Re: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya)
Sebetulnya bukan masalah Johan Strauss melulu, Zhou-heng New year concert Wina memang di-design hanya untuk memainkan komposisi keluarga Strauss (bapak, anak dan saudara-saudara). Jadi biar sudah hampir seratus tahun, ya memang Strauss melulu. Untuk komponis lain, ada acara lain. Yang tentunya boleh saja kita 'langganani' nontonnya kalau kita berminat, seperti halnya fans Straus 'melangganani' new year concert ini. Di samping itu, jangan lupa Strauss kan orang Austria, jadi mereka di sana tidak pernah bosan akan dia, seperti halnya kita tidak pernah bosan akan Ismail Marzuki. Soal show gadungan di RRT (jangan 'China' ah...), kalau yang didatangkan ke Tiongkok itu memang betulan ansamble musik dari Austria, menurut saya itu bukan gadungan. Karena di Austria ada banyak group musik yang beda mutunya 11-12 saja dengan Wiener Philharmonik (pengisi acara new year concert). Kecuali tentunya kalau memang 100% diaku-aku sebagai Wiener Philharmonik padahalnya bukan. Tapi... ini sudah tidak ada hubungannya dengan budaya tionghoa ah! Jadi soal ini kita cukupkan sajalah sampai di sini. Kecuali saya hanya ingin menambahkan bahwa di RRT ada ratusan ribu pemain musik Barat klasik dengan mutu tidak terlalu jauh di bawah musisi klasik Eropa. Begitu juga penari ballet klasiknya. Antara lain, tempo hari saya pernah mengemukakan di milis ini tentang penari ballet yang cacat. Sementara itu bicara tentang gedung konser, dari Zhou-heng saya ingin tahu komentarnya tentang gedung Aula Simfonia Jakarta yang di Kemayoran itu. Walau tidak disebutkan terang-terangan, tetapi kalau kita lihat yang biasa perform di situ, seperti Stephen Tong, Jahja Ling, Jessie Chang, Billy Kristanto, Huang Wei, Chen Yong Chen, boleh dibilang ini gedung konser-nya teman-teman suku tionghoa. Namun kalau dari segi itu lalu kita lihat gaya arsitektur gedungnya, wah, maaf, kampungan abis... Wasalam. = - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, February 01, 2010 8:42 PM Subject: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya) Sebenarnya saya juga heran, mengapa orang begitu gandrung thd acara newyear concertnya vienna symp.orch. Sampai di China muncul show gadungan, dimana mereka mendatangkan romb orkes dari viena yg bernama. Symphony Wien, tapi diiklankan se akan2 vienna symp. Orch. Kalau saya sih lumayan bosan, habis isinya Johan Strauss melulu, kurang greget lah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- From: Erik rsn...@yahoo.com Date: Mon, 01 Feb 2010 08:07:46 - To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Apa relevansinya (Re: [budaya_tionghua] OOT: Sinar Harapan, Rabu Wah, surprise tahu koh ABS juga pencinta musik klasik. Bicara dirigen , entah mengapa saya tidak simpati sama si gaek Georges Pretre, udah tua bangka gitu (konon usianya lebih 80 thn?) masih jingkrak-jingkrakan gak karuan. Lebih berwibawa Zubin Mehta atau Claudio Abado yang berpenampilan anggun dan tenang. Kalo gak salah ingat, China Philharmonic juga pernah tampil tak kurang dari 5 kali di Gedung Emas Wina yang megah itu. Apakah Gedung Ronodipuro akan semegah yang di Wina itu ya?? Btw, alamat lengkap Gedung Ronodipuro di mana sih? Tolong diinformasikan donk, siapa tahu sekali-kali ada kesempatan kita-kita bisa tampil di situ juga. Salam, Erik In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... wrote: Erik-heng, Radetzkymarsch yang setiap tahun selalu dimainkan terakhir di Neujahrskonzert Wina, sebagai 'bonus' (encore), adalah favorit saya nomor-1 dari antara ciptaan Johann Strauss (Vater)! Dan saya selalu turut menepukkan tangan sesuai derap irama mars yang dipimpinkan oleh dirigen Wiener Philharmoniker (tahun ini: Georges Prêtre). Tetapi tentu saja bertepuk-tangannya bukan di fine dining restaurant-nya William Wongso, melainkan di depan layar TV ketika acara itu disiarkan! He he he... Wasalam.
Re: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya)
Saya pernah nonton pertunjukan orkestra di vienna, diadakan di salah satu gedung ex kompleks istana. Untungnya mainnya mozart. Dan setelah saya perhatikan, gedung2 pertunjukan musik disana kebanyakan diadakan di gedung2 kuno yg sebenarnya bukan khusus didisain utk pertunjukan musik. Akustiknya ya alakadarnya. Hanya mungkin saja suasana klasiknya itu yg bikin orang demen, se akan2 hidup di zaman strauss. Untuk saat sekarang, bakat2 bermusik memang banyak dilahirkan di RRT. Disana bermunculan bocah2 ajaib yg bergantian menggondol gelar juara kontes internasional. Seperti Lang Lang, Li Yunti dll. Ini bisa dimaklumi, karena di sana para orang tua di kota2 besar gandrung mengirim anak2nya les piano. Prosentasenya melebihi dunia barat. Untuk komponisnya, yg diakui dunia internasional adalah Tan Dun, yg menggubah musik opera Kaisar Qin di Newyork, juga penata musik Craugcing tiger nya Ang Lee. Dia pernah diundang utk mengisi acara tahunan pekan komponis dunia di swedia(setahun satu komponis). gedungnya stephen Tong di kemayoran memang parah. Karena dia ini paling gandrung arsitektur imitasi. Di malang dia sempat membuat miniatur sydney opera house di atas atap bangunan empat lantai! Sekarang dia ingin memindahkan roma ke kemayoran rupanya. Dia sebagai pendeta, tapi tak menunjukkan kerendahan hati. Tdk paham arsitektur tapi nekad, tak mau berguru pada arsitek profesional, malah mendikte. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id Date: Mon, 1 Feb 2010 22:21:45 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya) Sebetulnya bukan masalah Johan Strauss melulu, Zhou-heng New year concert Wina memang di-design hanya untuk memainkan komposisi keluarga Strauss (bapak, anak dan saudara-saudara). Jadi biar sudah hampir seratus tahun, ya memang Strauss melulu. Untuk komponis lain, ada acara lain. Yang tentunya boleh saja kita 'langganani' nontonnya kalau kita berminat, seperti halnya fans Straus 'melangganani' new year concert ini. Di samping itu, jangan lupa Strauss kan orang Austria, jadi mereka di sana tidak pernah bosan akan dia, seperti halnya kita tidak pernah bosan akan Ismail Marzuki. Soal show gadungan di RRT (jangan 'China' ah...), kalau yang didatangkan ke Tiongkok itu memang betulan ansamble musik dari Austria, menurut saya itu bukan gadungan. Karena di Austria ada banyak group musik yang beda mutunya 11-12 saja dengan Wiener Philharmonik (pengisi acara new year concert). Kecuali tentunya kalau memang 100% diaku-aku sebagai Wiener Philharmonik padahalnya bukan. Tapi... ini sudah tidak ada hubungannya dengan budaya tionghoa ah! Jadi soal ini kita cukupkan sajalah sampai di sini. Kecuali saya hanya ingin menambahkan bahwa di RRT ada ratusan ribu pemain musik Barat klasik dengan mutu tidak terlalu jauh di bawah musisi klasik Eropa. Begitu juga penari ballet klasiknya. Antara lain, tempo hari saya pernah mengemukakan di milis ini tentang penari ballet yang cacat. Sementara itu bicara tentang gedung konser, dari Zhou-heng saya ingin tahu komentarnya tentang gedung Aula Simfonia Jakarta yang di Kemayoran itu. Walau tidak disebutkan terang-terangan, tetapi kalau kita lihat yang biasa perform di situ, seperti Stephen Tong, Jahja Ling, Jessie Chang, Billy Kristanto, Huang Wei, Chen Yong Chen, boleh dibilang ini gedung konser-nya teman-teman suku tionghoa. Namun kalau dari segi itu lalu kita lihat gaya arsitektur gedungnya, wah, maaf, kampungan abis... Wasalam. = - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, February 01, 2010 8:42 PM Subject: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya) Sebenarnya saya juga heran, mengapa orang begitu gandrung thd acara newyear concertnya vienna symp.orch. Sampai di China muncul show gadungan, dimana mereka mendatangkan romb orkes dari viena yg bernama. Symphony Wien, tapi diiklankan se akan2 vienna symp. Orch. Kalau saya sih lumayan bosan, habis isinya Johan Strauss melulu, kurang greget lah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- From: Erik rsn...@yahoo.com Date: Mon, 01 Feb 2010 08:07:46 - To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Apa relevansinya (Re: [budaya_tionghua] OOT: Sinar Harapan, Rabu Wah, surprise tahu koh ABS juga pencinta musik klasik. Bicara dirigen , entah mengapa saya tidak simpati sama si gaek Georges Pretre, udah tua bangka gitu (konon usianya lebih 80 thn?) masih jingkrak-jingkrakan gak karuan. Lebih berwibawa Zubin Mehta atau Claudio Abado yang berpenampilan anggun dan tenang. Kalo gak salah ingat, China Philharmonic juga pernah tampil tak kurang dari 5 kali di Gedung Emas Wina yang megah itu. Apakah Gedung
Re: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya)
Saya jelas tahu yg dimainkan tdk hanya johan strauss, saya menyebut namanya krn namanyalah yg paling sohor diantara komponis walsa. saya cukup menyebut namanya utk menggambarkan musik apa yg dimainkan di newyear concert, itu saja. Bagi saya, musik waltz ibaratnya musik pop atau musik disconya zaman itu, kurang kedalamannya. Semi klasiklah. Makanya tak heran di tahun 70an film dan soundtrack The Great Waltz bisa begitu populer di Indonesia (di situ semua anggota strauss diceritakan). Jelas sangat beda kelas dng musiknya Richard St misalnya, meski sama2 strauss. Secara pribadi saya lebih menyukai karya2 komponis rusia spt musogsky,Igor Stravinsky dan rahmaninov, juga dua komponis perancis Ravel dan Debusy. Mengenai pengaruh musik barat ke musik klasik Tiongkok, tdk semua positif. Misalnya gaya orkestrasi musik barat yg diadopsi sering malah menghilangkan kehalusan musik timur. Saya lebih senang mendengar komposisi klasik yg dimainkan instrument tunggal atau duo saja. Sedangkan mu Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: sumamihardja sumamihar...@yahoo.com Date: Mon, 01 Feb 2010 16:43:48 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya) Hehehe, kayaknya ko ZFY bukan penggemar musik bule nih. Saya menggemari juga dan sedikit banyak kolektor musik klasik, baik opera klasik Tionghoa, instrumen Tionghoa, lagu daerah, opera seriosa Barat dan juga simponi Barat, khususnya mazhab Rococco. Ada kekuatan dan kekurangan masing-masing aliran, tapi yang saya rasakan, musik bisa memberikan inspirasi jiwa. Entah mengapa, telinga saya mungkin kurang hi-fi, atau memang begitulah perkembangan dinamika musik, musik jaman sekarang serasa kurang merasuk dan lebih banyak bermain dengan variasi ritmik yang meskipun menggebu-gebu, tapi lebih di kulit dan di jantung ketimbang di hati dan pikiran. Btw, yang dimainkan dalam NYC sebenarnya bukan cuma dari Johann Strauss (apalagi ada si Sr. dan si Jr.). Selain itu ada Eduard Staruss, Joseph Strauss yang meskipun kadang diklasifikasikan punya sejumlah persamaan (kecuali Richard Strauss yang memang tidak ada pertalian dengan Strauss masa Roccoco ini), namun perbedaannya juga banyak. Misalnya Joseph sering memainkan Polka, sementara kakaknya, si Jr lebih ke arah Waltz. Radetsky March sendiri selalu dimainkan sebagai tanda penutup simponi, oleh karena itu, iramanya juga cocok, yaitu agar orang mulai bergerakuntuk pulang. hehehehe. Begitu mendengar lagu ini dimainkan, orang sudah tahu dan tidak akan minta more, more, karena artinya sudah tanda bubaran. Sependalaman saya dalam konser tahun baru VPO, ada juga beberapa pemusik lain yang diangkat lagunya dalam tradisi Wina-Austria-Prusia (bahkan meskipun kabarnya ada perseteruan dalam hidupnya dengan anggota keluarga Strauss), misalnya Emil Waldteuffel, Franz Lehnar dan sebagainya. Malahan, ketika konduktornya bukan dari tradisi Austria-Jerman, ada upaya untuk memberikan sentuhan musik dari luar rumpun tadi. Jadi, sebenarnya variasinya cukup banyak, meskipun bagi yang tidak begitu mendalami musik klasik, nadanya kesannya cuma ngik-ngok-ngik-ngok saja (yang kata Soekarno musik dansa-dansi sebagai warna dominan dari walsa). Dalam kaitannya dengan BT, ada sejumlah kalangan Tionghoa yang memainkan musik klasik Barat dan dikenal luas di jagat Barat. Bagi saya, kehadiran mereka cukup penting menjadi jembatan budaya, meskipun ada juga yang tulen menjadi pemusik Barat. Ada sejumlah nama yang memasukkan juga instrumen Timur dalam orkesnya, bahkan dalam bentuk orkes kamar. Penampilan 12 Gadis yang terkesan diinspirasi oleh model Simponi juga merupakan sebuah upaya promosi yang menarik, mengingat pada akhirnya kalangan ortodoks klasik Barat juga tertarik untuk mendengarkan Simponi ala Tionghoa tersebut dan memberikan apresiasi yang luar biasa juga. Dalam sepuluh tahun belakangan ini, pertukaran musik dan permainan bersama dengan ensemble campuran Timur dan Barat serta alat-alat gabungan, mulai ditingkatkan. Sebagian alat musik Tionghoa sendiri terinspirasi atau bahkan diadaptasi dari alat musik kelompok bangsa yang lain seperti misalnya Pipa (seperti mandolin dengan bentuk yang menyerupai bawang dibelah) atau ensemble dengan nada diatonis. Sebaliknya, saat ini juga pemusik di Barat berkenalan dan antusias mempergunakan yangqin dan tambur. Kalangan pendidik Tionghoa sendiri sering mempergunakan musik sebagai salah satu medium untuk memusatkan konsentrasi dan kemampuuan berpikir. Makanya dahulu, musik juga menjadi salah satu keahlian yang diperlukan untuk mendidik rakyat. Hanya masalahanya, musik yang mana dan lirik yang seperti apa. Dalam pendengaran saya, musik klasik model walsa ini (tentunya jangan terpikir ngeres untuk melihat dansa-dansi panas atau apriori bahwa akan terjadi affair akibatnya) juga punya pengaruh yang cukup baik bagi perkembangan jiwa seseorang. Hal yang