[budaya_tionghua] OOT. Menonton fill-film Vietnam

2005-09-11 Terurut Topik BISAI






 ASAHAN 
ALHAM AIDIT:

 
MENONTON FILM-FILM VIETNAM



 Ketika saya mengunjungi 
Vietnam beberapa bulan yang lalu salah satu kegiatan saya 
sehari-hari adalah lihat film-film Vietnam lewat acara 
televisi. Sekembalinya saya dari kunjungan itu, film-film Vietnam masih terus 
saya tonton liwat internet. Meskipun tema-tema
film itu relatif kaya atau beragam segi kehidupan di masa 
lalu maupun dengan tema-tema kekinian, namun tema masa kini yang 
menarik,yang banyak menjadi tema pokok adalah kehidupan di desa-desa dan 
daya tarik yang luar biasa dari kehidupan kota atau ibu kota.
Kontras dua macam kehidupan yang lalu menjadi masaalah 
serius itu turut menggambar-
kan betapa repotnya pemerintah pusat dalam 
menghadapi arus penduduk yangpindah ke ibu kota untuk mencari atau mengadu 
nasib demi kehidupan yang lebih baik, lebih menyenangkan dan untuk menjadi kaya 
dan mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Terutama generasi muda dan terutama 
para pemudanya. Di desa atau daerah, menjadi langka orang-orang muda, hampir 
semua mereka lari ke ibu kota untuk mengejar mimpi-mimpi mereka. Keadaan di desa 
jadi seperti ketika masa perang melawan agresi Amerika Serikat berpuluh tahun 
lalu. Desa kekurangan pemuda dan langka laki-laki yang sehat karena dikirim ke 
front untuk bertempur. Sedangkan di desa-desa isinya cuma wanita, orang tua dan 
anak-anak. Sekarang keadaan itu ternyata tidak banyak berobah, hanya saja alasan 
atau sebabnya sudah lain, bukan karena para pemuda dan laki-laki bertempur 
melawan musuh di front-front, tapi pada kabur ke kota-kota atau ke ibu kota 
mencari kehidupan, mendekati modernisasi, turut berlomba siapa cepat siapa dapat 
dalam ekonomi terbuka kapitalisme dan juga sekedar untuk mencari udara baru 
darikebosanan hidup di desa yang pada umumnya menjemukan dan kurang 
menjanjikan hari depan yang lebih terang. Keadaan yang demikian tentu saja 
sangat mencemaskan para pengelola petinggi ideologi di pusat
maupun negara sendiri. Tanpa pemuda, pembangunan desa atau 
daerah tidak akan berjalan lancar dan akan terus tertinggal atau terbelakang 
sedangkan kota maju pesat sambil menghancurkan keseimbangan ekonomi kota dan 
ekonomi desa. Kita lalu bisa teringat akan semboyan Teng Siau Ping yang 
mengatakan, biarlah para kapitalis kaya lebih duluan, rakyat belakangan. Yang 
itu bisa pula berlaku, biarlah kota-kota(baca: ibu kota) maju pesat lebih 
duluan, desa-desa belakangan. Dan lalu pernyataan Teng Siau Ping yang 
mengatakan, kekayaan adalah kemuliaan. Dan itupun telah dijalankan oleh 
anak-anak beliau yang telah jadi multi milyuner dan sukses dalam mencapai 
kemuliaan melalui kekayaan. 
 Nampaknya, melalui film-film, 
pekerjaan ideologi masih tetap diperhatikan oleh tingkat atas atau barangkali 
juga oleh pihak partikulir yang melihat kerjanggalan yang menyolok kehidupan ibu 
kota dan desa yang bertambah menghawatirkan. Salah satu yang paling tipikal 
dalam film-film Vietnam yang bertemakan dua kehidupan yang berdikotomi itu 
adalah menunjukkankegagalan para pemuda desa yang coba-coba mengadu nasib 
di ibu kota yang telah dipermoderen, di Baratkan, dihias dengan gemerlapan 
lampu-lampu neon reklame, dan juga imbauan serta bujuk rayu para mafia atau 
mafioso dengan undang-undang besi, bisa cepat kaya ,tapisetitik berhianat 
hanya ada satu hukuman: hukuman mati. Tapi para pemuda
yang dengan penuh kesedaran yang dulu hidup dan lahir di 
ibu kota lalu secara sukarela mengabdikan dirinya ke desatapi dengan seribu satu cobaan-cobaan berat seperti penyakit 
konsevatisme kader-kader negara atau Partai di desa, keterbatasan kehidupan 
materi, adat istiadat yang dianggap sudah sangat terbelakang dan segala macam 
yang sangat lain dengan kehidupan di kota-kota. Pemuda-pemuda yang jenis inipun 
dalam film-film itu digambarkan sebagai hanya pengorbanan dan bukan kemuliaan. 
Karena kemuliaan, dalam pengertian seperti yang dikatakan Teng Siau Ping adalan 
kekayaan. Dalam hal ini segi positip yang ingin dikesankan oleh film-film itu 
masih mempertahankan sifat realis. Berkorban tapi belum berarti telah menjadi 
pahlawan pembangun desa yang dikagumi dan dihormati. Tapi yang gagal di ibu kota 
dan kembali ke desa, juga tidak dikesankan sebagai tindakan mulia tapi hanya 
sebagai tokoh gagal dengan sedikit mengenyampingkan sifat realis, tokoh 
gagal itu menemukan kebahagiaannya ahir-ahirnya di desa dengan cara menemukannya 
dengan kekasih lama yang dihianatinya ketika ia meninggalkan desa pergi ke kota. 
Sedangkan kekasih atau istri yang didapatkannya di kota cumalah para kekasih 
atau istri mata duitan yang cinta utamanya adalah pada materi dan bukan dari 
hati nurani. Pengesanan yang setengah realis setengah ideologis ini juga menarik 
karena dengan jelas menggambarkan perjuangan ideologi dalam tahap menjalankan 
ekonomi kapitalis di negeri yang masih mengaku ber-identitas 
sosialisme.
 Ada satu hal yang menarik 
perhatian saya selama saya tinggal di hotel ketika berkunjung ke Vietnam. Setiap 
saya dan istri saya 

[budaya_tionghua] Chinese name

2005-09-11 Terurut Topik Stevan Raharjo
Saya sedang bingung memilih nama tionghua, karena setahu saya jumlah
stroke pada xing dan ming dapat mempengaruhi nasib seseorang. 
Saya mau mencari buku yang berisi jumlah stroke pada suatu huruf dan
keterangannya, semisal xing saya Liang=11 stroke, De=15 stroke,
Zeng=15 stroke jadi jumlahnya 41 stroke, 41 stroke itu biasanya ada
artinya. 
Dimana ya ada buku tersebut??

Yang kira-kira bisa dipercaya, karena saya pernah ketemu buku
terjemahan bahasa Indonesia tetapi kenapa berbeda dengan buku milik
temen papa yang usianya sudah puluhan tahun?? 
Perbedaannya terletak pada jumlah stroke-nya, untuk huruf-huruf tertentu!!

Xiexie,


Nio Tek Ceng





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/ons1pC/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] ungkapan gredja untuk klenteng

2005-09-11 Terurut Topik greysia susilo junus



salam,

melihat postingan2 milis yang sudah agak basi (kelamaan ga dibaca), saya jadi ingat beberapa waktu yang lalu saya ada pernah melihat gambar (cukup) kuno mengenai tampak depan klenteng2 di jawa (tengah atau timur saya lupa). ajaibnya, tulisan di muka klenteng itu adalah gredja .. (nama klentengnya entah yang sudah disansekertakan maupun masih tiga kata). nah, kenapa hal ini terjadi, khususnya di jawa tengah dan timur, sedangkan jawa barat en jakarta setau saya tidak ada sama sekali. apakah ini terjadi karena pada pengembangan kata gereja sendiri sebelum EYD menjadi tempat ibadah secara umum? mohon pencerahannya
(tapi jangan ditanya dimana saya pernah melihat gambarnya ya... saya bener2 sudah lupa), yang pasti buram hitam putih, foto lama, en di buku lama pula. kayaknya buku sejarah deh. 

sodja,
greysia
		Yahoo! for Good 
Watch the Hurricane Katrina Shelter From The Storm concert






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "budaya_tionghua" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









Re: [budaya_tionghua] ungkapan gredja untuk klenteng

2005-09-11 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh





Di buku-buku cerita silat kuno (50-an tahun yang 
lalu atau lebih lama), baik yang terbitan Jawa Tengah maupun Jawa Barat 
(termasuk Jakarta), dalam bahasa Melayu-Tionghoa memang "kelenteng" sering 
disebut "gereja".

Misalnya, karya C. C. Huang (OKT, Oey Kim Tiang) 
yang berjudul "Liang San Tjhit Hiap", penerbit Sunrise, Jakarta, tahun 1953, 
diberinya sub-judul: "Atawa Pembakaran Gredja Noraka PrempoeanIn Thian 
Sie".

Wasalam.




  - Original Message - 
  From: 
  greysia susilo junus 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  
  Sent: Sunday, 11 September, 2005 
  17:33
  Subject: [budaya_tionghua] ungkapan 
  gredja untuk klenteng
  
  melihat postingan2 milis yang sudah agak basi (kelamaan ga dibaca), saya 
  jadi ingat beberapa waktu yang lalu saya ada pernah melihat gambar (cukup) 
  kuno mengenai tampak depan klenteng2 di jawa (tengah atau timur saya lupa). 
  ajaibnya, tulisan di muka klenteng itu adalah gredja .. (nama 
  klentengnya entah yang sudah disansekertakan maupun masih tiga kata). nah, 
  kenapa hal ini terjadi, khususnya di jawa tengah dan timur, sedangkan jawa 
  barat en jakarta setau saya tidak ada sama sekali. apakah ini terjadi karena 
  pada pengembangan kata gereja sendiri sebelum EYD menjadi tempat ibadah secara 
  umum? mohon 
pencerahannya





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "budaya_tionghua" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









RE: [budaya_tionghua] OOT :) Hidden Secret Untold

2005-09-11 Terurut Topik ulysee










Gue cerita ah. Agak ngga nyambung sama
budaya tionghua tapi gue paksain supaya nyambung heheheheh. 



Tau ngga vampire yang suka ada di pelem
hongkong? Itu tuh mayat hidup yang suka loncat loncat kalau jalan? Gue pernah
baca pendeta untuk vampire hongkong itu aslinya buat apaaa gitu, tapi lupa,
hihihi. Ada yang inget?



Nah, ternyata di Indonesia juga ada tuh pendeta untuk mayat hidup itu. Tapi tentunya bukan
vampire, hanya untuk membawa si mayat untuk dikuburkan di tempat yang tinggi
sebangsa tebing-tebing gitu. Katanya di tanah toraja, turunan raja-raja kalau
meninggal itu harus dikuburkan di tebing yang tinggi supaya bisa melihat apa
yang terjadi dengan anak-cucunya. Nah untuk membawa mayat ke tebing itu
tentunya membahayakan orang hidup, jadi caranya adalah dengan memanggil si
mayat (enggak tahu apa panggil roh atau pegimana) pokoknya si mayat ini akan
berjalan sendiri (dengan melompat lompat) ke kuburnya di lubang di dinding
tebing itu. 



Nah, orang Tionghua juga khan punya
kepercayaan bahwa leluhur harus dikuburkan di tempat yang tinggi dan
berpemandangan indah (katanya bagus untuk keberuntungan anak cucu) dan ada
acara mayat melompat itu, ini membikin saya tertarik, kok ada kemiripan budaya
cina kuno sama budaya tanah toraja ya. 



-Original Message-
From: Eddy Tlessh
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, September 11, 2005
1:33 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] OOT :)
Hidden Secret Untold



Ada yang punya cerita nyata gak tentang 

yang menurut kalian. sesuatu yang masih menjadi rahasia yang tidak diketahui
orang banyak.

misal suku terasing, 
makanan yang langka (misal nasi padang yg resepnya pake sedikit daun ganja bisa
ditemukan di mana :p), 
peninggalan sejarah yg gak pernah diketahui org sebelumnya (saya pernah dgr
dari temanku(nganjur) di desanya ada bekas peninggalan megalitikum),
daerah yg indah tapi banyak yg gak tahu (misal ladang plutonium di timor, tapi
gak tahu betul apa kagak),
atau hikayat turun temurun yg jarang diketahui org (misal asal keturunan Dayak
Sanggau dari bukit di dekat daerah itu)
profesi yg sudah sangat langka (misal tukang cukur di bawah pohon),

siapa tahu ada yg punya keris bertuah, samurai jepang.

just want to fill up my consciousness.


-- 
Best Regards,

Eddy 







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "budaya_tionghua" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  











[budaya_tionghua] Mengapa harus mengharamkah istilah Pribumi dan Non Pribumi?

2005-09-11 Terurut Topik BISAI






 ASAHAN ALHAM 
AIDIT:


 
Mengapa harus mengharamkan 
 
istilah Pribumi dan Non Pribumi?

 Menurut pendapat saya 
sebutan Pribumi dan non Pribumi bukanlah sebab utama terjadinya sentimen ras 
yang memicu kerusuhan rasial. Tapi bahwa istilah itu diberi warna politik untuk 
mengesankan seolah-olah pemerintah yang mengharamkan istilah itu adalah 
pemerintah yang bersih dari politik diskriminasi rasial, adalah cumapunya 
sifat reklame untuk menarik satu golongan tertentu dan mengaburkan atau 
mengalihkan perhatian massa rakyat dari persoalan-persoalan berat seperti krisis 
ekonomi, krisis politik dan juga krisis kebudayaan serta moral di tingkat atas. 
Tapi memangharus diakui, bahwa istilah yang sudah dilaburi warna politik 
dengan inti reklame menarik itu, memang lebih banyak ditujukan pada etnis 
Cina dan memang lalu etnis Cina yang lebih banyak menjadi korban yang juga 
sekaligus adalah juga korban reklame Pemerintah yang berjubah 
antidiskriminasi rasial.
Buktinya. Ketika benar-benar telah terjadikerusuhan 
rasialdi bulan Mei 1988, apakah yang telah dilakukan oleh 
Pemerintah dalam usaha menghentikan, membatasi, mengadakan penyelidikan 
siapabiang keladi kerusuhan, menangkap para penyuluh kerusuhan?, Yang kita 
dengar adalah bahwa aparat negara seperti TNI, polisi cuma diam menyaksikan 
kerusuhan yang sudah menjadi terror itu . Bukankah hal ini berartibahwa 
Pemerintah ketika itu cuma munafik, demagog, lain dimulut lain di hati.Dan 
lalu orang-orang menyalahkan istilahPribumi dan Non Pribumi yang telah 
menjadi biang keladi dan cikal bakal sentimen ras. Pada hal kata itu sendiri 
tidak punya dosa sedikitpun dan hanya sebutan biasa tanpa warna politik atau 
tendensi ras dan hanya menunjukkan tempat di mana seseorang dilahirkan atau 
telah lama diam di suatu tempat dan merasa dirinya atau dianggap adalah penduduk 
tempat tertentu.Tapi karena dipersoalkan dan banyak dipersoalkan, kata itu jadi 
kehilangan artinya yang asli dan netral lalu diberi warnapolitik sehingga 
menjadi peka dan bisa memancing sentimen ras yang pada gilirannya untuk 
mengambil keuntungan politik oleh segolongan atau aliran poltik tertentu. Inti 
masaalah sentimen ras bukan terletak pada istilah Pribumi atau non Pribumi tapi 
pada cara berfikir seseorang atau golongan atau aliran politik terhadap satu 
golongan ras yang lain.Dengan kata lain pengharaman kata Pribumi dan Non 
Pribumi adalah pengharaman yangdilakukan oleh Orde Baru itu sendiri 
untuk tujuan reklame yang licik dan lihai bagi mempengaruhi psikologi massa 
sehingga orang-orang lupa pada masaalah yang paling inti dari timbulnya sentimen 
ras sebagai satu sisitim pemikirandan terlena oleh daya tarik reklame 
dengan menggunakan istilah yang mudah dijadikan kambing hitam. Sedangkan 
Pemerintah pencipta pengharaman itu berada di balik kabut hitam yang mengaburkan 
semuakemunafikan dan penipuannya sambil menyulutsentimen ras tanpa 
dirasakan banyakorang. Sebaiknya kita kembali ke persoaalan inti masaalah 
dan bukan pada istilah yang tak habis-habisnya dibicarakan. 
Dalam kenyataan yang lebih dalam, bukan hanya etnis Cina 
saja yang menderita korban sentimen ras atau diskriminasi secara umum. Di antara 
ras-ras atau suku-suku di Indonesia, juga saling mendiskriminasi satu sama lain. 
Ini persoalan bersama semua etnis yang ada dan bukan hanya terkonsentrasi pada 
satu etnis saja. Terlalu banyak mengkonsentrasi diri sebagai etnis yang 
dikorbankan akan mengakibatkan perjuangan melawan diskriminasi menjadi hanya 
terfokos pada satu etnis dan itu akan berakibat kembali ke diskriminasi terpusat 
sehinggap perhatiantertuju ke satu pusat. Korban diskriminasi di Indonesia 
mencakup ratusan juta atau sebagian terbesar penduduk Indonesia. Setiap hari 
mereka dibunuhi secara psikologis, secara ekonomis, secara moril maupun materil. 
Bukankah kita lebih baikmenyatukan diri dalam perjuangan bersama 
melawan diskriminasi yang telah membudaya dalam masyarakat Indonesia yang 
membuat terpuruknya bangsa ini. Jadi bukan cuma meng-utik-utik soal istilah 
Pribumi dan non pribumi melulu sambil berlari jauh dari inti persoalan yang 
sesungguhnyayang bahkan bisa lebih menyulut sentimen ras. Semua kita 
adalah korban historis dan kontemporer Orde Baru. Tanpa menyedari hal ini cuma 
akan menguntungkan Orde Baru dan memperpanjang keterpurukan bangsa. Waspadalah 
terhadap reklame Orba dan jangan cepat-cepat membelinya dengan harga murah, 
bungkusnya indah, isinya tuba.
asahan aidit.
 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "budaya_tionghua" on the 

RE: [budaya_tionghua] Chinese name

2005-09-11 Terurut Topik ulysee
41 stroke - baik 
nasibnya baik dan selalu diberkati keberuntungan; memiliki kebajikan dan
keberanian dalam melakukan sesuatu; memiliki nama dan kedudukan yang
baik, masa depan cemerlang. 

Wah bagus punya tuh. Percaya aja. Prinsip saya sih kalau ramalan bagus
dipercaya, yang jelek pura-pura ngga pernah dengar. Sebab saya masih
percaya ucapan thaysuhu yang bilang nasib itu ada di tangan manusia,
manusia sendiri bahkan bisa merubah jalan hidup yang digariskan untuknya
kalau mau berusaha. 

Perbedaan stroke pada huruf tertentu kali lantaran pake huruf kuno dan
huruf yang sudah disederhanakan (han tizi dan fan tizi). Teman papi saya
berusaha mengubah hokinya dengan jalan menggabungkan hurup susah dan
hurup mudah dalam menuliskan namanya (untuk tandatangan de el el)

Kalau yang terjemahan bahasa Indonesia punya mah banyak di gramedia.
Saya pernah lihat satu lagi terbitan singapur tapi ngga tahu data
lengkap penerbitnya, pokoknya pernah lihat di kinokuniya dan bukunya
enggak kuno-kuno amat kok kayaknya. 

-Original Message-
From: Stevan Raharjo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, September 11, 2005 2:16 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Chinese name

Saya sedang bingung memilih nama tionghua, karena setahu saya jumlah
stroke pada xing dan ming dapat mempengaruhi nasib seseorang. 
Saya mau mencari buku yang berisi jumlah stroke pada suatu huruf dan
keterangannya, semisal xing saya Liang=11 stroke, De=15 stroke,
Zeng=15 stroke jadi jumlahnya 41 stroke, 41 stroke itu biasanya ada
artinya. 
Dimana ya ada buku tersebut??

Yang kira-kira bisa dipercaya, karena saya pernah ketemu buku
terjemahan bahasa Indonesia tetapi kenapa berbeda dengan buku milik
temen papa yang usianya sudah puluhan tahun?? 
Perbedaannya terletak pada jumlah stroke-nya, untuk huruf-huruf
tertentu!!

Xiexie,


Nio Tek Ceng






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links



 





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org!
http://us.click.yahoo.com/Ryu7JD/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: Mengapa harus mengharamkah istilah Pribumi dan Non Pribumi?

2005-09-11 Terurut Topik ChanCT





Bung Asahan yb,

 Terimakasih atas respon 
yang begitu cepat. Saya jadi tertarik dengan uraian bung mengenai istilah 
"Pribumi" dan "Non-Pribumi" dari titik pandang lain, hanyalah ulah pemerintah 
untuk mengalihkan masalah berat, krisis-ekonomi, krisis-politikyang 
dihadapi. Setuju juga.

 Tapi, juga tidak dapat 
diingkari bahwa adanya penggunaan istilah "Pribumi" dan "Non-Pribumi" ini dalam 
sejarah yang cukup panjang, sejak jaman penjajahan Belanda sampai Orde Baru 
berkuasa itu, digunakan untuk membedakan secara ras, mendiskriminasi etnis 
Tionghoa. Penggunaan istilah "Pribumi" ini hanyalah salah 
satusebabtimbulnya diskriminasi ras, khususnya terhadap etnis 
Tionghoa, yang menimbulkan sentimen dan kebencian terhadap etnis Tionghoa. 
Sebagaimana juga bung tegaskan, "Tapi memangharus 
diakui, bahwa istilah (maksudnya "Pribumi" dan "Non-Pribumi", ChanCT)yang 
sudah dilaburi warna politik dengan inti reklame menarik itu, memang lebih 
banyak ditujukan pada etnis Cina dan memang lalu etnis Cina yang lebih 
banyak menjadi korban yang juga sekaligus adalah juga korban reklame 
Pemerintah yang berjubah antidiskriminasi rasial." Kutipan 
selesai.

 Mengapa? Begitu sebutan 
"Pribumi" digunakan pada sekelompok warga, maka ada sekelompok lain yang harus 
disebut sebagai "Non-Pribumi", dengan pengertian lainadalah "pendatang" 
yang seharusnya "tidak berhak" menikmati kemakmuran dari jerih-payah yang 
diperolehnya, atau menjadi yang dikatakan sebagai hasil "penghisapan", 
"Pemerasan kejam" terhadap yang "Pribumi" itu! Singkat kata, dalam banyak kasus 
kita bisa melihat sebagai satu gejala umum ( tentu tidak mutlak),ternyata 
kelompok "perantau", "pendatang" yang bertekad ingin merubah nasib hidupnya itu, 
didalam dadanya terkandung semangat juang yang luar-biasa, sehingga didalam 
persaingan bebas dengan yang dinamakan "Pribumi"dimanamereka 
hidup,bisa lebihunggul dan menang. Belum kita bicara siapakah 
sesungguhnya di Nusantara ini orang yang berhak menyandang "Pribumi"? Bukankah 
kalau melihat sejarah yang lebih jauh kebelakang, umumnya penghuni di Nusantara 
ini adalah pendatang dari daerah Yunan, yang dikatakan "Melayu-tua", dan yang 
dinamakan "Pribumi" Negroid dan Wedoid berkulit kehitam-hitaman dan berambut 
kriting itu, yang tinggal di Nusatenggara dan Irian itu?

 Mari kita perhatikan 
kelanjutan dari pengunaan istilah "Pribumi" di Indonesia yang semula hanya 
ditujukan pada etnis Tionghoa itu. Pernahkah bung memperhatikan adanya 
organisasi "Pembela Pribumi" yang berbau rasis ditahun-tahun 97, menjelang 
meletusnya Tragedi Mei '98, yang bertujuan merebut kembali hak-hak 
Pribumiyang katanya telah "dirampas" secara keji olehetnis Tionghoa 
itu? Dankalau kita perhatikan, pertikaian di Poso yang sedikit banyak juga 
ada masalah tersingkirkannya suku Maluku yang "Pribumi" oleh pendatang Bugis 
itu, dan lebih jelas lagi bisa kita lihat pertikaian suku Dayak dan Madura di 
Kalimantan yang sampai bunuh-membunuh itu. Dan, ... kalau pengertian "Pribumi" 
dan "Non-Pribumi" ini diteruskan, bukankah terjadi desintegrasi NKRI? Barulah 
pemerintah cepat-cepat menstop, dengan tegas menghentikanpenggunaan 
istilah "Pribumi" dan "Non-pribumi" yang dalam kenyataan telah membuat 
perpecahan bangsa Indonesia ini menjadi lebih parah.Karena yang merasa 
"Pribumi" terdesak oleh "Non-Pribumi", kelompok pendatang itu.

 Jadi, saya sepenuhnya 
setuju dengan instruksi Presiden Habibie itu, untuk menghentikan penggunaan 
istilah "Pribumi" pada sebutan kelompok warga RI. Mengapa harus mempertentangkan 
warganya dengan sebutan "Pribumi" dan "Non-Pribumi"? Seharusnyalah kita hanya 
mengenal satu macam warganegara dengan hak dan kewajiban yang sama! Tidak ada 
lagi pembagian klas, pribumi lebih tinggi dari yang dikatakan non-pribumi, atau 
suku Jawa yang mayoritas lebih tinggi kedudukannnya dari suku lain, atau 
khususnya etnis Tionghoa sebagai "Non-Pribumi" yang boleh dianak-tirikan. Tidak 
seharusnya ada pengertian anak emas dan anak tiri dalam memperlakukan 
warganegaranya. Setiap orang, setiap warga mempunyai hak dan kewajiban yang sama 
dan sederajat dihadapan HUKUM. Betul, kan!

 Lalu, bagaimana 
seharusnya memperlakukan persaingan bebas yang terjadi, dan kenyataan etnis 
Tionghoa, suku Bugis, suku Madurayang dikategorikan "Non-Pribumi", sebagai 
"Pendatang" justru menunjukkan keungulannya dibidang usaha-ekonomi itu? Haruskan 
mereka disingkirkan dengan pernyataan telah "merampas" hak "Pribumi"? Benarkan 
mereka-mereka yang berhasil usahanya itu merupakan "penghisapan" dan 
"pemerasan-kejam" terhadap "Pribumi" dan oleh karenanya boleh direbut kembali 
secara semena-mena?

 Bagi negeri kaya yang 
sangat miskin, dimana ekonomi sedang terpuruk parah seperti Indonesia ini, 
tidaklah mungkin sekaligus mengangkat rakyatnya menjadi makmur sekaligus. Tidak 
mungkin itu, kecuali dalam mimpi indah saja. Yang mungkin dilakukan adalah 
sebagaimana dikatakan Deng Siao-ping, "Perkenankan sementara orang kaya lebih 
dahulu. Dan kita gunakan 

[budaya_tionghua] Ulang Tahun Ke-90 Liem Sioe Liong Putar fil Masa Mudanya

2005-09-11 Terurut Topik HKSIS





http://jawapos.com/index.php?act=detail_cid=188815
Senin, 12 Sept 2005,Ulang Tahun Ke-90 Liem Sioe Liong 
Putar film Masa Mudanya
Tanpa Makan Minum, Empat Hari Telantar di 
SurabayaSelalu ada yang baru pada ulang tahun Liem Sioe Liong. Salah satu 
yang istimewa pada pesta dua malam berturut-turut kali ini adalah pemutaran film 
dokumenter Oom Liem muda.DAHLAN ISKAN, SingapuraPesta satu malam 
tentu tidak cukup bagi ulang tahun orang istimewa dalam umur yang istimewa pula. 
Maka, ulang tahun orang seistimewa Oom Liem (Liem Sioe Liong) di umur yang 
mencapai 90 tahun perlu diadakan dua malam berturut-turut.Kalau kemarin 
malam untuk teman-teman dan relasi bisnisnya yang datang dari Indonesia dan 
Tiongkok (baca harian ini edisi kemarin), tadi malam giliran untuk mereka yang 
berbahasa Inggris. Mereka relasi dari Singapura, Amerika, dan Eropa. Tempatnya 
pun sama: Hotel Shangri-La Singapura.Oom Liem memang sudah agak lama 
(tepatnya sejak rumahnya dirusak massa dalam reformasi yang kebablasan pada 
1998) lebih banyak tinggal di Singapura. Dia masih sering datang ke Indonesia, 
tapi hanya pulang-balik. Apalagi sudah ada yang menjalankan semua bisnisnya 
dengan kepintaran dan kehebatan yang tidak kalah dengan bapaknya: Anthony 
Salim.Perayaan ulang tahun ke-90 itu mengingatkan akan pesta ulang tahun 
ke-60 perkawinannya tahun lalu. Bahkan, saat itu harus diadakan tiga malam 
berturut-turut lantaran begitu banyaknya tamu yang diundang. Hanya acaranya yang 
berbeda. Kali ini ditampilkan orkestra musik klasik Tiongkok. Selain itu, ada 
penyanyi Singapura Kit Chan yang sekarang tinggal di AS.Ultah 
perkawinannya dulu menampilkan atraksi tunggal: dansa tango. Tari itu luar biasa 
karena dua hal: pedansanya adalah anak wanita Anthony Salim yang berarti cucu 
Oom Liem sendiri. Dansa itu luar biasa hebatnya karena si cucu memang sudah 
sering memenangkan kontes dansa tango tingkat dunia. Para undangan pun kagum 
bahwa salah satu anak Anthony ternyata punya bakat seni yang begitu 
mendalam.Seperti juga ultah perkawinannya dulu, kemarin malam 
ditampilkan film perjalanan Oom Liem sejak muda. Tapi, bukan film sama yang 
diputar dua kali. Tadi malam film perjalanan Oom Liem dibuat lebih seperti film 
dokumenter. Tentu ada bintang yang memerankan Oom Liem ketika 
muda.Dikisahkan, saat itu, tahun 1938, Tiongkok dilanda Perang Dunia 
Kedua. Lalu, Jepang menyerbu dengan kejamnya.Banyak pemuda Tiongkok yang 
ingin menghindari perang dengan jalan melakukan perjalanan ke selatan. Yakni ke 
Nusantara. Digambarkan, seorang pemuda Liem yang kala itu berumur 21 tahun 
sedang memakai kaus putih dan celana panjang putih memanggul bangkelan (karung 
kecil dari kain) yang berwarna putih pula. Isinya tidak dijelaskan, tapi 
bangkelan itu tidak seberapa besar. Pemuda Liem berdiri di atas bukit menghadap 
ke laut. Pemuda itu menerawangkan wajahnya ke laut yang luas. Ketika itu ada 
sebuah kapal kecil yang sedang berlabuh. Ke kapal itulah pemuda Liem akan 
naik.Di mana pemuda itu pertama mendarat di Nusantara? Ternyata di 
Surabaya. Saat itu dia membayangkan akan dijemput kakaknya yang sudah lebih dulu 
tiba di Nusantara. Ternyata, begitu merapat di pelabuhan Surabaya, tidak ada 
satu orang pun yang menjemput. "Empat hari saya tertahan di pelabuhan Surabaya. 
Tidak ada makan, tidak ada minum," kata Oom Liem dalam bahasa mandarin di film 
itu. Repotnya, imigrasi di Surabaya juga menolak dia untuk keluar dari 
pelabuhan.Akhirnya, kakaknya memang datang menjemput. Lalu, pemuda Liem 
dibawa ke Kudus untuk memulai bekerja di perusahaan rumahan di sana. Apa saja 
dikerjakan. Mulai bikin kerupuk sampai bikin tahu. Di Kudus pula Oom Liem kenal 
dengan gadis asal Lasem. Gadis itu bukan totok. Dia sekolah di sekolah Belanda 
Tionghoa. Karena itu, ketika Oom Liem jatuh cinta dan melamarnya, orang tua si 
gadis tidak mengizinkan."Bapaknya takut anak gadisnya akan dibawa ke 
Tiongkok," ujar anak wanita Oom Liem. "Padahal, keluarga ibu sudah tiga turunan 
tinggal di Indonesia," tambahnya.Tapi, karena kegigihan pemuda Liem, 
akhirnya perkawinan itu diizinkan. Bahkan, pestanya 12 hari lamanya. Maklum, 
keluarga itu cukup terpandang. Itulah pesta termeriah dan terpanjang yang 
dilakukan keluarga Tionghoa di Indonesia saat itu.Oom Liem pun kian giat 
berusaha dan mulai menampakkan hasilnya. Sayangnya, pada awal 1940-an, Jepang 
akhirnya masuk juga ke Indonesia. Usaha yang dirintisnya dengan susah payah 
hancur. Bahkan, pada tahun itu, Oom mengalami kecelakaan hebat. Mobil yang 
dinaikinya dengan beberapa orang masuk ke jurang. Ada yang bilang kecelakaan 
biasa, ada yang bilang karena kena mortir. Seluruh temannya meninggal. Oom Liem 
juga tak sadarkan diri. Setelah dua hari, barulah Oom Liem sadar dan ternyata 
masih hidup.Kisah itu jarang sekali diceritakan selama ini. Saya sendiri 
baru tahu ketika tahun lalu menghadiri ultah perkawinannya itu. Maka, boleh 
dikata, Oom Liem memang sudah lulus ujian. Bukan saja ujian penderitaan, juga 
ujian maut yang 

[budaya_tionghua] Investasi China

2005-09-11 Terurut Topik Ambon






http://www.kompas.com/kompas-cetak/0509/12/opini/2037194.htm

 
Investasi China 
Oleh: I WIBOWO 
"Money can buy everything” kata sebuah pepatah. Tidak demikian yang terjadi 
pada perusahaan minyak China, CNOOC. Mereka telah menyediakan uang sebesar 18,5 
miliar dollar AS untuk membeli perusahaan minyak Unocal, jauh lebih besar 
ketimbang pesaing mereka, tetapi perusahaan itu pada 2 Agustus 2005 mengumumkan 
menarik diri.
Gara-garanya Kongres Amerika Serikat memberi tahu kepada Presiden George 
Walker Bush untuk mewaspadai pembelian ini karena pembelian ini dapat mengancam 
national energy security. Sebelumnya di media Amerika ramai dipergunjingkan soal 
ancaman ini.
Peristiwa ini tentu saja mengagetkan banyak orang. Bukankah CNOOC mengikuti 
prosedur jual-beli yang ada? Sesuai dengan prinsip perdagangan bebas, mestinya 
tidak ada masalah sejauh transaksi itu sungguh ”rasional”. Namun, sekali lagi, 
muncul faktor ”ancaman” terhadap keamanan bangsa. Dengan kata lain, nasionalisme 
mengalahkan bisnis, politik mengatasi ekonomi. Siapa bilang nasionalisme sudah 
mati?
Kongres Amerika melihat dua hal. Pertama, CNOOC memang sebuah perusahaan 
asing, yang berasal dari China. Unocal memang bukan perusahaan minyak terbesar 
di Amerika, tetapi dikuasainya Unocal oleh perusahaan asing dapat menimbulkan 
ancaman pada keamanan energi mereka. Kedua, CNOOC dalam pandangan anggota 
Kongres bukan perusahaan biasa, bukan perusahaan swasta. Perusahaan ini adalah 
perusahaan milik negara. Mereka tahu betul bahwa campur tangan negara sangat 
besar di situ. Tapi ”negara” yang dimaksud di sini adalah negara yang dikuasai 
total oleh Partai Komunis China, sebuah partai tunggal yang tidak demokratis. 
Yang terakhir inilah merupakan isu paling mencengkam di kalangan anggota 
Kongres.
Yang kecil dilepaskan
Di China dibedakan antara ”perusahaan milik negara” (guoyou qiye), 
”perusahaan milik kolektif” (jiti qiye), ”perusahaan milik individu” (geti 
qiye), dan ”kategori ekonomi lainnya” (qita jingji leixing qiye). Perusahaan 
milik negara bisa berada di tingkat pusat, provinsi, kabupaten, atau kecamatan. 
Pada umumnya tersebar di wilayah perkotaan. Tak ada angka statistik yang akurat 
tentang berapa jumlah perusahaan milik negara, tetapi diperkirakan berjumlah 
sekitar 100.000. Ada 2.000-3.000 perusahaan milik negara yang ada di bawah 
pemerintah pusat, dan ini perusahaan milik negara yang sangat besar.
Di masa lampau perusahaan milik negara (seterusnya: PMN) memang 100 persen 
merupakan usaha milik negara, sesuai dengan prinsip-prinsip komunisme. Akibat 
diperkenalkannya sistem pasar, PMN mengalami guncangan besar karena dipaksa 
harus menghadapi kompetisi dari perusahaan swasta, baik swasta dalam negeri 
maupun swasta luar negeri. Beberapa PMN, terutama yang berukuran kecil dan 
menengah, mengalami kebangkrutan.
Reformasi PMN telah dimulai sejak tahun 1979. Pertama, manajemen PMN diubah 
dengan menerapkan ”sistem tanggung jawab”. Manajer memikul tanggung jawab, 
tetapi sekaligus juga memiliki kebebasan yang tidak dimiliki oleh manajer di 
masa Mao dulu. Yang kedua, mereka dapat mencari modal di pasar modal, tetapi 
pada kenyataannya saham mayoritas tetap dikuasai oleh pemerintah.
Manajer di PMN China bekerja seperti manajer-manajer lain di dunia. Bedanya, 
selain bertanggung jawab kepada rapat pemegang saham secara eksternal, secara 
internal ia juga bertanggung jawab kepada ”orang dalam” (insiders). Dilaporkan 
meskipun dalam struktur kepengurusan terdapat board of directors dan juga 
supervisory board, mereka tidak efektif karena seorang manajer tidak bisa lepas 
dari berbagai macam kantor pemerintah dan organisasi partai (Jie Tang dan 
Anthony Ward, The Changing Face of Chinese Management, London: Routledge, 2003, 
hal 55).
Yang kedua, diperkenalkan strategi zhua da, fang xiao: yang besar 
dipertahankan, yang kecil dilepaskan. Peter Nolan mengamati bahwa Pemerintah 
China menetapkan 120 kelompok perusahaan untuk dijadikan ”Tim Nasional”, yaitu 
perusahaan-perusahaan yang dianggap ”mempunyai nilai strategis”. 
Perusahaan-perusahaan itu bergerak di berbagai sektor: listrik (8), batu bara 
(3), otomotif (6), elektronik (10), besi dan baja (8), mesin (14), kimia (7), 
material untuk konstruksi (5), transportasi (5), ruang angkasa (6), obat-obatan 
(5).
Semua PMN ini mendapat berbagai macam fasilitas negara, termasuk mendapat 
proteksi dengan tarif impor yang tinggi. Fasilitas paling menentukan adalah 
kemudahan untuk mendapat kredit dari bank-bank (yang juga milik pemerintah).
Sikap hati-hati dari Kongres Amerika ini tentu saja menuai kritik. Bagaimana 
mungkin sebuah negara yang selalu mengkhotbahkan pasar bebas malah melanggarnya 
sendiri. Namun mereka tetap bergeming.
Sangat alot
Pada saat ini dan seterusnya Pemerintah Amerika akan terus memantau transaksi 
antara perusahaan China dan perusahaan Amerika. Contoh terdekat adalah pembelian 
perusahaan Amerika, Maytag, oleh Haier, perusahaan China. Proses berjalan sangat