[budaya_tionghua] Re: Marga Asal
Saya cuma ingin menambahkan, selain sne Kwee, Liem, dan Tan. ada juga rumah abu sne Ong (Wang) di jl Pekunden, Semarang. Disitu juga ditulis generation name (Ç) marga Ong, yang berjumlah 60 karakter. Dan generation name tersebut, sama dengan generation name yang ada di rumah abu sne Ong di Nan An. Salam, Nio Tek Ceng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Rinto Jiang [EMAIL PROTECTED] wrote: Raharjo Irawan menulis: Salam, Jika ditilik dari kedekatan kekerabatan, seharusnya orang yang memiliki marga sama seharusnya lebih familiar dengan orang lain yang bermarga sama ( Lin dengan Lin atau Chen dengan Chen ), namun dalam kenyataannya orang akan lebih familiar jika bertemu dengan orang lain yang sedaerah ( Fu Jian dengan Fu Jian atau Guang Fu dengan Guang Fu ). Di Semarang sendiri ada 3 klenteng / rumah abu yang mulanya didirikan oleh masing-masing marga ( Kwee, Tan, Liem ) sedangkan yang didirikan oleh kesamaan daerah hanya 1 yaitu Klenteng / rumah abu Hwie An ( untuk perantuau yang berasal dari Hwuie An, Fu Jian ) Mengapa demikian ? Mohon informasi. Terima kasih. Hormat saya, Irawan R Rinto Jiang: Seseorang tentunya akan merasa lebih dekat kepada orang sedaerah karena kesamaan dialek, pandangan hidup dan beberapa faktor lainnya. Ini pernah dijelaskan bahwa di selatan Tiongkok, desa berjarak puluhan kilometer saja akan punya dialek yang berbeda sama sekali. Lain dengan di utara di mana jarak ribuan km (misalnya orang Beijing dan orang Lanzhou) masih dapat berkomunikasi satu sama lain dengan dialek Utara mereka. Bila seseorang, sudah sedaerah, lalu semarga lagi, wah tambah erat dan dekatlah mereka. Karena di zaman dulu, biasanya orang semarga yang tinggal di daerah yang sama adalah masih mempunyai hubungan keluarga. Ada kalimat bila semarga, maka 500 tahun yang lalu kita masih satu keluarga, namun bila semarga dan sedaerah pula, kalimat yang cocok adalah bila sedaerah dan semarga, maka 200 tahun lalu kita masih satu keluarga. Keluarga adalah unit yang sangat penting di dalam kebudayaan Tionghoa. Dibandingkan dengan orang semarga namun lain daerah, maka walaupun masih punya kaitan marga, namun tentu saja tidak lebih dekat daripada 2 kondisi di atas karena beberapa perbedaan. Ini yang membedakan orang Tionghoa dari orang Jepang misalnya, yang lebih mendasarkan eratnya perasaan kebangsaan. Orang Tionghoa akan mengutamakan eratnya persamaan kedaerahan, walaupun sudah di Indonesia perbedaan ini tetap saja dibawa, misalnya ada klasifikasi Cina Medan, Jawan, Ponti dan lain2. Jadi, kalau ke Tiongkok, jangan aneh kalau ada yang membanggakan provinsi asal masing2. Lumrah, bagi sebuah bangsa yang jumlahnya milyaran jiwa. Rinto Jiang Yahoo! Groups Sponsor ~-- 1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery. http://us.click.yahoo.com/X3SVTD/izNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Geely
Buatan RRC di launch di Linhai Zhejiang, tapi sekarang sedang di sue oleh Toyota. Regards, Tan Loo Kay .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
[budaya_tionghua] Re: Mengapa harus mengharamkah istilah Pribumi dan Non Pribumi?
Sahabat-sahabat netter yb, Makin dipikir, makin terasa jadinya kita terjerat dalam lingkaran-setan kata-kata Pribumi yang melilit. Begitu sulit dan alotnya untuk menyatukan pendapat, padahal seperti terasa gampang saja. Mengapa dan dimana masalahnya, ya? Benar seperti dinyatakan beberapa kawan, nampaknya pemerintah Orba suka bermain dengan kata-kata untuk mencapai tujuan politik tertentu. Diawal terbentuknya kekuasaan Orba, melancarkan gerakan ganti-nama bagi etnis Tionghoa, sebagai pernyataan kesetiaan pada RI, membuktikan loyalitasnya pada RI. Kesetiaan atau loyalitas seseorang jadi bagaikan jubah, cukup dengan mengganti nama, menyandang nama yang berbau Indonesia katanya! Sungguh luar biasa. Untuk membuang nama-nama orang yang berbau Tionghoa, untuk memusnahkan adat-istiadat budaya Tionghoa, mereka memulai dengan gerakan ganti-nama ini. Yang kemudian menjadi lebih tegas dengan melarang segala adat-istiadat Tionghoa, dari pelarangan segala tulisan Tulisan Tionghoa, sampai pada ibadah Tionghoa dilarang, inilah bentuk diskriminasi rasial terhadap etnis Tionghoa dengan menekan harga-diri etnis Tionghoa. Kemudian lebih lanjut mereka mengganti penggunaan istilah Tionghoa-Tiongkok menjadi Cina, sebagai pernyataan anti-Tiongkok dan sekaligus bertujuan untuk menekan harga-diri etnis Tionghoa. Sekarang ini, lagi-lagi mengangkat kata Pribumi dan Non-pribumi untuk dihentikan penggunaannya, yang seolah-olah dengan demikian penguasa tampil sebagai pihak yang anti-diskriminasi rasial. Dan, kemudian kita dibawah jadi berdebat setuju dan menentang pencabutan penggunaan kata Pribumi. Yang menentang pencabutan dituduh rasialis, yang setuju dituduh sepihak dengan penguasa, merasa penguasa sudah tidak rasialis lagi. Padahal tidaklah demikian. Bagi bung Asahan yang menentang pencabutan penggunaan kata Pribumi tidak berdiri sebagai seorang yang rasialis anti-Tionghoa, sebaliknya yang setuju, termasuk saya, juga tidaklah berarti sepihak dengan penguasa, atau khususnya pemerintah Habibie dianggap sudah tidak rasialis lagi dan dengan demikian diskriminasi rasial di Indonesia selesai sudah, tidak ada lagi. Bagaimana mungkin! Saya menyetujui instruk Presiden Habibi untuk menghentikan penggunaan istilah Pribumi dan Non-Pribumi, dalam pengertian tidak guna kita teruskan pengkotak-kotakan bangsa ini berdasarkan suku, etnis yang satu dengan yang lain. Sudahlah seharusnya kita semua, dari berbagai ras, berbagai suku, berbagai etnis yang ada di Nusantara ini bisa memberikan toleransi setinggi-tinggi untuk menerima segala perbedaan yang ada, hidup secara hormonis, bersama-sama membangun masyarakat adil dan makmur. Dengan tegas tidak memperkenankan penguasa meperlakukan sekelompok warga sebagai Pribumi yang harus didahulukan, atau yang dianak-emaskan, sedang sekelompok lain lalu menjadi di Non-Pribumikan dan diperlakukan sebagai anak-tiri. Hentikan pengkotak-kotakan bangsa Indonesia ini menjadi kelompok Pribumi dan kelompok yang lain Non-Pribumi! UUD-45 hanya mengenal satu macam warganegara Indonesia, perlakukanlah setiap warga sama hak dan kewajibannya deengan tidak mempedulikan ras, suku dan etnis yang berbeda-beda. Bukanlah dengan demikian kita semua bisa hidup lebih tentram, lebih bersahabat dan bersatu-padu untuk mengatasi segala kesulitan yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi dan masyarakat dimana kita hidup?! Mewujudkan Bhineka Tunggal Ika dalam kenyataan hidup bermasyarakat. Salam, ChanCT - Original Message - From: BISAI To: BUDAYA TIONGHUA ; WAHANA Sent: Sunday, September 18, 2005 2:06 AM Subject: Fw: [budaya_tionghua] Mengapa harus mengharamkah istilah Pribumi dan Non Pribumi? Bung Andri Yang bijaksana, Komentar bung selalu singkat tapi padat. Saya belajar dari bung. Semua kita sesungguhnya masih belajar, tapi ada yang lebih cepat majunya dan ada yang kurang cepat. Saya termasuk yang kurang cepat itu. Tapi sungguh-sungguh saya juga ingin belajar dari siapapun. Tapi disamping belajar kita juga berusaha berbuat sungguh-sungguh. Pribumi , Non Pribumi, Asli , Bukan asli Pendatang , Peranakan , Totok CINA, dsb, dsb-nya, CUMALAH sebuah kata atau nama. Dan apalah artinya sebuah nama. Tapi kita memang akan bersungguh-sungguh bila sebuah kata atau nama ditunggangi atau dimanipulasi seseorang atau penguasa, atau rezim atau siapa saja, untuk mengambil keuntungan tertentu dan merugikan orang banyak, apalagi merugikan seluruh rakyat. Tapi seperti juga pemikiran bung, kalau kata yang telah menjadi coreng moreng itu lalu rame-rame kita sikat dari muka bumi, dari kamus, disapu bersih, tapi bukan dibersihkan nodanya untuk kita miliki kembali sebagai kekayaan kita sendiri, perbuatan yang demikian bukanlah perbuataan yang produktif bahkan anti produktif. Secara berkelakar, bila umpamanya bung ditanya seseorang apakah pribumi atau non pribumi, lalu bung jawab: Saya pribumi!. Lalu bung sendiri, umpamanya merasa
Fw: Fw: [budaya_tionghua] Merantau Cina
Saudara Aris Tanone Yang baik, Saya kira secara perlahan dan berangsur-angsur sudah mulai ada titik-titik saling pengertian di antara kita untuk menuju ke saling pengertian yang lebih besar lagi. Semua itu kita dapatkan dari keterus terangan kita masing-masing yang telah kita curahkan secara sebebas-bebasnya dalam milis yang menampung semua tulisan kita.Terima kasih saya pada semua milis dan moderator yang dengan kesabaran luar biasa, memuat semua tulisan-tulisan kita tidak pandang bagaimanapun pendapat seseorang atau pendirian seseorang. Saya teringat akan kata-kata Ketua Ho chi Minh atau yang biasa kita panggil dengan Paman Ho. Beliau mengatakan: Noi that mat long yang artinya: Berterus terang, atau berkata benar, akan menyinggung perasaan. Tapi beliau selalu berterus terang kepada siapapun bila ada sesuatu yang tidak wajar, tidak baik, tidak sepatutnya sambil mendidik rakyat beliau untuk mencapai persatuan seluruh rakyat. Suatu hari ada cerita begini. Paman Ho makan bersama dengan para para prajurit pengawal beliau. Seorang prajurit makannya terlalu cepat hingga hingga khalayak makan yang lainnya tidak kebagian, padahal yang disajikan sangat sedikit karena dalam situasi perang melawan musuh bangsa dan juga persediaan makanan amat terlalu minim. Lalu Paman Ho berkata: Kalau Anh( panggilan akrab) makan terlalu cepat begini, semua kawan lain akan kelaparan. Isi keterus terangan Paman Ho itu kalau kita terjemahkan adalah bahwa prajurit yang makan terlalu cepat itu adalah seorang yang hanya mermikirkan diri sendiri, individualis, rakus dan pula tidak punya kesopanan karena hanya memikirkan perut sendiri di tengah teman-temannya yang juga lapar. Bung Aris sangat benar kalau mendapati ada juga segolongan suku bangsa atau sekelompok ataupun bahkan hingga ke sebuah kota yang rakyatnya tidak suka berterus terang. Bukankah juga jelas, saya juga memberikan perkecualian, bukan seratus persen orang Indonesia itu punya sifat terus terang. Tapi sebagai ciri umum manusia Indonesia, memang suka berterus terang dan spontan. Mungkin saya salah dan mungkin tidak begitu, tapi itulah pendapat saya dan penemuan saya. Salah satu contoh, umpamanya, seluruh bangsa Indonesia sekarang ini mengakui bahwa bangsanya sedang terpuruk, mengakui bahwa korupsi telah menjadi budaya seluruh bangsa, mengakui para penguasanya di masa lalu(Orba) adalah penguasa biadab, mengakui bahwa kebanyakan para pemimpin bangsa mereka cuma memikirkan kepentingan diri sendiri dan macam-macam pengakuan lainnya yang digeneralisasi sebagai Indonesia atau bangsa Indonesia.Tapi kan, kita tidak berfikiran, asal Indonesia, atau bangsa Indonesia, berarti seratus persen termasuk bayi-bayi yang baru lahir, punya ciri yang demikian. Tapi keberanian orang Indonesia mengakui kekurangannya, kelemahannya, bukankah itu masih bisa disebut positif? Apakah orang Indonesia akan menjadi hina karena berterus terang?. Orang Indonesia akan benar-benar menjadi bangsa yang hina bila mereka tidak mau mengubah mentalitas mereka yang jelek, tidak mau mengakui keterpurukannya di segala bidang yang sekarang mereka alami dan rasakan. Lalu saya bertanya: Apakah bangsa Cina itu bangsa yang super? etnis yang super? bangsa yang mulia sepanjang masa tanpa cacat cela dan hanya bersedia menerima pujian, dikagumi dan mengharamkan semua kritik, mengharamkan semua peringatan orang lain yang bermaksud baik agar bisa hidup bersama secara harmonis dan tidak selalu merasa ekslusif?. Begitulah maksud saya bila saya menyinggung masalah kekurangan Cina, sifat-sifat Cina yang ada negatifnya yang bukan berarti adalah semua Cina bahkan termasuk bayi yang baru lahir dan yang akan dilahirkan minggu depan. Kita tidak boleh terlalu mekanis sambil terlalu super sensitif menafsirkan sebuah generalisasi .Harus juga dilihat konteks dari masaalah yang sedang dibicarakn, benang merah atau makna apa yang dikatakan atau dimaksudkan seseorang. Bila kita terlalu emosional, otak dan daya analisa kita akan lumpuh dan lalu timbullah prasangka buruk, tuduhan yang berlebih lebihan dan mungkin kontradiksi antara kita akan berkembang menjadi kontradiksi antagonis.Kita tidak menghendaki hal itu. Yang saya maksudkan dengan kritik terhadap sifat-sifat Cina yang negatif( sekali lagi, apakah bangsa Cina tidak punya sifat-sifat negatif?) adalah bahwa kita harus mengoreksi kembali secara besar-besaran, secara lebih beraani, lebih berterus terang, lebih blak-blakan, bagaimana hubungan-hubungan antara Cina dan Indonesia di masa lalu maupun yang sekarang ini, yang telah dilakukan PKI dan PKC, antara dua bangsa, antara dua kebudayaan yang berbeda, antara dua etnis yang sudah begitu lama saling hidup bersama di Indonsia, tapi selalu saja terjadi percekcokan ras. Mengapa demikian?. PKI sudah jelas melakukan banyak kesalahan fanatis dan dogmatis dalam bersahabat dengan Cina terutama dengan PKC. Kesalahan itu telah menimbulkan akibat luar biasa seperti yang semua kita telah mengetahuinya. Saya, sebagai salah seorang korban dari
Re: Fw: Fw: [budaya_tionghua] Merantau Cina
Pak Asahan yang baik, Terima kasih atas penjelasan pak Asahan. Tidak ada hak saya untuk berkeberatan atas kritik terhadap sifat buruk sesuatu suku. Tidak juga saya punya anggapan bahwa sesuatu suku itu lebih superior dari suku lain. Andaikan dalam keterusterangan saya menyimpulkan tulisan pak Asahan - dengan cara baca 'menikmati bunga sambil naik kuda' ini alias tidak pusing dengan detail ceritera,- terdapat kata-kata yang menyinggung pak Asahan, saya mohon maaf. Mari kita sudahi diskusi kita yang tidak akan membawa kita ke mana-mana, dan mari kita gunakan waktu untuk menulis ini untuk menulis/berbuat sesuatu yang bermanfaat. Salam, Aris. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, BISAI [EMAIL PROTECTED] wrote: Saudara Aris Tanone Yang baik, Saya kira secara perlahan dan berangsur-angsur sudah mulai ada titik-titik saling pengertian di antara kita untuk menuju ke saling pengertian yang lebih besar lagi. Semua itu kita dapatkan dari keterus terangan kita masing-masing yang telah kita curahkan secara sebebas-bebasnya dalam milis yang menampung semua tulisan kita.Terima kasih saya pada semua milis dan moderator yang dengan kesabaran luar biasa, memuat semua tulisan- tulisan kita tidak pandang bagaimanapun pendapat seseorang atau pendirian seseorang. Saya teringat akan kata-kata Ketua Ho chi Minh atau yang biasa kita panggil dengan Paman Ho. Beliau mengatakan: Noi that mat long yang artinya: Berterus terang, atau berkata benar, akan menyinggung perasaan. Tapi beliau selalu berterus terang kepada siapapun bila ada sesuatu yang tidak wajar, tidak baik, tidak sepatutnya sambil mendidik rakyat beliau untuk mencapai persatuan seluruh rakyat. Suatu hari ada cerita begini. Paman Ho makan bersama dengan para para prajurit pengawal beliau. Seorang prajurit makannya terlalu cepat hingga hingga khalayak makan yang lainnya tidak kebagian, padahal yang disajikan sangat sedikit karena dalam situasi perang melawan musuh bangsa dan juga persediaan makanan amat terlalu minim. Lalu Paman Ho berkata: Kalau Anh( panggilan akrab) makan terlalu cepat begini, semua kawan lain akan kelaparan. Isi keterus terangan Paman Ho itu kalau kita terjemahkan adalah bahwa prajurit yang makan terlalu cepat itu adalah seorang yang hanya mermikirkan diri sendiri, individualis, rakus dan pula tidak punya kesopanan karena hanya memikirkan perut sendiri di tengah teman-temannya yang juga lapar. Bung Aris sangat benar kalau mendapati ada juga segolongan suku bangsa atau sekelompok ataupun bahkan hingga ke sebuah kota yang rakyatnya tidak suka berterus terang. Bukankah juga jelas, saya juga memberikan perkecualian, bukan seratus persen orang Indonesia itu punya sifat terus terang. Tapi sebagai ciri umum manusia Indonesia, memang suka berterus terang dan spontan. Mungkin saya salah dan mungkin tidak begitu, tapi itulah pendapat saya dan penemuan saya. Salah satu contoh, umpamanya, seluruh bangsa Indonesia sekarang ini mengakui bahwa bangsanya sedang terpuruk, mengakui bahwa korupsi telah menjadi budaya seluruh bangsa, mengakui para penguasanya di masa lalu(Orba) adalah penguasa biadab, mengakui bahwa kebanyakan para pemimpin bangsa mereka cuma memikirkan kepentingan diri sendiri dan macam-macam pengakuan lainnya yang digeneralisasi sebagai Indonesia atau bangsa Indonesia.Tapi kan, kita tidak berfikiran, asal Indonesia, atau bangsa Indonesia, berarti seratus persen termasuk bayi-bayi yang baru lahir, punya ciri yang demikian. Tapi keberanian orang Indonesia mengakui kekurangannya, kelemahannya, bukankah itu masih bisa disebut positif? Apakah orang Indonesia akan menjadi hina karena berterus terang?. Orang Indonesia akan benar-benar menjadi bangsa yang hina bila mereka tidak mau mengubah mentalitas mereka yang jelek, tidak mau mengakui keterpurukannya di segala bidang yang sekarang mereka alami dan rasakan. Lalu saya bertanya: Apakah bangsa Cina itu bangsa yang super? etnis yang super? bangsa yang mulia sepanjang masa tanpa cacat cela dan hanya bersedia menerima pujian, dikagumi dan mengharamkan semua kritik, mengharamkan semua peringatan orang lain yang bermaksud baik agar bisa hidup bersama secara harmonis dan tidak selalu merasa ekslusif?. Begitulah maksud saya bila saya menyinggung masalah kekurangan Cina, sifat-sifat Cina yang ada negatifnya yang bukan berarti adalah semua Cina bahkan termasuk bayi yang baru lahir dan yang akan dilahirkan minggu depan. Kita tidak boleh terlalu mekanis sambil terlalu super sensitif menafsirkan sebuah generalisasi .Harus juga dilihat konteks dari masaalah yang sedang dibicarakn, benang merah atau makna apa yang dikatakan atau dimaksudkan seseorang. Bila kita terlalu emosional, otak dan daya analisa kita akan lumpuh dan lalu timbullah prasangka buruk, tuduhan yang berlebih lebihan dan mungkin kontradiksi antara kita akan berkembang menjadi kontradiksi antagonis.Kita tidak menghendaki
RE: [budaya_tionghua] menyusun buku turunan
-Original Message-From: Rinto Jiang [mailto:[EMAIL PROTECTED]Sent: Thursday, September 15, 2005 12:06 PMTo: budaya_tionghua@yahoogroups.comSubject: Re: [budaya_tionghua] menyusun buku turunanChristine menulis:Dear Bapak/ibu,Apakah ada yang tau bagaimana menyusun buku turunan?Keluarga kami (dari pihak suami) punya buku turunan yang sudah tua umurnya.Turunan tsb diawali dari generasi pertama sejak kedatangan nenek moyang(kalo ga salah ingat) namanya Tantin dari kampung (kalo ga salah ingat)namanya Kulamtaw tahun berapa yah? saya lupa harus nyontek buku turunandulu. Tetapi buku tsb tidak diteruskan lagi sejak +/- 30 tahun yang lalu, dan sayaberniat meneruskannya tetapi tidak tau caranya.Mohon penjelasan dan pencerahan.Terima kasih dan salam,ChristineRinto Jiang:Buku silsilah sebenarnya tidak ada bentuk yang tetap atau standar, artinya tiap keluarga boleh memiliki buku silsilah dengan gaya mereka sendiri. Untuk kasus seperti Christine-jie yang ingin melanjutkan catatan buku keturunan ini, saya kira sudah mudah karena tinggal mengikuti cara pencatatan yang telah ada di dalam buku tersebut. Kebetulan buku keturunan ini memang di-update beberapa puluh tahun sekali, jadi 30 tahun lalu tidak termasuk terlalu lama atau jauh untuk melanjutkannya.Pertama, mungkin yang paling dasar adalah penguasaan bahasa Mandarin. Bila generasi kita telah sulit karena ketiadaan waktu mempelajarinya, mulai dorong anak2 kita untuk belajar bahasa Mandarin, bukan untuk chauvinis, namun anggap saja itu sama pentingnya dengan bahasa Inggris di masa depan. Setelah bisa Mandarin, ada 2 opsi untuk melanjutkan buku keturunan ini, apakah akan ditulis dalam bahasa Mandarin atau diteruskan dalam bahasa Indonesia saja. Saya kira sedapat2nya dituliskan dalam 2 bahasa, bila tidak bahasa Indonesia saja juga tak apa2.Yang ketiga, pengumpulan informasi dan pencatatan data 2 generasi ke atas, karena buku keturunan keluarga suami Christine-jie itu baru putus 30 tahun lalu, saya kira generasi kakek-nenek pasti sudah ada tercatat di sana, jadi tinggal memasukkan saja generasi suami. Mengenai generasi seterusnya, anak2 karena mungkin masih akan ada penambahan (misalnya dari generasi suami masih ada yang belum menikah sehingga belum punya anak) maka cukup dicatat dulu, namun tidak usah dibukukan dahulu. Pembukuannya tunggu mereka punya generasi selanjutnya baru dibukukan saja, jadi tidak usah terlalu banyak pengeditan dalam jangka waktu tertentu.Data2 yang menurut saya perlu dicatat:1. Biografi singkat masing2 anggota keluarga, dicatat saja dalam bahasa Indonesia atau bilingual bila memungkinkan. Singkat saja juga boleh, nama Tionghoa/Indonesia, tempat/tanggal lahir, pernikahan, tempat tinggal terakhir, tempat/tanggal meninggal bila telah mendiang.2. Puisi generasi keluarga, buat nama generasi (karakter kedua dari nama Tionghoa).3. Pesan leluhur. Ini kalau perlu saja, karena ada beberapa keluarga yang leluhurnya punya prestasi tinggi biasanya akan mencantumkan pesan2 moral untuk generasi berikutnya.4. Letak (peta) lokasi makam atau tempat abu leluhur. Supaya dapat dengan mudah tercari oleh generasi2 berikutnya.Sementara ini saja dulu dari saya. Bila ingin referensi atau saran lebih lanjut mungkin dapat menghubungi Steve-heng yang merupakan anggota keluarga marga Gan yang juga telah berhasil menyusun buku silsilah yang memuat 5000-an keturunan Gan Peng (mandarin: Yan Bin) yang datang dari Hokkian 300 tahun lalu dan sekarang tersebat di seluruh dunia.Rinto Jiang .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
RE: [budaya_tionghua] menyusun buku turunan
Pak Rinto, Terima kasih atas ilmu yang diberikan. Maaf response dari saya agak lama karena ada sesuatu hal. Pak Steve juga sudah japri saya dan memberikan pencerahan. Sekali lagi terima kasih. Salam,Christine ps: maaf barusan itu tadi ke klik send. Kesalahan ada pada jari saya:( -Original Message-From: Rinto Jiang [mailto:[EMAIL PROTECTED]Sent: Thursday, September 15, 2005 12:06 PMTo: budaya_tionghua@yahoogroups.comSubject: Re: [budaya_tionghua] menyusun buku turunanChristine menulis:Dear Bapak/ibu,Apakah ada yang tau bagaimana menyusun buku turunan?Keluarga kami (dari pihak suami) punya buku turunan yang sudah tua umurnya.Turunan tsb diawali dari generasi pertama sejak kedatangan nenek moyang(kalo ga salah ingat) namanya Tantin dari kampung (kalo ga salah ingat)namanya Kulamtaw tahun berapa yah? saya lupa harus nyontek buku turunandulu. Tetapi buku tsb tidak diteruskan lagi sejak +/- 30 tahun yang lalu, dan sayaberniat meneruskannya tetapi tidak tau caranya.Mohon penjelasan dan pencerahan.Terima kasih dan salam,ChristineRinto Jiang:Buku silsilah sebenarnya tidak ada bentuk yang tetap atau standar, artinya tiap keluarga boleh memiliki buku silsilah dengan gaya mereka sendiri. Untuk kasus seperti Christine-jie yang ingin melanjutkan catatan buku keturunan ini, saya kira sudah mudah karena tinggal mengikuti cara pencatatan yang telah ada di dalam buku tersebut. Kebetulan buku keturunan ini memang di-update beberapa puluh tahun sekali, jadi 30 tahun lalu tidak termasuk terlalu lama atau jauh untuk melanjutkannya.Pertama, mungkin yang paling dasar adalah penguasaan bahasa Mandarin. Bila generasi kita telah sulit karena ketiadaan waktu mempelajarinya, mulai dorong anak2 kita untuk belajar bahasa Mandarin, bukan untuk chauvinis, namun anggap saja itu sama pentingnya dengan bahasa Inggris di masa depan. Setelah bisa Mandarin, ada 2 opsi untuk melanjutkan buku keturunan ini, apakah akan ditulis dalam bahasa Mandarin atau diteruskan dalam bahasa Indonesia saja. Saya kira sedapat2nya dituliskan dalam 2 bahasa, bila tidak bahasa Indonesia saja juga tak apa2.Yang ketiga, pengumpulan informasi dan pencatatan data 2 generasi ke atas, karena buku keturunan keluarga suami Christine-jie itu baru putus 30 tahun lalu, saya kira generasi kakek-nenek pasti sudah ada tercatat di sana, jadi tinggal memasukkan saja generasi suami. Mengenai generasi seterusnya, anak2 karena mungkin masih akan ada penambahan (misalnya dari generasi suami masih ada yang belum menikah sehingga belum punya anak) maka cukup dicatat dulu, namun tidak usah dibukukan dahulu. Pembukuannya tunggu mereka punya generasi selanjutnya baru dibukukan saja, jadi tidak usah terlalu banyak pengeditan dalam jangka waktu tertentu.Data2 yang menurut saya perlu dicatat:1. Biografi singkat masing2 anggota keluarga, dicatat saja dalam bahasa Indonesia atau bilingual bila memungkinkan. Singkat saja juga boleh, nama Tionghoa/Indonesia, tempat/tanggal lahir, pernikahan, tempat tinggal terakhir, tempat/tanggal meninggal bila telah mendiang.2. Puisi generasi keluarga, buat nama generasi (karakter kedua dari nama Tionghoa).3. Pesan leluhur. Ini kalau perlu saja, karena ada beberapa keluarga yang leluhurnya punya prestasi tinggi biasanya akan mencantumkan pesan2 moral untuk generasi berikutnya.4. Letak (peta) lokasi makam atau tempat abu leluhur. Supaya dapat dengan mudah tercari oleh generasi2 berikutnya.Sementara ini saja dulu dari saya. Bila ingin referensi atau saran lebih lanjut mungkin dapat menghubungi Steve-heng yang merupakan anggota keluarga marga Gan yang juga telah berhasil menyusun buku silsilah yang memuat 5000-an keturunan Gan Peng (mandarin: Yan Bin) yang datang dari Hokkian 300 tahun lalu dan sekarang tersebat di seluruh dunia.Rinto Jiang .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
RE: [budaya_tionghua] Han dan Tang (Re: [ASM 9] Asal mula kata China)
Dear All, Ahhh Bang Eddy ini pagi pagi sudah cari story, masak aku dibilang hao lien...? Ndak la yao Tapi memang sih orang daerahku seperti itu, barangkali ikut pepatah ( boleh kalah harta asal jangan kalah nama). He he he Piter Lim -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Eddy Tlessh Sent: 17 September 2005 0:11 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Han dan Tang (Re: [ASM 9] Asal mula kata China) ada yg lupa... kenapa orang2 pionir yang berasal tiongkok dikenal sebagai teng sua nang teng sua lang )? apakah memang ada gunung Tang di sana, hubungannya dengan dinasti Tang apa? terus istilah long man kadang2 muncul penerbit buku inggris, apakah itu berkorelasi dengan teng nang ? (dulu waktu SD, kukira itu :) ) terus di jogja, temanku ngaku orang hok cia, itu suku apa lagi? sorry banyak bertanya, soalnya terus terang kita angkatan muda banyak hal yang tidak kita ketahui, dan tidak tahu kepada siapa mesti ditanyakan... btw ada yang tahu ungkapan streotype nya suku2 itu, just want to know, setahuku tio ciu - hao lian(sok berani), khek - kam siap (pelit), yang lainnya apa ya ? Eddy Yahoo! Groups Sponsor ~-- 1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery. http://us.click.yahoo.com/X3SVTD/izNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Fw: [budaya_tionghua] Re: Mengapa harus mengharamkah istilah Pribumi dan Non Pribumi?
Salam sebangsa dan setanah air. Tidak banyak yang bisa saya tambahkan karena saya merasa sudah cukup banyak atau mungkin telah kebanyakan ,semua argumen, semua alasan, semua pertimbangan serta pendapat dan pemikiran saya sekitar Pribumi danNon Pribumi. Saya bukannya lelah atau kehabisan tenaga, tapi benar-benar jenuh, ingin berbicara soal lain dan ingin berlari dari kepengapanan dari perdebatan yang sudah non produktif ini meskipun itu bukan berarti sudah jelas siapa yang menang siapa yang kalah karena tujuan saya adalah untuk menguji kebenaran bukan untuk bertarung dengan teman-teman sesaudara sendiri. Masaalah ideologi memang tidak mudah dan tidak bisa dipaksakan betapapun seseorang telah merasa begitu benar dan orang lain telah dianggap begitu keras kepala. Terkadang kita harus berhenti di tengah jalan untuk istirahat, duduk, melepaskan lelah dari perjalanan jauh untuk satu tujuan yang sama. Masaalah pikiran bukan sekedar yang satu mengkrubuti yang lain dan lalu merasa menang karena merasa berada di pihak yang terbanyak. Demokrasi, tidak berlaku dalam mengadili sebuah pikiran yang berbeda. Demokrasi adalah untuk kesatuan tindakan bersama dan bukan untuk menindas pikiran yang berbeda.Tapi berbicara tentang diri sendiri, saya sedikitpun tidak merasa dikrubutin meskipun seolah demikian. Saya hanya merasa mungkin pikiran-pikiran saya dipedulikan orang lain dengan berbagai tanggapan yang saling berbeda. Itu sangat wajar dan bahkan sangat menguntungkan untuk diri saya sendiri karena saya bisa belajar dalam praktek itu sendiri. Juga saya tidak merasa bahwa pikiran saya sebagai pikiran minoritas, aneh, meng-ada-ada. Sama sekali tidak. Kalau pikiran saya memang aneh, meng-ada-ada, dalam satu dua kali terjang saja, rubuh terguling dan lalu tidak diperdulikan orang lain. Semua tuduhan negatif telah saya tangkis dan saya merasa, arah ke saling pengertian melalui perdebatan, keterus terangan, adalah arah utama dan bukan ke arah perseteruan atau dendam serta kebencian. Saya tidak menghitung jumlah, berapa yang menyetujui pikiran saya dan berapa yang tidak. Saya tidak berani main gampangan-gampangan dalam masaalah ideologi. Pengalaman di masa lalu sungguh sangat patut dijadikan cermin dan selalu aktual (guru negatif). Soal permainan kata, gonta ganti kata, haram sekarang, besok dihalalkan lagi dan lalu dibegitukan lagi menurut kepentingan seketika, kepentingan oportunis, kepentingan pragmatis sempit sepihak atau pribadi-pribadi penguasa, semua kita telah sepakat. Itu permainan busuk ORBA. Kita menolak permainan ini, apalagi menurutkan apa yang mereka maui dan paksakan. Mereka telah memaksa semua etnis Cina mengganti namanya dengan nama Indonesia ( Abubakar, Mohammad, Simon, Firdaus bahkan hingga Abdullah Aidit, apakah itu nama Indonesia asli?). Tapi karena dipaksa dengan ancaman undang-undang, represi dan bahkan hingga terror sekalipun, maka dituruti saja karena etnis Cina memang tidak berdaya menghadapi paksaan sebuah rezim yang sedang galak-galaknya ketika itu. Sekarang kita sebut jaman reformasi, jaman demokrasi. Tapi untuk kewaspadaan, janganlah hendaknya kita terlalu percaya dengan hembusan angin demokrasi yang baru sepoi sepoi basah itu. Suatu saat, ingatlah, tsunami Orba yang entah jilid ke berapa, bisa saja bangkit dari dasar lautan demagogi dan kemuafikan mereka. Apakah tidak mungkin bila semua ini terjadi, lalu semua etnis Cina yang telah berganti nama Indonesia lalu dipaksa kembali memakai dan menggunakan nama Cina mereka dengan tujuan untuk lebih mudah mengawasi dan mengontrol mereka dengan maksud untuk pemisahan( apa ya bhs Inggrisnya, segregate, barangkali, maafkanlah si bodoh ini) ras. Apakah itu tidak mungkin? Semoga tidak mungkin, tapi siapa yang bisa menjamin tidak mungkin. Lalu kita (atau generasi mendatang) akan rame-rame lagi mengutuk penggunaan nama Indonesia bagi etnis Cina. Inilah yang saya maksudkan komidi putar yang adalah komidi putar oportunisme yang cuma merugikan etnis Cina itu sendiri. Salam persaudaraan. asahan aidit. 40 tahun dalam pengasingan. - Original Message - From: HKSIS [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com; HKSIS-Group [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, September 18, 2005 5:21 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengapa harus mengharamkah istilah Pribumi dan Non Pribumi? Sahabat-sahabat netter yb, Makin dipikir, makin terasa jadinya kita terjerat dalam lingkaran-setan kata-kata Pribumi yang melilit. Begitu sulit dan alotnya untuk menyatukan pendapat, padahal seperti terasa gampang saja. Mengapa dan dimana masalahnya, ya? Benar seperti dinyatakan beberapa kawan, nampaknya pemerintah Orba suka bermain dengan kata-kata untuk mencapai tujuan politik tertentu. Diawal terbentuknya kekuasaan Orba, melancarkan gerakan ganti-nama bagi etnis Tionghoa, sebagai pernyataan kesetiaan pada RI, membuktikan loyalitasnya pada RI. Kesetiaan atau loyalitas seseorang jadi bagaikan jubah, cukup dengan mengganti nama, menyandang nama
Re: [budaya_tionghua] Han dan Tang (Re: [ASM 9] Asal mula kata China)
haha,.. Saya juga hao lian..+ kia su (karena di singapur) Di Wikipedia, satu-satunya kota di Indonesia yg ada sebutan chinesenya :) http://en.wikipedia.org/wiki/Khuntien Best Regards, Eddy On 9/18/05, Piter Lim [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All, Ahhh Bang Eddy ini pagi pagi sudah cari story, masak aku dibilang hao lien...? Ndak la yao Tapi memang sih orang daerahku seperti itu, barangkali ikut pepatah ( boleh kalah harta asal jangan kalah nama). He he he Piter Lim -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com]On Behalf Of Eddy Tlessh Sent: 17 September 2005 0:11 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Han dan Tang (Re: [ASM 9] Asal mula kata China) ada yg lupa... kenapa orang2 pionir yang berasal tiongkok dikenal sebagai teng sua nang teng sua lang )? apakah memang ada gunung Tang di sana, hubungannya dengan dinasti Tang apa? terus istilah long man kadang2 muncul penerbit buku inggris, apakah itu berkorelasi dengan teng nang ? (dulu waktu SD, kukira itu :) ) terus di jogja, temanku ngaku orang hok cia, itu suku apa lagi? sorry banyak bertanya, soalnya terus terang kita angkatan muda banyak hal yang tidak kita ketahui, dan tidak tahu kepada siapa mesti ditanyakan... btw ada yang tahu ungkapan streotype nya suku2 itu, just want to know, setahuku tio ciu - hao lian(sok berani), khek - kam siap (pelit), yang lainnya apa ya ? Eddy .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group budaya_tionghua on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. -- Best Regards,Eddy .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. SPONSORED LINKS Indonesia Culture Chinese YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.