[budaya_tionghua] Re: Tiongkok

2010-02-02 Terurut Topik bcaclick
Boleh memberikan sedikit tanggapan :
Jaman dahulu Orang China di Indonesia disebut Tionghoa (Bhs Hokkian, sama dgn 
Zhong Hua (=Bangsa Tengah)), dlm sejarah di sebut-sebut : Tionghoa Hue Kuan 
(Perkumpulan Tionghoa), bukan Cina Hue Kuan.
Nama Resmi negara RRC adalah : Zhong Hua Ren Ming Gong He Guo, bukan
Chin-na Ren Ming Gong He Guo.
Taiwan nama resminya : Zhong Hua Ming Guo, bukan Chin-na Ming Guo.

China dalam bahasa Inggris atau RRC adalah People Republic Of China / Republic 
Rakyat China (baca : Chain-na, bukan Ci-na, harap dibedakan Chain dgn Ci, Chain 
kurang lebih berarti Keramik / Kerajinan Batu / Keramik)

Sedangkan kata Cina dianggap penghinaan (diambil dari kata Chin / Dinasti Chin 
(baca : Cin/Jin), dgn Kaisar Chin Shi Wang (pendiri Tembok Besar), yg banyak 
mengorbankan banyak nyawa atau kejam, dimana saat rakyat yang diperintah 
kerja paksa oleh sang Kaisar, saat menderita menyebut nama Cin-na, Cin-na, yg 
artinya sedikit mengutuk sang Kaisar)

Jadi menurut anda apakah kata Cina masih pantas digunakan ?
Kalau ada yang benar kenapa harus memakai yang kurang benar ?
Setujukah anda ?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Petrus Paryono petruspary...@... 
wrote:

 Ada seseorang yang menghidupkan radio di dekatku. Meskipun tidak begitu 
 memperhatikan, tapi lagu-lagunya lumayan menghibur juga. Lagu diselingi 
 dengan berita. Masih tanpa peduli, sayup-sayup terdengar penyiar menyebut 
 tiongkok. Satu kali ..., dua kali ,  loh koq jadi berkali-kali, 
 yang membuatku berhenti brwosing dan mencoba mendengarkan apa sih yang 
 diberitakan.
 
 Oh, rupanya itu berita tentang perdagangan Asean-China Free Trade Agreement. 
 Penyiar radio mengganti kata Cina dengan Tiongkok. Tentu rasanya agak aneh 
 asing janggal  hare gini ada yang menyebut Tiongkok. Yang sering 
 terdengar ya 'Caina' dari bahasa Inggris China untuk 'memperhalus' kata Cina 
 yang terlanjur kurang mengenakkan bagi telinga warga negara Indonesia 
 keturunan Cina.
 
 Negara tirai bambu sudah lama dikenal dengan singkatan RRC (Republik Rakyat 
 Cina) tapi akhir-akhir ini dibaca Republik Rakyat Caina  bahasa gado-gado 
 campuran indonesia inggris. Konon di zaman duluu ... puluhan tahun lalu 
 memang banyak yang masih menyebut RRT untuk Republik Rakyat Tiongkok. Sepeda 
 buatan RRT. Termos buatan RRT. Lampu senter buatan RRT. Mobil-mobilan buatan 
 RRT ... Tempolong buatan RRT  
 
 Siaran radio pagi ini ...  serasa membawaku kembali ke masa lalu . 
 kembali ke masa kanak-kanak .. ketika ada anak-anak pribumi sedang 
 berkumpul dan ada anak keturunan yang lewat ... lalu rame-rame nyeletuk  ono 
 Cino ... ono Cino ... Begitulah panggilan bagi cung kuok ren di Jawa 
 pulaunya Indonesia ..
 
 
 Salam,
 Petrus Paryono




[budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN

2010-01-15 Terurut Topik ardian_c
yg bener seh kite2 keenakan jadinya gak mikirin jangka panjang.
liat aja jalan tol , kita khan bisa dibilang pertama di asia kale ya bikin 
jalan tol. Tapi mandeg ditempat tuh.

Kereta api dah berpuluh2 taon tetep aja gak ada kemajuan, malah rel2nya banyak 
yg nganggur. Stasiun KA gak ada yg bagus lage.

Pertanian ? ya elah, dari taon 90an aja dah kalah ama Thailand. Itu burung 
perkutut aja mosok dari Thailand seh ?

So sekarang dah pada ribut2, padahal dari taon 90an itu dah ada ngomong2 soal 
AFTA yg sesama ASEAN belon masuk Tiongkok.
Nah negara2 ASEAN yg laen pada bersiap2 kayak Malaysia, Thailand trus jg 
Vietnam mulai gerak.
Lha kita ? kebanyakan mimpi ? Jargon upah buruh murah ? Jargon menarik 
investasi asing ? Jargon penduduk yg banyak alias pasar yg gede ? Jargon kaya 
akan hasil alam ?


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:

 Banyak orang bicara ekonomi pakai kacamata ideologi politik. Jadi ingat dulu 
 Sukarno sangat tdk suka asing menanam modal di Indo, takut ekonominya 
 dikuasai asing, tapi lebih senang dpt pinjaman modal asing, krn asetnya tetap 
 milik indo.
 
 Sekarang berbalik, kalau bisa jangan hutang, lebih baik suruh asing langsung 
 tanam modal. Meski asing pemiliknya, Toh usahanya ada di sini, tak mungkin 
 dibawa lari. Yg mengkhawatirkan adalah modal asing di bursa saham, bisa 
 sewaktu2 cabut. 
 
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: east_road east_r...@...
 Date: Fri, 15 Jan 2010 05:29:54 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke 
 Sejumlah Negara di ASEAN
 
 sebenarnya keuntungan apa yang dinikmati,kalau mau dibahas ?.Kalau ada yang 
 protes sih silakan, Sudah Pasti Indonesia dapat keuntungan juga, Kalo bukan 
 dari investor dari luar, darimana lagi, pake acara patriotik sementara 
 masyarakat di Indonesia sudah banyak penganguran butuh makan, silakan pilih 
 patriotisme atau pilih makan ?.
 
 Jujur saja saya banyak melihat perusahaan dari negara tionghoa, mereka banyak 
 sekali merekrut pekerja Indonesia dimana perusahaan Eropa di Indonesia 
 mengalami penurunan drastis jumlah karyawannya, malahan yang menerima 
 Perusahaan Tionghoa, apa itu tidak menguntungkan.
 
 Disisi lain, mereka bayar pajak negara ke Indonesia, secara harafiah 
 Indonesia dapat untung, rakyat Makmur, Gak sampe ngangur, saking jadi 
 penganguran banyak, cari kerjaannya di demontrasi, Jadi aktor Demontrasi dari 
 Partai tertentu demi mencari uang sesuap nasi, pilih mana Patriotisme tapi 
 mengangur cari kerja susah, mau makan pun susah atau Bisa makan tapi duitnya 
 dari luar ?. 
 
 Gitu aja Repot Memilih. 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote:
 
  Oh, jangan keburu senang lho, nanti ada pemuda patriotik yg teriak ekonomi 
  indo dikuasai investor asing, keuntungannya dinikmati orang luar.
  
  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT
  
  -Original Message-
  From: east_road east_road@
  Date: Fri, 15 Jan 2010 03:20:50 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke 
  Sejumlah Negara di ASEAN
  
  Bagus itu, Sangat aspiratif, daripada memasukan barangnya ke Indonesia, 
  mendirikan pabrik Di Indonesia cara paling efektif sangat membantu 
  perekonomian Indonesia dan masyarakat Indonesia, tandanya Tiongkok peduli 
  ekonomi Indonesia, saya sangat mendukung ini, karena bisa mengurangi angka 
  pengaguran.
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, GELORA45 SADAR@ wrote:
  
   http://jawapos.com/index.php?act=cetakid=28
   [ Kamis, 14 Januari 2010 ] 
   Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN 
   
   Indonesia Tujuan Utama 
   
   BANDUNG - Tak selamanya pemberlakuan ASEAN - China Free Trade Agreement 
   (ACFTA) mendatangkan masalah. Pasar bebas ASEAN-Tiongkok tersebut juga 
   membuat Tiongkok bersiap memindahkan pabrik tekstilnya ke sejumlah negara 
   di ASEAN. Indonesia, adalah satu dari sejumlah negara yang dilirik 
   sebagai lokasi pabrik. 
   
   Minister Cousellor Embassy of People's Republic of Cina Fang Qiuchen 
   mengatakan, relokasi panbrik ke negara-negara di ASEAN sudah dikaji dalam 
   beberapa tahun terakhir. Kami terbentur persoalan tenaga kerja. 
   Sekaranag industri tekstil kami telah mulai memindahkan perusahaannya 
   kata Fang Qiuchen di Bandung, kemarin (13/1). 
   
   Fang Qiuchen datang ke Bandung menemani delegasi perdagangan negeri itu 
   menghadiri Bussines Meeting West Java di Hotel Hyatt Bandung. Pertemuan 
   itu juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. 
   
   Menurut Qiuchen, negara yang dilirik untuk lokasi pabrik adalah Vietnam 
   dan Kamboja. Indonesia sendiri, rencananya akan dibidik setelah ACFTA 
   resmi diberlakukan. Salah satu lokasi pabrik di Indonesia, diantaranya di 
   Bandung, Jawa Barat. 
   
   Qiuchen memastikan, basis perusahaan tekstil di negaranya

[budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN

2010-01-15 Terurut Topik iie_siang

suatu artikel koran...

benarkah upah buruh Tiongkok sudah tdk efisien dng penduduk bermilyar jiwa?

benarkah energi tiongkok sudah tdk effisien dengan batu baranya yang sudah 
mapan?

yang sebenernya aku rasa HANYA take balance neraca perdagangan yang udah sangat 
njomplang..

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, GELORA45 sa...@... wrote:

 http://jawapos.com/index.php?act=cetakid=28
 [ Kamis, 14 Januari 2010 ] 
 Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN 
 
 Indonesia Tujuan Utama 
 
 BANDUNG - Tak selamanya pemberlakuan ASEAN - China Free Trade Agreement 
 (ACFTA) mendatangkan masalah. Pasar bebas ASEAN-Tiongkok tersebut juga 
 membuat Tiongkok bersiap memindahkan pabrik tekstilnya ke sejumlah negara di 
 ASEAN. Indonesia, adalah satu dari sejumlah negara yang dilirik sebagai 
 lokasi pabrik. 
 
 Minister Cousellor Embassy of People's Republic of Cina Fang Qiuchen 
 mengatakan, relokasi panbrik ke negara-negara di ASEAN sudah dikaji dalam 
 beberapa tahun terakhir. Kami terbentur persoalan tenaga kerja. Sekaranag 
 industri tekstil kami telah mulai memindahkan perusahaannya kata Fang 
 Qiuchen di Bandung, kemarin (13/1). 
 
 Fang Qiuchen datang ke Bandung menemani delegasi perdagangan negeri itu 
 menghadiri Bussines Meeting West Java di Hotel Hyatt Bandung. Pertemuan itu 
 juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. 
 
 Menurut Qiuchen, negara yang dilirik untuk lokasi pabrik adalah Vietnam dan 
 Kamboja. Indonesia sendiri, rencananya akan dibidik setelah ACFTA resmi 
 diberlakukan. Salah satu lokasi pabrik di Indonesia, diantaranya di Bandung, 
 Jawa Barat. 
 
 Qiuchen memastikan, basis perusahaan tekstil di negaranya terbentur ongkos 
 tenaga kerja yang sudah mahal. Gaji buruh tekstil di Tiongkok saat ini 
 terhitung lebih mahal dibandingkan membayar buruh di Indonesia. 
 
 Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Ade Sudrajat mengaku 
 sudah memperhitungkan kemungkinan bergesernya industri tekstil Tiongkok 
 menjadi industri yang lebih kompleks. Salah satunya karena gaji pekerja yang 
 mulai mahal. Kami sudah lihat trennya, bahkan (gaji buruhnya) sudah lebih 
 mahal. Terus energi di sana juga lebih mahal dari kita, katanya. 
 
 Menurut Ade, industri tekstil di Indonesia, minimal harus mempertahankan diri 
 dalam tiga tahun ini. Tapi ini bukan soal gampang. Yang dihadapi pada masa 
 transisi saat ini, tidak imbangnya barang masuk di antara dua negara. 
 Dicontohkanya, nilai ekspor tekstil Indonesia ke Tiongkok hanya USD 200 juta, 
 sebaliknya impor barang Tiongkok totalnya  USD 1,2 miliar. 
 
 Pada kesempatan terpisah, Menteri Negara Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan 
 menyatakan, produk sepatu dan garmen (pakaian jadi) Indonesia telah siap 
 bersaing dengan produk-produk asing terkait pemberlakukan perdagangan bebas 
 ASEAN-Tiongkok. Dari pengamatan di lapangan secara random, menunjukan produk 
 kita khususnya garmen dan sepatu siap bersaing menghadapi ACFTA, kata 
 Sjarifuddin Hasan di sela-sela kunjungan ke Pasar Tanah Abang Blok A, 
 Jakarta, kemarin. (and/ivn/jpnn/kim)





Re: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN

2010-01-15 Terurut Topik ChanCT
Saya kira yang jadi pertimbangan Pemerintah Tiongkok bukan gaji buruh di 
Tiongkok sudah terlalu tinggi, jadi harus keluar mencari tenaga kerja lebih 
murah. Tapi adanya reaksi dari barang Made In China yang membanjiri pasar di 
Asean, yang katanya mematikan pabrik lokal dan membuat pengangguran melonjak 
tinggi dinegara-begara tetangga Tiongkok. Pemerintah Tiongkok tidak hendak 
melihat keadaan demikian berlangsung lebih lanjut. Jadi tidak hanya menjual; 
barang jadi, tapi juga membuka usaha untuk menampung tenaga kerja dinegara 
seberang.

Ada satu hal yang saya dengar dari seorang pejabat, pemerintah TIongkok 
menyimpulkan pengalaman politik pintu terbuka selama 30 tahun ini, salah 
satunya dinyatakan ada kesalahan dalam hubungan dititik beratkan pada 
Pemerintah dan Pemerintah, akhirnya yang lebih banyak diuntungkan hanya 
segelintir konglomerat saja, tapi tidak banyak dirasakan dan dinikmati 
mayoritas rakyatnya. Untuk memperbaiki kekurangan ini, akan dicoba kembangkan 
hubungan dagang dengan pengusaha menengah-bawah di TIongkok dengan pengusaha 
menengah-bawah di Indonesia, ... bagaimana realisasi kongkritnya, walahuallam. 
Tapi, kalau bisa berjalan tentu sangat membantu, maju dan berkembang bversama. 
Satu kebijaksanaan yanga bertolak belakang dengan cara imperialisme AS yang 
selama ini membuat Indodnesia hanya jadi budak dan kuli, membiarkan rakyat 
banyak tenggelam dalam kehidupan miskin.

Salam,
ChanCT


  - Original Message - 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, January 15, 2010 10:01 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke 
Sejumlah Negara di ASEAN




  Benar, Tiongkok sangat luas, jika upah buruh di pesisir timur dan selatan sdh 
tinggi, masih bisa dialihkan ke pedalaman barat yg relatif masih terbelakang.

  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT


--

  From: iie_siang iie_si...@yahoo.com 
  Date: Fri, 15 Jan 2010 10:57:22 -
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke 
Sejumlah Negara di ASEAN




  suatu artikel koran...

  benarkah upah buruh Tiongkok sudah tdk efisien dng penduduk bermilyar jiwa?

  benarkah energi tiongkok sudah tdk effisien dengan batu baranya yang sudah 
mapan?

  yang sebenernya aku rasa HANYA take balance neraca perdagangan yang udah 
sangat njomplang..

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, GELORA45 sa...@... wrote:
  
   http://jawapos.com/index.php?act=cetakid=28
   [ Kamis, 14 Januari 2010 ] 
   Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN 
   
   Indonesia Tujuan Utama 
   
   BANDUNG - Tak selamanya pemberlakuan ASEAN - China Free Trade Agreement 
(ACFTA) mendatangkan masalah. Pasar bebas ASEAN-Tiongkok tersebut juga membuat 
Tiongkok bersiap memindahkan pabrik tekstilnya ke sejumlah negara di ASEAN. 
Indonesia, adalah satu dari sejumlah negara yang dilirik sebagai lokasi pabrik. 
   
   Minister Cousellor Embassy of People's Republic of Cina Fang Qiuchen 
mengatakan, relokasi panbrik ke negara-negara di ASEAN sudah dikaji dalam 
beberapa tahun terakhir. Kami terbentur persoalan tenaga kerja. Sekaranag 
industri tekstil kami telah mulai memindahkan perusahaannya kata Fang Qiuchen 
di Bandung, kemarin (13/1). 
   
   Fang Qiuchen datang ke Bandung menemani delegasi perdagangan negeri itu 
menghadiri Bussines Meeting West Java di Hotel Hyatt Bandung. Pertemuan itu 
juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. 
   
   Menurut Qiuchen, negara yang dilirik untuk lokasi pabrik adalah Vietnam dan 
Kamboja. Indonesia sendiri, rencananya akan dibidik setelah ACFTA resmi 
diberlakukan. Salah satu lokasi pabrik di Indonesia, diantaranya di Bandung, 
Jawa Barat. 
   
   Qiuchen memastikan, basis perusahaan tekstil di negaranya terbentur ongkos 
tenaga kerja yang sudah mahal. Gaji buruh tekstil di Tiongkok saat ini 
terhitung lebih mahal dibandingkan membayar buruh di Indonesia. 
   
   Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Ade Sudrajat mengaku 
sudah memperhitungkan kemungkinan bergesernya industri tekstil Tiongkok menjadi 
industri yang lebih kompleks. Salah satunya karena gaji pekerja yang mulai 
mahal. Kami sudah lihat trennya, bahkan (gaji buruhnya) sudah lebih mahal. 
Terus energi di sana juga lebih mahal dari kita, katanya. 
   
   Menurut Ade, industri tekstil di Indonesia, minimal harus mempertahankan 
diri dalam tiga tahun ini. Tapi ini bukan soal gampang. Yang dihadapi pada masa 
transisi saat ini, tidak imbangnya barang masuk di antara dua negara. 
Dicontohkanya, nilai ekspor tekstil Indonesia ke Tiongkok hanya USD 200 juta, 
sebaliknya impor barang Tiongkok totalnya USD 1,2 miliar. 
   
   Pada kesempatan terpisah, Menteri Negara Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan 
menyatakan, produk sepatu dan garmen (pakaian jadi) Indonesia telah siap 
bersaing dengan

[budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN

2010-01-14 Terurut Topik east_road
Bagus itu, Sangat aspiratif, daripada memasukan barangnya ke Indonesia, 
mendirikan pabrik Di Indonesia cara paling efektif sangat membantu perekonomian 
Indonesia dan masyarakat Indonesia, tandanya Tiongkok peduli ekonomi Indonesia, 
saya sangat mendukung ini, karena bisa mengurangi angka pengaguran.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, GELORA45 sa...@... wrote:

 http://jawapos.com/index.php?act=cetakid=28
 [ Kamis, 14 Januari 2010 ] 
 Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN 
 
 Indonesia Tujuan Utama 
 
 BANDUNG - Tak selamanya pemberlakuan ASEAN - China Free Trade Agreement 
 (ACFTA) mendatangkan masalah. Pasar bebas ASEAN-Tiongkok tersebut juga 
 membuat Tiongkok bersiap memindahkan pabrik tekstilnya ke sejumlah negara di 
 ASEAN. Indonesia, adalah satu dari sejumlah negara yang dilirik sebagai 
 lokasi pabrik. 
 
 Minister Cousellor Embassy of People's Republic of Cina Fang Qiuchen 
 mengatakan, relokasi panbrik ke negara-negara di ASEAN sudah dikaji dalam 
 beberapa tahun terakhir. Kami terbentur persoalan tenaga kerja. Sekaranag 
 industri tekstil kami telah mulai memindahkan perusahaannya kata Fang 
 Qiuchen di Bandung, kemarin (13/1). 
 
 Fang Qiuchen datang ke Bandung menemani delegasi perdagangan negeri itu 
 menghadiri Bussines Meeting West Java di Hotel Hyatt Bandung. Pertemuan itu 
 juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. 
 
 Menurut Qiuchen, negara yang dilirik untuk lokasi pabrik adalah Vietnam dan 
 Kamboja. Indonesia sendiri, rencananya akan dibidik setelah ACFTA resmi 
 diberlakukan. Salah satu lokasi pabrik di Indonesia, diantaranya di Bandung, 
 Jawa Barat. 
 
 Qiuchen memastikan, basis perusahaan tekstil di negaranya terbentur ongkos 
 tenaga kerja yang sudah mahal. Gaji buruh tekstil di Tiongkok saat ini 
 terhitung lebih mahal dibandingkan membayar buruh di Indonesia. 
 
 Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Ade Sudrajat mengaku 
 sudah memperhitungkan kemungkinan bergesernya industri tekstil Tiongkok 
 menjadi industri yang lebih kompleks. Salah satunya karena gaji pekerja yang 
 mulai mahal. Kami sudah lihat trennya, bahkan (gaji buruhnya) sudah lebih 
 mahal. Terus energi di sana juga lebih mahal dari kita, katanya. 
 
 Menurut Ade, industri tekstil di Indonesia, minimal harus mempertahankan diri 
 dalam tiga tahun ini. Tapi ini bukan soal gampang. Yang dihadapi pada masa 
 transisi saat ini, tidak imbangnya barang masuk di antara dua negara. 
 Dicontohkanya, nilai ekspor tekstil Indonesia ke Tiongkok hanya USD 200 juta, 
 sebaliknya impor barang Tiongkok totalnya  USD 1,2 miliar. 
 
 Pada kesempatan terpisah, Menteri Negara Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan 
 menyatakan, produk sepatu dan garmen (pakaian jadi) Indonesia telah siap 
 bersaing dengan produk-produk asing terkait pemberlakukan perdagangan bebas 
 ASEAN-Tiongkok. Dari pengamatan di lapangan secara random, menunjukan produk 
 kita khususnya garmen dan sepatu siap bersaing menghadapi ACFTA, kata 
 Sjarifuddin Hasan di sela-sela kunjungan ke Pasar Tanah Abang Blok A, 
 Jakarta, kemarin. (and/ivn/jpnn/kim)





Re: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN

2010-01-14 Terurut Topik zhoufy
Oh, jangan keburu senang lho, nanti ada pemuda patriotik yg teriak ekonomi indo 
dikuasai investor asing, keuntungannya dinikmati orang luar.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: east_road east_r...@yahoo.com
Date: Fri, 15 Jan 2010 03:20:50 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah 
Negara di ASEAN

Bagus itu, Sangat aspiratif, daripada memasukan barangnya ke Indonesia, 
mendirikan pabrik Di Indonesia cara paling efektif sangat membantu perekonomian 
Indonesia dan masyarakat Indonesia, tandanya Tiongkok peduli ekonomi Indonesia, 
saya sangat mendukung ini, karena bisa mengurangi angka pengaguran.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, GELORA45 sa...@... wrote:

 http://jawapos.com/index.php?act=cetakid=28
 [ Kamis, 14 Januari 2010 ] 
 Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN 
 
 Indonesia Tujuan Utama 
 
 BANDUNG - Tak selamanya pemberlakuan ASEAN - China Free Trade Agreement 
 (ACFTA) mendatangkan masalah. Pasar bebas ASEAN-Tiongkok tersebut juga 
 membuat Tiongkok bersiap memindahkan pabrik tekstilnya ke sejumlah negara di 
 ASEAN. Indonesia, adalah satu dari sejumlah negara yang dilirik sebagai 
 lokasi pabrik. 
 
 Minister Cousellor Embassy of People's Republic of Cina Fang Qiuchen 
 mengatakan, relokasi panbrik ke negara-negara di ASEAN sudah dikaji dalam 
 beberapa tahun terakhir. Kami terbentur persoalan tenaga kerja. Sekaranag 
 industri tekstil kami telah mulai memindahkan perusahaannya kata Fang 
 Qiuchen di Bandung, kemarin (13/1). 
 
 Fang Qiuchen datang ke Bandung menemani delegasi perdagangan negeri itu 
 menghadiri Bussines Meeting West Java di Hotel Hyatt Bandung. Pertemuan itu 
 juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. 
 
 Menurut Qiuchen, negara yang dilirik untuk lokasi pabrik adalah Vietnam dan 
 Kamboja. Indonesia sendiri, rencananya akan dibidik setelah ACFTA resmi 
 diberlakukan. Salah satu lokasi pabrik di Indonesia, diantaranya di Bandung, 
 Jawa Barat. 
 
 Qiuchen memastikan, basis perusahaan tekstil di negaranya terbentur ongkos 
 tenaga kerja yang sudah mahal. Gaji buruh tekstil di Tiongkok saat ini 
 terhitung lebih mahal dibandingkan membayar buruh di Indonesia. 
 
 Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Ade Sudrajat mengaku 
 sudah memperhitungkan kemungkinan bergesernya industri tekstil Tiongkok 
 menjadi industri yang lebih kompleks. Salah satunya karena gaji pekerja yang 
 mulai mahal. Kami sudah lihat trennya, bahkan (gaji buruhnya) sudah lebih 
 mahal. Terus energi di sana juga lebih mahal dari kita, katanya. 
 
 Menurut Ade, industri tekstil di Indonesia, minimal harus mempertahankan diri 
 dalam tiga tahun ini. Tapi ini bukan soal gampang. Yang dihadapi pada masa 
 transisi saat ini, tidak imbangnya barang masuk di antara dua negara. 
 Dicontohkanya, nilai ekspor tekstil Indonesia ke Tiongkok hanya USD 200 juta, 
 sebaliknya impor barang Tiongkok totalnya  USD 1,2 miliar. 
 
 Pada kesempatan terpisah, Menteri Negara Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan 
 menyatakan, produk sepatu dan garmen (pakaian jadi) Indonesia telah siap 
 bersaing dengan produk-produk asing terkait pemberlakukan perdagangan bebas 
 ASEAN-Tiongkok. Dari pengamatan di lapangan secara random, menunjukan produk 
 kita khususnya garmen dan sepatu siap bersaing menghadapi ACFTA, kata 
 Sjarifuddin Hasan di sela-sela kunjungan ke Pasar Tanah Abang Blok A, 
 Jakarta, kemarin. (and/ivn/jpnn/kim)






[budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN

2010-01-14 Terurut Topik east_road
sebenarnya keuntungan apa yang dinikmati,kalau mau dibahas ?.Kalau ada yang 
protes sih silakan, Sudah Pasti Indonesia dapat keuntungan juga, Kalo bukan 
dari investor dari luar, darimana lagi, pake acara patriotik sementara 
masyarakat di Indonesia sudah banyak penganguran butuh makan, silakan pilih 
patriotisme atau pilih makan ?.

Jujur saja saya banyak melihat perusahaan dari negara tionghoa, mereka banyak 
sekali merekrut pekerja Indonesia dimana perusahaan Eropa di Indonesia 
mengalami penurunan drastis jumlah karyawannya, malahan yang menerima 
Perusahaan Tionghoa, apa itu tidak menguntungkan.

Disisi lain, mereka bayar pajak negara ke Indonesia, secara harafiah Indonesia 
dapat untung, rakyat Makmur, Gak sampe ngangur, saking jadi penganguran banyak, 
cari kerjaannya di demontrasi, Jadi aktor Demontrasi dari Partai tertentu demi 
mencari uang sesuap nasi, pilih mana Patriotisme tapi mengangur cari kerja 
susah, mau makan pun susah atau Bisa makan tapi duitnya dari luar ?. 

Gitu aja Repot Memilih. 


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:

 Oh, jangan keburu senang lho, nanti ada pemuda patriotik yg teriak ekonomi 
 indo dikuasai investor asing, keuntungannya dinikmati orang luar.
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: east_road east_r...@...
 Date: Fri, 15 Jan 2010 03:20:50 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke 
 Sejumlah Negara di ASEAN
 
 Bagus itu, Sangat aspiratif, daripada memasukan barangnya ke Indonesia, 
 mendirikan pabrik Di Indonesia cara paling efektif sangat membantu 
 perekonomian Indonesia dan masyarakat Indonesia, tandanya Tiongkok peduli 
 ekonomi Indonesia, saya sangat mendukung ini, karena bisa mengurangi angka 
 pengaguran.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, GELORA45 SADAR@ wrote:
 
  http://jawapos.com/index.php?act=cetakid=28
  [ Kamis, 14 Januari 2010 ] 
  Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN 
  
  Indonesia Tujuan Utama 
  
  BANDUNG - Tak selamanya pemberlakuan ASEAN - China Free Trade Agreement 
  (ACFTA) mendatangkan masalah. Pasar bebas ASEAN-Tiongkok tersebut juga 
  membuat Tiongkok bersiap memindahkan pabrik tekstilnya ke sejumlah negara 
  di ASEAN. Indonesia, adalah satu dari sejumlah negara yang dilirik sebagai 
  lokasi pabrik. 
  
  Minister Cousellor Embassy of People's Republic of Cina Fang Qiuchen 
  mengatakan, relokasi panbrik ke negara-negara di ASEAN sudah dikaji dalam 
  beberapa tahun terakhir. Kami terbentur persoalan tenaga kerja. Sekaranag 
  industri tekstil kami telah mulai memindahkan perusahaannya kata Fang 
  Qiuchen di Bandung, kemarin (13/1). 
  
  Fang Qiuchen datang ke Bandung menemani delegasi perdagangan negeri itu 
  menghadiri Bussines Meeting West Java di Hotel Hyatt Bandung. Pertemuan itu 
  juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. 
  
  Menurut Qiuchen, negara yang dilirik untuk lokasi pabrik adalah Vietnam dan 
  Kamboja. Indonesia sendiri, rencananya akan dibidik setelah ACFTA resmi 
  diberlakukan. Salah satu lokasi pabrik di Indonesia, diantaranya di 
  Bandung, Jawa Barat. 
  
  Qiuchen memastikan, basis perusahaan tekstil di negaranya terbentur ongkos 
  tenaga kerja yang sudah mahal. Gaji buruh tekstil di Tiongkok saat ini 
  terhitung lebih mahal dibandingkan membayar buruh di Indonesia. 
  
  Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Ade Sudrajat mengaku 
  sudah memperhitungkan kemungkinan bergesernya industri tekstil Tiongkok 
  menjadi industri yang lebih kompleks. Salah satunya karena gaji pekerja 
  yang mulai mahal. Kami sudah lihat trennya, bahkan (gaji buruhnya) sudah 
  lebih mahal. Terus energi di sana juga lebih mahal dari kita, katanya. 
  
  Menurut Ade, industri tekstil di Indonesia, minimal harus mempertahankan 
  diri dalam tiga tahun ini. Tapi ini bukan soal gampang. Yang dihadapi pada 
  masa transisi saat ini, tidak imbangnya barang masuk di antara dua negara. 
  Dicontohkanya, nilai ekspor tekstil Indonesia ke Tiongkok hanya USD 200 
  juta, sebaliknya impor barang Tiongkok totalnya  USD 1,2 miliar. 
  
  Pada kesempatan terpisah, Menteri Negara Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan 
  menyatakan, produk sepatu dan garmen (pakaian jadi) Indonesia telah siap 
  bersaing dengan produk-produk asing terkait pemberlakukan perdagangan bebas 
  ASEAN-Tiongkok. Dari pengamatan di lapangan secara random, menunjukan 
  produk kita khususnya garmen dan sepatu siap bersaing menghadapi ACFTA, 
  kata Sjarifuddin Hasan di sela-sela kunjungan ke Pasar Tanah Abang Blok A, 
  Jakarta, kemarin. (and/ivn/jpnn/kim)
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN

2010-01-14 Terurut Topik zhoufy
Banyak orang bicara ekonomi pakai kacamata ideologi politik. Jadi ingat dulu 
Sukarno sangat tdk suka asing menanam modal di Indo, takut ekonominya dikuasai 
asing, tapi lebih senang dpt pinjaman modal asing, krn asetnya tetap milik indo.

Sekarang berbalik, kalau bisa jangan hutang, lebih baik suruh asing langsung 
tanam modal. Meski asing pemiliknya, Toh usahanya ada di sini, tak mungkin 
dibawa lari. Yg mengkhawatirkan adalah modal asing di bursa saham, bisa 
sewaktu2 cabut. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: east_road east_r...@yahoo.com
Date: Fri, 15 Jan 2010 05:29:54 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah 
Negara di ASEAN

sebenarnya keuntungan apa yang dinikmati,kalau mau dibahas ?.Kalau ada yang 
protes sih silakan, Sudah Pasti Indonesia dapat keuntungan juga, Kalo bukan 
dari investor dari luar, darimana lagi, pake acara patriotik sementara 
masyarakat di Indonesia sudah banyak penganguran butuh makan, silakan pilih 
patriotisme atau pilih makan ?.

Jujur saja saya banyak melihat perusahaan dari negara tionghoa, mereka banyak 
sekali merekrut pekerja Indonesia dimana perusahaan Eropa di Indonesia 
mengalami penurunan drastis jumlah karyawannya, malahan yang menerima 
Perusahaan Tionghoa, apa itu tidak menguntungkan.

Disisi lain, mereka bayar pajak negara ke Indonesia, secara harafiah Indonesia 
dapat untung, rakyat Makmur, Gak sampe ngangur, saking jadi penganguran banyak, 
cari kerjaannya di demontrasi, Jadi aktor Demontrasi dari Partai tertentu demi 
mencari uang sesuap nasi, pilih mana Patriotisme tapi mengangur cari kerja 
susah, mau makan pun susah atau Bisa makan tapi duitnya dari luar ?. 

Gitu aja Repot Memilih. 


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:

 Oh, jangan keburu senang lho, nanti ada pemuda patriotik yg teriak ekonomi 
 indo dikuasai investor asing, keuntungannya dinikmati orang luar.
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: east_road east_r...@...
 Date: Fri, 15 Jan 2010 03:20:50 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke 
 Sejumlah Negara di ASEAN
 
 Bagus itu, Sangat aspiratif, daripada memasukan barangnya ke Indonesia, 
 mendirikan pabrik Di Indonesia cara paling efektif sangat membantu 
 perekonomian Indonesia dan masyarakat Indonesia, tandanya Tiongkok peduli 
 ekonomi Indonesia, saya sangat mendukung ini, karena bisa mengurangi angka 
 pengaguran.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, GELORA45 SADAR@ wrote:
 
  http://jawapos.com/index.php?act=cetakid=28
  [ Kamis, 14 Januari 2010 ] 
  Tiongkok Pindahkan Pabrik Tekstilnya ke Sejumlah Negara di ASEAN 
  
  Indonesia Tujuan Utama 
  
  BANDUNG - Tak selamanya pemberlakuan ASEAN - China Free Trade Agreement 
  (ACFTA) mendatangkan masalah. Pasar bebas ASEAN-Tiongkok tersebut juga 
  membuat Tiongkok bersiap memindahkan pabrik tekstilnya ke sejumlah negara 
  di ASEAN. Indonesia, adalah satu dari sejumlah negara yang dilirik sebagai 
  lokasi pabrik. 
  
  Minister Cousellor Embassy of People's Republic of Cina Fang Qiuchen 
  mengatakan, relokasi panbrik ke negara-negara di ASEAN sudah dikaji dalam 
  beberapa tahun terakhir. Kami terbentur persoalan tenaga kerja. Sekaranag 
  industri tekstil kami telah mulai memindahkan perusahaannya kata Fang 
  Qiuchen di Bandung, kemarin (13/1). 
  
  Fang Qiuchen datang ke Bandung menemani delegasi perdagangan negeri itu 
  menghadiri Bussines Meeting West Java di Hotel Hyatt Bandung. Pertemuan itu 
  juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. 
  
  Menurut Qiuchen, negara yang dilirik untuk lokasi pabrik adalah Vietnam dan 
  Kamboja. Indonesia sendiri, rencananya akan dibidik setelah ACFTA resmi 
  diberlakukan. Salah satu lokasi pabrik di Indonesia, diantaranya di 
  Bandung, Jawa Barat. 
  
  Qiuchen memastikan, basis perusahaan tekstil di negaranya terbentur ongkos 
  tenaga kerja yang sudah mahal. Gaji buruh tekstil di Tiongkok saat ini 
  terhitung lebih mahal dibandingkan membayar buruh di Indonesia. 
  
  Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Ade Sudrajat mengaku 
  sudah memperhitungkan kemungkinan bergesernya industri tekstil Tiongkok 
  menjadi industri yang lebih kompleks. Salah satunya karena gaji pekerja 
  yang mulai mahal. Kami sudah lihat trennya, bahkan (gaji buruhnya) sudah 
  lebih mahal. Terus energi di sana juga lebih mahal dari kita, katanya. 
  
  Menurut Ade, industri tekstil di Indonesia, minimal harus mempertahankan 
  diri dalam tiga tahun ini. Tapi ini bukan soal gampang. Yang dihadapi pada 
  masa transisi saat ini, tidak imbangnya barang masuk di antara dua negara. 
  Dicontohkanya, nilai ekspor tekstil Indonesia ke Tiongkok hanya USD 200 
  juta, sebaliknya impor barang Tiongkok totalnya  USD 1,2 miliar. 
  
  Pada kesempatan terpisah, Menteri

Bls: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Kuat Karena Tao [JawaPos:Radar Semarang]

2009-03-11 Terurut Topik Hung wicaksana
saya jadi ingat, pernah ada teman yg sy kenal, pakai nick huang die (huang 
ti-kaisar kuning) , kemana dia sekarang ya, sudah lama ngak lihat dia

--- Pada Rab, 11/3/09, ardian_c ardia...@yahoo.co.id menulis:

Dari: ardian_c ardia...@yahoo.co.id
Topik: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Kuat Karena Tao  [JawaPos:Radar Semarang]
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 11 Maret, 2009, 11:53 AM












menurut kepercayaan taoisme, ada 3 sesepuh pendiri agama tao, salah 
satunya itu huangdi alias kaisar kuning. so menurut kepercayaannya jadi gak 
aneh kalu umurnya dah 5000 taon lho.



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, hai hai sibu...@...  wrote:



 Agama Dao berumur 5000 tahun? Ada sejak tahun 2697SM, zaman Fuxi? Pasti itu 
 bukan agama Dao yang didirikan oleh Zhang Dao Ling ya?

 

 go ho

 hai hai

 

 --- On Wed, 3/11/09, Joao Kho joao@.. . wrote:

 From: Joao Kho joao@.. .

 Subject: [budaya_tionghua] Tiongkok Kuat Karena Tao  [JawaPos:Radar Semarang]

 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

 Date: Wednesday, March 11, 2009, 11:33 AM

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

   [ Minggu, 08 Maret 2009 ]

 

   

   

   Tiongkok Kuat Karena Tao

 

 

 

 

   SEMARANG-Aliran

 atau agama Tao saat ini sudah berusia 5.000 tahun. Aliran yang lahir di

 Tiongkok sejak 2697 Sebelum Masehi ini, menurut banyak kalangan,

 membuat bangsa Tiongkok kini menjadi bangsa yang besar dan kuat. Salah

 satu sebab karena berkembangnya Tao. 

 

 Pernyataan ini diungkap

 guru besar ilmu filsafat Universitas Gajah Mada Yogyakarta Prof Dr

 Damardjati Supadjar dalam acara bedah buku perkembangan Tao di Jalan

 Pandanaran 38 Semarang, Jumat (6/3) malam lalu. 

 

 Selain

 Damardjati, tampil sebagai pembicara Taoist Ardian Changianto yang jaga

 pakar budaya Tionghoa serta Daniel Dharmawan, praktisi psikologi

 filsafat spiritual. 

 

 Peserta bedah buku berasal dari berbagai

 kalangan, termasuk Taoist dari beberapa negara. Acara yang merupakan

 salah satu rangkaian even Toist Day 2009 ini juga dihadiri oleh Master

 Lee Zhi Wang, guru dan tokoh Tao dari Singapura.

 

 Damardjati

 mengatakan, besarnya bangsa Tiongkok ini juga diakui oleh Islam. Nabi

 kami Nabi Muhammad SAW bahkan memberikan petunjuk yakni tuntutlah ilmu

 sampai ke negeri China. Ini menandakan bahwa Tiongkok adalah besar dan

 kuat, sehingga kita layak belajar segalanya dari sana, ujar

 Damardjati. 

 

 Setelah ditelaah, lanjut Damadjati, ternyata ada

 aliran yang berusia sangat tua dan berkembang pesat penyebarannya ke

 seluruh dunia-- termasuk di Indonesia. Yakni Tao. Diyakini Tao inilah

 yang sarat dengan pesan-pesan moral untuk mengajak kebaikan ini menjadi

 cikal bakal besarnya negeri Tiongkok.

 

 Pembicara lain Taoist

 Ardian Changianto memaparkan, selama 5.000 tahun, Tao mengalami

 perkembangan luar biasa. Sehingga timbul berbagai aliran. Uniknya,

 meski ada berbagai aliran namun tidak ada perpecahan. Yang ada justru

 aliran demi aliran Tao ini saling mengisi. Ini yang membuat Tao terus

 berkembang pesat sekarang ini, katanya.

 

 Sementara Daniel

 Dharmawan mengatakan, dalam Taoisme ada lima unsur penting. Kelimanya

 unsur kultural (sejarah, budaya dsb), religius (ritual, doktrin, dan

 kepercayaan) , serta filosofi dan motivasi. Namun intinya Tao sangat

 mengedepankan saling menghormati dan menghargai sesama, jelasnya. 

 

 Terpisah,

 Ketua Panitia Taoist Day 2009 Tjeng Santoso mengatakan, dalam bedah

 buku tersebut dikupas sejarah dan perkembangan Tao selama 5.000 tahun.

 Buku yang dibedah adalah buku Tao yang kali pertama ditulis dalam

 bahasa Indonesia. Buku yang ditulis oleh Master Wang Xing Yang ini

 aslinya adalah 1.600 halaman. Namun dapat dirangkum menjadi 400 halaman

 dan diterbitkan dalam 3 bahasa (Tionghoa, Inggris dan Indonesia) dan

 disebarkan di Taiwan, Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

 

 Ini

 buku rangkuman dari 4 buku tentang pengenalan Tao yang sudah berusia

 5.000 tahun. Jadi masih banyak kekurangan dari buku ini dan mesti

 diperbaiki, kata Santoso.

 

 Tadi malam, adalah acara puncak

 Taoist Day 2009, yakni upacara Li Dou atau tolak balak di Jalan

 Pandanaran 38. Acara ini diikuti ratusan orang berbagai kalangan,

 dipimpin oleh Master Lee Zhi Wang. 

 

 Sementara hari ini pukul

 10.00 akan berlangsung upacara minta rezeki (Qi Fu), serta pameran yang

 menampilkan cerita-cerita Dewa Tao, seluk beluk agama Tao dan

 perayaan-perayaan dalam agama Tao. Setelah Semarang, Taoist Day 2009

 akan berlanjut di Singapura 9-12 Maret 2009. (smu/isk)






 

  




 

















  Pamer gaya dengan skin baru yang keren. Coba Yahoo! Messenger 9.0 baru 
sekarang! http://id.messenger.yahoo.com

RE: Bls: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Kuat Karena Tao [JawaPos:Radar Semarang]

2009-03-11 Terurut Topik agoeng_set
Mungkin dah turun tahta om, entah lengser atau kena kudeta. Hehehhe
-Original Message-
From: Hung wicaksana hungwicaks...@yahoo.com

Date: Wed, 11 Mar 2009 22:01:56 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Kuat Karena Tao  [JawaPos:Radar 
Semarang]


saya jadi ingat, pernah ada teman yg sy kenal, pakai nick huang die (huang 
ti-kaisar kuning) , kemana dia sekarang ya, sudah lama ngak lihat dia

--- Pada Rab, 11/3/09, ardian_c ardia...@yahoo.co.id menulis:

Dari: ardian_c ardia...@yahoo.co.id
Topik: [budaya_tionghua] Re: Tiongkok Kuat Karena Tao  [JawaPos:Radar Semarang]
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 11 Maret, 2009, 11:53 AM












menurut kepercayaan taoisme, ada 3 sesepuh pendiri agama tao, salah 
satunya itu huangdi alias kaisar kuning. so menurut kepercayaannya jadi gak 
aneh kalu umurnya dah 5000 taon lho.



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, hai hai sibu...@...  wrote:



 Agama Dao berumur 5000 tahun? Ada sejak tahun 2697SM, zaman Fuxi? Pasti itu 
 bukan agama Dao yang didirikan oleh Zhang Dao Ling ya?

 

 go ho

 hai hai

 

 --- On Wed, 3/11/09, Joao Kho joao@.. . wrote:

 From: Joao Kho joao@.. .

 Subject: [budaya_tionghua] Tiongkok Kuat Karena Tao  [JawaPos:Radar Semarang]

 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

 Date: Wednesday, March 11, 2009, 11:33 AM

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

   [ Minggu, 08 Maret 2009 ]

 

   

   

   Tiongkok Kuat Karena Tao

 

 

 

 

   SEMARANG-Aliran

 atau agama Tao saat ini sudah berusia 5.000 tahun. Aliran yang lahir di

 Tiongkok sejak 2697 Sebelum Masehi ini, menurut banyak kalangan,

 membuat bangsa Tiongkok kini menjadi bangsa yang besar dan kuat. Salah

 satu sebab karena berkembangnya Tao. 

 

 Pernyataan ini diungkap

 guru besar ilmu filsafat Universitas Gajah Mada Yogyakarta Prof Dr

 Damardjati Supadjar dalam acara bedah buku perkembangan Tao di Jalan

 Pandanaran 38 Semarang, Jumat (6/3) malam lalu. 

 

 Selain

 Damardjati, tampil sebagai pembicara Taoist Ardian Changianto yang jaga

 pakar budaya Tionghoa serta Daniel Dharmawan, praktisi psikologi

 filsafat spiritual. 

 

 Peserta bedah buku berasal dari berbagai

 kalangan, termasuk Taoist dari beberapa negara. Acara yang merupakan

 salah satu rangkaian even Toist Day 2009 ini juga dihadiri oleh Master

 Lee Zhi Wang, guru dan tokoh Tao dari Singapura.

 

 Damardjati

 mengatakan, besarnya bangsa Tiongkok ini juga diakui oleh Islam. Nabi

 kami Nabi Muhammad SAW bahkan memberikan petunjuk yakni tuntutlah ilmu

 sampai ke negeri China. Ini menandakan bahwa Tiongkok adalah besar dan

 kuat, sehingga kita layak belajar segalanya dari sana, ujar

 Damardjati. 

 

 Setelah ditelaah, lanjut Damadjati, ternyata ada

 aliran yang berusia sangat tua dan berkembang pesat penyebarannya ke

 seluruh dunia-- termasuk di Indonesia. Yakni Tao. Diyakini Tao inilah

 yang sarat dengan pesan-pesan moral untuk mengajak kebaikan ini menjadi

 cikal bakal besarnya negeri Tiongkok.

 

 Pembicara lain Taoist

 Ardian Changianto memaparkan, selama 5.000 tahun, Tao mengalami

 perkembangan luar biasa. Sehingga timbul berbagai aliran. Uniknya,

 meski ada berbagai aliran namun tidak ada perpecahan. Yang ada justru

 aliran demi aliran Tao ini saling mengisi. Ini yang membuat Tao terus

 berkembang pesat sekarang ini, katanya.

 

 Sementara Daniel

 Dharmawan mengatakan, dalam Taoisme ada lima unsur penting. Kelimanya

 unsur kultural (sejarah, budaya dsb), religius (ritual, doktrin, dan

 kepercayaan) , serta filosofi dan motivasi. Namun intinya Tao sangat

 mengedepankan saling menghormati dan menghargai sesama, jelasnya. 

 

 Terpisah,

 Ketua Panitia Taoist Day 2009 Tjeng Santoso mengatakan, dalam bedah

 buku tersebut dikupas sejarah dan perkembangan Tao selama 5.000 tahun.

 Buku yang dibedah adalah buku Tao yang kali pertama ditulis dalam

 bahasa Indonesia. Buku yang ditulis oleh Master Wang Xing Yang ini

 aslinya adalah 1.600 halaman. Namun dapat dirangkum menjadi 400 halaman

 dan diterbitkan dalam 3 bahasa (Tionghoa, Inggris dan Indonesia) dan

 disebarkan di Taiwan, Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

 

 Ini

 buku rangkuman dari 4 buku tentang pengenalan Tao yang sudah berusia

 5.000 tahun. Jadi masih banyak kekurangan dari buku ini dan mesti

 diperbaiki, kata Santoso.

 

 Tadi malam, adalah acara puncak

 Taoist Day 2009, yakni upacara Li Dou atau tolak balak di Jalan

 Pandanaran 38. Acara ini diikuti ratusan orang berbagai kalangan,

 dipimpin oleh Master Lee Zhi Wang. 

 

 Sementara hari ini pukul

 10.00 akan berlangsung upacara minta rezeki (Qi Fu), serta pameran yang

 menampilkan cerita-cerita Dewa Tao, seluk beluk agama Tao dan

 perayaan-perayaan dalam agama Tao. Setelah Semarang, Taoist Day 2009

 akan berlanjut di Singapura 9-12 Maret 2009. (smu/isk

[budaya_tionghua] Re: Tiongkok Kuat Karena Tao [JawaPos:Radar Semarang]

2009-03-10 Terurut Topik ardian_c
menurut kepercayaan taoisme, ada 3 sesepuh pendiri agama tao, salah satunya itu 
huangdi alias kaisar kuning. so menurut kepercayaannya jadi gak aneh kalu 
umurnya dah 5000 taon lho.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hai hai sibu...@... wrote:

 Agama Dao berumur 5000 tahun? Ada sejak tahun 2697SM, zaman Fuxi? Pasti itu 
 bukan agama Dao yang didirikan oleh Zhang Dao Ling ya?
 
 go ho
 hai hai
 
 --- On Wed, 3/11/09, Joao Kho joao@... wrote:
 From: Joao Kho joao@...
 Subject: [budaya_tionghua] Tiongkok Kuat Karena Tao  [JawaPos:Radar Semarang]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Wednesday, March 11, 2009, 11:33 AM
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
   [ Minggu, 08 Maret 2009 ]
 
   
   
   Tiongkok Kuat Karena Tao
 
 
 
 
   SEMARANG-Aliran
 atau agama Tao saat ini sudah berusia 5.000 tahun. Aliran yang lahir di
 Tiongkok sejak 2697 Sebelum Masehi ini, menurut banyak kalangan,
 membuat bangsa Tiongkok kini menjadi bangsa yang besar dan kuat. Salah
 satu sebab karena berkembangnya Tao. 
 
 Pernyataan ini diungkap
 guru besar ilmu filsafat Universitas Gajah Mada Yogyakarta Prof Dr
 Damardjati Supadjar dalam acara bedah buku perkembangan Tao di Jalan
 Pandanaran 38 Semarang, Jumat (6/3) malam lalu. 
 
 Selain
 Damardjati, tampil sebagai pembicara Taoist Ardian Changianto yang jaga
 pakar budaya Tionghoa serta Daniel Dharmawan, praktisi psikologi
 filsafat spiritual. 
 
 Peserta bedah buku berasal dari berbagai
 kalangan, termasuk Taoist dari beberapa negara. Acara yang merupakan
 salah satu rangkaian even Toist Day 2009 ini juga dihadiri oleh Master
 Lee Zhi Wang, guru dan tokoh Tao dari Singapura.
 
 Damardjati
 mengatakan, besarnya bangsa Tiongkok ini juga diakui oleh Islam. Nabi
 kami Nabi Muhammad SAW bahkan memberikan petunjuk yakni tuntutlah ilmu
 sampai ke negeri China. Ini menandakan bahwa Tiongkok adalah besar dan
 kuat, sehingga kita layak belajar segalanya dari sana, ujar
 Damardjati. 
 
 Setelah ditelaah, lanjut Damadjati, ternyata ada
 aliran yang berusia sangat tua dan berkembang pesat penyebarannya ke
 seluruh dunia-- termasuk di Indonesia. Yakni Tao. Diyakini Tao inilah
 yang sarat dengan pesan-pesan moral untuk mengajak kebaikan ini menjadi
 cikal bakal besarnya negeri Tiongkok.
 
 Pembicara lain Taoist
 Ardian Changianto memaparkan, selama 5.000 tahun, Tao mengalami
 perkembangan luar biasa. Sehingga timbul berbagai aliran. Uniknya,
 meski ada berbagai aliran namun tidak ada perpecahan. Yang ada justru
 aliran demi aliran Tao ini saling mengisi. Ini yang membuat Tao terus
 berkembang pesat sekarang ini, katanya.
 
 Sementara Daniel
 Dharmawan mengatakan, dalam Taoisme ada lima unsur penting. Kelimanya
 unsur kultural (sejarah, budaya dsb), religius (ritual, doktrin, dan
 kepercayaan), serta filosofi dan motivasi. Namun intinya Tao sangat
 mengedepankan saling menghormati dan menghargai sesama, jelasnya. 
 
 Terpisah,
 Ketua Panitia Taoist Day 2009 Tjeng Santoso mengatakan, dalam bedah
 buku tersebut dikupas sejarah dan perkembangan Tao selama 5.000 tahun.
 Buku yang dibedah adalah buku Tao yang kali pertama ditulis dalam
 bahasa Indonesia. Buku yang ditulis oleh Master Wang Xing Yang ini
 aslinya adalah 1.600 halaman. Namun dapat dirangkum menjadi 400 halaman
 dan diterbitkan dalam 3 bahasa (Tionghoa, Inggris dan Indonesia) dan
 disebarkan di Taiwan, Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
 
 Ini
 buku rangkuman dari 4 buku tentang pengenalan Tao yang sudah berusia
 5.000 tahun. Jadi masih banyak kekurangan dari buku ini dan mesti
 diperbaiki, kata Santoso.
 
 Tadi malam, adalah acara puncak
 Taoist Day 2009, yakni upacara Li Dou atau tolak balak di Jalan
 Pandanaran 38. Acara ini diikuti ratusan orang berbagai kalangan,
 dipimpin oleh Master Lee Zhi Wang. 
 
 Sementara hari ini pukul
 10.00 akan berlangsung upacara minta rezeki (Qi Fu), serta pameran yang
 menampilkan cerita-cerita Dewa Tao, seluk beluk agama Tao dan
 perayaan-perayaan dalam agama Tao. Setelah Semarang, Taoist Day 2009
 akan berlanjut di Singapura 9-12 Maret 2009. (smu/isk)