Re: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya)

2010-02-01 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
Sebetulnya bukan masalah Johan Strauss melulu, Zhou-heng
New year concert Wina memang di-design hanya untuk memainkan komposisi keluarga 
Strauss (bapak, anak dan saudara-saudara). Jadi biar sudah hampir seratus 
tahun, ya memang Strauss melulu.

Untuk komponis lain, ada acara lain. Yang tentunya boleh saja kita 'langganani' 
nontonnya kalau kita berminat, seperti halnya fans Straus 'melangganani' new 
year concert ini.

Di samping itu, jangan lupa Strauss kan orang Austria, jadi mereka di sana 
tidak pernah bosan akan dia, seperti halnya kita tidak pernah bosan akan Ismail 
Marzuki.

Soal show gadungan di RRT (jangan 'China' ah...), kalau yang didatangkan ke 
Tiongkok itu memang betulan ansamble musik dari Austria, menurut saya itu bukan 
gadungan. Karena di Austria ada banyak group musik yang beda mutunya 11-12 saja 
dengan Wiener Philharmonik (pengisi acara new year concert).
Kecuali tentunya kalau memang 100% diaku-aku sebagai Wiener Philharmonik 
padahalnya bukan.

Tapi... ini sudah tidak ada hubungannya dengan budaya tionghoa ah!
Jadi soal ini kita cukupkan sajalah sampai di sini.


Kecuali saya hanya ingin menambahkan bahwa di RRT ada ratusan ribu pemain musik 
Barat klasik dengan mutu tidak terlalu jauh di bawah musisi klasik Eropa.

Begitu juga penari ballet klasiknya.
Antara lain, tempo hari saya pernah mengemukakan di milis ini tentang penari 
ballet yang cacat.


Sementara itu bicara tentang gedung konser, dari Zhou-heng saya ingin tahu 
komentarnya tentang gedung Aula Simfonia Jakarta yang di Kemayoran itu.

Walau tidak disebutkan terang-terangan, tetapi kalau kita lihat yang biasa 
perform di situ, seperti Stephen Tong, Jahja Ling, Jessie Chang, Billy 
Kristanto, Huang Wei, Chen Yong Chen, boleh dibilang ini gedung konser-nya 
teman-teman suku tionghoa. Namun kalau dari segi itu lalu kita lihat gaya 
arsitektur gedungnya, wah, maaf, kampungan abis...

Wasalam.

= 

  - Original Message - 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, February 01, 2010 8:42 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya)



  Sebenarnya saya juga heran, mengapa orang begitu gandrung thd acara newyear 
concertnya vienna symp.orch. Sampai di China muncul show gadungan, dimana 
mereka mendatangkan romb orkes dari viena yg bernama. Symphony Wien, tapi 
diiklankan se akan2 vienna symp. Orch. 

  Kalau saya sih lumayan bosan, habis isinya Johan Strauss melulu, kurang 
greget lah. 

  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT


--

  From: Erik rsn...@yahoo.com 
  Date: Mon, 01 Feb 2010 08:07:46 -
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: Apa relevansinya (Re: [budaya_tionghua] OOT: Sinar Harapan, Rabu


  Wah, surprise tahu koh ABS juga pencinta musik klasik. Bicara dirigen , entah 
mengapa saya tidak simpati sama si gaek Georges Pretre, udah tua bangka gitu 
(konon usianya lebih 80 thn?) masih jingkrak-jingkrakan gak karuan. Lebih 
berwibawa Zubin Mehta atau Claudio Abado yang berpenampilan anggun dan tenang.

  Kalo gak salah ingat, China Philharmonic juga pernah tampil tak kurang dari 5 
kali di Gedung Emas Wina yang megah itu. Apakah Gedung Ronodipuro akan semegah 
yang di Wina itu ya?? Btw, alamat lengkap Gedung Ronodipuro di mana sih? Tolong 
diinformasikan donk, siapa tahu sekali-kali ada kesempatan kita-kita bisa 
tampil di situ juga. 

  Salam,

  Erik

  

   In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... 
wrote:


  Erik-heng, Radetzkymarsch yang setiap tahun selalu dimainkan terakhir di 
Neujahrskonzert Wina, sebagai 'bonus' (encore), adalah favorit saya nomor-1 
dari antara ciptaan Johann Strauss (Vater)!

  Dan saya selalu turut menepukkan tangan sesuai derap irama mars yang 
dipimpinkan oleh dirigen Wiener Philharmoniker (tahun ini: Georges Prêtre).
   Tetapi tentu saja bertepuk-tangannya bukan di fine dining restaurant-nya 
William Wongso, melainkan di depan layar TV ketika acara itu disiarkan! He he 
he...
   
  Wasalam.



  


Re: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya)

2010-02-01 Terurut Topik zhoufy
Saya pernah nonton pertunjukan orkestra di vienna, diadakan di salah satu 
gedung ex kompleks istana. Untungnya mainnya mozart. Dan setelah saya 
perhatikan, gedung2 pertunjukan musik disana kebanyakan diadakan di gedung2 
kuno yg sebenarnya bukan khusus didisain utk pertunjukan musik. Akustiknya ya 
alakadarnya. Hanya mungkin saja suasana klasiknya itu yg bikin orang demen, se 
akan2 hidup di zaman strauss.

Untuk saat sekarang, bakat2 bermusik memang banyak dilahirkan di RRT. Disana 
bermunculan bocah2 ajaib yg bergantian menggondol gelar juara kontes 
internasional. Seperti Lang Lang, Li Yunti dll. Ini bisa dimaklumi, karena di 
sana para orang tua di kota2 besar gandrung mengirim anak2nya les piano. 
Prosentasenya melebihi dunia barat. Untuk komponisnya, yg diakui dunia 
internasional adalah Tan Dun, yg menggubah musik opera Kaisar Qin di Newyork, 
juga penata musik Craugcing tiger nya Ang Lee. Dia pernah diundang utk mengisi 
acara tahunan pekan komponis dunia di swedia(setahun satu komponis).

gedungnya stephen Tong di kemayoran memang parah. Karena dia ini paling 
gandrung arsitektur imitasi. Di malang dia sempat membuat miniatur sydney opera 
house di atas atap bangunan empat lantai! Sekarang dia ingin memindahkan roma 
ke kemayoran rupanya. Dia sebagai pendeta, tapi tak menunjukkan kerendahan 
hati. Tdk paham arsitektur tapi nekad, tak mau berguru pada arsitek 
profesional, malah mendikte.


 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id
Date: Mon, 1 Feb 2010 22:21:45 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya)

Sebetulnya bukan masalah Johan Strauss melulu, Zhou-heng
New year concert Wina memang di-design hanya untuk memainkan komposisi keluarga 
Strauss (bapak, anak dan saudara-saudara). Jadi biar sudah hampir seratus 
tahun, ya memang Strauss melulu.

Untuk komponis lain, ada acara lain. Yang tentunya boleh saja kita 'langganani' 
nontonnya kalau kita berminat, seperti halnya fans Straus 'melangganani' new 
year concert ini.

Di samping itu, jangan lupa Strauss kan orang Austria, jadi mereka di sana 
tidak pernah bosan akan dia, seperti halnya kita tidak pernah bosan akan Ismail 
Marzuki.

Soal show gadungan di RRT (jangan 'China' ah...), kalau yang didatangkan ke 
Tiongkok itu memang betulan ansamble musik dari Austria, menurut saya itu bukan 
gadungan. Karena di Austria ada banyak group musik yang beda mutunya 11-12 saja 
dengan Wiener Philharmonik (pengisi acara new year concert).
Kecuali tentunya kalau memang 100% diaku-aku sebagai Wiener Philharmonik 
padahalnya bukan.

Tapi... ini sudah tidak ada hubungannya dengan budaya tionghoa ah!
Jadi soal ini kita cukupkan sajalah sampai di sini.


Kecuali saya hanya ingin menambahkan bahwa di RRT ada ratusan ribu pemain musik 
Barat klasik dengan mutu tidak terlalu jauh di bawah musisi klasik Eropa.

Begitu juga penari ballet klasiknya.
Antara lain, tempo hari saya pernah mengemukakan di milis ini tentang penari 
ballet yang cacat.


Sementara itu bicara tentang gedung konser, dari Zhou-heng saya ingin tahu 
komentarnya tentang gedung Aula Simfonia Jakarta yang di Kemayoran itu.

Walau tidak disebutkan terang-terangan, tetapi kalau kita lihat yang biasa 
perform di situ, seperti Stephen Tong, Jahja Ling, Jessie Chang, Billy 
Kristanto, Huang Wei, Chen Yong Chen, boleh dibilang ini gedung konser-nya 
teman-teman suku tionghoa. Namun kalau dari segi itu lalu kita lihat gaya 
arsitektur gedungnya, wah, maaf, kampungan abis...

Wasalam.

= 

  - Original Message - 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, February 01, 2010 8:42 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya)



  Sebenarnya saya juga heran, mengapa orang begitu gandrung thd acara newyear 
concertnya vienna symp.orch. Sampai di China muncul show gadungan, dimana 
mereka mendatangkan romb orkes dari viena yg bernama. Symphony Wien, tapi 
diiklankan se akan2 vienna symp. Orch. 

  Kalau saya sih lumayan bosan, habis isinya Johan Strauss melulu, kurang 
greget lah. 

  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT


--

  From: Erik rsn...@yahoo.com 
  Date: Mon, 01 Feb 2010 08:07:46 -
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: Apa relevansinya (Re: [budaya_tionghua] OOT: Sinar Harapan, Rabu


  Wah, surprise tahu koh ABS juga pencinta musik klasik. Bicara dirigen , entah 
mengapa saya tidak simpati sama si gaek Georges Pretre, udah tua bangka gitu 
(konon usianya lebih 80 thn?) masih jingkrak-jingkrakan gak karuan. Lebih 
berwibawa Zubin Mehta atau Claudio Abado yang berpenampilan anggun dan tenang.

  Kalo gak salah ingat, China Philharmonic juga pernah tampil tak kurang dari 5 
kali di Gedung Emas Wina yang megah itu. Apakah Gedung

Re: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya)

2010-02-01 Terurut Topik zhoufy
Saya jelas tahu yg dimainkan tdk hanya johan strauss, saya menyebut namanya krn 
namanyalah yg paling sohor diantara komponis walsa. saya cukup menyebut namanya 
utk menggambarkan musik apa yg dimainkan di newyear concert, itu saja. 
Bagi saya, musik waltz ibaratnya musik pop atau musik disconya zaman itu, 
kurang kedalamannya. Semi klasiklah. Makanya tak heran di tahun 70an film dan 
soundtrack The Great Waltz bisa begitu populer di Indonesia (di situ semua 
anggota strauss diceritakan). Jelas sangat beda kelas dng musiknya Richard St 
misalnya, meski sama2 strauss. 
Secara pribadi saya lebih menyukai karya2 komponis rusia spt musogsky,Igor 
Stravinsky dan rahmaninov, juga dua komponis perancis Ravel dan Debusy.
Mengenai pengaruh musik barat ke musik klasik Tiongkok, tdk semua positif. 
Misalnya gaya orkestrasi musik barat yg diadopsi sering malah menghilangkan 
kehalusan musik timur. Saya lebih senang mendengar komposisi klasik yg 
dimainkan instrument tunggal atau duo saja.


Sedangkan mu 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: sumamihardja sumamihar...@yahoo.com
Date: Mon, 01 Feb 2010 16:43:48 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Vienna symphony (Re: Apa relevansinya)

Hehehe, kayaknya ko ZFY bukan penggemar musik bule nih. Saya menggemari juga 
dan sedikit banyak kolektor musik klasik, baik opera klasik Tionghoa, instrumen 
Tionghoa, lagu daerah, opera seriosa Barat dan juga simponi Barat, khususnya 
mazhab Rococco. Ada kekuatan dan kekurangan masing-masing aliran, tapi yang 
saya rasakan, musik bisa memberikan inspirasi jiwa. Entah mengapa, telinga saya 
mungkin kurang hi-fi, atau memang begitulah perkembangan dinamika musik, musik 
jaman sekarang serasa kurang merasuk dan lebih banyak bermain dengan variasi 
ritmik yang meskipun menggebu-gebu, tapi lebih di kulit dan di jantung 
ketimbang di hati dan pikiran. 

Btw, yang dimainkan dalam NYC sebenarnya bukan cuma dari Johann Strauss 
(apalagi ada si Sr. dan si Jr.). Selain itu  ada Eduard Staruss, Joseph Strauss 
yang meskipun kadang diklasifikasikan punya sejumlah persamaan (kecuali Richard 
Strauss yang memang tidak ada pertalian dengan Strauss masa Roccoco ini), namun 
perbedaannya juga banyak. Misalnya Joseph sering memainkan Polka, sementara 
kakaknya, si Jr lebih ke arah Waltz. Radetsky March sendiri selalu dimainkan 
sebagai tanda penutup simponi, oleh karena itu, iramanya juga cocok, yaitu agar 
orang mulai bergerakuntuk pulang. hehehehe. Begitu mendengar lagu 
ini dimainkan, orang sudah tahu dan tidak akan minta more, more, karena 
artinya sudah tanda bubaran.

Sependalaman saya dalam konser tahun baru VPO, ada juga beberapa pemusik lain 
yang diangkat lagunya dalam tradisi Wina-Austria-Prusia (bahkan meskipun 
kabarnya ada perseteruan dalam hidupnya dengan anggota keluarga Strauss), 
misalnya Emil Waldteuffel, Franz Lehnar dan sebagainya. Malahan, ketika 
konduktornya bukan dari tradisi Austria-Jerman, ada upaya untuk memberikan 
sentuhan musik dari luar rumpun tadi. Jadi, sebenarnya variasinya cukup banyak, 
meskipun bagi yang tidak begitu mendalami musik klasik, nadanya kesannya cuma 
ngik-ngok-ngik-ngok saja (yang kata Soekarno musik dansa-dansi sebagai warna 
dominan dari walsa). 

Dalam kaitannya dengan BT, ada sejumlah kalangan Tionghoa yang memainkan musik 
klasik Barat dan dikenal luas di jagat Barat. Bagi saya, kehadiran mereka cukup 
penting menjadi jembatan budaya, meskipun ada juga yang tulen menjadi pemusik 
Barat. Ada sejumlah nama yang memasukkan juga instrumen Timur dalam orkesnya, 
bahkan dalam bentuk orkes kamar. Penampilan 12 Gadis yang terkesan diinspirasi 
oleh model Simponi juga merupakan sebuah upaya promosi yang menarik, mengingat 
pada akhirnya kalangan ortodoks klasik Barat juga tertarik untuk mendengarkan 
Simponi ala Tionghoa tersebut dan memberikan apresiasi yang luar biasa juga.

Dalam sepuluh tahun belakangan ini, pertukaran musik dan permainan bersama 
dengan ensemble campuran Timur dan Barat serta alat-alat gabungan, mulai 
ditingkatkan. Sebagian alat musik Tionghoa sendiri terinspirasi atau bahkan 
diadaptasi dari alat musik kelompok bangsa yang lain seperti misalnya Pipa 
(seperti mandolin dengan bentuk yang menyerupai bawang dibelah) atau ensemble 
dengan nada diatonis. Sebaliknya, saat ini juga pemusik di Barat berkenalan dan 
antusias mempergunakan yangqin dan tambur.

Kalangan pendidik Tionghoa sendiri sering mempergunakan musik sebagai salah 
satu medium untuk memusatkan konsentrasi dan kemampuuan berpikir. Makanya 
dahulu, musik juga menjadi salah satu keahlian yang diperlukan untuk mendidik 
rakyat. Hanya masalahanya, musik yang mana dan lirik yang seperti apa. Dalam 
pendengaran saya, musik klasik model walsa ini (tentunya jangan terpikir ngeres 
untuk melihat dansa-dansi panas atau apriori bahwa akan terjadi affair 
akibatnya) juga punya pengaruh yang cukup baik bagi perkembangan jiwa seseorang.


Hal yang