[budaya_tionghua] OOT. Menonton fill-film Vietnam
ASAHAN ALHAM AIDIT: MENONTON FILM-FILM VIETNAM Ketika saya mengunjungi Vietnam beberapa bulan yang lalu salah satu kegiatan saya sehari-hari adalah lihat film-film Vietnam lewat acara televisi. Sekembalinya saya dari kunjungan itu, film-film Vietnam masih terus saya tonton liwat internet. Meskipun tema-tema film itu relatif kaya atau beragam segi kehidupan di masa lalu maupun dengan tema-tema kekinian, namun tema masa kini yang menarik,yang banyak menjadi tema pokok adalah kehidupan di desa-desa dan daya tarik yang luar biasa dari kehidupan kota atau ibu kota. Kontras dua macam kehidupan yang lalu menjadi masaalah serius itu turut menggambar- kan betapa repotnya pemerintah pusat dalam menghadapi arus penduduk yangpindah ke ibu kota untuk mencari atau mengadu nasib demi kehidupan yang lebih baik, lebih menyenangkan dan untuk menjadi kaya dan mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Terutama generasi muda dan terutama para pemudanya. Di desa atau daerah, menjadi langka orang-orang muda, hampir semua mereka lari ke ibu kota untuk mengejar mimpi-mimpi mereka. Keadaan di desa jadi seperti ketika masa perang melawan agresi Amerika Serikat berpuluh tahun lalu. Desa kekurangan pemuda dan langka laki-laki yang sehat karena dikirim ke front untuk bertempur. Sedangkan di desa-desa isinya cuma wanita, orang tua dan anak-anak. Sekarang keadaan itu ternyata tidak banyak berobah, hanya saja alasan atau sebabnya sudah lain, bukan karena para pemuda dan laki-laki bertempur melawan musuh di front-front, tapi pada kabur ke kota-kota atau ke ibu kota mencari kehidupan, mendekati modernisasi, turut berlomba siapa cepat siapa dapat dalam ekonomi terbuka kapitalisme dan juga sekedar untuk mencari udara baru darikebosanan hidup di desa yang pada umumnya menjemukan dan kurang menjanjikan hari depan yang lebih terang. Keadaan yang demikian tentu saja sangat mencemaskan para pengelola petinggi ideologi di pusat maupun negara sendiri. Tanpa pemuda, pembangunan desa atau daerah tidak akan berjalan lancar dan akan terus tertinggal atau terbelakang sedangkan kota maju pesat sambil menghancurkan keseimbangan ekonomi kota dan ekonomi desa. Kita lalu bisa teringat akan semboyan Teng Siau Ping yang mengatakan, biarlah para kapitalis kaya lebih duluan, rakyat belakangan. Yang itu bisa pula berlaku, biarlah kota-kota(baca: ibu kota) maju pesat lebih duluan, desa-desa belakangan. Dan lalu pernyataan Teng Siau Ping yang mengatakan, kekayaan adalah kemuliaan. Dan itupun telah dijalankan oleh anak-anak beliau yang telah jadi multi milyuner dan sukses dalam mencapai kemuliaan melalui kekayaan. Nampaknya, melalui film-film, pekerjaan ideologi masih tetap diperhatikan oleh tingkat atas atau barangkali juga oleh pihak partikulir yang melihat kerjanggalan yang menyolok kehidupan ibu kota dan desa yang bertambah menghawatirkan. Salah satu yang paling tipikal dalam film-film Vietnam yang bertemakan dua kehidupan yang berdikotomi itu adalah menunjukkankegagalan para pemuda desa yang coba-coba mengadu nasib di ibu kota yang telah dipermoderen, di Baratkan, dihias dengan gemerlapan lampu-lampu neon reklame, dan juga imbauan serta bujuk rayu para mafia atau mafioso dengan undang-undang besi, bisa cepat kaya ,tapisetitik berhianat hanya ada satu hukuman: hukuman mati. Tapi para pemuda yang dengan penuh kesedaran yang dulu hidup dan lahir di ibu kota lalu secara sukarela mengabdikan dirinya ke desatapi dengan seribu satu cobaan-cobaan berat seperti penyakit konsevatisme kader-kader negara atau Partai di desa, keterbatasan kehidupan materi, adat istiadat yang dianggap sudah sangat terbelakang dan segala macam yang sangat lain dengan kehidupan di kota-kota. Pemuda-pemuda yang jenis inipun dalam film-film itu digambarkan sebagai hanya pengorbanan dan bukan kemuliaan. Karena kemuliaan, dalam pengertian seperti yang dikatakan Teng Siau Ping adalan kekayaan. Dalam hal ini segi positip yang ingin dikesankan oleh film-film itu masih mempertahankan sifat realis. Berkorban tapi belum berarti telah menjadi pahlawan pembangun desa yang dikagumi dan dihormati. Tapi yang gagal di ibu kota dan kembali ke desa, juga tidak dikesankan sebagai tindakan mulia tapi hanya sebagai tokoh gagal dengan sedikit mengenyampingkan sifat realis, tokoh gagal itu menemukan kebahagiaannya ahir-ahirnya di desa dengan cara menemukannya dengan kekasih lama yang dihianatinya ketika ia meninggalkan desa pergi ke kota. Sedangkan kekasih atau istri yang didapatkannya di kota cumalah para kekasih atau istri mata duitan yang cinta utamanya adalah pada materi dan bukan dari hati nurani. Pengesanan yang setengah realis setengah ideologis ini juga menarik karena dengan jelas menggambarkan perjuangan ideologi dalam tahap menjalankan ekonomi kapitalis di negeri yang masih mengaku ber-identitas sosialisme. Ada satu hal yang menarik perhatian saya selama saya tinggal di hotel ketika berkunjung ke Vietnam. Setiap saya dan istri saya
[budaya_tionghua] Chinese name
Saya sedang bingung memilih nama tionghua, karena setahu saya jumlah stroke pada xing dan ming dapat mempengaruhi nasib seseorang. Saya mau mencari buku yang berisi jumlah stroke pada suatu huruf dan keterangannya, semisal xing saya Liang=11 stroke, De=15 stroke, Zeng=15 stroke jadi jumlahnya 41 stroke, 41 stroke itu biasanya ada artinya. Dimana ya ada buku tersebut?? Yang kira-kira bisa dipercaya, karena saya pernah ketemu buku terjemahan bahasa Indonesia tetapi kenapa berbeda dengan buku milik temen papa yang usianya sudah puluhan tahun?? Perbedaannya terletak pada jumlah stroke-nya, untuk huruf-huruf tertentu!! Xiexie, Nio Tek Ceng Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/ons1pC/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] ungkapan gredja untuk klenteng
salam, melihat postingan2 milis yang sudah agak basi (kelamaan ga dibaca), saya jadi ingat beberapa waktu yang lalu saya ada pernah melihat gambar (cukup) kuno mengenai tampak depan klenteng2 di jawa (tengah atau timur saya lupa). ajaibnya, tulisan di muka klenteng itu adalah gredja .. (nama klentengnya entah yang sudah disansekertakan maupun masih tiga kata). nah, kenapa hal ini terjadi, khususnya di jawa tengah dan timur, sedangkan jawa barat en jakarta setau saya tidak ada sama sekali. apakah ini terjadi karena pada pengembangan kata gereja sendiri sebelum EYD menjadi tempat ibadah secara umum? mohon pencerahannya (tapi jangan ditanya dimana saya pernah melihat gambarnya ya... saya bener2 sudah lupa), yang pasti buram hitam putih, foto lama, en di buku lama pula. kayaknya buku sejarah deh. sodja, greysia Yahoo! for Good Watch the Hurricane Katrina Shelter From The Storm concert .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. SPONSORED LINKS Indonesia Culture YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
Re: [budaya_tionghua] ungkapan gredja untuk klenteng
Di buku-buku cerita silat kuno (50-an tahun yang lalu atau lebih lama), baik yang terbitan Jawa Tengah maupun Jawa Barat (termasuk Jakarta), dalam bahasa Melayu-Tionghoa memang "kelenteng" sering disebut "gereja". Misalnya, karya C. C. Huang (OKT, Oey Kim Tiang) yang berjudul "Liang San Tjhit Hiap", penerbit Sunrise, Jakarta, tahun 1953, diberinya sub-judul: "Atawa Pembakaran Gredja Noraka PrempoeanIn Thian Sie". Wasalam. - Original Message - From: greysia susilo junus To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, 11 September, 2005 17:33 Subject: [budaya_tionghua] ungkapan gredja untuk klenteng melihat postingan2 milis yang sudah agak basi (kelamaan ga dibaca), saya jadi ingat beberapa waktu yang lalu saya ada pernah melihat gambar (cukup) kuno mengenai tampak depan klenteng2 di jawa (tengah atau timur saya lupa). ajaibnya, tulisan di muka klenteng itu adalah gredja .. (nama klentengnya entah yang sudah disansekertakan maupun masih tiga kata). nah, kenapa hal ini terjadi, khususnya di jawa tengah dan timur, sedangkan jawa barat en jakarta setau saya tidak ada sama sekali. apakah ini terjadi karena pada pengembangan kata gereja sendiri sebelum EYD menjadi tempat ibadah secara umum? mohon pencerahannya .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. SPONSORED LINKS Indonesia Culture YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
RE: [budaya_tionghua] OOT :) Hidden Secret Untold
Gue cerita ah. Agak ngga nyambung sama budaya tionghua tapi gue paksain supaya nyambung heheheheh. Tau ngga vampire yang suka ada di pelem hongkong? Itu tuh mayat hidup yang suka loncat loncat kalau jalan? Gue pernah baca pendeta untuk vampire hongkong itu aslinya buat apaaa gitu, tapi lupa, hihihi. Ada yang inget? Nah, ternyata di Indonesia juga ada tuh pendeta untuk mayat hidup itu. Tapi tentunya bukan vampire, hanya untuk membawa si mayat untuk dikuburkan di tempat yang tinggi sebangsa tebing-tebing gitu. Katanya di tanah toraja, turunan raja-raja kalau meninggal itu harus dikuburkan di tebing yang tinggi supaya bisa melihat apa yang terjadi dengan anak-cucunya. Nah untuk membawa mayat ke tebing itu tentunya membahayakan orang hidup, jadi caranya adalah dengan memanggil si mayat (enggak tahu apa panggil roh atau pegimana) pokoknya si mayat ini akan berjalan sendiri (dengan melompat lompat) ke kuburnya di lubang di dinding tebing itu. Nah, orang Tionghua juga khan punya kepercayaan bahwa leluhur harus dikuburkan di tempat yang tinggi dan berpemandangan indah (katanya bagus untuk keberuntungan anak cucu) dan ada acara mayat melompat itu, ini membikin saya tertarik, kok ada kemiripan budaya cina kuno sama budaya tanah toraja ya. -Original Message- From: Eddy Tlessh [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, September 11, 2005 1:33 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] OOT :) Hidden Secret Untold Ada yang punya cerita nyata gak tentang yang menurut kalian. sesuatu yang masih menjadi rahasia yang tidak diketahui orang banyak. misal suku terasing, makanan yang langka (misal nasi padang yg resepnya pake sedikit daun ganja bisa ditemukan di mana :p), peninggalan sejarah yg gak pernah diketahui org sebelumnya (saya pernah dgr dari temanku(nganjur) di desanya ada bekas peninggalan megalitikum), daerah yg indah tapi banyak yg gak tahu (misal ladang plutonium di timor, tapi gak tahu betul apa kagak), atau hikayat turun temurun yg jarang diketahui org (misal asal keturunan Dayak Sanggau dari bukit di dekat daerah itu) profesi yg sudah sangat langka (misal tukang cukur di bawah pohon), siapa tahu ada yg punya keris bertuah, samurai jepang. just want to fill up my consciousness. -- Best Regards, Eddy .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. SPONSORED LINKS Indonesia Culture YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
[budaya_tionghua] Mengapa harus mengharamkah istilah Pribumi dan Non Pribumi?
ASAHAN ALHAM AIDIT: Mengapa harus mengharamkan istilah Pribumi dan Non Pribumi? Menurut pendapat saya sebutan Pribumi dan non Pribumi bukanlah sebab utama terjadinya sentimen ras yang memicu kerusuhan rasial. Tapi bahwa istilah itu diberi warna politik untuk mengesankan seolah-olah pemerintah yang mengharamkan istilah itu adalah pemerintah yang bersih dari politik diskriminasi rasial, adalah cumapunya sifat reklame untuk menarik satu golongan tertentu dan mengaburkan atau mengalihkan perhatian massa rakyat dari persoalan-persoalan berat seperti krisis ekonomi, krisis politik dan juga krisis kebudayaan serta moral di tingkat atas. Tapi memangharus diakui, bahwa istilah yang sudah dilaburi warna politik dengan inti reklame menarik itu, memang lebih banyak ditujukan pada etnis Cina dan memang lalu etnis Cina yang lebih banyak menjadi korban yang juga sekaligus adalah juga korban reklame Pemerintah yang berjubah antidiskriminasi rasial. Buktinya. Ketika benar-benar telah terjadikerusuhan rasialdi bulan Mei 1988, apakah yang telah dilakukan oleh Pemerintah dalam usaha menghentikan, membatasi, mengadakan penyelidikan siapabiang keladi kerusuhan, menangkap para penyuluh kerusuhan?, Yang kita dengar adalah bahwa aparat negara seperti TNI, polisi cuma diam menyaksikan kerusuhan yang sudah menjadi terror itu . Bukankah hal ini berartibahwa Pemerintah ketika itu cuma munafik, demagog, lain dimulut lain di hati.Dan lalu orang-orang menyalahkan istilahPribumi dan Non Pribumi yang telah menjadi biang keladi dan cikal bakal sentimen ras. Pada hal kata itu sendiri tidak punya dosa sedikitpun dan hanya sebutan biasa tanpa warna politik atau tendensi ras dan hanya menunjukkan tempat di mana seseorang dilahirkan atau telah lama diam di suatu tempat dan merasa dirinya atau dianggap adalah penduduk tempat tertentu.Tapi karena dipersoalkan dan banyak dipersoalkan, kata itu jadi kehilangan artinya yang asli dan netral lalu diberi warnapolitik sehingga menjadi peka dan bisa memancing sentimen ras yang pada gilirannya untuk mengambil keuntungan politik oleh segolongan atau aliran poltik tertentu. Inti masaalah sentimen ras bukan terletak pada istilah Pribumi atau non Pribumi tapi pada cara berfikir seseorang atau golongan atau aliran politik terhadap satu golongan ras yang lain.Dengan kata lain pengharaman kata Pribumi dan Non Pribumi adalah pengharaman yangdilakukan oleh Orde Baru itu sendiri untuk tujuan reklame yang licik dan lihai bagi mempengaruhi psikologi massa sehingga orang-orang lupa pada masaalah yang paling inti dari timbulnya sentimen ras sebagai satu sisitim pemikirandan terlena oleh daya tarik reklame dengan menggunakan istilah yang mudah dijadikan kambing hitam. Sedangkan Pemerintah pencipta pengharaman itu berada di balik kabut hitam yang mengaburkan semuakemunafikan dan penipuannya sambil menyulutsentimen ras tanpa dirasakan banyakorang. Sebaiknya kita kembali ke persoaalan inti masaalah dan bukan pada istilah yang tak habis-habisnya dibicarakan. Dalam kenyataan yang lebih dalam, bukan hanya etnis Cina saja yang menderita korban sentimen ras atau diskriminasi secara umum. Di antara ras-ras atau suku-suku di Indonesia, juga saling mendiskriminasi satu sama lain. Ini persoalan bersama semua etnis yang ada dan bukan hanya terkonsentrasi pada satu etnis saja. Terlalu banyak mengkonsentrasi diri sebagai etnis yang dikorbankan akan mengakibatkan perjuangan melawan diskriminasi menjadi hanya terfokos pada satu etnis dan itu akan berakibat kembali ke diskriminasi terpusat sehinggap perhatiantertuju ke satu pusat. Korban diskriminasi di Indonesia mencakup ratusan juta atau sebagian terbesar penduduk Indonesia. Setiap hari mereka dibunuhi secara psikologis, secara ekonomis, secara moril maupun materil. Bukankah kita lebih baikmenyatukan diri dalam perjuangan bersama melawan diskriminasi yang telah membudaya dalam masyarakat Indonesia yang membuat terpuruknya bangsa ini. Jadi bukan cuma meng-utik-utik soal istilah Pribumi dan non pribumi melulu sambil berlari jauh dari inti persoalan yang sesungguhnyayang bahkan bisa lebih menyulut sentimen ras. Semua kita adalah korban historis dan kontemporer Orde Baru. Tanpa menyedari hal ini cuma akan menguntungkan Orde Baru dan memperpanjang keterpurukan bangsa. Waspadalah terhadap reklame Orba dan jangan cepat-cepat membelinya dengan harga murah, bungkusnya indah, isinya tuba. asahan aidit. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. SPONSORED LINKS Indonesia Culture YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the
RE: [budaya_tionghua] Chinese name
41 stroke - baik nasibnya baik dan selalu diberkati keberuntungan; memiliki kebajikan dan keberanian dalam melakukan sesuatu; memiliki nama dan kedudukan yang baik, masa depan cemerlang. Wah bagus punya tuh. Percaya aja. Prinsip saya sih kalau ramalan bagus dipercaya, yang jelek pura-pura ngga pernah dengar. Sebab saya masih percaya ucapan thaysuhu yang bilang nasib itu ada di tangan manusia, manusia sendiri bahkan bisa merubah jalan hidup yang digariskan untuknya kalau mau berusaha. Perbedaan stroke pada huruf tertentu kali lantaran pake huruf kuno dan huruf yang sudah disederhanakan (han tizi dan fan tizi). Teman papi saya berusaha mengubah hokinya dengan jalan menggabungkan hurup susah dan hurup mudah dalam menuliskan namanya (untuk tandatangan de el el) Kalau yang terjemahan bahasa Indonesia punya mah banyak di gramedia. Saya pernah lihat satu lagi terbitan singapur tapi ngga tahu data lengkap penerbitnya, pokoknya pernah lihat di kinokuniya dan bukunya enggak kuno-kuno amat kok kayaknya. -Original Message- From: Stevan Raharjo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, September 11, 2005 2:16 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Chinese name Saya sedang bingung memilih nama tionghua, karena setahu saya jumlah stroke pada xing dan ming dapat mempengaruhi nasib seseorang. Saya mau mencari buku yang berisi jumlah stroke pada suatu huruf dan keterangannya, semisal xing saya Liang=11 stroke, De=15 stroke, Zeng=15 stroke jadi jumlahnya 41 stroke, 41 stroke itu biasanya ada artinya. Dimana ya ada buku tersebut?? Yang kira-kira bisa dipercaya, karena saya pernah ketemu buku terjemahan bahasa Indonesia tetapi kenapa berbeda dengan buku milik temen papa yang usianya sudah puluhan tahun?? Perbedaannya terletak pada jumlah stroke-nya, untuk huruf-huruf tertentu!! Xiexie, Nio Tek Ceng .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org! http://us.click.yahoo.com/Ryu7JD/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Mengapa harus mengharamkah istilah Pribumi dan Non Pribumi?
Bung Asahan yb, Terimakasih atas respon yang begitu cepat. Saya jadi tertarik dengan uraian bung mengenai istilah "Pribumi" dan "Non-Pribumi" dari titik pandang lain, hanyalah ulah pemerintah untuk mengalihkan masalah berat, krisis-ekonomi, krisis-politikyang dihadapi. Setuju juga. Tapi, juga tidak dapat diingkari bahwa adanya penggunaan istilah "Pribumi" dan "Non-Pribumi" ini dalam sejarah yang cukup panjang, sejak jaman penjajahan Belanda sampai Orde Baru berkuasa itu, digunakan untuk membedakan secara ras, mendiskriminasi etnis Tionghoa. Penggunaan istilah "Pribumi" ini hanyalah salah satusebabtimbulnya diskriminasi ras, khususnya terhadap etnis Tionghoa, yang menimbulkan sentimen dan kebencian terhadap etnis Tionghoa. Sebagaimana juga bung tegaskan, "Tapi memangharus diakui, bahwa istilah (maksudnya "Pribumi" dan "Non-Pribumi", ChanCT)yang sudah dilaburi warna politik dengan inti reklame menarik itu, memang lebih banyak ditujukan pada etnis Cina dan memang lalu etnis Cina yang lebih banyak menjadi korban yang juga sekaligus adalah juga korban reklame Pemerintah yang berjubah antidiskriminasi rasial." Kutipan selesai. Mengapa? Begitu sebutan "Pribumi" digunakan pada sekelompok warga, maka ada sekelompok lain yang harus disebut sebagai "Non-Pribumi", dengan pengertian lainadalah "pendatang" yang seharusnya "tidak berhak" menikmati kemakmuran dari jerih-payah yang diperolehnya, atau menjadi yang dikatakan sebagai hasil "penghisapan", "Pemerasan kejam" terhadap yang "Pribumi" itu! Singkat kata, dalam banyak kasus kita bisa melihat sebagai satu gejala umum ( tentu tidak mutlak),ternyata kelompok "perantau", "pendatang" yang bertekad ingin merubah nasib hidupnya itu, didalam dadanya terkandung semangat juang yang luar-biasa, sehingga didalam persaingan bebas dengan yang dinamakan "Pribumi"dimanamereka hidup,bisa lebihunggul dan menang. Belum kita bicara siapakah sesungguhnya di Nusantara ini orang yang berhak menyandang "Pribumi"? Bukankah kalau melihat sejarah yang lebih jauh kebelakang, umumnya penghuni di Nusantara ini adalah pendatang dari daerah Yunan, yang dikatakan "Melayu-tua", dan yang dinamakan "Pribumi" Negroid dan Wedoid berkulit kehitam-hitaman dan berambut kriting itu, yang tinggal di Nusatenggara dan Irian itu? Mari kita perhatikan kelanjutan dari pengunaan istilah "Pribumi" di Indonesia yang semula hanya ditujukan pada etnis Tionghoa itu. Pernahkah bung memperhatikan adanya organisasi "Pembela Pribumi" yang berbau rasis ditahun-tahun 97, menjelang meletusnya Tragedi Mei '98, yang bertujuan merebut kembali hak-hak Pribumiyang katanya telah "dirampas" secara keji olehetnis Tionghoa itu? Dankalau kita perhatikan, pertikaian di Poso yang sedikit banyak juga ada masalah tersingkirkannya suku Maluku yang "Pribumi" oleh pendatang Bugis itu, dan lebih jelas lagi bisa kita lihat pertikaian suku Dayak dan Madura di Kalimantan yang sampai bunuh-membunuh itu. Dan, ... kalau pengertian "Pribumi" dan "Non-Pribumi" ini diteruskan, bukankah terjadi desintegrasi NKRI? Barulah pemerintah cepat-cepat menstop, dengan tegas menghentikanpenggunaan istilah "Pribumi" dan "Non-pribumi" yang dalam kenyataan telah membuat perpecahan bangsa Indonesia ini menjadi lebih parah.Karena yang merasa "Pribumi" terdesak oleh "Non-Pribumi", kelompok pendatang itu. Jadi, saya sepenuhnya setuju dengan instruksi Presiden Habibie itu, untuk menghentikan penggunaan istilah "Pribumi" pada sebutan kelompok warga RI. Mengapa harus mempertentangkan warganya dengan sebutan "Pribumi" dan "Non-Pribumi"? Seharusnyalah kita hanya mengenal satu macam warganegara dengan hak dan kewajiban yang sama! Tidak ada lagi pembagian klas, pribumi lebih tinggi dari yang dikatakan non-pribumi, atau suku Jawa yang mayoritas lebih tinggi kedudukannnya dari suku lain, atau khususnya etnis Tionghoa sebagai "Non-Pribumi" yang boleh dianak-tirikan. Tidak seharusnya ada pengertian anak emas dan anak tiri dalam memperlakukan warganegaranya. Setiap orang, setiap warga mempunyai hak dan kewajiban yang sama dan sederajat dihadapan HUKUM. Betul, kan! Lalu, bagaimana seharusnya memperlakukan persaingan bebas yang terjadi, dan kenyataan etnis Tionghoa, suku Bugis, suku Madurayang dikategorikan "Non-Pribumi", sebagai "Pendatang" justru menunjukkan keungulannya dibidang usaha-ekonomi itu? Haruskan mereka disingkirkan dengan pernyataan telah "merampas" hak "Pribumi"? Benarkan mereka-mereka yang berhasil usahanya itu merupakan "penghisapan" dan "pemerasan-kejam" terhadap "Pribumi" dan oleh karenanya boleh direbut kembali secara semena-mena? Bagi negeri kaya yang sangat miskin, dimana ekonomi sedang terpuruk parah seperti Indonesia ini, tidaklah mungkin sekaligus mengangkat rakyatnya menjadi makmur sekaligus. Tidak mungkin itu, kecuali dalam mimpi indah saja. Yang mungkin dilakukan adalah sebagaimana dikatakan Deng Siao-ping, "Perkenankan sementara orang kaya lebih dahulu. Dan kita gunakan
[budaya_tionghua] Ulang Tahun Ke-90 Liem Sioe Liong Putar fil Masa Mudanya
http://jawapos.com/index.php?act=detail_cid=188815 Senin, 12 Sept 2005,Ulang Tahun Ke-90 Liem Sioe Liong Putar film Masa Mudanya Tanpa Makan Minum, Empat Hari Telantar di SurabayaSelalu ada yang baru pada ulang tahun Liem Sioe Liong. Salah satu yang istimewa pada pesta dua malam berturut-turut kali ini adalah pemutaran film dokumenter Oom Liem muda.DAHLAN ISKAN, SingapuraPesta satu malam tentu tidak cukup bagi ulang tahun orang istimewa dalam umur yang istimewa pula. Maka, ulang tahun orang seistimewa Oom Liem (Liem Sioe Liong) di umur yang mencapai 90 tahun perlu diadakan dua malam berturut-turut.Kalau kemarin malam untuk teman-teman dan relasi bisnisnya yang datang dari Indonesia dan Tiongkok (baca harian ini edisi kemarin), tadi malam giliran untuk mereka yang berbahasa Inggris. Mereka relasi dari Singapura, Amerika, dan Eropa. Tempatnya pun sama: Hotel Shangri-La Singapura.Oom Liem memang sudah agak lama (tepatnya sejak rumahnya dirusak massa dalam reformasi yang kebablasan pada 1998) lebih banyak tinggal di Singapura. Dia masih sering datang ke Indonesia, tapi hanya pulang-balik. Apalagi sudah ada yang menjalankan semua bisnisnya dengan kepintaran dan kehebatan yang tidak kalah dengan bapaknya: Anthony Salim.Perayaan ulang tahun ke-90 itu mengingatkan akan pesta ulang tahun ke-60 perkawinannya tahun lalu. Bahkan, saat itu harus diadakan tiga malam berturut-turut lantaran begitu banyaknya tamu yang diundang. Hanya acaranya yang berbeda. Kali ini ditampilkan orkestra musik klasik Tiongkok. Selain itu, ada penyanyi Singapura Kit Chan yang sekarang tinggal di AS.Ultah perkawinannya dulu menampilkan atraksi tunggal: dansa tango. Tari itu luar biasa karena dua hal: pedansanya adalah anak wanita Anthony Salim yang berarti cucu Oom Liem sendiri. Dansa itu luar biasa hebatnya karena si cucu memang sudah sering memenangkan kontes dansa tango tingkat dunia. Para undangan pun kagum bahwa salah satu anak Anthony ternyata punya bakat seni yang begitu mendalam.Seperti juga ultah perkawinannya dulu, kemarin malam ditampilkan film perjalanan Oom Liem sejak muda. Tapi, bukan film sama yang diputar dua kali. Tadi malam film perjalanan Oom Liem dibuat lebih seperti film dokumenter. Tentu ada bintang yang memerankan Oom Liem ketika muda.Dikisahkan, saat itu, tahun 1938, Tiongkok dilanda Perang Dunia Kedua. Lalu, Jepang menyerbu dengan kejamnya.Banyak pemuda Tiongkok yang ingin menghindari perang dengan jalan melakukan perjalanan ke selatan. Yakni ke Nusantara. Digambarkan, seorang pemuda Liem yang kala itu berumur 21 tahun sedang memakai kaus putih dan celana panjang putih memanggul bangkelan (karung kecil dari kain) yang berwarna putih pula. Isinya tidak dijelaskan, tapi bangkelan itu tidak seberapa besar. Pemuda Liem berdiri di atas bukit menghadap ke laut. Pemuda itu menerawangkan wajahnya ke laut yang luas. Ketika itu ada sebuah kapal kecil yang sedang berlabuh. Ke kapal itulah pemuda Liem akan naik.Di mana pemuda itu pertama mendarat di Nusantara? Ternyata di Surabaya. Saat itu dia membayangkan akan dijemput kakaknya yang sudah lebih dulu tiba di Nusantara. Ternyata, begitu merapat di pelabuhan Surabaya, tidak ada satu orang pun yang menjemput. "Empat hari saya tertahan di pelabuhan Surabaya. Tidak ada makan, tidak ada minum," kata Oom Liem dalam bahasa mandarin di film itu. Repotnya, imigrasi di Surabaya juga menolak dia untuk keluar dari pelabuhan.Akhirnya, kakaknya memang datang menjemput. Lalu, pemuda Liem dibawa ke Kudus untuk memulai bekerja di perusahaan rumahan di sana. Apa saja dikerjakan. Mulai bikin kerupuk sampai bikin tahu. Di Kudus pula Oom Liem kenal dengan gadis asal Lasem. Gadis itu bukan totok. Dia sekolah di sekolah Belanda Tionghoa. Karena itu, ketika Oom Liem jatuh cinta dan melamarnya, orang tua si gadis tidak mengizinkan."Bapaknya takut anak gadisnya akan dibawa ke Tiongkok," ujar anak wanita Oom Liem. "Padahal, keluarga ibu sudah tiga turunan tinggal di Indonesia," tambahnya.Tapi, karena kegigihan pemuda Liem, akhirnya perkawinan itu diizinkan. Bahkan, pestanya 12 hari lamanya. Maklum, keluarga itu cukup terpandang. Itulah pesta termeriah dan terpanjang yang dilakukan keluarga Tionghoa di Indonesia saat itu.Oom Liem pun kian giat berusaha dan mulai menampakkan hasilnya. Sayangnya, pada awal 1940-an, Jepang akhirnya masuk juga ke Indonesia. Usaha yang dirintisnya dengan susah payah hancur. Bahkan, pada tahun itu, Oom mengalami kecelakaan hebat. Mobil yang dinaikinya dengan beberapa orang masuk ke jurang. Ada yang bilang kecelakaan biasa, ada yang bilang karena kena mortir. Seluruh temannya meninggal. Oom Liem juga tak sadarkan diri. Setelah dua hari, barulah Oom Liem sadar dan ternyata masih hidup.Kisah itu jarang sekali diceritakan selama ini. Saya sendiri baru tahu ketika tahun lalu menghadiri ultah perkawinannya itu. Maka, boleh dikata, Oom Liem memang sudah lulus ujian. Bukan saja ujian penderitaan, juga ujian maut yang
[budaya_tionghua] Investasi China
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0509/12/opini/2037194.htm Investasi China Oleh: I WIBOWO "Money can buy everything kata sebuah pepatah. Tidak demikian yang terjadi pada perusahaan minyak China, CNOOC. Mereka telah menyediakan uang sebesar 18,5 miliar dollar AS untuk membeli perusahaan minyak Unocal, jauh lebih besar ketimbang pesaing mereka, tetapi perusahaan itu pada 2 Agustus 2005 mengumumkan menarik diri. Gara-garanya Kongres Amerika Serikat memberi tahu kepada Presiden George Walker Bush untuk mewaspadai pembelian ini karena pembelian ini dapat mengancam national energy security. Sebelumnya di media Amerika ramai dipergunjingkan soal ancaman ini. Peristiwa ini tentu saja mengagetkan banyak orang. Bukankah CNOOC mengikuti prosedur jual-beli yang ada? Sesuai dengan prinsip perdagangan bebas, mestinya tidak ada masalah sejauh transaksi itu sungguh rasional. Namun, sekali lagi, muncul faktor ancaman terhadap keamanan bangsa. Dengan kata lain, nasionalisme mengalahkan bisnis, politik mengatasi ekonomi. Siapa bilang nasionalisme sudah mati? Kongres Amerika melihat dua hal. Pertama, CNOOC memang sebuah perusahaan asing, yang berasal dari China. Unocal memang bukan perusahaan minyak terbesar di Amerika, tetapi dikuasainya Unocal oleh perusahaan asing dapat menimbulkan ancaman pada keamanan energi mereka. Kedua, CNOOC dalam pandangan anggota Kongres bukan perusahaan biasa, bukan perusahaan swasta. Perusahaan ini adalah perusahaan milik negara. Mereka tahu betul bahwa campur tangan negara sangat besar di situ. Tapi negara yang dimaksud di sini adalah negara yang dikuasai total oleh Partai Komunis China, sebuah partai tunggal yang tidak demokratis. Yang terakhir inilah merupakan isu paling mencengkam di kalangan anggota Kongres. Yang kecil dilepaskan Di China dibedakan antara perusahaan milik negara (guoyou qiye), perusahaan milik kolektif (jiti qiye), perusahaan milik individu (geti qiye), dan kategori ekonomi lainnya (qita jingji leixing qiye). Perusahaan milik negara bisa berada di tingkat pusat, provinsi, kabupaten, atau kecamatan. Pada umumnya tersebar di wilayah perkotaan. Tak ada angka statistik yang akurat tentang berapa jumlah perusahaan milik negara, tetapi diperkirakan berjumlah sekitar 100.000. Ada 2.000-3.000 perusahaan milik negara yang ada di bawah pemerintah pusat, dan ini perusahaan milik negara yang sangat besar. Di masa lampau perusahaan milik negara (seterusnya: PMN) memang 100 persen merupakan usaha milik negara, sesuai dengan prinsip-prinsip komunisme. Akibat diperkenalkannya sistem pasar, PMN mengalami guncangan besar karena dipaksa harus menghadapi kompetisi dari perusahaan swasta, baik swasta dalam negeri maupun swasta luar negeri. Beberapa PMN, terutama yang berukuran kecil dan menengah, mengalami kebangkrutan. Reformasi PMN telah dimulai sejak tahun 1979. Pertama, manajemen PMN diubah dengan menerapkan sistem tanggung jawab. Manajer memikul tanggung jawab, tetapi sekaligus juga memiliki kebebasan yang tidak dimiliki oleh manajer di masa Mao dulu. Yang kedua, mereka dapat mencari modal di pasar modal, tetapi pada kenyataannya saham mayoritas tetap dikuasai oleh pemerintah. Manajer di PMN China bekerja seperti manajer-manajer lain di dunia. Bedanya, selain bertanggung jawab kepada rapat pemegang saham secara eksternal, secara internal ia juga bertanggung jawab kepada orang dalam (insiders). Dilaporkan meskipun dalam struktur kepengurusan terdapat board of directors dan juga supervisory board, mereka tidak efektif karena seorang manajer tidak bisa lepas dari berbagai macam kantor pemerintah dan organisasi partai (Jie Tang dan Anthony Ward, The Changing Face of Chinese Management, London: Routledge, 2003, hal 55). Yang kedua, diperkenalkan strategi zhua da, fang xiao: yang besar dipertahankan, yang kecil dilepaskan. Peter Nolan mengamati bahwa Pemerintah China menetapkan 120 kelompok perusahaan untuk dijadikan Tim Nasional, yaitu perusahaan-perusahaan yang dianggap mempunyai nilai strategis. Perusahaan-perusahaan itu bergerak di berbagai sektor: listrik (8), batu bara (3), otomotif (6), elektronik (10), besi dan baja (8), mesin (14), kimia (7), material untuk konstruksi (5), transportasi (5), ruang angkasa (6), obat-obatan (5). Semua PMN ini mendapat berbagai macam fasilitas negara, termasuk mendapat proteksi dengan tarif impor yang tinggi. Fasilitas paling menentukan adalah kemudahan untuk mendapat kredit dari bank-bank (yang juga milik pemerintah). Sikap hati-hati dari Kongres Amerika ini tentu saja menuai kritik. Bagaimana mungkin sebuah negara yang selalu mengkhotbahkan pasar bebas malah melanggarnya sendiri. Namun mereka tetap bergeming. Sangat alot Pada saat ini dan seterusnya Pemerintah Amerika akan terus memantau transaksi antara perusahaan China dan perusahaan Amerika. Contoh terdekat adalah pembelian perusahaan Amerika, Maytag, oleh Haier, perusahaan China. Proses berjalan sangat