[budaya_tionghua] Re: Tiongkok
Boleh memberikan sedikit tanggapan : Jaman dahulu Orang China di Indonesia disebut Tionghoa (Bhs Hokkian, sama dgn Zhong Hua (=Bangsa Tengah)), dlm sejarah di sebut-sebut : Tionghoa Hue Kuan (Perkumpulan Tionghoa), bukan Cina Hue Kuan. Nama Resmi negara RRC adalah : Zhong Hua Ren Ming Gong He Guo, bukan Chin-na Ren Ming Gong He Guo. Taiwan nama resminya : Zhong Hua Ming Guo, bukan Chin-na Ming Guo. China dalam bahasa Inggris atau RRC adalah People Republic Of China / Republic Rakyat China (baca : Chain-na, bukan Ci-na, harap dibedakan Chain dgn Ci, Chain kurang lebih berarti Keramik / Kerajinan Batu / Keramik) Sedangkan kata Cina dianggap penghinaan (diambil dari kata Chin / Dinasti Chin (baca : Cin/Jin), dgn Kaisar Chin Shi Wang (pendiri Tembok Besar), yg banyak mengorbankan banyak nyawa atau kejam, dimana saat rakyat yang diperintah kerja paksa oleh sang Kaisar, saat menderita menyebut nama Cin-na, Cin-na, yg artinya sedikit mengutuk sang Kaisar) Jadi menurut anda apakah kata Cina masih pantas digunakan ? Kalau ada yang benar kenapa harus memakai yang kurang benar ? Setujukah anda ? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Petrus Paryono petruspary...@... wrote: Ada seseorang yang menghidupkan radio di dekatku. Meskipun tidak begitu memperhatikan, tapi lagu-lagunya lumayan menghibur juga. Lagu diselingi dengan berita. Masih tanpa peduli, sayup-sayup terdengar penyiar menyebut tiongkok. Satu kali ..., dua kali , loh koq jadi berkali-kali, yang membuatku berhenti brwosing dan mencoba mendengarkan apa sih yang diberitakan. Oh, rupanya itu berita tentang perdagangan Asean-China Free Trade Agreement. Penyiar radio mengganti kata Cina dengan Tiongkok. Tentu rasanya agak aneh asing janggal hare gini ada yang menyebut Tiongkok. Yang sering terdengar ya 'Caina' dari bahasa Inggris China untuk 'memperhalus' kata Cina yang terlanjur kurang mengenakkan bagi telinga warga negara Indonesia keturunan Cina. Negara tirai bambu sudah lama dikenal dengan singkatan RRC (Republik Rakyat Cina) tapi akhir-akhir ini dibaca Republik Rakyat Caina bahasa gado-gado campuran indonesia inggris. Konon di zaman duluu ... puluhan tahun lalu memang banyak yang masih menyebut RRT untuk Republik Rakyat Tiongkok. Sepeda buatan RRT. Termos buatan RRT. Lampu senter buatan RRT. Mobil-mobilan buatan RRT ... Tempolong buatan RRT Siaran radio pagi ini ... serasa membawaku kembali ke masa lalu . kembali ke masa kanak-kanak .. ketika ada anak-anak pribumi sedang berkumpul dan ada anak keturunan yang lewat ... lalu rame-rame nyeletuk ono Cino ... ono Cino ... Begitulah panggilan bagi cung kuok ren di Jawa pulaunya Indonesia .. Salam, Petrus Paryono
[budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN
yg bener seh kite2 keenakan jadinya gak mikirin jangka panjang. liat aja jalan tol , kita khan bisa dibilang pertama di asia kale ya bikin jalan tol. Tapi mandeg ditempat tuh. Kereta api dah berpuluh2 taon tetep aja gak ada kemajuan, malah rel2nya banyak yg nganggur. Stasiun KA gak ada yg bagus lage. Pertanian ? ya elah, dari taon 90an aja dah kalah ama Thailand. Itu burung perkutut aja mosok dari Thailand seh ? So sekarang dah pada ribut2, padahal dari taon 90an itu dah ada ngomong2 soal AFTA yg sesama ASEAN belon masuk Tiongkok. Nah negara2 ASEAN yg laen pada bersiap2 kayak Malaysia, Thailand trus jg Vietnam mulai gerak. Lha kita ? kebanyakan mimpi ? Jargon upah buruh murah ? Jargon menarik investasi asing ? Jargon penduduk yg banyak alias pasar yg gede ? Jargon kaya akan hasil alam ? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Banyak orang bicara ekonomi pakai kacamata ideologi politik. Jadi ingat dulu Sukarno sangat tdk suka asing menanam modal di Indo, takut ekonominya dikuasai asing, tapi lebih senang dpt pinjaman modal asing, krn asetnya tetap milik indo. Sekarang berbalik, kalau bisa jangan hutang, lebih baik suruh asing langsung tanam modal. Meski asing pemiliknya, Toh usahanya ada di sini, tak mungkin dibawa lari. Yg mengkhawatirkan adalah modal asing di bursa saham, bisa sewaktu2 cabut. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: east_road east_r...@... Date: Fri, 15 Jan 2010 05:29:54 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN sebenarnya keuntungan apa yang dinikmati,kalau mau dibahas ?.Kalau ada yang protes sih silakan, Sudah Pasti Indonesia dapat keuntungan juga, Kalo bukan dari investor dari luar, darimana lagi, pake acara patriotik sementara masyarakat di Indonesia sudah banyak penganguran butuh makan, silakan pilih patriotisme atau pilih makan ?. Jujur saja saya banyak melihat perusahaan dari negara tionghoa, mereka banyak sekali merekrut pekerja Indonesia dimana perusahaan Eropa di Indonesia mengalami penurunan drastis jumlah karyawannya, malahan yang menerima Perusahaan Tionghoa, apa itu tidak menguntungkan. Disisi lain, mereka bayar pajak negara ke Indonesia, secara harafiah Indonesia dapat untung, rakyat Makmur, Gak sampe ngangur, saking jadi penganguran banyak, cari kerjaannya di demontrasi, Jadi aktor Demontrasi dari Partai tertentu demi mencari uang sesuap nasi, pilih mana Patriotisme tapi mengangur cari kerja susah, mau makan pun susah atau Bisa makan tapi duitnya dari luar ?. Gitu aja Repot Memilih. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Oh, jangan keburu senang lho, nanti ada pemuda patriotik yg teriak ekonomi indo dikuasai investor asing, keuntungannya dinikmati orang luar. Sent from my BlackBerryî powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: east_road east_road@ Date: Fri, 15 Jan 2010 03:20:50 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN Bagus itu, Sangat aspiratif, daripada memasukan barangnya ke Indonesia, mendirikan pabrik Di Indonesia cara paling efektif sangat membantu perekonomian Indonesia dan masyarakat Indonesia, tandanya Tiongkok peduli ekonomi Indonesia, saya sangat mendukung ini, karena bisa mengurangi angka pengaguran. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, GELORA45 SADAR@ wrote: http://jawapos.com/index.php?act=cetakid=28 [ Kamis, 14 Januari 2010 ] Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN Indonesia Tujuan Utama BANDUNG - Tak selamanya pemberlakuan ASEAN - China Free Trade Agreement (ACFTA) mendatangkan masalah. Pasar bebas ASEAN-Tiongkok tersebut juga membuat Tiongkok bersiap memindahkan pabrik tekstilnya ke sejumlah negara di ASEAN. Indonesia, adalah satu dari sejumlah negara yang dilirik sebagai lokasi pabrik. Minister Cousellor Embassy of People's Republic of Cina Fang Qiuchen mengatakan, relokasi panbrik ke negara-negara di ASEAN sudah dikaji dalam beberapa tahun terakhir. Kami terbentur persoalan tenaga kerja. Sekaranag industri tekstil kami telah mulai memindahkan perusahaannya kata Fang Qiuchen di Bandung, kemarin (13/1). Fang Qiuchen datang ke Bandung menemani delegasi perdagangan negeri itu menghadiri Bussines Meeting West Java di Hotel Hyatt Bandung. Pertemuan itu juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Menurut Qiuchen, negara yang dilirik untuk lokasi pabrik adalah Vietnam dan Kamboja. Indonesia sendiri, rencananya akan dibidik setelah ACFTA resmi diberlakukan. Salah satu lokasi pabrik di Indonesia, diantaranya di Bandung, Jawa Barat. Qiuchen memastikan, basis perusahaan tekstil di negaranya
[budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN
suatu artikel koran... benarkah upah buruh Tiongkok sudah tdk efisien dng penduduk bermilyar jiwa? benarkah energi tiongkok sudah tdk effisien dengan batu baranya yang sudah mapan? yang sebenernya aku rasa HANYA take balance neraca perdagangan yang udah sangat njomplang.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, GELORA45 sa...@... wrote: http://jawapos.com/index.php?act=cetakid=28 [ Kamis, 14 Januari 2010 ] Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN Indonesia Tujuan Utama BANDUNG - Tak selamanya pemberlakuan ASEAN - China Free Trade Agreement (ACFTA) mendatangkan masalah. Pasar bebas ASEAN-Tiongkok tersebut juga membuat Tiongkok bersiap memindahkan pabrik tekstilnya ke sejumlah negara di ASEAN. Indonesia, adalah satu dari sejumlah negara yang dilirik sebagai lokasi pabrik. Minister Cousellor Embassy of People's Republic of Cina Fang Qiuchen mengatakan, relokasi panbrik ke negara-negara di ASEAN sudah dikaji dalam beberapa tahun terakhir. Kami terbentur persoalan tenaga kerja. Sekaranag industri tekstil kami telah mulai memindahkan perusahaannya kata Fang Qiuchen di Bandung, kemarin (13/1). Fang Qiuchen datang ke Bandung menemani delegasi perdagangan negeri itu menghadiri Bussines Meeting West Java di Hotel Hyatt Bandung. Pertemuan itu juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Menurut Qiuchen, negara yang dilirik untuk lokasi pabrik adalah Vietnam dan Kamboja. Indonesia sendiri, rencananya akan dibidik setelah ACFTA resmi diberlakukan. Salah satu lokasi pabrik di Indonesia, diantaranya di Bandung, Jawa Barat. Qiuchen memastikan, basis perusahaan tekstil di negaranya terbentur ongkos tenaga kerja yang sudah mahal. Gaji buruh tekstil di Tiongkok saat ini terhitung lebih mahal dibandingkan membayar buruh di Indonesia. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Ade Sudrajat mengaku sudah memperhitungkan kemungkinan bergesernya industri tekstil Tiongkok menjadi industri yang lebih kompleks. Salah satunya karena gaji pekerja yang mulai mahal. Kami sudah lihat trennya, bahkan (gaji buruhnya) sudah lebih mahal. Terus energi di sana juga lebih mahal dari kita, katanya. Menurut Ade, industri tekstil di Indonesia, minimal harus mempertahankan diri dalam tiga tahun ini. Tapi ini bukan soal gampang. Yang dihadapi pada masa transisi saat ini, tidak imbangnya barang masuk di antara dua negara. Dicontohkanya, nilai ekspor tekstil Indonesia ke Tiongkok hanya USD 200 juta, sebaliknya impor barang Tiongkok totalnya USD 1,2 miliar. Pada kesempatan terpisah, Menteri Negara Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan menyatakan, produk sepatu dan garmen (pakaian jadi) Indonesia telah siap bersaing dengan produk-produk asing terkait pemberlakukan perdagangan bebas ASEAN-Tiongkok. Dari pengamatan di lapangan secara random, menunjukan produk kita khususnya garmen dan sepatu siap bersaing menghadapi ACFTA, kata Sjarifuddin Hasan di sela-sela kunjungan ke Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, kemarin. (and/ivn/jpnn/kim)
Re: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN
Saya kira yang jadi pertimbangan Pemerintah Tiongkok bukan gaji buruh di Tiongkok sudah terlalu tinggi, jadi harus keluar mencari tenaga kerja lebih murah. Tapi adanya reaksi dari barang Made In China yang membanjiri pasar di Asean, yang katanya mematikan pabrik lokal dan membuat pengangguran melonjak tinggi dinegara-begara tetangga Tiongkok. Pemerintah Tiongkok tidak hendak melihat keadaan demikian berlangsung lebih lanjut. Jadi tidak hanya menjual; barang jadi, tapi juga membuka usaha untuk menampung tenaga kerja dinegara seberang. Ada satu hal yang saya dengar dari seorang pejabat, pemerintah TIongkok menyimpulkan pengalaman politik pintu terbuka selama 30 tahun ini, salah satunya dinyatakan ada kesalahan dalam hubungan dititik beratkan pada Pemerintah dan Pemerintah, akhirnya yang lebih banyak diuntungkan hanya segelintir konglomerat saja, tapi tidak banyak dirasakan dan dinikmati mayoritas rakyatnya. Untuk memperbaiki kekurangan ini, akan dicoba kembangkan hubungan dagang dengan pengusaha menengah-bawah di TIongkok dengan pengusaha menengah-bawah di Indonesia, ... bagaimana realisasi kongkritnya, walahuallam. Tapi, kalau bisa berjalan tentu sangat membantu, maju dan berkembang bversama. Satu kebijaksanaan yanga bertolak belakang dengan cara imperialisme AS yang selama ini membuat Indodnesia hanya jadi budak dan kuli, membiarkan rakyat banyak tenggelam dalam kehidupan miskin. Salam, ChanCT - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, January 15, 2010 10:01 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN Benar, Tiongkok sangat luas, jika upah buruh di pesisir timur dan selatan sdh tinggi, masih bisa dialihkan ke pedalaman barat yg relatif masih terbelakang. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- From: iie_siang iie_si...@yahoo.com Date: Fri, 15 Jan 2010 10:57:22 - To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN suatu artikel koran... benarkah upah buruh Tiongkok sudah tdk efisien dng penduduk bermilyar jiwa? benarkah energi tiongkok sudah tdk effisien dengan batu baranya yang sudah mapan? yang sebenernya aku rasa HANYA take balance neraca perdagangan yang udah sangat njomplang.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, GELORA45 sa...@... wrote: http://jawapos.com/index.php?act=cetakid=28 [ Kamis, 14 Januari 2010 ] Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN Indonesia Tujuan Utama BANDUNG - Tak selamanya pemberlakuan ASEAN - China Free Trade Agreement (ACFTA) mendatangkan masalah. Pasar bebas ASEAN-Tiongkok tersebut juga membuat Tiongkok bersiap memindahkan pabrik tekstilnya ke sejumlah negara di ASEAN. Indonesia, adalah satu dari sejumlah negara yang dilirik sebagai lokasi pabrik. Minister Cousellor Embassy of People's Republic of Cina Fang Qiuchen mengatakan, relokasi panbrik ke negara-negara di ASEAN sudah dikaji dalam beberapa tahun terakhir. Kami terbentur persoalan tenaga kerja. Sekaranag industri tekstil kami telah mulai memindahkan perusahaannya kata Fang Qiuchen di Bandung, kemarin (13/1). Fang Qiuchen datang ke Bandung menemani delegasi perdagangan negeri itu menghadiri Bussines Meeting West Java di Hotel Hyatt Bandung. Pertemuan itu juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Menurut Qiuchen, negara yang dilirik untuk lokasi pabrik adalah Vietnam dan Kamboja. Indonesia sendiri, rencananya akan dibidik setelah ACFTA resmi diberlakukan. Salah satu lokasi pabrik di Indonesia, diantaranya di Bandung, Jawa Barat. Qiuchen memastikan, basis perusahaan tekstil di negaranya terbentur ongkos tenaga kerja yang sudah mahal. Gaji buruh tekstil di Tiongkok saat ini terhitung lebih mahal dibandingkan membayar buruh di Indonesia. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Ade Sudrajat mengaku sudah memperhitungkan kemungkinan bergesernya industri tekstil Tiongkok menjadi industri yang lebih kompleks. Salah satunya karena gaji pekerja yang mulai mahal. Kami sudah lihat trennya, bahkan (gaji buruhnya) sudah lebih mahal. Terus energi di sana juga lebih mahal dari kita, katanya. Menurut Ade, industri tekstil di Indonesia, minimal harus mempertahankan diri dalam tiga tahun ini. Tapi ini bukan soal gampang. Yang dihadapi pada masa transisi saat ini, tidak imbangnya barang masuk di antara dua negara. Dicontohkanya, nilai ekspor tekstil Indonesia ke Tiongkok hanya USD 200 juta, sebaliknya impor barang Tiongkok totalnya USD 1,2 miliar. Pada kesempatan terpisah, Menteri Negara Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan menyatakan, produk sepatu dan garmen (pakaian jadi) Indonesia telah siap bersaing dengan
[budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN
Bagus itu, Sangat aspiratif, daripada memasukan barangnya ke Indonesia, mendirikan pabrik Di Indonesia cara paling efektif sangat membantu perekonomian Indonesia dan masyarakat Indonesia, tandanya Tiongkok peduli ekonomi Indonesia, saya sangat mendukung ini, karena bisa mengurangi angka pengaguran. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, GELORA45 sa...@... wrote: http://jawapos.com/index.php?act=cetakid=28 [ Kamis, 14 Januari 2010 ] Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN Indonesia Tujuan Utama BANDUNG - Tak selamanya pemberlakuan ASEAN - China Free Trade Agreement (ACFTA) mendatangkan masalah. Pasar bebas ASEAN-Tiongkok tersebut juga membuat Tiongkok bersiap memindahkan pabrik tekstilnya ke sejumlah negara di ASEAN. Indonesia, adalah satu dari sejumlah negara yang dilirik sebagai lokasi pabrik. Minister Cousellor Embassy of People's Republic of Cina Fang Qiuchen mengatakan, relokasi panbrik ke negara-negara di ASEAN sudah dikaji dalam beberapa tahun terakhir. Kami terbentur persoalan tenaga kerja. Sekaranag industri tekstil kami telah mulai memindahkan perusahaannya kata Fang Qiuchen di Bandung, kemarin (13/1). Fang Qiuchen datang ke Bandung menemani delegasi perdagangan negeri itu menghadiri Bussines Meeting West Java di Hotel Hyatt Bandung. Pertemuan itu juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Menurut Qiuchen, negara yang dilirik untuk lokasi pabrik adalah Vietnam dan Kamboja. Indonesia sendiri, rencananya akan dibidik setelah ACFTA resmi diberlakukan. Salah satu lokasi pabrik di Indonesia, diantaranya di Bandung, Jawa Barat. Qiuchen memastikan, basis perusahaan tekstil di negaranya terbentur ongkos tenaga kerja yang sudah mahal. Gaji buruh tekstil di Tiongkok saat ini terhitung lebih mahal dibandingkan membayar buruh di Indonesia. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Ade Sudrajat mengaku sudah memperhitungkan kemungkinan bergesernya industri tekstil Tiongkok menjadi industri yang lebih kompleks. Salah satunya karena gaji pekerja yang mulai mahal. Kami sudah lihat trennya, bahkan (gaji buruhnya) sudah lebih mahal. Terus energi di sana juga lebih mahal dari kita, katanya. Menurut Ade, industri tekstil di Indonesia, minimal harus mempertahankan diri dalam tiga tahun ini. Tapi ini bukan soal gampang. Yang dihadapi pada masa transisi saat ini, tidak imbangnya barang masuk di antara dua negara. Dicontohkanya, nilai ekspor tekstil Indonesia ke Tiongkok hanya USD 200 juta, sebaliknya impor barang Tiongkok totalnya USD 1,2 miliar. Pada kesempatan terpisah, Menteri Negara Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan menyatakan, produk sepatu dan garmen (pakaian jadi) Indonesia telah siap bersaing dengan produk-produk asing terkait pemberlakukan perdagangan bebas ASEAN-Tiongkok. Dari pengamatan di lapangan secara random, menunjukan produk kita khususnya garmen dan sepatu siap bersaing menghadapi ACFTA, kata Sjarifuddin Hasan di sela-sela kunjungan ke Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, kemarin. (and/ivn/jpnn/kim)
Re: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN
Oh, jangan keburu senang lho, nanti ada pemuda patriotik yg teriak ekonomi indo dikuasai investor asing, keuntungannya dinikmati orang luar. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: east_road east_r...@yahoo.com Date: Fri, 15 Jan 2010 03:20:50 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN Bagus itu, Sangat aspiratif, daripada memasukan barangnya ke Indonesia, mendirikan pabrik Di Indonesia cara paling efektif sangat membantu perekonomian Indonesia dan masyarakat Indonesia, tandanya Tiongkok peduli ekonomi Indonesia, saya sangat mendukung ini, karena bisa mengurangi angka pengaguran. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, GELORA45 sa...@... wrote: http://jawapos.com/index.php?act=cetakid=28 [ Kamis, 14 Januari 2010 ] Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN Indonesia Tujuan Utama BANDUNG - Tak selamanya pemberlakuan ASEAN - China Free Trade Agreement (ACFTA) mendatangkan masalah. Pasar bebas ASEAN-Tiongkok tersebut juga membuat Tiongkok bersiap memindahkan pabrik tekstilnya ke sejumlah negara di ASEAN. Indonesia, adalah satu dari sejumlah negara yang dilirik sebagai lokasi pabrik. Minister Cousellor Embassy of People's Republic of Cina Fang Qiuchen mengatakan, relokasi panbrik ke negara-negara di ASEAN sudah dikaji dalam beberapa tahun terakhir. Kami terbentur persoalan tenaga kerja. Sekaranag industri tekstil kami telah mulai memindahkan perusahaannya kata Fang Qiuchen di Bandung, kemarin (13/1). Fang Qiuchen datang ke Bandung menemani delegasi perdagangan negeri itu menghadiri Bussines Meeting West Java di Hotel Hyatt Bandung. Pertemuan itu juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Menurut Qiuchen, negara yang dilirik untuk lokasi pabrik adalah Vietnam dan Kamboja. Indonesia sendiri, rencananya akan dibidik setelah ACFTA resmi diberlakukan. Salah satu lokasi pabrik di Indonesia, diantaranya di Bandung, Jawa Barat. Qiuchen memastikan, basis perusahaan tekstil di negaranya terbentur ongkos tenaga kerja yang sudah mahal. Gaji buruh tekstil di Tiongkok saat ini terhitung lebih mahal dibandingkan membayar buruh di Indonesia. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Ade Sudrajat mengaku sudah memperhitungkan kemungkinan bergesernya industri tekstil Tiongkok menjadi industri yang lebih kompleks. Salah satunya karena gaji pekerja yang mulai mahal. Kami sudah lihat trennya, bahkan (gaji buruhnya) sudah lebih mahal. Terus energi di sana juga lebih mahal dari kita, katanya. Menurut Ade, industri tekstil di Indonesia, minimal harus mempertahankan diri dalam tiga tahun ini. Tapi ini bukan soal gampang. Yang dihadapi pada masa transisi saat ini, tidak imbangnya barang masuk di antara dua negara. Dicontohkanya, nilai ekspor tekstil Indonesia ke Tiongkok hanya USD 200 juta, sebaliknya impor barang Tiongkok totalnya USD 1,2 miliar. Pada kesempatan terpisah, Menteri Negara Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan menyatakan, produk sepatu dan garmen (pakaian jadi) Indonesia telah siap bersaing dengan produk-produk asing terkait pemberlakukan perdagangan bebas ASEAN-Tiongkok. Dari pengamatan di lapangan secara random, menunjukan produk kita khususnya garmen dan sepatu siap bersaing menghadapi ACFTA, kata Sjarifuddin Hasan di sela-sela kunjungan ke Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, kemarin. (and/ivn/jpnn/kim)
[budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN
sebenarnya keuntungan apa yang dinikmati,kalau mau dibahas ?.Kalau ada yang protes sih silakan, Sudah Pasti Indonesia dapat keuntungan juga, Kalo bukan dari investor dari luar, darimana lagi, pake acara patriotik sementara masyarakat di Indonesia sudah banyak penganguran butuh makan, silakan pilih patriotisme atau pilih makan ?. Jujur saja saya banyak melihat perusahaan dari negara tionghoa, mereka banyak sekali merekrut pekerja Indonesia dimana perusahaan Eropa di Indonesia mengalami penurunan drastis jumlah karyawannya, malahan yang menerima Perusahaan Tionghoa, apa itu tidak menguntungkan. Disisi lain, mereka bayar pajak negara ke Indonesia, secara harafiah Indonesia dapat untung, rakyat Makmur, Gak sampe ngangur, saking jadi penganguran banyak, cari kerjaannya di demontrasi, Jadi aktor Demontrasi dari Partai tertentu demi mencari uang sesuap nasi, pilih mana Patriotisme tapi mengangur cari kerja susah, mau makan pun susah atau Bisa makan tapi duitnya dari luar ?. Gitu aja Repot Memilih. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Oh, jangan keburu senang lho, nanti ada pemuda patriotik yg teriak ekonomi indo dikuasai investor asing, keuntungannya dinikmati orang luar. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: east_road east_r...@... Date: Fri, 15 Jan 2010 03:20:50 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN Bagus itu, Sangat aspiratif, daripada memasukan barangnya ke Indonesia, mendirikan pabrik Di Indonesia cara paling efektif sangat membantu perekonomian Indonesia dan masyarakat Indonesia, tandanya Tiongkok peduli ekonomi Indonesia, saya sangat mendukung ini, karena bisa mengurangi angka pengaguran. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, GELORA45 SADAR@ wrote: http://jawapos.com/index.php?act=cetakid=28 [ Kamis, 14 Januari 2010 ] Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN Indonesia Tujuan Utama BANDUNG - Tak selamanya pemberlakuan ASEAN - China Free Trade Agreement (ACFTA) mendatangkan masalah. Pasar bebas ASEAN-Tiongkok tersebut juga membuat Tiongkok bersiap memindahkan pabrik tekstilnya ke sejumlah negara di ASEAN. Indonesia, adalah satu dari sejumlah negara yang dilirik sebagai lokasi pabrik. Minister Cousellor Embassy of People's Republic of Cina Fang Qiuchen mengatakan, relokasi panbrik ke negara-negara di ASEAN sudah dikaji dalam beberapa tahun terakhir. Kami terbentur persoalan tenaga kerja. Sekaranag industri tekstil kami telah mulai memindahkan perusahaannya kata Fang Qiuchen di Bandung, kemarin (13/1). Fang Qiuchen datang ke Bandung menemani delegasi perdagangan negeri itu menghadiri Bussines Meeting West Java di Hotel Hyatt Bandung. Pertemuan itu juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Menurut Qiuchen, negara yang dilirik untuk lokasi pabrik adalah Vietnam dan Kamboja. Indonesia sendiri, rencananya akan dibidik setelah ACFTA resmi diberlakukan. Salah satu lokasi pabrik di Indonesia, diantaranya di Bandung, Jawa Barat. Qiuchen memastikan, basis perusahaan tekstil di negaranya terbentur ongkos tenaga kerja yang sudah mahal. Gaji buruh tekstil di Tiongkok saat ini terhitung lebih mahal dibandingkan membayar buruh di Indonesia. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Ade Sudrajat mengaku sudah memperhitungkan kemungkinan bergesernya industri tekstil Tiongkok menjadi industri yang lebih kompleks. Salah satunya karena gaji pekerja yang mulai mahal. Kami sudah lihat trennya, bahkan (gaji buruhnya) sudah lebih mahal. Terus energi di sana juga lebih mahal dari kita, katanya. Menurut Ade, industri tekstil di Indonesia, minimal harus mempertahankan diri dalam tiga tahun ini. Tapi ini bukan soal gampang. Yang dihadapi pada masa transisi saat ini, tidak imbangnya barang masuk di antara dua negara. Dicontohkanya, nilai ekspor tekstil Indonesia ke Tiongkok hanya USD 200 juta, sebaliknya impor barang Tiongkok totalnya USD 1,2 miliar. Pada kesempatan terpisah, Menteri Negara Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan menyatakan, produk sepatu dan garmen (pakaian jadi) Indonesia telah siap bersaing dengan produk-produk asing terkait pemberlakukan perdagangan bebas ASEAN-Tiongkok. Dari pengamatan di lapangan secara random, menunjukan produk kita khususnya garmen dan sepatu siap bersaing menghadapi ACFTA, kata Sjarifuddin Hasan di sela-sela kunjungan ke Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, kemarin. (and/ivn/jpnn/kim)
Re: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN
Banyak orang bicara ekonomi pakai kacamata ideologi politik. Jadi ingat dulu Sukarno sangat tdk suka asing menanam modal di Indo, takut ekonominya dikuasai asing, tapi lebih senang dpt pinjaman modal asing, krn asetnya tetap milik indo. Sekarang berbalik, kalau bisa jangan hutang, lebih baik suruh asing langsung tanam modal. Meski asing pemiliknya, Toh usahanya ada di sini, tak mungkin dibawa lari. Yg mengkhawatirkan adalah modal asing di bursa saham, bisa sewaktu2 cabut. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: east_road east_r...@yahoo.com Date: Fri, 15 Jan 2010 05:29:54 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN sebenarnya keuntungan apa yang dinikmati,kalau mau dibahas ?.Kalau ada yang protes sih silakan, Sudah Pasti Indonesia dapat keuntungan juga, Kalo bukan dari investor dari luar, darimana lagi, pake acara patriotik sementara masyarakat di Indonesia sudah banyak penganguran butuh makan, silakan pilih patriotisme atau pilih makan ?. Jujur saja saya banyak melihat perusahaan dari negara tionghoa, mereka banyak sekali merekrut pekerja Indonesia dimana perusahaan Eropa di Indonesia mengalami penurunan drastis jumlah karyawannya, malahan yang menerima Perusahaan Tionghoa, apa itu tidak menguntungkan. Disisi lain, mereka bayar pajak negara ke Indonesia, secara harafiah Indonesia dapat untung, rakyat Makmur, Gak sampe ngangur, saking jadi penganguran banyak, cari kerjaannya di demontrasi, Jadi aktor Demontrasi dari Partai tertentu demi mencari uang sesuap nasi, pilih mana Patriotisme tapi mengangur cari kerja susah, mau makan pun susah atau Bisa makan tapi duitnya dari luar ?. Gitu aja Repot Memilih. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Oh, jangan keburu senang lho, nanti ada pemuda patriotik yg teriak ekonomi indo dikuasai investor asing, keuntungannya dinikmati orang luar. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: east_road east_r...@... Date: Fri, 15 Jan 2010 03:20:50 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN Bagus itu, Sangat aspiratif, daripada memasukan barangnya ke Indonesia, mendirikan pabrik Di Indonesia cara paling efektif sangat membantu perekonomian Indonesia dan masyarakat Indonesia, tandanya Tiongkok peduli ekonomi Indonesia, saya sangat mendukung ini, karena bisa mengurangi angka pengaguran. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, GELORA45 SADAR@ wrote: http://jawapos.com/index.php?act=cetakid=28 [ Kamis, 14 Januari 2010 ] Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN Indonesia Tujuan Utama BANDUNG - Tak selamanya pemberlakuan ASEAN - China Free Trade Agreement (ACFTA) mendatangkan masalah. Pasar bebas ASEAN-Tiongkok tersebut juga membuat Tiongkok bersiap memindahkan pabrik tekstilnya ke sejumlah negara di ASEAN. Indonesia, adalah satu dari sejumlah negara yang dilirik sebagai lokasi pabrik. Minister Cousellor Embassy of People's Republic of Cina Fang Qiuchen mengatakan, relokasi panbrik ke negara-negara di ASEAN sudah dikaji dalam beberapa tahun terakhir. Kami terbentur persoalan tenaga kerja. Sekaranag industri tekstil kami telah mulai memindahkan perusahaannya kata Fang Qiuchen di Bandung, kemarin (13/1). Fang Qiuchen datang ke Bandung menemani delegasi perdagangan negeri itu menghadiri Bussines Meeting West Java di Hotel Hyatt Bandung. Pertemuan itu juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Menurut Qiuchen, negara yang dilirik untuk lokasi pabrik adalah Vietnam dan Kamboja. Indonesia sendiri, rencananya akan dibidik setelah ACFTA resmi diberlakukan. Salah satu lokasi pabrik di Indonesia, diantaranya di Bandung, Jawa Barat. Qiuchen memastikan, basis perusahaan tekstil di negaranya terbentur ongkos tenaga kerja yang sudah mahal. Gaji buruh tekstil di Tiongkok saat ini terhitung lebih mahal dibandingkan membayar buruh di Indonesia. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Ade Sudrajat mengaku sudah memperhitungkan kemungkinan bergesernya industri tekstil Tiongkok menjadi industri yang lebih kompleks. Salah satunya karena gaji pekerja yang mulai mahal. Kami sudah lihat trennya, bahkan (gaji buruhnya) sudah lebih mahal. Terus energi di sana juga lebih mahal dari kita, katanya. Menurut Ade, industri tekstil di Indonesia, minimal harus mempertahankan diri dalam tiga tahun ini. Tapi ini bukan soal gampang. Yang dihadapi pada masa transisi saat ini, tidak imbangnya barang masuk di antara dua negara. Dicontohkanya, nilai ekspor tekstil Indonesia ke Tiongkok hanya USD 200 juta, sebaliknya impor barang Tiongkok totalnya USD 1,2 miliar. Pada kesempatan terpisah, Menteri
Bls: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Kuat Karena Tao [JawaPos:Radar Semarang]
saya jadi ingat, pernah ada teman yg sy kenal, pakai nick huang die (huang ti-kaisar kuning) , kemana dia sekarang ya, sudah lama ngak lihat dia --- Pada Rab, 11/3/09, ardian_c ardia...@yahoo.co.id menulis: Dari: ardian_c ardia...@yahoo.co.id Topik: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Kuat Karena Tao [JawaPos:Radar Semarang] Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 11 Maret, 2009, 11:53 AM menurut kepercayaan taoisme, ada 3 sesepuh pendiri agama tao, salah satunya itu huangdi alias kaisar kuning. so menurut kepercayaannya jadi gak aneh kalu umurnya dah 5000 taon lho. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, hai hai sibu...@... wrote: Agama Dao berumur 5000 tahun? Ada sejak tahun 2697SM, zaman Fuxi? Pasti itu bukan agama Dao yang didirikan oleh Zhang Dao Ling ya? go ho hai hai --- On Wed, 3/11/09, Joao Kho joao@.. . wrote: From: Joao Kho joao@.. . Subject: [budaya_tionghua] Tiongkok Kuat Karena Tao [JawaPos:Radar Semarang] To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Wednesday, March 11, 2009, 11:33 AM [ Minggu, 08 Maret 2009 ] Tiongkok Kuat Karena Tao SEMARANG-Aliran atau agama Tao saat ini sudah berusia 5.000 tahun. Aliran yang lahir di Tiongkok sejak 2697 Sebelum Masehi ini, menurut banyak kalangan, membuat bangsa Tiongkok kini menjadi bangsa yang besar dan kuat. Salah satu sebab karena berkembangnya Tao. Pernyataan ini diungkap guru besar ilmu filsafat Universitas Gajah Mada Yogyakarta Prof Dr Damardjati Supadjar dalam acara bedah buku perkembangan Tao di Jalan Pandanaran 38 Semarang, Jumat (6/3) malam lalu. Selain Damardjati, tampil sebagai pembicara Taoist Ardian Changianto yang jaga pakar budaya Tionghoa serta Daniel Dharmawan, praktisi psikologi filsafat spiritual. Peserta bedah buku berasal dari berbagai kalangan, termasuk Taoist dari beberapa negara. Acara yang merupakan salah satu rangkaian even Toist Day 2009 ini juga dihadiri oleh Master Lee Zhi Wang, guru dan tokoh Tao dari Singapura. Damardjati mengatakan, besarnya bangsa Tiongkok ini juga diakui oleh Islam. Nabi kami Nabi Muhammad SAW bahkan memberikan petunjuk yakni tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Ini menandakan bahwa Tiongkok adalah besar dan kuat, sehingga kita layak belajar segalanya dari sana, ujar Damardjati. Setelah ditelaah, lanjut Damadjati, ternyata ada aliran yang berusia sangat tua dan berkembang pesat penyebarannya ke seluruh dunia-- termasuk di Indonesia. Yakni Tao. Diyakini Tao inilah yang sarat dengan pesan-pesan moral untuk mengajak kebaikan ini menjadi cikal bakal besarnya negeri Tiongkok. Pembicara lain Taoist Ardian Changianto memaparkan, selama 5.000 tahun, Tao mengalami perkembangan luar biasa. Sehingga timbul berbagai aliran. Uniknya, meski ada berbagai aliran namun tidak ada perpecahan. Yang ada justru aliran demi aliran Tao ini saling mengisi. Ini yang membuat Tao terus berkembang pesat sekarang ini, katanya. Sementara Daniel Dharmawan mengatakan, dalam Taoisme ada lima unsur penting. Kelimanya unsur kultural (sejarah, budaya dsb), religius (ritual, doktrin, dan kepercayaan) , serta filosofi dan motivasi. Namun intinya Tao sangat mengedepankan saling menghormati dan menghargai sesama, jelasnya. Terpisah, Ketua Panitia Taoist Day 2009 Tjeng Santoso mengatakan, dalam bedah buku tersebut dikupas sejarah dan perkembangan Tao selama 5.000 tahun. Buku yang dibedah adalah buku Tao yang kali pertama ditulis dalam bahasa Indonesia. Buku yang ditulis oleh Master Wang Xing Yang ini aslinya adalah 1.600 halaman. Namun dapat dirangkum menjadi 400 halaman dan diterbitkan dalam 3 bahasa (Tionghoa, Inggris dan Indonesia) dan disebarkan di Taiwan, Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Ini buku rangkuman dari 4 buku tentang pengenalan Tao yang sudah berusia 5.000 tahun. Jadi masih banyak kekurangan dari buku ini dan mesti diperbaiki, kata Santoso. Tadi malam, adalah acara puncak Taoist Day 2009, yakni upacara Li Dou atau tolak balak di Jalan Pandanaran 38. Acara ini diikuti ratusan orang berbagai kalangan, dipimpin oleh Master Lee Zhi Wang. Sementara hari ini pukul 10.00 akan berlangsung upacara minta rezeki (Qi Fu), serta pameran yang menampilkan cerita-cerita Dewa Tao, seluk beluk agama Tao dan perayaan-perayaan dalam agama Tao. Setelah Semarang, Taoist Day 2009 akan berlanjut di Singapura 9-12 Maret 2009. (smu/isk) Pamer gaya dengan skin baru yang keren. Coba Yahoo! Messenger 9.0 baru sekarang! http://id.messenger.yahoo.com
RE: Bls: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Kuat Karena Tao [JawaPos:Radar Semarang]
Mungkin dah turun tahta om, entah lengser atau kena kudeta. Hehehhe -Original Message- From: Hung wicaksana hungwicaks...@yahoo.com Date: Wed, 11 Mar 2009 22:01:56 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Kuat Karena Tao [JawaPos:Radar Semarang] saya jadi ingat, pernah ada teman yg sy kenal, pakai nick huang die (huang ti-kaisar kuning) , kemana dia sekarang ya, sudah lama ngak lihat dia --- Pada Rab, 11/3/09, ardian_c ardia...@yahoo.co.id menulis: Dari: ardian_c ardia...@yahoo.co.id Topik: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Kuat Karena Tao [JawaPos:Radar Semarang] Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 11 Maret, 2009, 11:53 AM menurut kepercayaan taoisme, ada 3 sesepuh pendiri agama tao, salah satunya itu huangdi alias kaisar kuning. so menurut kepercayaannya jadi gak aneh kalu umurnya dah 5000 taon lho. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, hai hai sibu...@... wrote: Agama Dao berumur 5000 tahun? Ada sejak tahun 2697SM, zaman Fuxi? Pasti itu bukan agama Dao yang didirikan oleh Zhang Dao Ling ya? go ho hai hai --- On Wed, 3/11/09, Joao Kho joao@.. . wrote: From: Joao Kho joao@.. . Subject: [budaya_tionghua] Tiongkok Kuat Karena Tao [JawaPos:Radar Semarang] To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Wednesday, March 11, 2009, 11:33 AM [ Minggu, 08 Maret 2009 ] Tiongkok Kuat Karena Tao SEMARANG-Aliran atau agama Tao saat ini sudah berusia 5.000 tahun. Aliran yang lahir di Tiongkok sejak 2697 Sebelum Masehi ini, menurut banyak kalangan, membuat bangsa Tiongkok kini menjadi bangsa yang besar dan kuat. Salah satu sebab karena berkembangnya Tao. Pernyataan ini diungkap guru besar ilmu filsafat Universitas Gajah Mada Yogyakarta Prof Dr Damardjati Supadjar dalam acara bedah buku perkembangan Tao di Jalan Pandanaran 38 Semarang, Jumat (6/3) malam lalu. Selain Damardjati, tampil sebagai pembicara Taoist Ardian Changianto yang jaga pakar budaya Tionghoa serta Daniel Dharmawan, praktisi psikologi filsafat spiritual. Peserta bedah buku berasal dari berbagai kalangan, termasuk Taoist dari beberapa negara. Acara yang merupakan salah satu rangkaian even Toist Day 2009 ini juga dihadiri oleh Master Lee Zhi Wang, guru dan tokoh Tao dari Singapura. Damardjati mengatakan, besarnya bangsa Tiongkok ini juga diakui oleh Islam. Nabi kami Nabi Muhammad SAW bahkan memberikan petunjuk yakni tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Ini menandakan bahwa Tiongkok adalah besar dan kuat, sehingga kita layak belajar segalanya dari sana, ujar Damardjati. Setelah ditelaah, lanjut Damadjati, ternyata ada aliran yang berusia sangat tua dan berkembang pesat penyebarannya ke seluruh dunia-- termasuk di Indonesia. Yakni Tao. Diyakini Tao inilah yang sarat dengan pesan-pesan moral untuk mengajak kebaikan ini menjadi cikal bakal besarnya negeri Tiongkok. Pembicara lain Taoist Ardian Changianto memaparkan, selama 5.000 tahun, Tao mengalami perkembangan luar biasa. Sehingga timbul berbagai aliran. Uniknya, meski ada berbagai aliran namun tidak ada perpecahan. Yang ada justru aliran demi aliran Tao ini saling mengisi. Ini yang membuat Tao terus berkembang pesat sekarang ini, katanya. Sementara Daniel Dharmawan mengatakan, dalam Taoisme ada lima unsur penting. Kelimanya unsur kultural (sejarah, budaya dsb), religius (ritual, doktrin, dan kepercayaan) , serta filosofi dan motivasi. Namun intinya Tao sangat mengedepankan saling menghormati dan menghargai sesama, jelasnya. Terpisah, Ketua Panitia Taoist Day 2009 Tjeng Santoso mengatakan, dalam bedah buku tersebut dikupas sejarah dan perkembangan Tao selama 5.000 tahun. Buku yang dibedah adalah buku Tao yang kali pertama ditulis dalam bahasa Indonesia. Buku yang ditulis oleh Master Wang Xing Yang ini aslinya adalah 1.600 halaman. Namun dapat dirangkum menjadi 400 halaman dan diterbitkan dalam 3 bahasa (Tionghoa, Inggris dan Indonesia) dan disebarkan di Taiwan, Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Ini buku rangkuman dari 4 buku tentang pengenalan Tao yang sudah berusia 5.000 tahun. Jadi masih banyak kekurangan dari buku ini dan mesti diperbaiki, kata Santoso. Tadi malam, adalah acara puncak Taoist Day 2009, yakni upacara Li Dou atau tolak balak di Jalan Pandanaran 38. Acara ini diikuti ratusan orang berbagai kalangan, dipimpin oleh Master Lee Zhi Wang. Sementara hari ini pukul 10.00 akan berlangsung upacara minta rezeki (Qi Fu), serta pameran yang menampilkan cerita-cerita Dewa Tao, seluk beluk agama Tao dan perayaan-perayaan dalam agama Tao. Setelah Semarang, Taoist Day 2009 akan berlanjut di Singapura 9-12 Maret 2009. (smu/isk
[budaya_tionghua] Re: Tiongkok Kuat Karena Tao [JawaPos:Radar Semarang]
menurut kepercayaan taoisme, ada 3 sesepuh pendiri agama tao, salah satunya itu huangdi alias kaisar kuning. so menurut kepercayaannya jadi gak aneh kalu umurnya dah 5000 taon lho. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hai hai sibu...@... wrote: Agama Dao berumur 5000 tahun? Ada sejak tahun 2697SM, zaman Fuxi? Pasti itu bukan agama Dao yang didirikan oleh Zhang Dao Ling ya? go ho hai hai --- On Wed, 3/11/09, Joao Kho joao@... wrote: From: Joao Kho joao@... Subject: [budaya_tionghua] Tiongkok Kuat Karena Tao [JawaPos:Radar Semarang] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, March 11, 2009, 11:33 AM [ Minggu, 08 Maret 2009 ] Tiongkok Kuat Karena Tao SEMARANG-Aliran atau agama Tao saat ini sudah berusia 5.000 tahun. Aliran yang lahir di Tiongkok sejak 2697 Sebelum Masehi ini, menurut banyak kalangan, membuat bangsa Tiongkok kini menjadi bangsa yang besar dan kuat. Salah satu sebab karena berkembangnya Tao. Pernyataan ini diungkap guru besar ilmu filsafat Universitas Gajah Mada Yogyakarta Prof Dr Damardjati Supadjar dalam acara bedah buku perkembangan Tao di Jalan Pandanaran 38 Semarang, Jumat (6/3) malam lalu. Selain Damardjati, tampil sebagai pembicara Taoist Ardian Changianto yang jaga pakar budaya Tionghoa serta Daniel Dharmawan, praktisi psikologi filsafat spiritual. Peserta bedah buku berasal dari berbagai kalangan, termasuk Taoist dari beberapa negara. Acara yang merupakan salah satu rangkaian even Toist Day 2009 ini juga dihadiri oleh Master Lee Zhi Wang, guru dan tokoh Tao dari Singapura. Damardjati mengatakan, besarnya bangsa Tiongkok ini juga diakui oleh Islam. Nabi kami Nabi Muhammad SAW bahkan memberikan petunjuk yakni tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Ini menandakan bahwa Tiongkok adalah besar dan kuat, sehingga kita layak belajar segalanya dari sana, ujar Damardjati. Setelah ditelaah, lanjut Damadjati, ternyata ada aliran yang berusia sangat tua dan berkembang pesat penyebarannya ke seluruh dunia-- termasuk di Indonesia. Yakni Tao. Diyakini Tao inilah yang sarat dengan pesan-pesan moral untuk mengajak kebaikan ini menjadi cikal bakal besarnya negeri Tiongkok. Pembicara lain Taoist Ardian Changianto memaparkan, selama 5.000 tahun, Tao mengalami perkembangan luar biasa. Sehingga timbul berbagai aliran. Uniknya, meski ada berbagai aliran namun tidak ada perpecahan. Yang ada justru aliran demi aliran Tao ini saling mengisi. Ini yang membuat Tao terus berkembang pesat sekarang ini, katanya. Sementara Daniel Dharmawan mengatakan, dalam Taoisme ada lima unsur penting. Kelimanya unsur kultural (sejarah, budaya dsb), religius (ritual, doktrin, dan kepercayaan), serta filosofi dan motivasi. Namun intinya Tao sangat mengedepankan saling menghormati dan menghargai sesama, jelasnya. Terpisah, Ketua Panitia Taoist Day 2009 Tjeng Santoso mengatakan, dalam bedah buku tersebut dikupas sejarah dan perkembangan Tao selama 5.000 tahun. Buku yang dibedah adalah buku Tao yang kali pertama ditulis dalam bahasa Indonesia. Buku yang ditulis oleh Master Wang Xing Yang ini aslinya adalah 1.600 halaman. Namun dapat dirangkum menjadi 400 halaman dan diterbitkan dalam 3 bahasa (Tionghoa, Inggris dan Indonesia) dan disebarkan di Taiwan, Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Ini buku rangkuman dari 4 buku tentang pengenalan Tao yang sudah berusia 5.000 tahun. Jadi masih banyak kekurangan dari buku ini dan mesti diperbaiki, kata Santoso. Tadi malam, adalah acara puncak Taoist Day 2009, yakni upacara Li Dou atau tolak balak di Jalan Pandanaran 38. Acara ini diikuti ratusan orang berbagai kalangan, dipimpin oleh Master Lee Zhi Wang. Sementara hari ini pukul 10.00 akan berlangsung upacara minta rezeki (Qi Fu), serta pameran yang menampilkan cerita-cerita Dewa Tao, seluk beluk agama Tao dan perayaan-perayaan dalam agama Tao. Setelah Semarang, Taoist Day 2009 akan berlanjut di Singapura 9-12 Maret 2009. (smu/isk)