Re: [Bicara] Ayah, Ibu, Gimana Kalo Aku Jual Kertas Fel?
assalamulaikum saya baca tulisan ini sangat luar biasa sekali untuk para orang tua..jadi saya mohon izin untuk memposting tulisan ini di group superparenting FB dan biarkan tulisan ini menjadi ide banyak orang tua dan kalaupun ada yang menyanggahi maka akan memperjelas lagi apa sebenarnya yang kita sebagai orang tua masing2 ingin kan untuk anak2 nya. terima kasih atas tanggapan pa ikhwan sopa. salam Pada 13 Februari 2009 14:16, Ikhwan Sopa ikhwan.s...@gmail.com menulis: *Pengembangan Diri Berbasis Fitrah* Tulisan ini nyaris sepenuhnya pendapat pribadi saya. Pun demikian, saya sangat terinspirasi oleh dua hal. Yang pertama adalah sebuah buku yang sempat saya baca belakangan, judulnya 40 Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak karangan Drs. Muhammad Thalib. Kedua, konsep Generation C yang bergulir belakangan ini. (C adalah content. Generation C adalah generasi yang didominasi oleh individu dan pribadi yang punya content. Jargonnya It's About You, atau It's Me.) Lebih dari itu, saya tetap yakin bahwa keterbukaan pikiran dan perenungan Anda, sangat mungkin akan mengantarkan Anda menemukan benang-benang merah yang bisa jadi selama ini justru Anda cari. Semoga. Mari kita mulai dengan yang paling mendasar. Sesuai fitrah, Tuhan yang Maha Menciptakan telah menciptakan manusia dengan karakteristik yang khas dan berlaku universal. Dan jika sesuatu berlaku universal, kita bisa mengatakannya sebagai hukum alam. Dan sebagai hukum alam, maka sifatnya adalah hampir pasti. Manusia dilahirkan sebagai bayi, yang kemudian tumbuh besar menjadi dewasa, lalu mati. Ada manusia laki-laki dan ada manusia perempuan. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan seorang anak manusia, ada usia-usia khusus yang punya keistimewaan. Itulah hukum alam, hukum yang dianggap pasti sesuai Sunatullah. Kita mengenal adanya the golden age, usia sekitar batita atau balita. Menurut penelitian, usia itu dianggap sangat penting karena merupakan waktu bagi terbentuknya berbagai konsepsi, sistem keyakinan, proses pembelajaran dan berkembangnya berbagai bentuk kreatifitas. Kemudian, secara fitrah ada juga masa yang disebut dengan akil baligh. Pada usia itu, Tuhan menentukan bahwa individu yang bersangkutan, mulai dianggap mandiri dan bertanggungjawab terhadap diri sendiri. Ia dianggap mulai mampu bertanggungjawab, mandiri, dan berdikari dalam hidup di dunia nyata. Pada masa itu ia diharuskan mulai memahami baik atau buruk, benar atau salah, menguntungkan atau merugikan, keputusan tepat dan tidak tepat, tindakan benar dan tindakan salah, sikap baik dan tidak baik, cara berpikir empower atau disempower, kreatifitas positif dan kreatifitas negatif, dan seterusnya. Apa yang menjadi ciri utama dari usia akil baligh itu, adalah bahwa individu yang bersangkutan mulai mengalami perubahan dan perkembangan pada dirinya, baik secara fisik maupun mental. Jika ia wanita maka ia akan mulai haid, jika ia pria maka ia akan mulai bermimpi basah. Keduanya, akan mulai menyukai lawan jenis. Suara mereka mulai berubah. Si wanita akan mulai membesar buah dadanya, dan si pria mulai berubah suaranya dan mulai menonjol jakunnya. Pola pikir, sistem keyakinan, berbagai konsep jati diri, juga mulai berkembang pada diri mereka di masa-masa itu. Mentalitas mereka mulai bergolak mencari dan menemukan berbagai hal, yang akan menjadi template dasar kedewasaan mereka. Berbagai hal dari dunia luar yang terekspos kepada diri mereka pada masa dan usia itu, akan membentuk siapa diri mereka nantinya. Berbagai hal itu, cenderung akan melekat kuat sampai akhir hayat. Bayangkan ini, sesuatu yang memotivasi pada usia itu, bisa jadi akan memotivasi mereka seumur hidup. Sesuatu yang men-demotivasi pada masa dan usia itu, sangat mungkin akan melumpuhkan mereka seumur hidup. Bagaimanakah itu semua jika dikaitkan dengan produktifitas? Dengan keberhasilan menciptakan kreatifitas? Dengan keberhasilan bisnis? Dengan aspek kepemimpinan dan organisasi? Dengan berbagai karya dan buah tangannya? Dengan relationship dan kehidupan sosialnya? Kita yakin bahwa Tuhan Maha Menciptakan dan Maha Tahu. Maka, sebuah kombinasi antara usia tertentu dengan perubahan dan perkembangan fisik serta mental pada diri mereka yang akil baligh, tentunya adalah ramuan terbaik dengan timing yang terbaik, untuk membentuk pribadi-pribadi manusia dewasa yang berhasil di dunia dan di akhirat kelak. Itu sebabnya, moment akil baligh itu dianggap sebagai saat yang paling tepat untuk mengekspos dan meng-unleashed berbagai hukum, hak dan kewajiban, dan berbagai pilihan yang menjadi tanggung jawab pribadi secara mandiri. Kita, akhirnya bisa mengatakan bahwa usia akil baligh itu, adalah the second golden age. Usia batita dan balita adalah saat terbaik untuk meng-imprint berbagai proses awal pembelajaran secara internal. Kemudian, usia akil baligh adalah moment yang tepat untuk memperkenalkan mereka dengan dunia nyata dan dunia luar. Untuk hidup di dalam
[Bicara] Ayah, Ibu, Gimana Kalo Aku Jual Kertas Fel?
*Pengembangan Diri Berbasis Fitrah* Tulisan ini nyaris sepenuhnya pendapat pribadi saya. Pun demikian, saya sangat terinspirasi oleh dua hal. Yang pertama adalah sebuah buku yang sempat saya baca belakangan, judulnya 40 Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak karangan Drs. Muhammad Thalib. Kedua, konsep Generation C yang bergulir belakangan ini. (C adalah content. Generation C adalah generasi yang didominasi oleh individu dan pribadi yang punya content. Jargonnya It's About You, atau It's Me.) Lebih dari itu, saya tetap yakin bahwa keterbukaan pikiran dan perenungan Anda, sangat mungkin akan mengantarkan Anda menemukan benang-benang merah yang bisa jadi selama ini justru Anda cari. Semoga. Mari kita mulai dengan yang paling mendasar. Sesuai fitrah, Tuhan yang Maha Menciptakan telah menciptakan manusia dengan karakteristik yang khas dan berlaku universal. Dan jika sesuatu berlaku universal, kita bisa mengatakannya sebagai hukum alam. Dan sebagai hukum alam, maka sifatnya adalah hampir pasti. Manusia dilahirkan sebagai bayi, yang kemudian tumbuh besar menjadi dewasa, lalu mati. Ada manusia laki-laki dan ada manusia perempuan. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan seorang anak manusia, ada usia-usia khusus yang punya keistimewaan. Itulah hukum alam, hukum yang dianggap pasti sesuai Sunatullah. Kita mengenal adanya the golden age, usia sekitar batita atau balita. Menurut penelitian, usia itu dianggap sangat penting karena merupakan waktu bagi terbentuknya berbagai konsepsi, sistem keyakinan, proses pembelajaran dan berkembangnya berbagai bentuk kreatifitas. Kemudian, secara fitrah ada juga masa yang disebut dengan akil baligh. Pada usia itu, Tuhan menentukan bahwa individu yang bersangkutan, mulai dianggap mandiri dan bertanggungjawab terhadap diri sendiri. Ia dianggap mulai mampu bertanggungjawab, mandiri, dan berdikari dalam hidup di dunia nyata. Pada masa itu ia diharuskan mulai memahami baik atau buruk, benar atau salah, menguntungkan atau merugikan, keputusan tepat dan tidak tepat, tindakan benar dan tindakan salah, sikap baik dan tidak baik, cara berpikir empower atau disempower, kreatifitas positif dan kreatifitas negatif, dan seterusnya. Apa yang menjadi ciri utama dari usia akil baligh itu, adalah bahwa individu yang bersangkutan mulai mengalami perubahan dan perkembangan pada dirinya, baik secara fisik maupun mental. Jika ia wanita maka ia akan mulai haid, jika ia pria maka ia akan mulai bermimpi basah. Keduanya, akan mulai menyukai lawan jenis. Suara mereka mulai berubah. Si wanita akan mulai membesar buah dadanya, dan si pria mulai berubah suaranya dan mulai menonjol jakunnya. Pola pikir, sistem keyakinan, berbagai konsep jati diri, juga mulai berkembang pada diri mereka di masa-masa itu. Mentalitas mereka mulai bergolak mencari dan menemukan berbagai hal, yang akan menjadi template dasar kedewasaan mereka. Berbagai hal dari dunia luar yang terekspos kepada diri mereka pada masa dan usia itu, akan membentuk siapa diri mereka nantinya. Berbagai hal itu, cenderung akan melekat kuat sampai akhir hayat. Bayangkan ini, sesuatu yang memotivasi pada usia itu, bisa jadi akan memotivasi mereka seumur hidup. Sesuatu yang men-demotivasi pada masa dan usia itu, sangat mungkin akan melumpuhkan mereka seumur hidup. Bagaimanakah itu semua jika dikaitkan dengan produktifitas? Dengan keberhasilan menciptakan kreatifitas? Dengan keberhasilan bisnis? Dengan aspek kepemimpinan dan organisasi? Dengan berbagai karya dan buah tangannya? Dengan relationship dan kehidupan sosialnya? Kita yakin bahwa Tuhan Maha Menciptakan dan Maha Tahu. Maka, sebuah kombinasi antara usia tertentu dengan perubahan dan perkembangan fisik serta mental pada diri mereka yang akil baligh, tentunya adalah ramuan terbaik dengan timing yang terbaik, untuk membentuk pribadi-pribadi manusia dewasa yang berhasil di dunia dan di akhirat kelak. Itu sebabnya, moment akil baligh itu dianggap sebagai saat yang paling tepat untuk mengekspos dan meng-unleashed berbagai hukum, hak dan kewajiban, dan berbagai pilihan yang menjadi tanggung jawab pribadi secara mandiri. Kita, akhirnya bisa mengatakan bahwa usia akil baligh itu, adalah the second golden age. Usia batita dan balita adalah saat terbaik untuk meng-imprint berbagai proses awal pembelajaran secara internal. Kemudian, usia akil baligh adalah moment yang tepat untuk memperkenalkan mereka dengan dunia nyata dan dunia luar. Untuk hidup di dalam kenyataan. Sekali lagi, semua itu adalah ketentuan Tuhan yang universal sifatnya, atau dengan dengan kata lain semua itu menjadi hukum alam, yang hampir pasti akan membentuk hasil akhir dari pribadi-pribadi manusia. Pertanyaannya, jika secara spiritual fenomena kombinasi antara usia dan perubahan serta perkembangan fisik dan mental itu dianggap sebagai kondisi dan saat yang paling tepat untuk mengaktivasi berbagai konsep positif dan sistem keyakinan, tidakkah kondisi dan moment itu juga merupakan saat yang paling tepat baginya untuk memulai