adalah the
 second golden age.

 Usia batita dan balita adalah saat terbaik untuk meng-imprint berbagai
 proses awal pembelajaran secara internal. Kemudian, usia akil baligh adalah
 moment yang tepat untuk memperkenalkan mereka dengan dunia nyata dan dunia
 luar. Untuk hidup di dalam 

[Bicara] Ayah, Ibu, Gimana Kalo Aku Jual Kertas Fel?

2009-02-12 Terurut Topik Ikhwan Sopa
*Pengembangan Diri Berbasis Fitrah*

Tulisan ini nyaris sepenuhnya pendapat pribadi saya. Pun demikian, saya
sangat terinspirasi oleh dua hal. Yang pertama adalah sebuah buku yang
sempat saya baca belakangan, judulnya 40 Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak
karangan Drs. Muhammad Thalib. Kedua, konsep Generation C yang bergulir
belakangan ini. (C adalah content. Generation C adalah generasi yang
didominasi oleh individu dan pribadi yang punya content. Jargonnya It's
About You, atau It's Me.)

Lebih dari itu, saya tetap yakin bahwa keterbukaan pikiran dan perenungan
Anda, sangat mungkin akan mengantarkan Anda menemukan benang-benang merah
yang bisa jadi selama ini justru Anda cari. Semoga.

Mari kita mulai dengan yang paling mendasar.

Sesuai fitrah, Tuhan yang Maha Menciptakan telah menciptakan manusia dengan
karakteristik yang khas dan berlaku universal. Dan jika sesuatu berlaku
universal, kita bisa mengatakannya sebagai hukum alam. Dan sebagai hukum
alam, maka sifatnya adalah hampir pasti.

Manusia dilahirkan sebagai bayi, yang kemudian tumbuh besar menjadi dewasa,
lalu mati. Ada manusia laki-laki dan ada manusia perempuan. Dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan seorang anak manusia, ada usia-usia khusus yang
punya keistimewaan. Itulah hukum alam, hukum yang dianggap pasti sesuai
Sunatullah.

Kita mengenal adanya the golden age, usia sekitar batita atau balita.
Menurut penelitian, usia itu dianggap sangat penting karena merupakan waktu
bagi terbentuknya berbagai konsepsi, sistem keyakinan, proses pembelajaran
dan berkembangnya berbagai bentuk kreatifitas.

Kemudian, secara fitrah ada juga masa yang disebut dengan akil baligh.

Pada usia itu, Tuhan menentukan bahwa individu yang bersangkutan, mulai
dianggap mandiri dan bertanggungjawab terhadap diri sendiri. Ia dianggap
mulai mampu bertanggungjawab, mandiri, dan berdikari dalam hidup di dunia
nyata. Pada masa itu ia diharuskan mulai memahami baik atau buruk, benar
atau salah, menguntungkan atau merugikan, keputusan tepat dan tidak tepat,
tindakan benar dan tindakan salah, sikap baik dan tidak baik, cara berpikir
empower atau disempower, kreatifitas positif dan kreatifitas negatif, dan
seterusnya.

Apa yang menjadi ciri utama dari usia akil baligh itu, adalah bahwa individu
yang bersangkutan mulai mengalami perubahan dan perkembangan pada dirinya,
baik secara fisik maupun mental.

Jika ia wanita maka ia akan mulai haid, jika ia pria maka ia akan mulai
bermimpi basah. Keduanya, akan mulai menyukai lawan jenis. Suara mereka
mulai berubah. Si wanita akan mulai membesar buah dadanya, dan si pria mulai
berubah suaranya dan mulai menonjol jakunnya.

Pola pikir, sistem keyakinan, berbagai konsep jati diri, juga mulai
berkembang pada diri mereka di masa-masa itu. Mentalitas mereka mulai
bergolak mencari dan menemukan berbagai hal, yang akan menjadi template
dasar kedewasaan mereka.

Berbagai hal dari dunia luar yang terekspos kepada diri mereka pada masa dan
usia itu, akan membentuk siapa diri mereka nantinya. Berbagai hal itu,
cenderung akan melekat kuat sampai akhir hayat. Bayangkan ini, sesuatu yang
memotivasi pada usia itu, bisa jadi akan memotivasi mereka seumur hidup.
Sesuatu yang men-demotivasi pada masa dan usia itu, sangat mungkin akan
melumpuhkan mereka seumur hidup. Bagaimanakah itu semua jika dikaitkan
dengan produktifitas? Dengan keberhasilan menciptakan kreatifitas? Dengan
keberhasilan bisnis? Dengan aspek kepemimpinan dan organisasi? Dengan
berbagai karya dan buah tangannya? Dengan relationship dan kehidupan
sosialnya?

Kita yakin bahwa Tuhan Maha Menciptakan dan Maha Tahu.

Maka, sebuah kombinasi antara usia tertentu dengan perubahan dan
perkembangan fisik serta mental pada diri mereka yang akil baligh, tentunya
adalah ramuan terbaik dengan timing yang terbaik, untuk membentuk
pribadi-pribadi manusia dewasa yang berhasil di dunia dan di akhirat kelak.
Itu sebabnya, moment akil baligh itu dianggap sebagai saat yang paling tepat
untuk mengekspos dan meng-unleashed berbagai hukum, hak dan kewajiban, dan
berbagai pilihan yang menjadi tanggung jawab pribadi secara mandiri.

Kita, akhirnya bisa mengatakan bahwa usia akil baligh itu, adalah the
second golden age.

Usia batita dan balita adalah saat terbaik untuk meng-imprint berbagai
proses awal pembelajaran secara internal. Kemudian, usia akil baligh adalah
moment yang tepat untuk memperkenalkan mereka dengan dunia nyata dan dunia
luar. Untuk hidup di dalam kenyataan.

Sekali lagi, semua itu adalah ketentuan Tuhan yang universal sifatnya, atau
dengan dengan kata lain semua itu menjadi hukum alam, yang hampir pasti
akan membentuk hasil akhir dari pribadi-pribadi manusia.

Pertanyaannya, jika secara spiritual fenomena kombinasi antara usia dan
perubahan serta perkembangan fisik dan mental itu dianggap sebagai kondisi
dan saat yang paling tepat untuk mengaktivasi berbagai konsep positif dan
sistem keyakinan, tidakkah kondisi dan moment itu juga merupakan saat yang
paling tepat baginya untuk memulai